Categories
Opini

Disaat Senyum Muslimah Bukan Lagi Sedekah

Oleh: Lutvi Hendrawan

(Mahasantri Putra Pondok Pesantren Darul Hikam Mangli Jember dan juga Mahasiswa Semester 4 Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN KHAS Jember)

Siapa yang tidak suka dengan senyuman? hanya dengan satu senyuman seakan-akan dunia bisa diubah seperti dalam genggaman. Hanya dengan modal tersenyum, seseorang yang baru saja bertemu akan lebih mudah terasa akrab dan nyaman. Oleh karena itu tak heran jika karyawan-karyawati berbagai perusahaan selalu melempar senyuman dalam setiap pelayanan, agar dapat memikat hati para pelanggan.

Senyum memang memiliki daya pikat luar biasa. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya kalian tidak akan bisa menarik hati manusia dengan harta kalian, maka tariklah hati mereka dengan wajah berseri (senyuman) dan akhlak mulia.” (HR. at-Tirmidzi). Senyum itulah yang senantiasa terpancar dari wajah mulia Rasulullah SAW. Bahkandisaat diperlakukan tidak sopan, Rasulullah SAW tetap tersenyum.

Suatu ketika Rasulullah SAW didatangi oleh seorang arab Badui. Dengan lancangnya si Badui bersikap kasar dengan menarik selendang Rasulullah SAW hingga berbekas warna merah di leher mulia Rasulullah SAW. Orang Badui itu dengan lantang mengatakan, “Wahai Muhammad, perintahkan sahabatmu untuk memberiku uang dari baitul-mal.” lalu Rasulullah SAW menoleh kepadanya dengan lembut seraya tersenyum, lalu menyuruh sahabat memberinya harta yang berasal dari baitul-mal sesuai dengan permintaannya.

Selain sosok yang murah senyum, Rasulullah SAW juga menganjurkan para sahabatnya untuk menyebar senyum. Rasulullah bersabda, “Senyummu di hadapan sudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu.” (HR at-Tirmidzi). Akan tetapi Rasulullah SAW juga mewanti para sahabatnya agar tidak menyepelekan soal bermuka manis dengan murah senyum. Rasulullah SAW mengingatkan, “Janganlah sekali-kali engkau menganggap remeh suatu perbuatan baik, meskipun (perbuatan baik itu) dengan engkau menjumpai saudaramu (sesama muslim) dengan wajah yang ceria (tersenyum).” (HR. Muslim)

Namun yang perlu diperhatikan, apabila yang tersenyum itu merupakan seorang muslimah yang mampu memikat jiwa terhadap seorang pria yang tidak punya ikatan keluarga, apakah patut yang demikian ini tetap bernilai pahala atau sedekah? Apakah hal ini tetap dianjurkan untuk tersenyum dengan wajah yang berseri-seri ketika seorang muslimah berjumpa dengan seorang pria? Lebih-lebih, jika seorang muslimah  berparas cantik jelita.

Tersenyum saat berjumpa saudara seiman memang sangat dianjurkan. Hal ini sudah jelas didalam hadis berikut ini:

تبسمك في وجه أخيك لك صدقة

“Senyummu di hadapan sudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu.” (HR at-Tirmidzi)

Kata saudara (akhun) dalam hadis tersebut berbentuk tunggal (mufrad) yang disandarkan pada kata setelahnya (mudhâf). Menurut aturan Ushul Fikih, karakter semacam ini mengindikasikan universal (‘am). Sehingga, pada dasarnya seorang muslimah juga dapat masuk dalam lingkup hadis tersebut, baik yang masih muda maupun lanjut usia. Akan tetapi, universalitas kata saudara (‘akhun) itu dibatasi (takhshîsh) oleh hadis lain yang menyebut seorang wanita dapat menjadi fitnah terbesar bagi kaum pria. Rasulullah SAW bersabda:

ما تركت بعدي فتنة أضر على الرجال من النساء

“Tidaklah aku tinggalkan fitnah (cobaan) yang paling berat bagi laki-laki selain fitnah (cobaan) wanita” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Di hadis lain, Rasulullah SAW bersabda:

المرأةُ عورةٌ ، فإذا خرَجَتْ اسْتَشْرَفَها الشيطانُ

“Wanita adalah aurat, jika ia keluar, setan akan menghiasinya” (HR. at-Tirmidzi)

Oleh karena itu bisa kita simpulkan, bolehnya seorang muslimah tersenyum terhadap seorang pria saat berjumpa ialah terbatas saat aman dari fitnah. Itupun dengan mengikuti pendapat Ulama yang menyatakan bahwa wajah tidak termasuk aurat bagi muslimah. Berbeda dengan pendapat yang kuat (al-Ashah) yang memasukkan wajah, selain bola mata, pada aurat. Hal ini selaras dengan persoalan mengucap salam kepada lawan jenis. Imam Ibnu Hajar al-Haitami dalam kitab Fathul-Bâri-nya, mengomentari salah satu sub tema dalam kitab Shahîhul-Bukhârî, yaitu laki-laki yang mengucap salam terhadap wanita dan sebaliknya, bahwa kebolehan saling berucap salam itu hanya terbatas saat aman dari fitnah.

Yang patut kita pertanyakan, di era milenial ini, mungkinkah aman dari fitnah saat seorang gadis melempar senyumnya kepada  seorang pria yang dijumpainya? Apalagi, jika sang gadis berparas cantik jelita dan sangat menawan, ditambah dengan tatapan lama dan penuh hasrat? Hal ini belum mempertimbangkan pendapat yang kuat (Al-Ashah) yang menyatakan wajah seorang wanita bagian dari aurat. Sungguh, bukan murah senyum yang wanita dapat, justru senyum murahan yang ia perlihatkan.

Disisi lain, muslimah yang senyumnya menawan diacungi jempol oleh Rasulullah SAW. Rasulullah SAW pernah ditanya; “Wanita yang bagaimana yang paling baik?” Beliau menjawab: “Jika dipandang (suami) ia menyenangkan, jika diperintah ia taat, dan ia tidak menyelisihi suaminya dalam perkara-perkara yang dibencinya, baik dalam diri maupun harta” (HR. Ahmad).

Dari sini, terkait dengan soal senyuman, para ulama memberi syarat bolehnya seorang muslimah tersenyum pada lelaki yaitu, selama tidak dikhawatirkan menimbulkan fitnah. Alangkah indahnya jika seorang muslimah dapat menjaga senyumnya hanya untuk mereka yang berhak menikmati. Sayyidah Aisyah mengungkapkan, “Rasulullah ketika bersama istri-istrinya adalah sosok suami yang paling perhatian dan paling mulianya manusia yang dipenuhi dengan tawa dan senyum simpul.” (HR. Ibnu Asakir).

Oleh karena itu sudah selayaknya seorang muslimah dapat  menjaga diri dan menyucikan hati. Ia tetap harus murah senyum seperti anjuran Nabi, namun yang perlu diperhatikan jangan sampai memberi senyum murahan, yaitu senyuman kepada lawan jenis yang tentu saja sangat disukai oleh setan yang terkutuk. Yang pada awalnya kita mengharap sebagai senyuman sebagai ibadah akan tetapi malah berbalik menjadi laknat.

Terakhir, Penulis teringat dengan firman Allah SWT:

عَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ    

“Boleh jadi, kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah yang paling mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216) Titik pointnya yakni pada ungkapan: “boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu”. Wallahu a’lam bi as-sawab

Categories
Opini

Diam Yang Menyelamatkan

Oleh: Miftakhul Jannah (Mahasantri Darul Hikam Prodi Bahasa Sastra Arab Semester 5)

Lisan merupakan salah satu bentuk kenikmatan yang Allah SWT anugerahkan kepada kita. Hakikatnya lisan diciptakan senantiasa untuk banyak menyebut asma Allah SWT. Namun belakangan ini tak jarang ditemukan orang yang sering berkata hal yang tak baik termasuk juga hal yang bathil. Lisan memang sulit untuk dikendalikan. Lisan yang tak terkontrol dapat menimbulkan seseorang terperangkap dalam jerat permusuhan, hingga berujung pertumpah darahan. Na’udzubillah. Salah satu sikap bijak agar tidak terjadi hal demikian ialah diam. Iya diam. Diam merupakan kunci keselamatan. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW dari sahabat Abdullah bin Amr, beliau berkata“Barang siapa yang diam niscaya ia akan selamat.”(H.R Tirmidzi). Memang benar apa yang beliau katakan, dengan diam seseorang tidak akan terjerumus dalam jurang kebinasaan terlebih kemaksiatan. Bahkan, dalam sikap diam pun tersirat tingkat kedalaman iman seorang hamba terhadap tuhan-Nya. Sebagaimana telah ditegaskan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللّٰه واليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيصْمُتْ

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berbicara yang baik atau diam”(Muttafaq ‘alaih : Imam Bukhari, no. 6018; Imam Muslim, no.47)

Memang diam bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilakukan, terlebih berbicara merupakan salah satu bentuk interaksi manusia dengan manusia yang lain. Karena manusia termasuk makhluk sosial. Akan tetapi sikap diam merupakan paling tingginya ibadah dan bisa menjadi cerminan hati seseorang. Seseorang yang bijak akan mencerna perkataannya terlebih dahulu sebelum dikeluarkan, bahkan sangat teliti dalam mempertimbangkan perkataan. Terlebih seorang muslim. Karena sebaik-baiknya muslim ialah yang menjaga muslim yang lain dari gangguan lisan dan tangannya. Lantas apakah diam yang menyelamatkan yang dimaksudkan? Nah, diantaranya ialah menghindari statement atau pembicaraan yang unfaedah yang berbau kemaksiatan dan berujung kesia-siaan, seperti halnya debat kusir, dusta yakni berkata-kata yang tidak sebenarnya, syatm yakni perkataan yang mengandung unsur penghinaan, buhtan yakni menyebarkan kebohongan dengan tujuan untuk menjatuhkan harga diri seseorang dan menggunjing atau membicarakan keburukan orang lain, dalam Islam disebut dengan ghibah.Yang mana ghibah tersebut sangat dilarang keras untuk dilakukan, bahkan seseorang yang melakukan ghibah diibaratkan seperti memakan daging saudaranya yang sudah mati (bangkai). Sebagaimana firman Allah SWT yang termaktub dalam Q.S Al Hujurat/ 12:

يٰأيُّهَا الّذِيْنَ اٰمَنُوْا اجْتَنِبُوْا  كَثِيْرًا مِنَ الظنِّ، إنّ بَعْضَ الظنّ اثم ولاَ تجسّسُوْا ولا يغْتَب بَعْضُكُمْ بَعْضًآ أيُحِبُّ اَحَدُكُمْ أن يَأْكُلَ  لحْمَ اخِيْه مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ، وَإتَّقُوا اللّٰه، إنّ اللّٰهَ توّابٌ رّحِيْمٌ ( الحجرات/١٢)

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.”

Na’udzubillahi min dzalikjami’an, semoga kita semua terhindar dari hal demikian. Tak hanya itu saja, bahkan banyak sekali pepatah yang mengatakan perihal bobroknya lisan yang tak asing kita dengar, diantaranya“Jika pedang melukai tubuh masih ada harapan untuk sembuh, jika lidah melukai hati dimana obat hendak dicari.” Dari situ terlihatjelas bahwa lisan lebih tajam daripada pedang, tidaklah mudah menyembuhkan hati yang terluka akibat goresan ucapan lidah meski tak berdarah. Dengan itu diam lebih utama dari berkata-kata. Ali bin Abi Thalib radhiyallahu‘anhu berkata: “Seseorang mati karena tersandung lidahnya, dan seseorang tidak mati karena tersandung kakinya, tersandung mulutnya akan menambah (pening) kepalanya sedangkan tersandung kakinya akan sembuh secara perlahan.”Maka dari itu berpikir cermat sebelum berbicara mutlak harus diupayakan agar terhindar dari kerusakan terlebih kemaksiatan. Lukman berkata kepada sang anak “Andaikata bicara terbuat dari perak, maka diam dari emas”, yang kemudian ditambahkan oleh Ibnu Al Mubarak “Andaikata perkataan dalam mentaati Allah SWT adalah perak, maka diam dari maksiat kepada Allah SWT adalah dari emas.”Sungguh diam lebih berharga dari berkata-kata. Perlu kita ingat “Mulutmu harimaumu”. Jikalau tidak bisa berkata baik niscaya diam lebih baik. Karena dengan diam, risiko tergelincir akan semakin kecil.

Wallahua’lamubisshawaab.

Categories
Opini

Tips Judul Berita Unik dan Menarik ala Wartawan

Oleh: Erni Fitriani, S.Pd (Pengajar Jurnalistik Ponpes Darul Hikam Jember)

Ketika anda ingin membuat sebuah berita, hal yang paling penting dan mendasar adalah judulnya. Seorang wartawan senior yang juga konsultan ahli untuk komunikasi dan media massa, Tri Juli Sukaryana mengungkapkan bahwa membuat judul berita itu gampang-gampang susah. Gampang ketika di awal liputan anda sudah mengetahui gambaran akan judulnya. Dan susah ketika selesai liputan anda belum terpikirkan judul apa yang kira-kira mau dibuat.  

Oleh karena itu, untuk memudahkan anda dalam membuat judul, sebaiknya seorang wartawan menentukan terlebih dahulu sudut pandang atau framing berita yang akan ditulis.

Judul yang baik adalah judul yang mampu memikat pembacanya untuk terus membaca dan menyelesaikannya hingga akhir. Berikut ini kami sajikan tentang tips membuat judul yang unik dan menarik ala wartawan.

Pertama, menggambarkan isi dan kalimat lengkap SPOK

Cara membuat judul berita yang baik yaitu dengan menggunakan susunan kalimat SPOK (subjek, predikat, objek dan keterangan) atau minimal terdiri atas subjek (s) dan predikat (p).

Contoh: LPG langka.

Dari teks di atas didapati bahwa LPG berperan sebagai “Subjek” dan Langka merupakan kata sifat atau “Predikat”. Judul seperti contoh tersebut sudah cukup mewakili jika anda ingin membuat sebuah berita.

Kedua, membuat penasaran pembaca

Contoh: Warga asal Ponorogo Bangun Tembok di Gang, 13 KK Tidak Bisa Lewat, apa Alasannya?

Judul di atas mencoba memunculkan kata mengapa (Why) peristiwa itu bisa terjadi? Tentu dari judul tersebut akan membuat pembaca penasaran, kira-kira apa penyebabnya. Maka dari itu, anda dapat menggunakan alternatif judul menggunakan Why adalah yang paling disarankan.

Ketiga, mampu menggoda pembaca (ada unsur Wow)

Contoh: Digugat Panji Gumilang Rp 1 Triliun, Anwar Abbas Tegaskan Taat Hukum.

Salah satu cara untuk membuat judul anda menggoda adalah dengan memasukkan kata yang memuat unsur wow. Misalnya pada judul di atas, unsur wownya adalah nominal 1 Triliun karena itu bukan nominal yang lazim. Uang 1 triliun sudah termasuk uang yang sangat banyak sekali dan hanya dimiliki oleh orang kaya atau menengah ke atas.

Keempat, tidak bertele-tele

Contoh: Warga Ponorogo Nekat Bangun Tembok di Gang Akses Jalan, Tetangga Tidak Bisa Lewat, ternyata Ini Alasannya.

Judul di atas terlalu panjang karena memuat 16 kata. Judul berita yang baik biasanya berkisar antara 8 hingga 12 kata. Ini juga tergantung kepada kesepakatan masing-masing perusahaan. Semakin pendek judul yang anda buat maka akan semakin baik karena langsung kepada poin utama berita.

Sehingga judul di atas dapat diubah menjadi: “Pria Asal Ponorogo Tembok Gang Akses 13 KK, ini alasannya”.

Kelima, tidak membocorkan isi

Contoh: Merasa dikucilkan, Warga di Ponorogo Tembok Gang Akses 13 KK

Sudah jelas bahwa judul di atas sudah memuat/ membocorkan isi berita yaitu pada kata “merasa dikucilkan”. Ketika pembaca sudah tahu isi dari berita itu bahwa pemilik rumah merasa dikucilkan, maka akan hilang secara otomatis rasa penasaran dari pembaca. Ini bukanlah hal yang salah, namun sebaiknya dihindari.

Alangkah lebih baiknya, judul diganti dengan, “Warga di Ponorogo Tembok Gang Akses 13 KK, ini penyebabnya”.

Dengan memberikan pemantik seperti contoh judul di atas maka pembaca akan lebih tertarik untuk meng-klik judul dan pembaca akan menemukan sendiri penyebab dari masalah setelah ia menyelesaikan bacaannya.  

Keenam, setiap awal kata menggunakan huruf besar (kapital)

Contoh: Panji Gumilang Geram Al-Zaytun Dicap Sesat: yang Tetapkan Siapa?

Judul yang baik adalah judul ditulis sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Yaitu apabila ketika menulis sebuah judul maka harus diawali dengan huruf kapital pada setiap katanya seperti pada contoh di atas. Hanya ada satu kata yang menggunakan awalan huruf kecil yakni pada kata “yang” karena ia termasuk kata sambung sehingga ditulis dengan huruf kecil.

Ketujuh, kata sambung ditulis menggunakan huruf kecil.

Contoh: Anggota DPR Bangga dengan Permainan Timnas saat Ladeni Argentina.

Seperti yang sudah kami jelaskan pada paragraf sebelumnya, yaitu ketika di dalam judul terdapat kata sambung maka wajib ditulis menggunakan huruf kecil. Bisa anda cermati dalam judul di atas memuat kata sambung “dengan” dan “saat” sehingga wajib ditulis menggunakan huruf kecil.

Kedelapan, pilih diksi populer

Anda dapat menciptakan judul berita yang unik dan menarik yaitu dengan menggunakan diksi yang populer. Apalagi ketika berita anda diterbitkan di media online. Memilih diksi populer akan sangat menguntungkan anda karena judul dengan diksi populer akan lebih mudah memikat pembaca dan otomatis jumlah viewers akan meningkat. Kebanyakan judul yang digandrungi di media online adalah judul tentang ‘how to’ dan ‘what’.

Kesembilan, hindari menulis singkatan tidak umum

Kesalahan umum yang sering dilakukan oleh penulis pemula adalah dengan membuat judul dengan singkatan yang tidak lazim/ umum. Harus kita pahami bahwa tidak semua orang tahu tentang berbagai singkatan. Yang biasa dibuat singkatan adalah nama lembaga atau organisasi, namun apabila nama tersebut jarang diketahui orang banyak sebaiknya tidak perlu disingkat tapi tulis apa adanya dan kemudian berikan penjelasan pada teks bila diperlukan.

Kesepuluh, hindari judul normatif

Hindarilah judul normatif karena cenderung tidak menarik. Judul normatif tidak akan bermasalah jika dipakai dalam acara formal atau resmi seperti sambutan/ pidato. Semoga bermanfaat.

Categories
Opini

Cara Menyusun Artikel Opini Yang Baik Dan Benar

Oleh: Erni Fitriani, S.Pd (Pengajar Jurnalistik Ponpes Darul Hikam)

Anda ingin menyusun sebuah artikel/ opini tapi bingung mulai dari mana? Untuk menyusun sebuah artikel yang baik dan benar dibutuhkan langkah-langkah terstruktur dan terukur agar artikel yang anda tulis dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca.

Jika dilihat dari definisinya, artikel adalah sebuah teks karangan yang dibuat berdasarkan fakta dan opini untuk kemudian dipublikasikan di media massa baik cetak maupun elektronik. Artikel memiliki tujuan menyampaikan suatu gagasan penulis yang memuat data dan fakta akurat. Artikel berfungsi mendidik, meyakinkan, dan juga menjadi sarana hiburan bagi pembaca.

Artikel ini biasanya ditulis dalam bentuk opini. Opini dipakai sebagai sarana untuk menanggapi sebuah permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat sekaligus memberikan solusi dari permasalahan tersebut. Yang perlu menjadi perhatian ketika menulis opini yaitu solusi yang ditawarkan adalah berasal dari data dan fakta akurat sehingga dapat diuji kebenarannya.

Untuk menghasilkan artikle/opini yang berkualitas, maka dibutuhkan tips cara menyusunnya adalah sebagai berikut.

Pertama, Perhatikan Topik yang Diangkat

Topik harus aktual. Jika anda membuat sebuah opini, langkah pertama yang harus anda lakukan ialah memilih topik. Topik yang dipilih harus terkini/aktual sehingga menarik untuk dibahas dan diselesaikan permasalahannya.

Tulis tema yang dikuasai. Saat anda menulis artikel, pilihlah tema yang anda kuasai. Karena ketika menulis artikel opini maka kita juga harus punya pengetahuan tentang poin yang akan kita bahas tersebut. Dengan memilih topik yang sudah akrab dengan kita, ini akan memudahkan anda dalam menulis.

Tulisan harus orisinil. Saat membuat tulisan jenis apapun, sudah menjadi kewajiban bagi penulis untuk memastikan keorisinilan tulisan. Tulisan yang orisinil akan memiliki daya jual yang tinggi dan menjadi tulisan yang berkualitas dan bisa dipertanggung jawabkan.

Tulisan tidak berbau SARA. Tulisan yang tidak berbau SARA artinya tulisan anda tidak membahas konten-konten sensitif terkait suku, agama, ras dan antar golongan. Mengapa menulis yang berbau SARA ini tidak disarankan? Karena jika anda salah sedikit saja menyinggung isu tersebut, fatalnya ini dapat menimbulkan perpecahan antar umat manusia. Apalagi sejenis artikel opini yang memuat pendapat atau opini pribadi dari penulis. Misalnya meskipun anda sudah melengkapi tulisan dengan referensi ilmiah sekalipun, namun membahas isu SARA tetap menjadi rawan dan sangat berbahaya. Maka dari itu, membahas isu-isu SARA sebaiknya dihindari.

Pahami Segmen Media yang Dituju. Ketika anda ingin menerbitkan tulisan di ‘Media A’, penting bagi anda untuk memahami karakteristik dari media tersebut. Bagaimana terkait dengan templatenya, jumlah katanya? Apa yang menjadi batasan-batasan media tersebut? Isu-isu apa yang sebaiknya dipilih dan dimunculkan? Apa yang menjadi kekhasan media tersebut? Serta hal-hal lainnya yang membuat peluang tulisan anda bisa diterima oleh media yang bersangkutan.  

Kedua, perhatikan Struktur Penulisan Artikel Opini

Mengutip dari Buku Jurnalistik Dasar karya Khoirul Muslimin, ada lima struktur artikel opini yang harus dipenuhi ialah sebagai berikut.

Headline dan byline. Headline dan byline biasanya memuat judul artikel yang merupakan bagian teratas dari sebuah artikel opini. Pada bagian ini penting untuk dibuat semenarik mungkin agar dapat menarik perhatian pembaca.

Lead (kepala artikel).Lead adalah intro artikel. Anda dapat mengisi bagian ini dengan memberikan penjelasan dari peristiwa yang akan ditulis, pernyataan aktual, dan rangkuman dari sebuah peristiwa. Lead  juga harus dibuat semenarik mungkin seperti pada judul, karena lead juga menjadi penentu akankah pembaca tertarik untuk melanjutkan bacaannya atau tidak.

Neck (leher artikel). Leher artikel ini berfungsi untuk mengaitkan bagian lead dengan isi artikel sehingga tercipta kesinambungan yang baik antar paragraf diantara keduanya.

Content (isi artikel). Pada bagian ini, anda dapat menulis tentang permasalahan yang sesuai dengan topik dengan lebih detail. Anda bisa menguak permasalahan yang ada dengan disandingkan bersama data dan fakta akurat. Jadi, meskipun artikel opini ini dominan dengan pendapat atau opini penulis, namun juga harus tetap ilmiah dalam proses menulisnya. Opini biasa ditulis dengan bahasa populer agar lebih mudah dimengerti semua khalayak. Dalam artikel opini, anda juga bisa memasukkan data berupa kutipan beberapa tokoh dan hal-hal lainnya yang dapat menguatkan isu yang anda bahas.

Leg (kaki artikel). Anda dapat mengisi bagian ini dengan memasukkan kesimpulan terkait isu yang dibahas/ penegasan dari opini. Anda juga bisa memberikan saran terkait masalah/ isu dengan memberikan solusi alternatif atas permasalahan tersebut yang berdasarkan hasil riset dan kajian yang akurat.

Ketiga, Pahami Cara membuat Artikel Opini

Untuk membuat artikel opini yang baik dan benar, maka disajikan cara sebagai berikut.

  • Tentukan topik aktual yang ingin anda bahas dan tanggapi.
  • Pilih posisi anda sebagai pihak yang pro atau kontra dari isu yang ingin anda tanggapi tersebut.
  • Setelah menentukan posisi sebagai pihak pro atau kontra, selanjutnya anda dapat mulai menulis dengan beracuan pada struktur opini yang sudah kami jelaskan sebelumnya. Buatlah tulisan secara runtut dan sistematis agar tulisan anda menjadi menarik dan mudah dipahami.

Bagaimana? Mudah bukan? Setelah memahaminya, apakah anda tertarik untuk membuat sebuah artikel opini? Jika iya, mulailah melakukannya sekarang. Selamat belajar dan berkarya! Semoga bermanfaat.

Categories
Opini

Pantaskah Muslimah Salihah Tampil di Sosial Media?

Oleh : Lutvi Hendrawan (Mahasantri Putra Pondok Pesantren Darul Hikam Mangli Jember dan juga Mahasiswa Semester 4 Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN KHAS Jember)

Menjadi seorang muslimah ialah suatu kebanggaan yang patut untuk disyukuri dalam hati yang terdalam, terlebih jika menyandang predikat muslimah salihah. Tentu ada banyak hal yang harus ditempuh untuk menjadi perempuan yang bergelar salihah, karena memperoleh gelar tersebut tidaklah mudah bahkan lebih sukar dari sekadar mendapat titel sarjana. Akan tetapi seiring berkembangnya zaman hal yang sangat mudah kita jumpai seorang muslimah yang tampil di media sosial. Namun demikian pantaskah bagi seorang muslimah eksis dan memposting wajahnya di media sosial? hal ini tentunya menarik untuk kita kaji lebih dalam.

Aktif menggunakan sosial media bukanlah hal yang buruk bagi seorang muslimah. Selagi hal tersebut dijadikan media silaturahim atau hal-hal yang dianjurkan oleh syariah Islam. Seorang muslimah diibaratkan sebuah permata yang harus terjaga dan terkunci rapat-rapat di dalam rumah. Oleh karena itu, dia dapat terhindar dan jauh dari pandangan seorang pria yang seakan-akan hendak mencurinya. Begitu pula keanggunan dan kecantikan seorang muslimah ibarat berlian yang sangat berharga. Oleh karena itu, tidak selayaknya diumbar di sosial media, bahkan bisa menjadi tontonan gratis para pria. Lebih-lebih mungkin bisa sampai menjadi pemuas nafsu birahi pandangan mereka. Tentu tidak ada perempuan yang menginginkan dirinya menjadi pemuas nafsu lelaki yang belum berstatus suaminya yang sah.

Rasulullah SAW bersabda: “Wanita dinikahi karena empat perkara: harta, tahta, kecantikan, dan agamanya. Perhatikanlah wanita yang beragama (religius), maka kau tidak akan fakir di dunia.” Rasulullah SAW menempatkan kecantikan wanita di urutan kedua bukanlah suatu kebetulan, akan tetapi menjadi bukti bahwa kecantikan dan keanggunan merupakan senjata ampuh bagi kaum hawa dalam menaklukkan hati kaum adam. Bahkan lelaki yang kejam sekalipun, bisa meleleh kekejamannya oleh sebab kecantikan seorang perempuan.

Soal kecantikan perempuan, pria mana yang tak tergoda dan terpesona dengan keanggunan seorang perempuan, bahkan sering membuat anak-anak muda rela bertekuk lutut di hadapannya. Harta bahkan apapun itu, rela mereka pertaruhkan sebab terkurung hatinya oleh sihir kecantikan seorang perempuan. Terkadang banyak yang mengemis cinta di hadapan perempuan cantik nan jelita, lemah tak berdaya sudah hal yang lumrah terjadi. Maka tak heran mayoritas kaum hawa berlomba-lomba dalam merias raut wajah. Selalu ingin tampil menarik sehingga menebar pesona di hadapan kaum pria. Rela mengeluarkan biaya ratusan ribu bahkan berjuta-juta demi bisa membawa pulang alat-alat kecantikan atau bedak pemutih demi mempercantik raut wajah.

Tak lepas dari gaya hidup (lifestyle) kebanyakan orang zaman sekarang tidak luput dari dunia maya, sehingga jika tidak diekspos di media sosial ada hal yang kurang bagi dirinya. Sehingga dengan adanya hal itu lingkup baru kehidupan bersosial yang menjadi faktor utama para perempuan maupun pria selalu tampil di kehidupan tidak nyata. Oleh karena itu, jarang ditemukan kaum wanita yang menutup diri atau memposting fotonya di sosial media.

Seorang muslimah sudah seharusnya menutup diri, kecuali bagi keluarganya sendiri. Di dalam al-Quran pun ketika menyinggung kisah sosok wanita, tak satupun ayat menyebut nama perempuan secara jelas (sharih). Sebatas nama wanita saja, al-Quran tidak menyebutkan, lebih-lebih wajah dan kecantikannya secara alami. Maka tak selayaknya para muslimah memajang foto dan wajahnya di dunia maya hingga menjadi tontonan para lelaki. Kecuali ada satu nama wanita yang disebutkan namanya dalam al-Quran secara sharih. Sayyidatina Maryam, dialah sosok wanita salihah yang dipuji-puji. Ibunda dari nabiyullah Isa, satu-satunya nama wanita yang diabadikan namanya menjadi nama surah dalam kitab suci yakni al-Qur’an.

Sekalipun muslimah bercadar tidak elok di pandang mata bila fotonya terpajang di dunia maya. Cukuplah keindahan gaun Muslimah dan kain cadarnya sebagai penutup aurat dan wajahnya. Menjaga diri dari pandangan seorang pria, demi menanti sosok pria salih yang akan menjadi jodohnya. Tidak perlu gundah dan resah, takut tidak laku menikah. Sebab wanita salihah akan dipertemukan dengan lelaki yang salih juga. Dalam al-Qur’an Allah berfirman (artinya), “Wanita keji bagi laki-laki yang keji. Wanita yang baik bagi laki-laki yang baik. Merekalah orang-orang yang dibebaskan dari apa yang mereka katakana. Bagi merekalah (orang-orang yang baik) ampunan (Tuhan) dan rezeki yang mulia.” (QS. An-Nur, ayat 25).

Rasulullah SAW pernah bersabda, “Dunia ibarat sebuah harta. Dan sebaik-sebaiknya harta dunia ialah wanita salihah,” (HR. Ibnu Umar). Maka Muslimah yang cantik nan jelita serta menutup diri dari gemerlap dunia maya sekaligus salihah, dialah ibarat intan permata tak bernilai harganya bagi keluarganya dan patut mendapat pujian Allah dan Rasul-Nya. Cukuplah keluarganya yang merasakan keindahan perangai dan keanggunan diri seorang muslimah. Menjadi Muslimah yang didamba-damba bagi para lelaki salih, serta buah kebanggaan bagi keluarganya. Rasulullah SAW pernah bersabda, “Sebaik-baiknya wanita, dialah yang membahagiakan ketika dilihat, taat ketika diperintah, dan tidak menyalahi di dalam diri dan hartanya,” (HR. al-Hakim).

Sekarang pun mulai banyak muncul muslimah bercadar yang semangat untuk tampil di sosial media. Kegiatan apapun yang bersinggunan dengan sosok muslimah, sambil bercadar dan bergaun indah mereka posting di sosial media. Hemat penulis mungkin hal itu muncul dari ghirah semangat kaum Muslimah dalam berdakwah. Namun, apakah tidak lebih baik mereka berdakwah dari keluarga masing-masing hingga ditiru oleh satu keluarga hingga terbentuklah lingkungan yang sarat akan menjadi muslimah salihah. Sebab tanda seorang Muslimah yang beriman dialah yang pemalu. Sebab pemalu merupakan sebagian dari keimanan kepada Allah. Malu perilaku jelek dan kecantikan wajahnya tersebar di sekelilingnya. Wallahu a’lam bi as-sawab

Categories
Opini

Cara Mudah Menulis Berita untuk Pemula

Oleh Erni Fitriani (Pengajar Jurnalistik Ponpes Darul Hikam Jember)

Apakah anda seorang penulis pemula yang tertarik menulis teks berita, tetapi tidak tahu bagaimana proses penulisannya? Berikut ini kami sajikan beberapa tips nulis, untuk membantu anda memahami cara mudah menulis berita.

Sebelum masuk ke pembahasan yang lebih lanjut, kita perlu tahu terlebih dahulu definisi berita itu sendiri. Berita adalah sebuah laporan mengenai suatu peristiwa yang baru/ aktual yang mengutamakan data dan Fakta aktual serta ditulis tanpa opini penulis.

Berita biasanya dibuat oleh seorang wartawan yang turun langsung ke lapangan (tempat lokasi kejadian), melakukan observasi dan wawancara kepada pihak-pihak terkait untuk mendapatkan informasi yang valid. Pada umumnya, berita dibagi menjadi dua jenis, yakni straight news atau hard news (berita langsung) dan in-depth news (berita mendalam).

Bagaimana ciri-ciri Teks Berita?
Pertama, sifatnya faktual dan aktual

Faktual artinya informasi yang disajikan adalah sesuai fakta, nyata, benar benar terjadi atau bukan karangan. Sedangkan aktual memiliki arti masih hangat/baru dan tengah menjadi perbincangan khalayak ramai.

Kedua, unik dan menarik
Dengan memilih kata yang tepat untuk judul dan bahan berita, ini akan membuat berita anda menjadi lebih menarik. Misalnya dengan menggunakan kata-kata yang unik dalam penyebutan istilah tertentu yang dapat menarik minat pembaca.

Ketiga, memberikan pengaruh untuk masyarakat luas
Berita sebagai salah satu sumber informasi bacaan yang dikonsumsi publik tentu harus memberikan pengaruh yang baik. Penyajian informasi berita harus benar-benar dipastikan berasal dari sumber yang kredibel dan terpercaya sehingga mampu menghasilkan berita yang berkualitas tinggi.

Keempat, dilengkapi waktu, kronologis kejadian, dan objektif
Teks berita yang baik dilengkapi dengan runtutan waktu dan kronologis kejadian (kapan, dimana), yang termasuk ke dalam unsur 5W+1H. Selain itu, berita juga harus objektif, sesuai kejadian asli dan ditulis tanpa melibatkan pandangan atau opini pribadi yang dapat mempengaruhi pembaca.

Kelima, sesuai EYD
Setelah tulisan anda selesai, cek kembali bagaimana struktur kalimat, tata bahasa, ejaan, dan konsistensinya. Gunakan bahasa yang baku, sederhana, dan komunikatif. Anda juga dapat menggunakan alat bantu berupa kamus bahasa Indonesia online yang mudah dibawa kemana-mana sehingga proses edit bisa berjalan lebih mudah.

Struktur Teks Berita
Dalam buku Kokasih dan Endang Kurniawan berjudul “Jenis-jenis Teks: Fungsi, struktur, dan kaidah kebahasaan” dijelaskan bahwa struktur berita tersaji dalam bentuk piramida terbalik yakni mulai dari sangat penting, kurang penting, dan tidak penting.

Judul berita (headline)
Judul merupakan gong utama dari berita itu sendiri. Semakin menarik judul, maka akan semakin banyak jumlah viewersnya. Adapun ciri judul berita yang baik yakni menggunakan bahasa baku, singkat, padat, lugas, komunikatif dan mampu menggambarkan isi berita.

Kepala berita (Lead)
Pada bagian ini anda dapat memasukkan unsur utama berita berupa 5W+1H. Lead juga diartikan sebagai teras atau pengantar dari teks berita. Sama seperti halnya ketika membuat judul, lead juga harus dibuat semenarik mungkin karena lead yang menjadi penentu apakah pembaca akan melanjutkan bacaannya atau tidak. Contohnya:

Media Center Darul Hikam- Pondok Pesantren memiliki misi guna meningkatkan dakwah Islam, sehingga perlu adanya pemahaman fiqih bagi santri sebagai bekal hidup di masyarakat. Menjelang libur bulan Syawal 1444 H, Pondok Pesantrem Darul Hikam menggelar penutupan ta’lim dengan pembelajaran fiqih ubudiyah dan perawatan jenazah. Acara tersebut bertempat di Pondok Cabang Putri Jalan Jumat pada Kamis (13/4).

Tubuh berita (Body)
Body/ tubuh berita ialah bagian tengah dari teks berita. Tubuh berita berisi penjelasan yang lebih lanjut dari 5W+1H yang ada sebelumnya pada lead. Umumnya bagian ini berisi jawaban atas pertanyaan “why dan how” yang memuat latar belakang perisitiwa itu terjadi. Oleh karenanya, bagian lead ini bagian yang panjang karena memuat banyak informasi.

Ekor berita (Tail)
Ekor berita atau tail, adalah bagian dari teks berita yang letaknya paling akhir. Pada bagian ini anda dapat mencantumkan informasi tambahan, kesimpulan, maupun informasi yang tidak penting. Apabila informasi pada bagian ini dihapus, maka tidak akan memberikan pengaruh kepada teks berita yang anda buat. Ekor berita dihadirkan sebagai pelengkap untuk mempermanis berita. Contohnya:

Acara berlangsung khidmat dan lancar dengan diakhiri sholat tarawih berjamaah dan doa bersama.

Semoga bermanfaat.




Categories
Opini

 Nikah Siri, Bikin Rugi!

Oleh: Ekik Filang Pradana*

Pertama, yang perlu diketahui adalah pengertian nikah siri itu sendiri supaya bisa mengetahui inti dalam nikah siri. Nikah berasal dari bahasa Arab, nakaha yankihu nikahan yang berarti kawin. Menurut istilah nikah adalah ikatan suami istri yang sah yang menimbulkan akibat hukum dan hak serta kewajiban bagi suami istri. Sedangkan kata siri juga berasal dari bahasa Arab yang artinya rahasia. Jadi, nikah siri adalah pernikahan yang dilakukan secara rahasia atau sembunyi. Dalam hukum Islam pernikahan siri hukumnya sah jika syarat dan rukun pernikahan terpenuhi.

Dalam Bab IV Kompilasi Hukum Islam (KHI) Pasal 14 rukun dan syarat perkawinan ada lima, yaitu: calon suami, calon istri, wali nikah, dua orang saksi, dan ijab qabul. Ketika syarat dan rukun terpenuhi maka pernikahan tersebut adalah sah.

Yang menjadi persoalan dalam hal ini adalah pemikahan siri adalah pernikahan yang dilakukan tanpa dicatatkan di Kantor Urusan Agama (KUA), nikah siri memang sah menurut agama Islam tetapi tidak mempunyai legalitas di negara, sesuai yang dijelaskan dalam Pasal 2 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan berbunyi “Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku”. Jadi, nikah siri adalah suatu perbuatan yang ilegal. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 pasal 3, suatu pernikahan yang tanpa melibatkan negara yang berwenang adalah hal yang terlarang. Maka, pernikahan tersebut tidak akan mendapatkan perlindungan hukum yang akan berakibat satu pihak dirugikan baik itu suami atau istri yang kemudian tidak akan dapat perlindungan hukum, dampak yang sering terjadi adalah anak menjadi korban yuridis formal, yaitu tidak bisa mendapatkan hak nafkah dan hak waris dari ayahnya

Bagaimana praktik nikah siri masih eksis di negara Indonesia, padahal undang-undang tidak mengakuinya?

Praktik nikah siri paling banyak dilakukan oleh masyarkat di desa dengan beberapa faktor yang mempengaruhi, yaitu antara lain:

      1.      Kurang pengetahuan tentang nikah siri dan dampaknya

Masyarakat pedesaan umumnya hanya mengenal tentang nikah adalah hubungan di dalam rumah tangga, suami istri yang sudah menikah sudah halal untuk melakukan hubungan setubuh, suami bisa memberikan nafkah kepada istri, dan istri taat kepada suami. Sedangkan pernikahan hanya bisa dibuktikan dengan akta nikah, untuk mengurus administrasi kependudukan seperti membuat kartu keluarga (KK), akta anak, dan surat penting lain yang membutuhkan bukti kebenaran adanya pernikahan dengan akta nikah, jika tidak mempunyai akta nikah maka harus mengajukan isbat nikah di kantor Pengadilan Agama, hal ini yang kurang diketahui oleh masyarakat desa.

       2.      Nikah siri sebagai alasan menghindari perzinahan

Alasan ini biasanya digunakan orang tua menikahkan anaknya yang masih belum memenuhi batas minimal usia pernikahan. Adapun usia pernikahan dalam Undang-Undang No.16 Tahun 2019 adalah baik pria atau wanita 19 tahun, sebenarnya  pernikahan bagi pasangan yang belum memenuhi usia harus mengajukan permohonan dispensasi kawin di Pengadilan Agama. Namun, dalam praktiknya lebih memilih menikahkan secara langsung dari pada mengajukan permohonan dispensasi kawin terlebih dahulu.

      3.      Menutupi aib dari hamil diluar nikah

Alasan selanjutnya adalah nikah siri dilakukan karena malu akibat mengandung terlebih dahulu atau hamil di luar nikah, oleh karena itu untuk menutupi aib tersebut harus melakukan pernikahan, karena malu untuk melakukan pernikahan secara sah maka lebih memilih melakukan pernikahan secara siri.

Nikah siri mengandung banyak mafsadat yang lebih besar kepada wanita dari pada pria, menurut penulis nikah siri harus dikaji ulang mengenai kebolehan nikah siri, memang benar menurut hukum Islam pernikahan secara siri adalah sah, tetapi tidak mendapatkan perlindungan atau pengakuan dari hukum positif. Sehingga suami istri yang menikah siri kemudian jika suami tidak mengakui adanya pernikahan, maka wanita tidak bisa membuktikan pernikahan karena tidak ada akta nikah, jika lahir anak dari pernikahan siri kemudian pria tidak mengakui pernikahan tersebut maka hak nafkah, hak waris yang seharusnya didapatkan  anak harus hilang. Sesuai Pasal 42 ayat (1) Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan mengenai kedudukan anak, bahwasanya anak yang sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat perkawinan yang sah.

Hukum Islam memang memperbolehkan nikah siri, tapi dengan akibat yang ditimbulkan cukup banyak merugikan bagi pihak wanita, apakah nikah siri akan tetap diperbolehkan, sedangkan kaidah hukum Islam mengatakan “apabila bertemu antara maslahat dan mafsadat, kebaikan dan kejelekan, atau saling berbenturan, maka wajib menimbang yang paling kuat diantara keduanya”.

Dalam kenyataannya jika dibandingkan antara maslahat dan mafsadatnya, nikah siri lebih memberikan dampak mafsadat yang lebih besar diterima oleh pihak wanita dan anak yang lahir pernikahan siri. Pria bisa saja meninggalkan istrinya begitu saja atau menikah lagi dengan wanita, sedangkan istrinya dirugikan, bagaimana bisa pria yang menikahinya lepas tanggungjawab begitu saja, bagaimana ketika pernikahan tersebut lahir seorang anak, siapa yang akan menanggung nafkahnya. Dalam posisi seperti wanita tidak bisa menggugat suami nya karena tidak mempunyai bukti yang sah tentang pernikahan yaitu dengan menggunakan akta nikah.

Penulis mengangkat mengenai problematika nikah siri adalah bukan tanpa didasari dengan alasan, tetapi penulis merasa hak wanita dalam pernikahan siri direnggut, oleh karena itu pentingnya pembahasan dan pengkajian mengenai nikah siri adalah sangat penting, terutama bagi pelajar. Bagaimana akibat dari pernikahan siri ini bisa membuka pikiran sehinga nantinya nikah siri tidak berkembang di masyarakat. Jika nikah siri bisa diatasi, maka semakin berkurang juga wanita dan anak yang lahir dari pernikahan siri yang kehilangan hak-haknya.

Adat yang mendarah daging di masyarakat menjadi batu tolakan ketika mau menolak nikah siri, bahkan dari adat ada yang mendukung pernikahan siri di kampungnya. Harapan penulis tujuan perkawinan menciptakan ketenangan, kebahagiaan, mempunyai anak untuk meneruskan perjuangan agama Islam, maka keputusan untuk melakukan nikah siri harus dipertimbangkan lagi, dan tentunya penulis berharap pemerintah mempunyai peran untuk mengatasi problematika di masyarakat dari mafsadat yang ditimbulkan dari pernikahan siri.

Penulis sangat menolak terhadap pernikahan siri, harapan dari penulis tidak ada yang melakukan praktik nikah siri dengan alasan apapun, dan lebih memikirkan dampak jarak jauh terhadap pernikahan yang dilakukan, sehingga pernikahan yang dilakukan membawa manfaat dan mendapatkan pahala karena berniat mengikuti sunah Nabi Muhammad Saw.

Waallahua’lam Bissawab.

*Penulis adalah mahasantri Darul Hikam, Mahasiswa Semester 6 Fakultas Syariah UIN KHAS Jember

Categories
Opini

 Benarkah Bencana Alam Adalah Adzab Bagi Manusia?

Oleh : Ainur Rofiqil A’la*

Di penghujung tahun 2022 banyak terjadi bencana alam, mulai dari gempa bumi yang terjadi di beberapa titik yang paling besar ada di Cianjur dan Erupsi Gunung Semeru Lumajang. Banyak yang terdampak dari peristiwa tersebut mulai dari tempat tinggal yang harus hancur, mata pencaharian masyarakat sekitar juga terganggu sampai banyak saudara kita yang meninggal dunia.

Dari adanya gempa ini, banyak korban bermunculan, menurut informasi dari Kompas.com pada tanggal 5 Desember 2022, sebanyak 334 orang ditemukan oleh Tim SAR dalam keadaan meninggal. 8 orang masih dalam pencarian serta 593 orang luka berat. Tim SAR yang dibantu oleh TNI dan Polri serta relawan memperpanjang waktu pencarian sampai tanggal 20 Desember 2022.

Tanah longsor yang menutupi bangunan masyarakat menjadi hambatan bagi Tim SAR melakukan evakuasi korban yang masih dinyatakan hilang. Tak hanya tanah longsor, faktor cuaca juga sangat mempengaruhi proses evakuasi korban. Curah hujan yang tinggi dan tidak menentu menjadi hal yang paling ditakutkan oleh Tim SAR mengingat daerah masih rawan longsor.

Terlepas dari peristiwa bencana alam yang melanda saudara kita di beberapa daerah, banyak yang berasumsi bahwa kejadian ini adalah adzab dari Allah SWT, karena banyak masyarakat sekitar yang masih melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT, seperti zina, judi dan lain sebagainya.

Ada juga yang beranggapan ini semua peringatan dari Allah SWT untuk para pemimpin di negara ini yang banyak melakukan tindakan korupsi, serta banyak yang belum menunjukkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Banyaknya asumsi ini menimbulkan pertanyaan di masyarakat, apakaj benar ini adalah adzab dari Allah SWT kepada kita?

Disebutkan dalam surat Al-‘Ankabut ayat 40 :

             Artinya : “Maka masing-masing (mereka itu) kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.”

Jika kita menggunakan ayat di atas untuk mendeskripsikan tentang bencana alam, maka benar bahwa bencana alam adalah adzab bagi manusia yang berzalim kepada Allah SWT. Tetapi dalam ayat lain juga disebutkan bahwa bencana ini disebabkan oleh tangan manusia sendiri.

Kemudian disebutkan pula dalam surat Ar-Rum ayat 41

Artinya : “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”

Dikatakan oleh Abul Aliyah bahwa barang siapa yang berbuat durhaka kepada Allah SWT di bumi, berarti dia telah berbuat kerusakan di bumi, karena terpeliharanya bumi dan Langi adalah dengan ketaatan.

Dari dua ayat di atas, dapat disimpulkan bahwa kejadian bencana alam dikarenakan oleh masyarakat sekitar baik yang berzalim kepada Allah SWT ataupun yang merusak alam. Terus bagaimana dengan masyarakat yang tidak zalim kepada Allah SWT, tetapi masih terdampak bahkan menjadi korban dari bencana alam yang terjadi?

Disebutkan dalam hadist yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, yang artinya :

Nabi Muhammad SAW bersabda : “Setiap kali Allah SWT mencintai sekelompok orang, Allah SWT pasti memberi cobaan kepada mereka” (HR. Tirmidzi)

Dalam hadist di atas, Nabi Muhammad menjelaskan bahwa sebenarnya ada kecintaan Allah SWT terhadap makhluk ciptaannya. Terlepas dari kecintaannya Allah SWT kepada manusia pilihannya, Allah juga ingin mengangkat derajatnya, seperti sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya :

“Jika agamanya kuat, maka akan ditambahkan musibahnya” (HR. Tirmidzi)

Dari sini kita dapat disimpulkan bahwa tidaklah semua bencana alam disebabkan karena adzab dan ulah tangan kita sebagai manusia. Tetapi ini bentuk kasih sayang dari Allah SWT kepada kita agar kembali dijalan yang benar dan kembali mengingat-Nya.

Sudah saatnya kita sebagai manusia biasa lebih mendekatkan diri lagi kepada yang maha kuasa dengan cara menunaikan perintahnya serta menjauhi larangannya. Jangan merasa tinggi hati yang bisa membuat kita menjadi sombong dan lupa terhadap Allah SWT.

*Penulis adalah Mahasantri Darul Hikam dan Mahasiswa Semester 5 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN KHAS Jember

Categories
Kolom Pengasuh Opini Tokoh

Selamat Tinggal Tahun 2022, Selamat Datang Tahun 2023

Oleh: M. Noor Harisudin*

(Tulisan Kedua)

Proyeksi Fakultas Syariah di ‘Tahun Internasionalisasi’ 2023

Bagaimana dengan rencana Fakultas Syariah pada tahun 2023 ini?

Pada tahun 2023 nanti, Fakultas Syariah UIN KHAS Jember mengambil Tagline sebagai ‘Tahun Internasionalisasi’ dengan berbagai program inovatif yang bertaraf internasional. Tagline Tahun Internasionalisasi adalah kelanjutan Tahun penataan kelembagaan (2020), Tahun Publikasi dan Prestasi (2021), dan Tahun Mutu dan Akreditasi Unggul (2021).   

Adapun program-program Fakultas Syariah di Tahun Internasionalisasi, sebagaimana berikut:

Pertama, program sekolah hakim, sekolah penghulu, sekolah notaris, sekolah advokat, sekolah jaksa, sekolah pengkaderan ulama, sekolah legislative drafting,  sekolah contract drafting dan lain sebagainya sebagai program unggulan untuk para mahasiswa Fakultas Syariah UIN KHAS Jember. Pasca lulus kuliah, mereka juga didorong untuk melanjutkan kuliah S2 yang mengasah kompetensi hukum mereka di berbagai profesi penegak hukum tersebut.   

Ke dua, mendorong akses beasiswa dalam dan luar negeri untuk para alumni  Syariah melalui LPDP Kemenkeu, LPDP Kemenag dan program beasiswa yang lain.Kegiatan webinar dengan berbagai kalangan penerima beasiswa luar negeri, oleh karenanya, juga banyak dilakukan selain kerjasama dengan penyelenggara kursus bahasa Inggris (Toefl ITP, IELTS, dan sebagainya). 

Ke tiga, peningkatan kapasitas dan kompetensi dosen Fakultas Syariah baik melalui Fakultas atau mengutus ke berbagai lembaga lain termasuk lembaga dari luar negeri.

Ke empat, penerbitan tiga jurnal Prodi (Hukum Keluarga, Hukum Ekonomi Syariah dan Hukum Pidana Islam) dan pengajuan jurnal terindeks scopus untuk jurnal-jurnal yang telah terakreditasi di Fakultas Syariah UIN KHAS Jember. Beberapa jurnal di Fakultas Syariah yang telah terakreditasi rencananya akan diajukan menuju jurnal internasional terindeks scopus pada tahun 2023 ini.

Ke lima, memperbanyak publikasi (artikel) dosen-dosen Fakultas Syariah di beberapa jurnal internasional terindeks scopus baik yang diterbitkan oleh pengelola jurnal di dalam maupun di luar negeri. 

Ke enam, kegiatan yang mendorong pencapaian prestasi nasional dan internasional mahasiswa baik yang bersifat akademik maupun non-akademik  yang sangat dibutuhkan dalam penguatan akreditasi Fakultas Syariah UIN KHAS Jember.

Ke tujuh, persiapan akreditasi internasional dengan menyiapkan beberapa dokumen yang berkaitan dengan kegiatan internasionalisasi. Misalnya penyiapan kurikulum berbasis OBE. Selain itu, Fakultas juga harus mulai menyiapkan kelas internasional (program double degree) yang diselenggarakan Universitas bekerjasama dengan perguruan tinggi di luar negeri.

Ke delapan, penguatan distribusi alumni ke berbagai lembaga kementerian dan lembaga swasta di berbagai sektor kehidupan baik di level nasional maupun internasional.   

Ke sembilan, tindaklanjut kegiatan MoU internasional antara UIN KHAS dan Perguruan Tinggi luar negeri.  Strateginya adalah dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan bertaraf internasional bidang tri dharma pendidikan seperti international conference, penelitian kolaboratif, dan pengabdian masyarakat di tingkat internasional.

Ke sepuluhstudent mobility untuk para mahasiswa melakukan rekognisi ke berbagai negara di luar negeri. Program ini sangat penting untuk mendukung kegiatan internasionalisasi di lingkungan Fakultas Syariah UIN KHAS Jember.

Ke sebelas, memperbanyak rekognisi para dosen Fakultas Syariah di tingkat nasional dan juga internasional dengan berbagai bidang kepakaran masing-masing. Para dosen didorong untuk menjadi narasumber yang bereputasi di dalam maupun luar negeri.

Ke dua belas, meningkatkan kuantitas penelitian para dosen Fakultas Syariah –bersama dosen UIN yang lain– ke berbagai negara dunia baik Asia, Eropa, Afrika, Amerika maupun Australia.

Ke tiga belas, meningkatkan kuantitas pengabdian masyarakat pada dosen Fakultas Syariah –bersama dosen UIN yang lain– ke berbagai negara-negara Asia Tenggara, Asia, Eropa atau juga Australia.

Bagaimana dengan kegiatan-kegiatan di tahun sebelumnya? Kegiatan-kegiatan lain sebelumnya yang menyokong Tri Darma Perguruan Tinggi tetap terus dilakukan dengan peneguhan dan penguatan sebelumnya. Karena sejatinya program-program di Fakultas Syariah adalah kelanjutan dari program-program sebelumnya.

Dengan kerja semua pihak, insyaallah Fakultas Syariah akan terus maju bahkan melampaui fakultas dan juga perguruan tinggi lain di masa-masa yang akan datang dengan tagline -nya “Tahun Internasionalisasi”.     

Semoga tahun 2023 akan sesuai harapan kita. Amin ya rabbal alamin. *** 

* Dekan Fakultas Syariah UIN KHAS Jember, Sekretaris Forum Dekan Fakultas Syariah dan Hukum PTKIN se-Indonesia (2019-2023), Ketua Pengurus Pusat Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara-Hukum Administrasi Negara (2021-2025), Ketua PP Asosiasi Dosen Pergerakan (2021-2025), Dewan Pakar Asosiasi BPTSI (2022-2026), Ketua Komisi Pengkajian, Penelitian dan Pelatihan MUI Jawa Timur (2021-2026), Wakil Ketua Pengurus Wilayah Lembaga Dakwah NU Jawa Timur (2018-2023), Pembina PW Lajnah Ta’lif wa an-Nasyr NU Jawa Timur (2018-2023) dan Pengasuh Pondok Pesantren Darul Hikam (2015-sekarang).

Categories
Kolom Pengasuh Opini Tokoh

 Selamat Tinggal Tahun 2022, Selamat Datang Tahun 2023

Oleh: M. Noor Harisudin*

(Tulisan Pertama)

Tak terasa, kita sudah memasuki hari kedua tahun 2023. Padahal, masih terbayang dalam ingatan,  awal tahun baru 2022 dengan gegap gempita perayaannya saat itu. Tahun 2022, adalah tahun memulai aktivitas  normal pasca dua tahun lamanya (2020 dan 2021),  kita semua menghadapi wadah pandemi dengan suasana cemas, serba khawatir dan rasa takut. Kita masih ingat, beberapa keluarga besar Fakultas Syariah dan UIN KHAS juga ada yang meninggal rentang waktu dua tahun pandemi covid-19.  

Pada tahun 2022, Fakultas Syariah men-declare sebagai “Tahun Mutu dan Akreditasi Unggul” dimana fokus dan garapan utamanya adalah membangun dan memperkuat budaya mutu selain memperkuat akreditasi program studi. Oleh karena itu, Gugus Mutu Fakultas (GMF) yang merupakan kepanjangan tangan Lembaga Penjaminan Mutu tingkat Universitas dan juga Tim Akreditasi Center menjadi sangat urgen keberadaannya. 

Kilas Balik Capaian dan Kegiatan Fakultas Syariah Tahun 2022 

Meski masih banyak yang belum dilakukan, namun ada banyak pencapaian Fakultas Syariah selama tahun 2022 ini. Pencapaian ini merupakan kerja bareng dan kolektif semua pimpinan, dosen, karyawan dan mitra Fakultas Syariah UIN KHAS Jember. Capaian tersebut, sebagaimana catatan berikut:

Pertama, pencapaian jurnal berkala ilmiah IJLIL Fakultas Syariah yang mendapatkan akreditasi Sinta 5. Jurnal IJLIL adalah berkala ilmiah yang diterbitkan secara OJS sejak tahun 2020 yang silam. Selain IJLIL, Fakultas Syariah juga memiliki Rechtenstudent Journal (2020) dan Jurnal Constitution (2022) yang terus bertumbuh di lingkungan Fakultas Syariah. Pengelola Rectenstudent Journal—jurnal kedua Fakultas Syariah sejak tahun 2019– pada bulan Desember 2022 juga telah mengajukan akreditasi sinta 3 ke Garuda. 

Ke dua, pencapaian prestasi mahasiswa dalam even bergengsi SNMFCC (Lomba Peradilan Semu) yang menjadi kebanggaan Fakultas Syariah. Delegasi Fakultas Syariah berhasil menyabet juara tiga yang diselenggarakan di IAIN Metro Lampung. Prestasi membanggakan ini merupakan kelanjutan dari prestasi Fakultas Syariah sebelumnya di IAIN Ponorogo yang berhasil menyabet juara kedua SNMFCC (2021).  

Ke tiga, sejumlah dosen Syariah dipilih menjadi reviewer beasiswa LPDP Kemenkeu RI seperti Prof. Dr. M. Noor Harisudin, M.Fil.I dan Dr. Wildani Hefni, MA yang bertugas hingga 2024. Selain reviewer LPDP Kementerian Keuangan RI, dua dosen ini juga dipilih menjadi reviewer LPDP Kemenag RI tahun 2022. 

Ke empat, capaian lain adalah dua orang dosen Fakultas Syariah yaitu Prof. Dr. M. Noor Harisudin dan Dr. Wildani Hefni menjadi reviewer penelitian di Litapdimas Kemenag RI hingga tahun 2024. Dengan capaian ini, tentu akan sangat memperkuat kualitas penelitian dosen dan mahasiswa di lingkungan Fakultas Syariah UIN KHAS Jember. 

Ke lima, pencapaian publikasi ilmiah dosen dalam bentuk buku sejumlah 15 buku dan 35 artikel ilmiah sejumlah. Di samping itu, Fakultas Syariah juga mencatat dua artikel terpublikasi di jurnal internasional terindeks scopus pada tahun 2022 atas nama M. Noor Harisudin dengan judul Multi-Track Diplomacy Fiqh of Nahdlatul Ulama in Countering Islamophobia in Netherland di Jurnal Ahkam  Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Vol. 22 No. 2 Tahun 2022 dan Wildani Hefni dengan judul Brands of Piety? Islamic Commodification of Polygamous Community in Indonesia di Journal of Indonesian Islam (JIIS) UIN Sunan Ampel Surabaya, Vol. 16 No. 1 Tahun 2022.

Ke enam, pencapaian publikasi ilmiah mahasiswa dalam bentuk 5 buku ber-ISBN dan 25 artikel ilmiah mahasiswa baik di jurnal yang terakreditasi sinta maupun masih nasional. 

Ke tujuh, pencapaian Hak Karya Intelektual baik dosen dan mahasiswa dengan jumlah 6 orang pada tahun 2022 ini. Ke depan jumlah HAKI ini akan terus ditingkatkan lagi di Fakultas Syariah UIN KHAS Jember baik dibiayai lembaga ataupun biaya mandiri.   

Ke delapan, pencapaian penelitian dan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh para dosen Fakultas Syariah UIN KHAS Jember dengan 14 penelitian dan pengabdian pada masyarakat di litapdimas Kemenag RI. Dua penelitian diantaranya adalah penelitian kolaboratif internasional dengan judul “Contesting Identity, Confronting Policy: Citizenship Transnational Belonging and Cultural Nationalism of The Diaspora Networks in The Middle East” (Dr. Qurratul Uyun, MH) dan Muslim Word Countries Making Indonesia Home: State, Religion, and Political Dissonance of Indonesian Islam As Model of Religious Moderation For Malaysia and Turkey (Dr. Wildani Hefni, MA).  

Ke sembilan, program International  Conference yang diselenggarakan ketiga kalinya oleh Fakultas Syariah UIN KHAS Jember  dengan tema “Islam, Law and Human Right in Global Context: Challenges and Oppurtunities” pada 19- 20 Oktober 2022 yang silam. Hadir pada saat itu, Nyi Nyi Kyaw (Jerman) dan Maria Bhatti, Ph.D (Western Sidney University, Australia). Fakultas Syariah selanjutnya juga mengadakan Webinar Internasioal dengan tema “Labour Law in Asia and Australia Opportunitues and Challanges”, 28 Nopember 2022. Webinar internasional yang lain: “Halal Industry in The Wordl: Opportunities and Challenges”, yang terlaksana pada tanggal 24 Desember 2022.  

Ke sepuluh, Gugus Mutu Fakultas Syariah UIN KHAS Jember ikut aktif dalam rangkaian kegiatan Universitas, dalam bentuk audit eksternal bersama dengan tim auditor dalam rangka sertifikasi ISO (International Standardization Organization), yakni ISO 9001: 2015 dan ISO 21001: 2018. Sebelumnya, pelatihan ISO diikuti Gugus Mutu Fakultas sejak awal tahun 2022. 

Ke sebelas, kerja sama dengan KPU RI yang ditindaklanjuti dengan seminar mengundang Ketua KPU RI, Hasyim Asy’ari, Ph.D di Lantai Tiga Auditorium Gedung Kuliah Terpadu UIN KHAS Jember. Fakultas Syariah juga MoU dengan Kominfo RI untuk Webinar Literasi Digital juga diselenggarakan selama tiga bulan (Agustus-Oktober). Selain KPU RI, kerja sama juga dilakukan juga Kabiro hukum Pemprov Jatim, Ombusman Jawa Timur, MUI Jawa Timur, Baznas Jawa Timur, Kemenag Jember, Bawaslu Bondowoso, dan sebagainya. 

Ke dua belas,  berbagai kegiatan Fakultas Syariah yang relevan dengan kompetensi mahasiswa Fakultas Syariah UIN KHAS Jember. Misalnya sekolah kepenghuluan untuk mahasiswa, pelatihan contract drafting, pelatihan notaris, pelatihan paralegal dan adokat, pelatihan legislatif drafting, dan pelatihan inovatif lain yang dibutuhkan mahasiswa. Pada tahun 2021, Fakultas Syariah telah mengadakan Pelatihan Kader Ulama untuk Mahasiswa dan Pelatihan Legislative Drafting. 

Ke tiga belas, keterlibatan Fakultas Syariah dalam jaringan MBKM di lingkungan Fakultas Syariah dan Hukum Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) se-Indonesia. Jaringan MBKM dikoordinir Pimpinan Forum Dekan FSH PTKIN se-Indonesia dan Dirjen Pendis Kemenag RI melalui Aplikasi Permata dengan serangkaian pertemua di UIN Raden Mas Said Surakarta dan IAIN Kendari. 

Ke empat belas, Fakultas Syariah menetapkan tahun 2022 sebagai “Tahun Mutu dan Akreditasi Unggul”. Oleh karenanya, Fakultas Syariah mengajukan borang akreditasi Hukum Keluarga dengan borang ISK dari A menuju Unggul. Selain upload borang HES dalam rangka reakreditasi diagendakan akhir tahun 2022, dan AL rencananya dilaksanakan tahun 2023 nanti.  Selain itu, Fakultas Syariah juga mulai mendiskusikan dan menyiapkan akreditasi internasional dalam kegiatan Focus Group Discussion. 

Ke lima belas, penambahan sarara prasarana seperti Layanan Self-Turnitin untuk mahasiswa dengan penambahan komputernya di Lantai 2 Fakultas Syariah. Demikian juga ruang baca digital yang terus dilengkapi serta pembangunan gedung kelas D bertingkat yang sedang tahap finishing sekarang.    

Ke enam belas, Pendidikan Profesi Advokat angkatan III kerja sama Fakultas Syariah dan DPC APSI Jember untuk para lulusan baik di dalam Fakultas Syariah, UINKHAS Jember maupun luar Universitas dengan jumlah peserta yang cukup banyak. 

Ke tujuh belas, penguatan Kafsya dengan cara memfasilitasi tempat ekonomi creatif untuk para alumni Syariah yang disebut dengan “Kafsya Corner”. Kafsya Corner berisi kaos, topi, ID Card, dan asesoris lain untuk oleh-oleh dari Fakultas Syariah UIN KHAS Jember.  

Ke delapan belas, kegiatan inovatif Kafsya untuk pelatihan test CPNS, webinar sukses alumni, seminar advokat dan kegiatan lain yang mendukung karir alumni Syariah UIN KHAS Jember.  

Ke sembilan belas, webinar yang diselenggarakan Fakultas Syariah melalui Pushpasi, Media Center, Kompres, LRDC, dan komunitas yang lain untuk menguatkan budaya akademik di lingkungan Fakultas Syariah UIN KHAS Jember dengan teman-tema yang up to date, kontekstual dan dibutuhkan mahasiswa dan alumni.      

Ke dua puluh, pelatihan jurnalistik untuk mahasiswa Syariah. Demikian juga, pelatihan menulis artikel di jurnal ilmiah terakreditasi dan jurnal internasional oleh Media Center Fakultas Syariah UIN KHAS Jember. Pelatihan yang terakhir untuk mahasiswa semester awal fakultas Syariah yang sudah klik dengan Rumah Literasi. 

Ke dua puluh satu, kegiatan akademik seperti PKL ke berbagai instansi diantarnya DPRD, KPU, Bawaslu, Biro Hukum Pemprov, Pengadilan Negeri, Pengadilan Agama, PTUN Surabaya, KPPU, Ombusman, MUI Jatim, Baznas Jatim, BPN, Imigrasi, dan sebagainya.   

Ke duapuluh dua, pencapaian rekognisi nasional dan internasional dimana dosen Fakultas Syariah telah menjadi narasumber baik kegiatan berskala nasional maupun internasional. Pencapaian rekognisinya  mencapai 40 lebih.  

…Bersambung

* Dekan Fakultas Syariah UIN KHAS Jember, Sekretaris Forum Dekan Fakultas Syariah dan Hukum PTKIN se-Indonesia (2019-2023), Ketua Pengurus Pusat Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara-Hukum Administrasi Negara (2021-2025), Ketua PP Asosiasi Dosen Pergerakan (2021-2025), Dewan Pakar Asosiasi BPTSI (2022-2026), Ketua Komisi Pengkajian, Penelitian dan Pelatihan MUI Jawa Timur (2020-2025), Wakil Ketua Pengurus Wilayah Lembaga Dakwah NU Jawa Timur (2018-2023), Pembina PW Lajnah Ta’lif wa an-Nasyr NU Jawa Timur (2018-2023) dan Pengasuh Pondok Pesantren Darul Hikam (2015-sekarang).