Categories
Opini

Menagih ‘Janji Damai’ Timur Tengah Donald Trump

Bagaimana masa depan Timur Tengah pascakemenangan Donald Trump dalam Pilpres AS pada 5 November 2024 ini? 

Mengapa pertanyaan ini urgen adalah mengingat Donald Trump telah berjanji untuk mendamaikan Timur Tengah dalam kampanyenya. Presiden AS dengan umur tujuh puluh delapan tahun ini  mengatakan “During my administration, we had peace in the Middle East, and we will have peace again very soon! I will fix the problems caused by Kamala Harris and Joe Biden and stop the suffering and destruction in Lebanon. I want to see the Middle East return to real peace, a lasting peace, and we will get it done properly so it doesn’t repeat itself every 5 or 10 years!”

Sebagaimana maklum, Donald Trump (Partai Republik) telah memenangi Pilpres AS mengalahkan kompetitornya, Kamala Harris (Partai Demokrat), Jill Stein, (Partai Hijau) dan Chase Oliver (Partai Libertarian).  Donald Trump terpilih menjadi presiden ke-47 Amerika Serikat pada Rabu, 6/11/2024 (Harian Kompas). Donald Trump meraup 295 suara elektoral melebihi dari minimal suara elektroal yang mencapai 270 suara. Kemenangan Trump dalam Pilpres AS 2024 terjadi saat Timur Tengah bergejolak setelah pecah perang Israel-Hamas, Israel Hizbullah dan saling menyerang antara Israel dan Iran.     

Salah satu elemen yang menyumbang besar suara Donald Trum adalah Muslim dan komunitas Arab di Michigan yang juga menjadi kunci pemenangan Trump dalam Pilpres AS tahun 2024 ini. Di negara bagian Michigan, Donald Trump memenangkan 15 suara elektoral. Kamala Harris diduga kuat dikalahkan oleh Trump karena dukungannya yang tanpa reserve pada Israel. Selain berharap Donald Trump dapat membawa kebaikan pada komunitas mereka, Presiden AS terbaru ini diharapkan dapat menciptakan perdamaian yang lebih baik pada Israel, Palestina dan Timur Tengah.   

Meski baru akan dilantik Januari 2025, publik bisa mulai menagih janji damai Timur Tengah Donald Trump. Pernyataan Donald Trump di atas misalnya menegaskan posisinya untuk menciptakan perdamaian di Timur Tengah. Donald Trump secara khusus menyebut Lebanon dengan harapan perdamaian terjadi di negeri ini. Meski melihat jejak Donald Trump, kita akan pesimis dengan perdamaian di Timur Tengah dan Palestina.    

Proksi Iran dan Kebijakan Donald Trump

Proksi-proksi Iran adalah hal urgen lain yang menentukan perdamaian Timur Tengah di masa kini dan masa yang akan datang. Proksi Iran, adalah Hamas di Palestina, Hizbullah di Lebanon, Hizbullah di Irak, Houti di Yaman, Irak dan Suriah serta beberapa negara lain. Proksi Iran telah menjadi “satu frekuensi” yang menentukan perlawanan terhadap Israel. Sebaliknya, Israel juga tegas terhadap seluruh proksi Iran yang menghalangi keinginan Israel untuk ‘menguasai’ penuh Palestina.  

Mesir dan Yordania,–dua negara yang bukan merupakan proksi Iran–, akan aman-aman saja karena tidak menjadi target perang Israel. Bahkan, kedua negara tetangga ini juga memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Sebaliknya, dua negara ini juga ‘tidak memberikan dukungan’ signifikan pada kemerdekaan Palestina sebagaimana umumnya negara Muslim dunia yang lain. Ini adalah implikasi hubungan diplomatik dengan Israel.     

Jika Donald Trump bersikap baik pada Lebanon, maka tidak demikian halnya dengan Iran dan proksi Iran yang lain. Donald Trump memiliki citra buruk di Iran dengan kebijakannya yang tidak mendukung Iran. Sejak tahun 1979, Iran telah memiliki hubungan yang kurang harmonis pada Amerika Serikat. Puncak hubungan tidak harmonis ini ada pada masa Donald Trump (2016-2020), dimana dia menjadi presiden yang paling vokal menentang kebijakan pengembangan nuklir Iran. Bahkan, pada tahun 2018, Donald Trump menarik dari kesepakatan perjanjian pengembangan nuklir dengan Iran.

Jika melihat ini, maka tipis harapan Donald Trump akan menjadi solusi bagi perdamaian Timur Tengah untuk tidak mengatakan sebagai sebuah keajaiban. Lalu apa komitmen dan langkah yang akan dilakukan Donald Trump untuk mewujudkan damai di Timur Tengah?     

Donald Trump dan Masa Depan Palestina 

Ketika kemenangan Pilpres AS berada di tangan Donald Trump, maka kebijakan AS akan tetap berpihak pada Israel. Kebijakan yang tidak akan jauh dari Joe Biden, presiden AS periode 2020-2024 untuk mendukung Israel. Kita masih ingat, bagaimana Donald Trump pernah menyetujui kebijakan memindahkan ibukota Israel dari Tel Avif ke Jerussalem di periode awalnya sebagai presiden 2016-2024 yang silam. Jejak rekam Donald Trump yang tidak pro-Palestina juga terlihat dari suara vokalnya mengecam kelompok Hamas Palestina yang melakukan serangan militer Israel pada 7 Oktober 2023. Donald Trump juga terkesan biasa-biasa saja dan tidak berempati dengan lebih dari 43.000 warga Palestina yang tewas dalam medan perang.  

Hanya saja, Donald Trump akan memfokuskan pada pembenahan ekonomi dalam negeri dan meminimalkan peran AS di luar negeri ini. Fokus ini pula yang menjadikan mayoritas rakyat Amerika Serikat memilih Donald Trump pada Pilpres sekarang ini. Sebaliknya, rendahnya agenda pemulihan ekonomi rakyat Amerika Serikat menjadikan Kemala Haris tidak populis dan akhirnya mendapatkan dukungan minimalis dari rakyat negeri Paman Sam tersebut yang berakhir dengan kekalahannya dalam Pilpres tahun imi.  

Namun, bukan berarti tidak ada peluang sedikitpun dari Donald Trump. Presiden Palestina, Mahmud Abas memandang Donald Trump sebagai presiden AS yang akan mengakui negara Palestina. Selain itu, menurut Mahmud Abas, Donald Trump akan bekerja sama dengan Palestina untuk menciptakan perdamaian di Palestina. Donald Trump, bagi Mahmud Abas, akan berupaya untuk menghentikan perang dan bersiap bekerja sama dengan Presiden Abbas serta pihak-pihak terkait di kawasan dan dunia untuk menciptakan perdamaian. Lebih dari itu, Donald Trump akan mendukung aspirasi sah Palestina sebagai sebuah negara.  

Hanya saja tunggu dulu; jangan terlalu banyak berharap dengan Donald Trump dengan kebijakan abu-abunya, baik  di Palestina maupun negara Timur Tengah yang lain. Oleh karena itu, masyarakat dunia tetap harus bergerak secara mandiri menciptakan perdamaian di Timur Tengah dan kemerdekaan Palestina. Misalnya mengotiptimalkan peran negara-negara yang sebelumnya terus gigih memperjuangkan kemerdekaan Palestina seperti Indonesia, Afrika Selatan, Malaysia,  Turki dan negara lain dunia. Dewan Tetap Keamaan PBB harus direformasi agar AS tidak selalu menggunakan Hak Veto untuk mendukung Israel dan abai terhadap 143 negara terhadap usulan kemerdekaan Palestina.  Walhasil, jalan panjang nan terjal masih terus akan dilalui, namun ikhtiar perjuangan bersama tetap akan dilakukan untuk mewujudkan perdamaian dan kemanusiaan universal.  Wallahu’alam. 

Sumber: https://arina.id/perspektif/ar-2bLkV/menagih–janji-damai–timur-tengah-donald-trump

Categories
Opini

Seminar Nasional di Surabaya, Prof. Haris Ajak Generasi Milenial Pahami Islam Kaffah Sebagai Benteng Akidah

Ketua Komisi Pengkajian, Penelitian, dan Pelatihan (KP3) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur, Prof. Dr. KH. M. Noor Harisudin, S.Ag., S.H., M.Fil.I., CLA., CWC. menjelaskan pentingnya memahami makna Islam yang kaffah, yaitu beragama Islam dengan mengkombinasikan tiga unsur utama, yaitu tauhid, syariat dan tasawuf (akhlak). 

“Tauhid adalah ajaran tentang keyakinan pada Allah, Tuhan Yang Esa. Syariat adalah hukum Islam yang kongkrit. Akhlak adalah perilaku batiniyah muslim dan dilakukan secara reflektif berulang kali sehingga mandarah daging,” jelas Prof Haris dalam seminar nasional bertajuk ‘Kenali Keislamanmu, Temukan Jati Dirimu’ oleh KP3 MUI Jatim di Kantor MUI Jawa Timur, Rabu (13/11/2024).

Hadir pada kesempatan itu Prof Dr H Thohir Luth, MA (Pembina KP3 MUI), Prof. Dr. KH.M. Noor Harisudin, S.Ag, SH, M.Fil.I (Nara Sumber)., CLA, CWC, Dr. KH. Abu Dzarrin, M.Ag (Nara Sumber), Dr. KH. Sofiyullah, M.Ag (Moderator), Prof KH Nur Ahid, M.Ag, Dr. H. Subakir, MA dan Dr. H. Toyib, M.Ag. Sementara, para peserta adalah anak-anak SMA dan M Aliyah se-Surabaya, Malang, Sidoarjo dan Bangkalan yang hamper 100 -an jumlahnya.  

Prof. Haris yang juga Wakil Sekretaris Pengurus Wilayah NU Jawa Timur tersebut juga menjelaskan tentang Islam yang bersanad, yakni Islam yang disebar melalui orang-orang yang berkompeten dan memiliki keahlian agama.

“Islam ini model inilah yang merupakan best practice Islam  yang dapat dipertanggungjawabkan pada Allah Swt. Persebaran ini dilakukan secara tawatur dan dari satu generasi ke generasi hingga sampai pada Rasulullah Saw,” jelas Prof Haris.

Karenanya, Prof Haris juga menyoroti bahaya ajaran Islam sesat yang saat ini terus berkembang pesat, sehingga mengancam generasi penerus bangsa.

Menurut Prof Haris, sesat adalah sebuah pandangan atau doktrin teologis atau keagamaan yang berlawanan atau bertentangan dengan keyakinan atau sistem keagamaan manapun, Aliran sesat tidak saja ada dalam agama Islam tetapi dalam agama-agama lain.

“Di Indonesia, hampir setiap tahun aliran sesat selalu bermunculan dengan nama yang berbeda-beda,”

Meski demikian, lanjut Prof Haris, MUI tidak mudah memfatwakan aliran sesat. Ada tiga proses yang harus dilalui, yaitu kajian teks, konteks dan klarifikasi.

“Meski tiga alur, ini memakan waktu yang tidak sebentar. Bisa berbulan-bulan, bahkan tahunan hingga valid proses tersebut,” jelas Prof Haris yang juga Guru Besar UIN KHAS Jember.

Di kesempatan yang sama, Dosen UIN Sunan Ampel Surabaya, Dr. KH. Abu Dzarrin al-Hamidy, M.Ag menjelaskan, pentingnya penguatan Islam Wasathiyah sebagai langkah menghadapi ancaman dari ajaran yang menyimpang, baik itu datang dari dalam maupun dari luar.

“Islam Wasathiyyah menawarkan jalan tengah yang menyeimbangkan antara ekstremisme dan liberalisme. Sebagai generasi penerus, pemuda memiliki peran penting dalam menyebarkan pemahaman Islam Wasathiyah dan menangkal gerakan terorisme serta radikalisme,” ujar Dr. H. Abu Dzarrin al-Hamidy, M.Ag yang juga Wakil Sekretaris KP3 MUI Jatim.

Pemahaman dan implementasi Islam Wasathiyah di kalangan generasi muda Indonesia, lanjut Dr. KH. Abu Dzarrin, merupakan ikhtiar penting untuk menangkal gerakan terorisme dan radikalisme.

“Dengan kolaborasi berbagai pihak, pemuda dapat menjadi “influencer” dan agen perubahan yang membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih damai, toleran, dan sejahtera,” tutupnya.

Sebelumnya, dalam sambutan pembuka, Pembina KP3 MUI Jawa Timur, Prof. Dr. H. Thohir Luth, MA menjelaskan kembali tugas MUI sebagai  Khadimul Ummah (pelayan ummat) dan Shodiqul Hukumah (mitra pemerintah)  untuk peningkatan kualitas layanan keagamaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Hari ini kami mengajak para generasi muda milenial, yang terdiri dari SMA/MA/SMK se-Surabaya dan sekitarnya untuk mengikuti acara ini sebagai langkah konkret. MUI Jawa Timur akan selalu melibatkan pemuda dalam kegiatan komunitas yang mempromosikan nilai-nilai moderasi dan toleransi, serta memanfaatkan media sosial sebagai sarana dakwah Islam Wasathiyyah,” pungkas Guru Besar Universitas Brawijaya Malang tersebut.

Reporter          : M. Irwan Zamroni Ali

Editor               : Risma Savhira

Categories
Opini

Segudang Keuntungan Kuliah Sambil Mondok

Menjalani aktivitas kuliah sekaligus sebagai santri di pondok pesantren? Apa untungnya? Jawabannya banyak. Mahasiswa tak hanya mendapatkan ilmu umum tetapi juga ilmu agama yang mumpuni. Selain itu ada banyak lagi keuntungan yang mahasiswa dapatkan dari status ganda antara mahasiswa sekaligus santri yang dijalani.

Beralih status dari pelajar menjadi mahasiswa layaknya masuk pada dunia baru. Lingkungan baru, orang-orang baru, suasana baru, aktivitas baru. Pasti butuh energi dan pemikiran yang lebih ekstra bagi mahasiswa yang kuliah sambil mondok. Tetapi ternyata banyak lho yang menjalani kehidupan mahasiswa sekaligus santri atau beken disebut kuliah sambil mondok. 

Saat ini kesadaran orang tua untuk membekali anak-anaknya dengan ilmu agama semakin meningkat. Pendidikan berbasis pesantren tidak lagi jadi pilihan alternatif melainkan pilihan utama. Maka mondok sambil kuliah pun menjadi keputusan bijaksana. 

Namun demikian masih banyak yang ragu-ragu, apakah nantinya tidak memberatkan. Di sisi lain, apakah hasilnya maksimal mengingat tenaga, waktu, dan pikiran bakal terbagi. 

Berat pasti iya, tapi nyatanya banyak kok yang sukses menjalaninya. Bahkan saat ini banyak lho kampus berbasis pesantren yang mahasiswanya diwajibkan tinggal di pesantren dengan segala aturan dan kegiatannya.

Meskipun demikian, mahasiswa jangan khawatir. Asalkan bisa mengatur waktu dengan baik, serta mematuhi aturan yang ada, pasti keduanya akan berjalan dengan lancer. Di samping itu, mahasiswa akan merasakan keuntungan lebih. Setidaknya ada 9 keuntungan saat kamu kuliah sambil mondok.

1. Membentuk karakter yang kuat

Pondok pesantren secara umum menekankan pendidikan dengan basis mengutamakan kecerdasan spiritual (SQ) di samping kecerdasan intelektual (IQ) dan emosional (EQ) bagi para santri. Hal ini menjadikan para santri memiliki kecerdasan dan karakter yang kuat dan mudah bersosialisasi di masyarakat. 

Pembelajaran yang diterapkan di pondok pesantren sangat menekankan pada nilai-nilai keislaman dan keakhlakan yang tinggi. Selain itu, santri juga diajarkan untuk menghormati orang tua, guru, dan orang yang lebih tua. Dengan demikian, mahasiswa akan terlatih untuk menjadi pribadi yang rendah hati, sabar, dan bertanggung jawab.

2. Ilmu yang didapatkan lebih berkah

Pondok  pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua di bumi nusantara ini yang didirikan oleh para wali, kiai dan penyebar Agama Islam yang melakukan tafaqquh fi Al-Diin dengan Ikhlas. 

Mereka adalah orang-orang yang bersih batinnya dan selalu mendekatkan diri kepada Allah. Hal ini yang menyebabkan Ilmu yang mahasiswa peroleh di Pondok Pesantren menjadi lebih berkah. 

3. Pembinaan dan pengawasan yang totalitas

Ciri-ciri  khas dan kelebihan pesantren adalah mampu memadukan catur pusat pendidikan, yaitu kiai sebagai sentral figure, asrama masjid sebagai tempat ibadah dan tempat belajar secara terpadu. Hal ini dapat menjadikan santri dalam pengawasan dan pembinaan totalitas 24 jam penuh.

Dari sinilah akan tercipta suasana tenang dan kondusif yang akan membantu mahasiswa fokus dalam belajar. Selain itu juga membantu menghindari hal-hal negatf yang bisa berdampak buruk bagi diri.

4. Tumbuhnya kemandirian

Pesantren dapat membangun jiwa karakter generasi muda menumbuhkan ketahanan pribadi santri. Di dalam pesantren, para mahasiswa dibangun jiwa mandirinya, karena kehidupan pesantren memaksa para santri untuk lebih self-help, yaitu segala sesuatu dikerjakan sendiri. Dimulai dari mencuci pakaian, bersih-bersih kamar, belajar dan sebagainya. Hal tersebut akan membantu mahasiswa untuk lebih mandiri dan tidak bergantung pada orang lain dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

5. Mampu mengintegrasikan ilmu formal dan agama 

Santri akan mampu mengintegrasikan ilmu yang didapat melalui madrasah formal di kampus dengan ilmu agama yang didapat melalui pendidikan pesantren dengan kitab kuning-nya dalam kehidupan sehari-hari.

Ilmu inilah yang akan memudahkan mahasiswa memahami makna hidup yang sesungguhnya. Hidup mandiri, terpisah dari orang tua, fasilitas apa adanya, akan membentuk mahasiswa menjadi muslim yang bertanggung jawab dan terbiasa memotivasi dirinya sendiri untuk lebih baik. Baca Juga:

6. Membentuk karakter muslim Nusantara

Sebagai lembaga pendidikan unggulan, pondok pesantren mampu melakukan pembentukan karakter Muslim Nusantara yang sesuai dengan ajaran Islam yang berpadu dengan nilai-nilai tradisi, budaya dan kearifan lokal pada semua sisi kehidupan, sehingga melahirkan Pribadi Muslim Nusantara yang mencintai Islam, berkomitmen penuh pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), bertoleransi dalam keberagaman, menghargai kemajemukan, dan selalu menebarkan perdamaian.

7. Persaudaraan yang Erat

Di pondok pesantren santri akan hidup bersama-sama dalam satu lingkungan yang sama. Mereka akan belajar, beribadah, dan menjalani aktivitas sehari-hari bersama-sama. Hal tersebut akan membantu mahasiswa untuk membangun persaudaraan yang erat dan saling menghargai satu sama lain. 

Persaudaraan yang erat ini akan membantu mahasiswa untuk tumbuh berkembang sebagai manusia yang bertanggung jawab dan peka terhadap kebutuhan orang lain.

8. Pengembangan potensi diri

Pondok pesantren juga memberikan kesempatan kepada santri untuk mengembangkan potensi diri mereka. Misalnya saja melalui kegiatan ekstrakurikuler seperti kajian kitab hadist atau kitab lainnya, pembuatan kerajinan tangan, dan kegiatan olahraga. 

Kegiatan-kegiatan tersebut akan membantu mahasiswa untuk mengeksplorasi bakat dan minat mereka serta membantu mereka untuk memperluas wawasan dan pengetahuan

9. Pengalaman hidup yang berharga

Menjalani pendidikan di pondok pesantren akan memberikan pengalaman hidup yang berharga bagi mahasiswa. Mereka akan belajar untuk hidup mandiri, bertanggung jawab, dan memiliki nilai-nilai keislaman yang kuat.

Selain itu, mereka juga akan belajar untuk menghargai orang lain dan membangun persaudaraan yang erat. Pengalaman hidup yang berharga ini akan membantu mahasiswa untuk tumbuh menjadi pribadi yang berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat.

Editor: Kendi Setiawan

Sumber: https://arina.id/edukasi/ar-4yi6o/segudang-keuntungan-kuliah-sambil-mondok

Categories
Opini

Muhammad Yunus dan Tantangan Perlindungan Hak Kaum Minoritas di Bangladesh

Oleh : M. Noor Harisudin*

Pasca penggulingan Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina pada 5 Agustus 2024 (Media Indomesia, 6/8/2024), Bangladesh menghadapi masalah baru yang pelik. Ratusan umat Hindu Bangladesh mencoba melarikan diri ke India, meski mereka gagal. Dewan Persatuan Hindu Buddha Kristen di Bangladesh menyatakan bahwa 45 dari 64 distrik menjadi sasaran amuk masa kerusuhan baik rumah, tempat bisnis maupun kuil. Perlindungan terhadap minoritas Hindu dan kelompok minoritas lain menjadi isu utama pasca penggulingan perempuan kuat yang berkuasa selama 20 tahun di Bangladesh tersebut.

Sekitar 90 persen dari total 165 juta penduduk Bangladesh (sensus tahun 2022) beragama Islam. Sementara, 8 persennya beragama Hindu dan sisanya beragama Kristen dan Budha. Serangan terhadap minoritas sering terjadi ketika Pemilu Nasional di Bangladesh. Secara faktual, Partai Liga Awami di bawah kepemimpinan Sheikh Hasina (77 tahun)  yang otoriter dan bertangan besi menjadi saluran politik kaum minoritas di Bangladesh. Dalam pandangan kaum minoritas, mereka lebih aman di bawah Partai Liga Awami yang sekuler daripada partai lain di Bangladesh, kendati kenyataannya berbeda dengan apa yang diharapkan.

Tahun 2022 misalnya, sekitar 36.317 hektar tanah milik kaum minoritas yang kebanyakan Hindu dirampas. Lima ratus tujuh puluh dua orang diusir dari rumah mereka. Empat ratus empat puluh lima keluarga dipaksa bermigrasi baik ke dalam maupun keluar negeri. Sementara, pada tahun 2021, terdapat 154 anggota kaum minoritas, termasuk Hindu yang tewas dan 360 terluka dalam serangan terhadap kelompok minoritas. Belum lagi dengan tiga puluh sembilan perempuan dan anak perempuan dari kelompok minoritas diperkosa. Tak hanya itu,  perusakan rumah, tempat ibadah, dan bisnis kelompok minoritas menelan biaya kurang lebih dua ratus dua puluh  juta taka atau 2,15 juta dolar AS. Ini fakta nyata penindasan dan diskriminasi pada kaum minoritas di bawah pemerintahan Hasina.

Kini, Bangladesh yang telah merdeka sejak 25 Maret 1971 ini kembali dihadapkan permasalahan perlindungan kaum minoritas. Presiden Bangladesh Mohammed Shahabudin yang mengusulkan Yunus sebagai Perdana Menteri di masa Transisi. Muhammad Yunus (84 tahun) telah berjanji untuk melindungi kaum minoritas di Bangladesh, khususnya Hindu, Kristen dan Budha. (Media Indonesia, 13/08/2024). Namun, janji ini tidaklah mudah. Apalagi, untuk mengimplementasikan kesepakatan perdamaian Chittagong Hill Tracts 1997 yang memastikan berakhirnya kekerasan dan perlindungan masyarakat suku Jumma –yang beragama Buddha dan Hindu–, suku Chakma, dan suku luar Jalur Bukit Chittagong di Bangladesh.

Muhammad Yunus, penerima Nobel Perdamaian pada tahun 2006 yang didapuk menjadi pemimpin pemerintah transisi pada tahun 2024 ini diharapkan dapat melindungi kaum minoritas. Muhammad Yunus sendiri bukan orang yang dikehendaki Hasina. Ia bahkan juga disingkirkan Hasina dengan berbagai tuduhan tindak pidana. Beruntung, Muhammad Yunus tidak sampai mati sebagaimana para oposisi lain di negara Bangladesh.

Sebelumnya, dalam lima belas tahun terakhir kepemimpinannya, Sheikh Hasina menangkap para oposisi di negara tersebut, khususnya Partai Jemaat el-Islami. Misalnya lima pemimpin Partai Jemaat el-Islami digantung antara tahun 2013 dan 2016 setelah dinyatakan bersalah oleh pengadilan kejahatan perang. Hasina juga tak segan melarang partai yang mengancam kekuasaannya untuk tidak ikut Pemilu seperti Jemaat el-Islami pada tahun 2012. Dan menjelang penggulingan Hasina pada tahun 2024 ini, tokoh seperti Shafiqur Rahman bersama putranya dari Partai Jemaat el-Islami ditangkap polisi atas tuduhan ekstremisme. Mereka juga ditahan dengan Undang-Undang anti-terorisme. Demikian juga pemimpin Bangladesh Nationalist Party (BNP) yang ditangkapi karena dituduh menghasut rakyat melawan pemerintahan.

Setidaknya, terdapat beberapa hal terkait hak asasi manusia kaum minoritas Bangladesh yang perlu mendapat sokongan masyarakat sipil (civil society) dan juga negara (state) dalam pemerintahan Yunus ke depan, sebagaimana berikut:

Pertama, negara dan masyarakat sipil seyogyanya menghormati (to respect) kaum minoritas Bangladesh. Masyarakat sipil, dalam hemat saya, harus memberikan penghormatan terhadap kaum minoritas agama di Bangladesh dengan bersikap toleran dan inklusif dalam memahami kemajemukan dalam masyarakat. Karena, seperti kata Yunus, mereka semua adalah satu keluarga Bangladesh.

Kedua, negara musti juga memenuhi (to fullfill) kebutuhan kaum minoritas agama di Bangladesh. Misalnya kebutuhan kaum minoritas akan tempat ibadah, pendidikan,  pekerjaan dan hak asasi manusia yang lain yang sepadan dengan komunitas agama lain di Bangladesh secara proporsional.

Ketiga, negara musti melindungi (to protect) kaum minoritas agama di Bangladesh. Mereka harus aman ketika beribadah dan bekerja sebagaimana laiknya masyarakat Bangladesh yang lain. Rumah ibadah seperti kuil dan gereja misalnya harus dilindungi negara. Tidak boleh ada perusakan terhadap rumah ibadah, rumah bisnis maupun rumah tinggal mereka. (Pasal 14, Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, 1948)

Tentu, Muhammad Yunus yang berhasil mendirikan Bank Grameen, tidak semudah membalik telapak tangan mengatasi ini. Namun, melihat jejak sang penerima nobel perdamaian yang telah memberikan sembilan juta kredit untuk orang miskin ini, at least ia memiliki komitmen kepada perlindungan kaum minoritas. Kendati disadari bahwa Muhammad Yunus harus berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mewujudkan mimpi tersebut. Ia tidak bisa sendirian membangun Bangladesh yang kini telah porak poranda.

Lebih dari itu, Muhammad Yunus hanya menyiapkan bangunan sistem perlindungan kaum minoritas Hindu, Budha dan Kristen yang sustainable, tidak hanya untuk masa sekarang, namun juga masa-masa yang akan datang. Mempersiapkan regulasi yang kuat, penegakan hukum yang tegas hingga membangun tradisi multi kulturalisme adalah legacy Muhammad Yunus untuk Bangladesh yang modern dan lebih baik di masa-masa yang akan datang. Di sini, Muhammad Yunus akan diuji sejauh mana ia menjadi seorang politisi yang dapat menyelesaikan berbagai problematika rakyat Bangladesh ke depan. Pertanyaannya: beranikah Muhammad Yunus melakukan itu, meski bertentangan kepentingan mayoritas rakyat Bangladesh, demi untuk melindungi minoritas? Wallahu’alam.

*Guru Besar UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember dan Direktur World Moslem Studies Center.

Dimuat di jatim.nu.or.id pada Sabtu, 24 Agustus 2024

Categories
Opini

Islamophobia dan Tantangan Kemajemukan di Inggris

Oleh: M. Noor Harisudin*

Kita semua dikagetkan dengan demonstrasi yang diikuti berbagai kerusuhan di Inggris yang terjadi sejak 30 Juli hingga 5 Agustus 2024. Diduga keras, kerusuhan ini terjadi karena kelompok sayap kanan mengirim pesan hoaks terkait penusukan tiga gadis di Southport, Liverpool,  Inggris oleh seorang keturunan imigran-Muslim. Padahal, aparat penegak hukum telah menetapkan bahwa pelaku penikaman tiga gadis Inggris pada sebuah kelas dansa anak-anak bertema Taylor Swift tersebut adalah Axel Muganwa Rudakubana. Axel sendiri kelahiran Cardiff,  Wales, beragama Kristen dan berusia 17 tahun serta bukan imigran-muslim. Sementara, tiga gadis yang terbunuh adalah Bebe Kong (6 tahun), Elsie Dot Stancombe (7 tahun) dan Alice Dasilva Aguiar (9 tahun) (29/7/2024). 

Namun demikian, kerusuhan sudah menjadi bubur dan merebak di mana-mana; Belfast Irlandia Utara, Kota Utara Darlington, Plymouth, Rotherham, Middlesbrough, Bristol, Leeds dan Hull. Polisi juga menangkap 400 orang pelaku kerusuhan sejak pecah seminggu yang lalu. Kerusuhan yang meledak di sejumlah kota negara Inggris tersebut meneriakkan slogan-slogan rasis, anti-imigran dan juga anti-Muslim. Mereka juga merusak bangunan, menjarah dan melakukan bentrok dengan polisi serta dengan kelompok-kelompok penduduk setempat yang melakukan protes balasan. Sejumlah toko, hotel dan masjid juga menjadi sasaran kerusuhan tersebut. Kerusuhan ini adalah titik balik United Kongdom (Kerajaan Inggris) yang selama ini membanggakan diri sebagai masyarakat majemuk dan memperjuangkan kesetaraan. 

Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer menyebut kerusuhan yang meluas itu dilakukan sayap kanan yang anti-imigran, yaitu English Defence League (EDL). Kelompok yang didirikan Tommy Robinson,  pada tahun 2009 memiliki pandangan anti-imigrasi dan supremasi kulit putih (white supremacy). EDL sendiri mengaku berbeda dengan sayap kanan tradisional. Karena dalam organisasi EDL terdapat divisi Yahudi, Sikh dan LGBT. Tak heran jika dalam kerusuhan ini, kelompok sayap kanan menargetkan kelompok imigran dan muslim. EDL pernah mengalami penurunan pamor pada tahun 2013 ketika ditemukan bahwa organisasi ini memiliki hubungan dengan aktivis sayap kanan Norwegia, Anders Behring Breivik. Breivik adalah pelaku serangkaian serangan bom dan penembakan imigran di Oslo yang menewaskan 77 orang pada Juli 2011.

Meski gelombang demonstrasi anti-EDL di Inggris jauh lebih besar, sekitar dua puluh lima ribu, namun sesungguhnya Islamophobia tidak pernah usai menjadi pembahasan di Inggris khususnya dan Eropa pada umumnya. Buktinya, pesan pendek hoaks yang menyesatkan di media sosial terkait pembunuhan tiga gadis tersebut sangat mudah menyulut berbagai kerusuhan. Ini juga menjadi penanda rapuhnya rasionalisme masyarakat Inggris hanya dengan provokasi hoaks murahan dari organisasi masyarakat bernama English Defence League (EDL).

Dengan kata lain, EDL yang menjadi sayap kanan dan bagian Partai Konservatif ini masih mendapat sambutan hangat dengan Islamophobia-nya. Islamophobia yang dikenal sebagai dislike of or prejudice against Islam or Muslims, especially as a political force seperti bola panas yang membakar akar rumput Inggris. Oleh karena itu, dalam hemat saya, Islamophobia masih merupakan tantangan serius bagi masyarakat Inggris yang dikenal plural. EDL sendiri didukung oleh partai sayap kanan sejak awal berhaluan anti-imigran misalnya Partai Konservatif yang menjadi rival utama Partai Buruh.     

Kendati Pemerintah Inggris yang menganut sistem monarki konstitusional telah melakukan langkah-langkah penegakan hukum dan cepat dalam penanganan kerusuhan tersebut, namun Islamophobia tidak akan mudah dibumihanguskan. EDL juga harus taat pada konstitusi yang berlaku di negara Inggris yang terdiri dari Inggris, Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara. Tanpa langkah-langkah progresif, Islamophobia akan menjadi ancaman negara Inggris di masa kini dan masa depan. Sebagai bagian dari masyarakat majemuk –meminjam istilah Goult–, komunitas muslim yang berjumlah 2.601.724  atau 4 persen lebih dari total 65.043.092 penduduk Inggris Raya (Tahun 2020) harus melakukan peran-peran aktif dalam integrasi masyarakat Inggris.  

Sebagai misal, Muslim Inggris harus menampakkan performance yang inklusif dan tidak esktrem di tengah-tengah masyarakat plural di Inggris. Demikian juga, new doktrin jihad  harus lebih digelorakan  sebagai jihad membangun masyarakat yang plural dan jihad-jihad lain seperti jihad ekonomi mengentaskan kemiskinan, jihad teknologi, jihad pendidikan ataupun lainnya yang relevan.   

Lebih dari itu, komunitas muslim harus meningkatkan pemahaman masyarakat tentang Islam di berbagai media massa secara massif dan proporsional. Dakwah Islam harus lebih terbuka di masyarakat sehingga masyarakat mendapatkan pemahaman yang objektif tentang Islam. Muslim Inggris harus pula mempermudah akses berbagai kalangan untuk mempelajari agama Islam. Khususnya anak-anak muda milenial yang sejak kecil sudah menjadi digital native. 

Kita sudah melihat peran signifikan masyarakat muslim di Inggris. Klimaksnya adalah pemilihan Sadiq Khan, seorang muslim keturunan Pakistan yang menjadi wali kota pertama di London dari kalangan non-kulit putih. Sadiq Khan sendiri berasal dari Partai Buruh yang pada tahun 2024 ini memenangi Pemilu Presiden di Inggris setelah 14 tahun dikuasai Partai Konservatif. Sadiq Khan adalah tokoh muslim modern, sekalipun pernah menuai kontroversi karena dukungannya dengan perkawinan sejenis dalam Undang-undang di masa yang silam. Namun, penerimaan Sadiq Khan sebagai major (wali kota) di Inggris adalah bukti kemajemukan yang nyata. 

Sadiq Khan, Pemerintah Inggris dan dukungan luas masyarakat terhadap kemajemukan adalah modal penguat masyarakat majemuk di Inggris. Kita dan seluruh masyarakat dunia yakin bahwa kerusuhan di Inggris akan selesai dengan cara-cara yang elegan ala masyarakat majemuk Inggris. Meskipun dukungan ini harus diteruskan dengan penegakan hukum bagi pelaku kerusuhan. Jika tidak dilakukan langkah tegas, tentu akan terjadi kerusuhan serupa based on Islamophobia dan kelak menjadi bahaya laten United Kingdom. Pada pihak lain, kelompok pihak sayap kanan harus sadar bahwa apa yang mereka bayangkan tentang Islam tidak benar alias salah. Sehingga kasus Islamophobia yang menyebabkan kerusuhan tidak lagi terulang dimasa yang akan datang. Semoga.  M Noor Harisudin adalah Guru Besar UIN Kiai Haji Achmad Sidiq Jember dan Direktur World Moslem Studies Center  

*M Noor Harisudin adalah Guru Besar UIN Kiai Haji Achmad Sidiq Jember dan Direktur World Moslem Studies Center  

Sumber: https://www.arina.id/perspektif/ar-tZyuQ/islamophobia-dan-tantangan-kemajemukan-di-inggris

Categories
Opini

Netanyahu, Palestina dan Pemilu Presiden AS

Oleh: M. Noor Harisudin

Kedatangan Benjamin Netanyahu Perdana Menteri Israel, untuk berpidato di hadapan majlis bersama (joint session) Kongres Senat di Gedung Capital Hill Amerika pada Rabu, 24 Juli 2024 sangat mengecewakan publik dunia. Tak heran, ribuan warga Amerika Pro-Palestina ikut berdemontrasi menolak kehadiran penjahat perang Palestina di negeri paman sam tersebut. Bagaimanapun, kehadiran Benyamin Netanyahu merupakan tamparan selain juga juga menginjak-injak human life and rights, human dignity dan justice for all yang dijunjung bukan hanya oleh rakyat Amerika Serikat, namun juga masyarakat dunia. Apalagi secara faktual, pidato Benyamin Netanyahu, menurut Nancy Pelocy, mantan Ketua Kongres AS, adalah pidato terburuk dari semua petinggi asing yang diundang bicara di depan kongres.

Sebelumnya, International Criminal Court (ICC) telah memerintahkan penangkapan Benyamin Netanyahu karena kejahatan perang dan kemanusiaan di Gaza Palestina. International Criminal Court (ICC) sendiri berkedudukan di Den Haag Belanda. Selain Benyamin Netanyahu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant dan tiga pimpinan HAMAS, Yahya Sinwar, Ismail Haniyeh dan Mohammed al-Masri juga diperintahkan untuk ditangkap karena alasan yang sama (19/7/2024). Publik paham bahwa Benyamin Netanyahu adalah penjahat perang yang telah melakukan pembantaian massal di Gaza Palestina. Benyamin Netanyahu dan juga Gallant harus bertanggungjawab atas kejahatan perang dan kejahatan kemanusiaan yang dilakukan di wilayah negara Palestina (Jalur Gaza) setidaknya sejak 7 Oktober 2023 yang silam.

Di bawah pimpinan Benyamin Netanyahu, Israel telah dengan sengaja dan sistematis melakukan serangan pemusnahan dan penganiayaan massal pada penduduk sipil, termasuk wanita dan anak-anak yang tidak berdosa. Lebih dari 39.000 penduduk meninggal di Palestina, sementara korban luka-luka mencapai 70.000 orang. Dari pihak Israel, terbunuh 1200 lebih masyarakat sipil. Namun demikian, pemerintah Amerika Serikat dengan enaknya mengundang Benyamin Netanyahu dan bahkan memberi panggung kehormatan pada ‘penjahat perang’ di Kongres Amerika Serikat. Bukan hanya Palestina yang marah, namun seluruh warga dunia juga marah.

Di sisi lain, Amerika Serikat saat ini sedang menjalankan Pemilu Presiden. Tentu saja kehadiran Benyamin Netanyahu berpengaruh pada suara konstituen Amerika Serikat. Kebijakan luar negeri–, termasuk Palestina– menjadi pertimbangan warga Amerika untuk memilih presiden mereka. Semula, kompetisi Pilpres antara Joe Biden (Partai Demokrat) dan Donald Trump (Partai Republik) memiliki kebijakan tentang Israel-Palestina yang sejatinya tidak jauh beda. Bahkan, dalam empat tahun terakhir, kebijakan Presiden Joe Biden dianggap lebih buruk daripada Donald Trump. Jika Donald Trump saat menjadi presiden hanya mencegah para imigran ke Amerika, Joe Biden dianggap turut serta ‘membunuh’ warga Palestina.

Namun seiring dengan mundurnya Joe Biden dari pencapresan dan diganti Kamala Harris, maka peta dukungan publik AS bisa berubah. Terutama setelah kedatangan Benyamin Netanyahu di Kongres Amerika Serikat dalam satu pekan ini. Sebut misalnya Donald Trump. Kebijakannya memang anti-imigran semasa ia menjabat presiden. Hingga sekarang, pandangan kebijakan luar negeri Trump tersebut tidak pernah berubah.

Pertemuan Donald Trump dengan Benyamin Netanyahu (26/7/2024), oleh karenanya, bukan hal aneh. Karena, bagi Israel, Donald Trump telah berjasa melicinkan jalan pembukaan hubungan diplomatik antara beberapa negara Israel dengan negara Islam atau Arab. Pada masa Donald Trump menjadi presiden, Israel membangun hubungan diplomasi dengan Emirat, Bahrain, Sudan dan lain-lain. Pada masa ini pula, Donald Trump mengakui Jerussalem sebagai Ibu Kota Israel dan memindahkan kedutaan Amerika ke kota yang dideklarasikan sebagai ibukota Palestina.

Kesuksesan Donald Trump ini tidak lepas dari Jared Kushner, menantu Trump yang berperan sebagai utusan khusus untuk Timur Tengah, termasuk Israel-Palestina. Suami Ivaka Trump ini selama ini dikenal sebagai pengusaha muda sukses dan merupakan zionis esktrem yang juga dekat dengan Pangeran Saudi Arabia, bin Salman. Jared Kushner ini dalam tempo empat tahun telah mendapat banyak keberhasilan (accomplishment) yang ducapai.

Tidak heran, pertemuan antara Donald Trump dan Benyamin Netanyahu di Amerika Serikat hanya akan menambah kekhawatiran banyak pihak. Jika pada akhirnya Trump memenangi Pilpres pada Nopember 2024 ini, maka Israel diprediksi akan semakin membabi-buta. Era Presiden Trump yang kedua –jika ia terpilih–akan semakin mempercepat genoside Israel ke bumi Palestina. Sebaliknya, Donald Trump ini akan menjadi penghalang utama kemerdekaan Palestina.

Sementara, Kamala Harris yang juga Wakil Presiden Amerika Serikat –disamping petinggi dan anggota senat yang lain, yaitu Barnie Sanders dan Ilhan Omar, –memilih untuk tidak hadir ke kongres AS yang didatangi Benyamin Netanyahu. Kendati garis politik Kamala harus sejalan dengan pemerintah Amerika yang memandang Israel adalah sekutu Amerika, namun jejak rekam Kamala Harris menunjukkan progresivitas pemikiran dan langkah politiknya.

Sekali lagi, ketidakhadiran Kamala Harris sebagai Wakil Presiden yang juga Ketua Senat Kongres Amerika Serikat dalam acara pidato Benyamin Netanyahu memiliki makna penting dalam politik Amerika. Apalagi politik Amerika Serikat saat ini menunjukkan klimaks sensivitas yang tinggi. Dus, ketidakhadiran Kamala Harris adalah bukti sikap politik luar negeri yang anti-Yahudi dan Israel. Bahkan lebih jauh, Kamala Harris ingin menunjukkan pada publik bahwa pembunuhan massal di Gaza dan tempat lain di Palestina harus dihentikan saat ini juga. Sudah saatnya perang berakhir, kata Kamala Harris dalam siaran televisi (25/7/2024) setelah bertemu Benyamin Netanyahu.

Dalam hal kebijakan luar negeri, meskipun satu partai (Demokrat), Kamala Harris berbeda dengan Joe Biden yang lebih merangkul Benyamin Netanyahu untuk menyelesaikan Palestina. Joe Biden dalam kampanye presiden sebelum akhirnya mundur dari pencapresan di negeri paman sam tersebut sering diprotes warga Amerika gara-gara pembelaannya pada Israel. Salah satunya Die-in For Humanity yang mendatangi 100 acara lebih acara Joe Biden untuk menyerukan agar ketidakadilan dan kekejaman di Gaza Palestina segera dihentikan. Ada sekitar 700-an anggota Die-in For Humanity yang secara istiqomah menyerukan aspirasi mereka yang Pro-Palestina.

Di sinilah, ada harapan baru warga Amerika dengan Kamala Harris. Dengan sifat keibuannya, Kamala Harris akan lebih peduli pada korban sipil di Gaza Palestina. Meski Kamala Harris adalah seorang istri dari suami Yahudi, namun Kamala sejak lama telah mendeklarasikan diri sebagai Non-Jewish Zionist. Kamala Harris sadar bahwa lobby politik Yahudi di Amerika dipandang sebagai penentu kemenangan atau kekalahan dalam pilihan politik Amerika. Jika survei sebelumnya Joe Biden mendapat 41 persen dan Donald Trump mendapat 49 persen, maka kini dengan rival Kamala Harris, Donald Trump hanya mendapat 42 persen dan Kamala Harris 44 persen.

Lebih dari itu, Kamala Harris tahu bahwa Arab Amerika dan kaum muda progresif akan memiliki suara penting dalam Pemilu Amerika. Karena itu, ia memilih berbeda dengan Joe Biden yang satu partai dengannya dan Donald Trump yang berbeda partai dan menjadi rival politiknya. Namun, apakah secara otomatis Kamala Harris yang bakal memenangi Pilpres 5 Nopember 2024 ini? Dan lalu, apakah kebijakan luar negeri AS tentang Palestina akan juga berubah? Mari kita tunggu episode tahap demi tahap Pemilu Presiden Amerika Serikat dalam beberapa bulan ke depan. Karena kemenangan ada di tangan rakyat Amerika. *

*M. Noor Harisudin adalah Direktur World Moslem Studies Center dan Guru Besar UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

**Dimuat di Harian Kompas, 3 Agustus 2024.

Categories
Opini

Mencari Beasiswa Magister (S2) di Luar Negeri

Oleh: Syahril Siddik, M.A.*

Keinginan untuk kuliah di luar negeri muncul dalam benak saya sejak masih sekolah di Pondok Pesantren Al-Mukhtariyah Rancamacan Mangkubumi Tasikmalaya. Keinginan itu muncul seingat saya ketika saya melihat seorang ilmuan Indonesia lulusan luar negeri di televisi di rumah guru saya. Dalam hati saya katakan saya ingin seperti dia menimba ilmu ke luar negeri. Apalagi agama saya, Islam, menganjurkan agar saya menuntut ilmu sepanjang hayat dan meski harus ke luar negeri.

Untuk hijrah dari kampung saya di Sumatera Utara ke Tasikmalaya Jawa Barat, hanya satu tekad saya yang didukung penuh kedua orang tua saya yaitu menuntut ilmu. Perjalanan dari kampung saya ke Jawa Barat pada akhir tahun 1990an dengan bus memakan waktu 3 hari 3 malam.

Perjalanan yang cukup melelahkan. Kalau bukan karena tekad kuat untuk menuntut ilmu dan harapan dari orang tua, sulit rasanya menjalaninya sebagai anak yang baru lulus sekolah dasar. Keingin sekolah di pondok pesantren adalah keinginan saya sendiri.

Dengan pengalaman menuntut ilmu jauh dari kampung halaman itu, saya rasa tidak akan sulit bagi saya jika harus kuliah di luar negeri berada jauh dari keluarga. Tentu tidak mungkin dengan beaya dari orang tua saya karena beaya kuliah di luar negeri mahal.

Saya harus dapat beasiswa seperti ilmuan Indonesia di televisi itu. Keinginan itu saya jaga hingga saya duduk di bangku kuliah jenjang sarjana (S1). Pertanyaan sejak keinginan itu muncul adalah bagaimana saya bisa meraih beasiswa untuk sekolah ke luar negeri?

Menentukan motivasi

Untuk menguatkan keinginan saya, yang pertama saya lakukan adalah menentukan motivasi. Motivasi pertama saya adalah kedua orang tua saya. Mereka punya keinginan kuat untuk sekolah ketika mereka kecil. Akan tetapi, karena keterbatasan beaya, beliau tidak mampu menyelesaikan jejang sekolah dasar. Ibu pernah bercerita kepada saya dan adik saya tentang keinginan mereka untuk menyekolahkan putra-putranya hingga jenjang sarjana. Keinginan orang tua itu menjadi motivasi pertama.

Motivasi kedua hadir dari guru saya di pesantren. Guru saya mengatakan bahwa dunia dan akhirat bisa didapat dengan ilmu. Motivasi ketiga adalah mendapat pengalaman baru. Saya yakin dengan saya hijrah menuntut ilmu, saya akan mendapatkan pengalaman baru di luar negeri yang mungkin bisa bermanfaat bagi saya dan bagi orang lain. Ibu pernah bilang hidup tak selebar daun kelor atau jangan seperti katak dalam tempurung.

Motivasi keempat adalah ingin nonton sepak bola langsung di stadion-stadion di Eropa. Ini motivasi tambahan saja karena sebenarnya saya baru gandrung dengan bola sejak saya kuliah. Setelah di Eropa pun saya jarang nonton bola langsung di stadion karena mahal dan lebih suka nonton di televisi. Singkatnya, tentukan motivasinya jika ada keinginan kuliah di luar negeri. Itu bisa apa saja. Saya yakin setiap orang punya motivasi berbeda. 

Mencari informasi beasiswa

Pencarian informasi beasiswa saya lakukan saat kuliah di semester 7 jenjang sarjana lewat Internet, dosen dan kakak kelas yang sudah pernah berangkat kuliah ke luar negeri, kampus dan lainnya. Dari situ, saya bisa mengetahui ada program beasiswa tahunan seperti beasiswa Fulbright ke Amerika Serikat, Chevening ke Inggris, StuNed ke Belanda, dan lainnya.

Saya simpan beberapa informasi di komputer agar setelah lulus sarjana nanti saya bisa update pembukaan pendaftarannya. Saya juga bertanya pada dosen lulusan luar negeri di kampus tentang persiapan apa saja yang bisa dilakukan untuk meraih beasiswa ke luar negeri. Rata-rata dari mereka sangat mendukung keinginan saya dan teman-teman lain yang ingin kuliah ke luar negeri.

Intinya, cari informasi tentang penyedia beasiswa sebanyak mungkin agar bisa melihat kesempatan-kesempatan yang disediakan oleh mereka. Yang terpenting, cari program beasiswa penuh dan terpercaya karena ada penyedia yang hanya menyediakan biaya kuliah tapi tidak memenuhi biaya hidup bulanan, dan ada penyedia beasiswa palsu yang menipu mahasiswa.

Penyedia program beasiswa penuh biasanya tidak pernah menarik uang sepeser pun dari calon penerima beasiswa. Bahkan untuk pelatihan sebelum keberangkatan ke luar negeri, mahasiswa sudah diberi dana untuk persiapan itu.

Penuhi persyaratan

Persyaratan pertama biasanya penyedia beasiswa atau kampus mempunya batas minimal nilai IPK calon penerima beasiswa. Ada yang 3,50 atau 3,25 dari skala IPK 4.00. Untuk meraih itu, maka saya harus kerja keras belajar saat di jenjang sarjana. Saya yakin kesuksesan besar itu lahir dari kesuksesan kita dalam menjalankan tugas-tugas kita sehari-hari. Saya menjaga semangat belajar saya dengan fokus pada keinginan saya kuliah di luar negeri.

Faktor lain pendukung keberhasilan, bagi saya, adalah minta restu dan doa orang tua setiap kali kita berhadapan dengan tantangan besar. Misalnya, mau ikut perlombaan, mau ujian dan lainnya. Mendengar suara mereka saja lewat telepon sudah membuat semangat saya bangkit. Saya sering melakukannya saat semangat sedang runtuh, bahkan sampai sekarang.

Syarat kedua adalah nilai keterampilan bahasa Inggris harus mencapai batas minimal yang ditentukan penyedia beasiswa. Dulu rata-rata penyedia beasiswa masih menerima hasil tes keterampilan bahasa Inggris TOEFL ITP (institutional) yang minimal nilainya 550 atau 575 untuk bisa kuliah di beberapa kampus di luar negeri. Tes TOEFL menguji keterampilan membaca (reading), mendengarkan (listening), dan tata bahasa (grammar) bahasa Inggris.

Sekarang kebanyakan penyedia dan kampus hanya menerima hasil tes IELTS yang menguji 3 keterampilan bahasa di atas ditambah dengan percakapan (speaking). Batas minimal IELTS 6 atau 6,5, ada juga yang 7 untuk setiap keterampilan.

Selain 2 syarat utama di atas, ada juga penyedia beasiswa yang mensyaratkan proposal tesis di awal pendaftaran beasiswa ke luar negeri. Untuk memenuhi persyaratan ini, sebaiknya dilakukan beberapa bulan sebelum kita mendaftar beasiswa ke luar negeri. Saya mencoba mengikuti tes TOEFL sejak semester 7 di lembaga kursus bahasa Inggris dengan nilai TOEFL pertama saya 513 sampai kemudian bisa mencapai 575 seingat saya. Karena hanya mencapai nilai 513 saya beli buku pelatihan TOEFL bekas dan mempelajarinya sendiri. Setelah itu saya daftar kursus TOEFL di lembaga kursus. Untuk belajar TOEFL sendiri, saya sediakan waktu 2 jam setiap harinya.

Siapkan kemungkinan terburuk

Keinginan kuliah ke luar negeri dengan beasiswa tidak menjadi satu-satunya keinginan saya. Ketika semester 7 saya berfikir bahwa saya harus bisa kerja setelah lulus kuliah sambil saya mendaftar beberapa beasiswa yang ada. Jadi, jika saya tidak bisa berangkat kuliah ke luar negeri pun tidak akan masalah karena saya sudah punya pekerjaan. Jadi, setelah selesai kuliah sebaiknya mencari kerja.

Saya sangat bersyukur karena dosen penguji skripsi saya meminta saya membantunya di kampus setelah dia menerima skripsi saya sehingga saya bisa fokus mendaftar beasiswa keluar negeri.

Langkah berikutnya adalah filosopi mancing. Saya teringat waktu kecil di sawah saya biasa mancing ikan di parit. Biasanya saya dan adik memasang 10 pancing di parit berharap dari 10 pancing itu akan ada minimal 1 pancing yang mendapatkan ikan. Faktanya, kadang dapat 5 ikan dan kadang juga tidak dapat sama sekali. Jadi, saya daftar beasiswa yang ada saat itu.

Saya daftar beasiswa ke Amerika, Belanda, dan Inggris. Saya fokus yang bisa menerima TOEFL saja karena tes IELTS jauh lebih mahal beayanya. Tujuan utama saya sebenarnya Eropa tapi kalau tidak bisa, Amerika juga boleh. Saya mendapat panggilan untuk wawancara dari penyedia beasiswa Belanda dan Inggris. Informasi kelulusan ke Belanda lebih awal. Sedangkan yang Inggris, diundur tahun depan karena masalah teknis. Akhirnya saya putuskan untuk melanjutkan studi di Belanda. 

Fokus pada diri sendiri

Saya selalu menyimpan keinginan saya dalam hati dan hanya memberitahukan keinginan saya pada orang tua dan adik saat itu. Dalam perjalanan kita meraih impian apapun itu termasuk beasiswa, akan ada orang-orang yang mendukung tapi juga tidak sedikit pula yang bisa membuat motivasi kita pudar. Maka, fokus pada diri sendiri.

Kritikan kita dengarkan dan jika bermanfaat kita terima. Cemoohan kita ubah menjadi motivasi agar kita bisa mewujudkan keinginan kita. Tak perlu bereaksi berlebihan. Fokus belajar dengan giat, fokus menyiapkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mewujudkan keinginan.

Selain itu, lakukan yang terbaik untuk setiap tanggung jawab yang kita emban. Ambil semua kesempatan yang bisa mendukung keinginan kita. Misalnya, ikut lomba debat bahasa Inggris, buat komunitas percakapan bahasa Inggris, membaca dan meng-update bidang keilmuan yang akan kita ambil.

Penutup

Keyakinan bahwa keinginan kita akan terwujud harus ditanamkan dalam hati. Keyakinan itu juga harus dirawat dan dijaga dengan membaca buku-buku motivasi. Saat itu saya membaca buku motivasi berjudul The Secret karya Rhonda Byrne dan Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Buku-buku itu menguatkan tekad dan memotivasi saya untuk berusaha keras mewujudkan keinginan saya kuliah ke luar negeri selain agama saya yang mengatakan Tuhan akan mewujudkan keinginan sesuai dengan keyakinan hamba-Nya.

Jika kita menemui kegagalan, jangan patah semangat. Justru jadikan kegagalan sebagai momentum untuk bangkit lebih kuat lagi. Kegagalan mendapatkan beasiswa ke Amerika justru menjadikan saya bersemangat untuk mendaftar beasiswa ke Inggris dan Belanda. Mungkin ada di antara kita juga bisa menjadikan kegagalan meraih beasiswa ke luar negeri untuk bisa sukses di dalam negeri memberi manfaat pada banyak orang, bangsa dan negara. Semoga bermanfaat!

*Wakil Ketua Tanfidziyah PCI NU Belanda dan Kandidat Doktor di Universitas Leiden Belanda

sumber: https://nubelanda.nl/2020/10/03/mencari-beasiswa-magister-s2-di-luar-negeri-2/

Categories
Kolom Pengasuh Opini

Kesulitan Haji Rakyat Palestina

Oleh: M. Noor Harisudin

Ketika Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Azis mengumumkan undangan haji gratis untuk seribu keluarga Syuhada Palestina (CNN/28/5/2024), maka situasi Palestina masih belum baik-baik saja. Gaza masih terus dibombardir Israel. Genosida manusia masih terus berlangsung di negara yang penduduknya mencapai 5 juta lebih tersebut. Bahkan, Rafah sebagai kota yang menghubungkan ke jalur luar Palestina, juga masih dikepung Israel, meski mereka harus mendapat perlawanan sengit dari pejuang Palestina.   

Bagaimana lalu hak beragama rakyat Palestina untuk berhaji di tengah porak-poranda negeri mereka? Jangan samakan mereka dengan penduduk negara Muslim yang damai dan di-support oleh pemerintahnya. Di tengah berkecamuknya perang, tentu tantangan berhaji di Palestina akan sangat berbeda dengan negara yang damai. Sebut misalnya masalah administrasi haji, hingga tantangan hambatan dicegah pasukan Israel menuju baitullah di Makkah.      

Tahun 2024 ini, sebanyak 1,650 jemaah haji Palestina berangkat dengan 33 bus pada 2 Juni 2024 melalui jalur darat dari Tepi Barat menuju Makkah Arab Saudi. Gelombang kedua sejumlah 3.350 jemaah haji Palestina akan berangkat dengan 67 bus. Sementara itu, 2.600 jemaah haji asal Gaza tahun 2024 ini tidak dapat melaksanakan kewajiban rukun Islam akibat agresi hebat penjajahan Israel yang terus menerus dilakukan sejak 7 Oktober 2023 yang silam.  

Haji tahun ini, jemaah Palestina melalui penyeberangan Karma, sebelah timur Kota Jericho menuju Kerajaan Hashemite Yordania. Dari sini, para jemaah haji Palestina berangkat ke Arab Saudi untuk melaksanakan haji dan umrah. Peraturan perjalanan ini dibuat bersama antara Presiden Palestina (Mahmoud Abas), Raja Jordania dan Raja Arab Saudi dengan tujuan untuk memudahkan jemaah haji Palestina. 

Kendatipun keadaan sulit, ghirah berhaji Rakyat Palestina tak pernah padam. Oleh karenanya, undangan haji gratis sebanyak seribu jemaah untuk keluarga Syuhada Palestina bagaikan oase di tengah padang pasir. Undangan ini disambut suka cita Rakyat Palestina di tengah keadaan duka cita mendalam yang tak berkesudahan. Seluruh pembiayaan haji mulai transportasi, konsumsi dan akomodasi diberikan gratis tanpa kecuali. Sebagai tamu undangan, seribu tamu kehormatan ini juga akan menikmati semua fasilitas secara gratis. 

Pada tahun-tahun sebelumnya, perjalanan haji rakyat Palestina ditempuh lama sekali, yaitu satu hari satu malam atau 24 jam lebih. Kesulitan ini semakin masyaqqat lagi karena sebagian jemaah haji adalah lanjut usia. Perjalanan haji dari Gaza ke Kairo di tempuh 20 jam perjalanan. Dari Kairo-Jedah-Makkah, perjalanan kurang lebih 4 jam. Tentu perjalanan yang sangat melelahkan bagi jemaah haji Palestina. Apalagi sebagian jemaah Palestina adalah jamaah haji lanjut usia dan penderita penyakit kronis.

Namun, dengan perubahan rute baru yang diajukan oleh Palestina, Kerajaan Yordania dan Kerajaan Arab Saudi, haji rakyat Palestina menjadi lebih mudah dan cepat. Apalagi ditambah transportasi yang lebih baik disediakan oleh Arab Saudi. Raja Arab Saudi sendiri pada tahun 2024 ini —sebagaimana tahun-tahun sebelumnya–menambah jatah haji dengan undangan haji gratis sebanyak seribu orang untuk keluarga korban syuhada Palestina.

Setidaknya, terdapat tiga pesan diplomasi undangan seribu haji gratis pada keluarga Syuhada Palestina, sebagaimana berikut:

Pertama, pesan dukungan Arab Saudi pada kemerdekaan Palestina yang tak pernah henti. Dukungan ini konsisten dilakukan Arab Saudi sejak 22-25 September 1969 ketika Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) berdiri. OKI yang berkedudukan di Jedah didirikan oleh keprihatian  untuk mendukung Palestina dan kepentingan Islam dunia khususnya ketika pembakaran sebagian Masjid al-Aqsha pada 21 Agustus 1969. Tidak mungkin, Arab Saudi bertolak belakang dengan cita-cita OKI.  

Betapapun kelihatan ‘mendukung’ Israel dan sekutunya (Amerika Serikat), namun secara de facto, Arab Saudi tetap berkomitmen untuk kemerdekaan Palestina sebagaimana ditunjukkan dengan menjadi bagian 144 negara yang mendukung kemerdekaan Palestina dalam sidang PBB pada tahun 2024 ini.  

Kedua, pesan bantuan yang bersifat ma la yudraku kulluhu. Dalam sebuah kaidah fiqih dikatakan: ma la yudraku kulluhu, la yutraku kulluhu. Kalau tidak dapat membantu seluruhnya, maka jangan tinggalkan semuanya. Kalau tidak bisa mencegah upaya genoside tantara Israel pada warga Palestina, maka at least Arab Saudi telah memberikan bantuan kemanusiaan yang lain yang sangat berarti: undangan seribu haji. Bantuan yang tidak bisa memberikan kecuali hanya oleh Kerajaan Arab Saudi. Bantuan yang sangat berarti di tengah antrian tahunan berhaji dan biaya yang tak terjangkau oleh umumnya rakyat Palestina.

Bantuan seribu haji gratis ini tidak kalah berartinya dengan bantuan kemanusiaan lain yang lain seperti makanan, obat-obatan, dan pembangunan infrastruktur yang hancur lebur. Juga tidak kalah dengan demonstrasi seluruh dunia melawan genosida oleh Israel. Bantuan haji gratis ini tidak kalah dengan bantuan-bantuan lain yang ‘menenangkan’ dan ‘membuat damai’ hati rakyat Palestina.  Memang rakyat Palestina butuh bantuan dalam kehidupan tenang dan damai, sebagaimana warga negara lain di dunia.      

Ketiga, pesan agar Israel tidak menghalangi haji rakyat Palestina. Demikian ini karena haji adalah soal hak beragama warga Palestina yang harus dijunjung tinggi Israel. Bukan hanya 1000 hajinya keluarga syuhada haji, namun juga haji reguler lain –yang kurang lebih berjumlah 5000 jemaah haji –pada tahun ini dari Palestina. Dan Kota Rafah yang menjadi pintu Palestina ke negara lain, jangan coba-coba Israel menguasainya dan apalagi jika kota ini digunakan Israel untuk menghambat haji rakyat Palestina. Semoga.   

* M. Noor Harisudin adalah Guru Besar UIN Kiai Haji Achmad Sidiq Jember, Direktur World Moslem Studies Center dan Dai Internasional Ramadlan 1445 H di Belanda dan Jerman.

Sumber: https://arina.id/perspektif/ar-c84xc/kesulitan-haji-rakyat-palestina

Categories
Kolom Pengasuh Opini

Diplomasi Seribu Haji Palestina

Oleh: M. Noor Harisudin

Setelah dikabarkan sakit, Raja Salman tiba-tiba muncul. Bahkan, Raja Salman muncul membawa kabar gembira untuk para keluarga syuhada Palestina. Tepatnya, Raja Salman memberikan undangan seribu 1000 pada keluarga Syuhada Palestina. Selain undangan haji keluarga Syuhada Palestina, Raja Salman juga memberikan 1300 undangan haji ada 88 negara dunia. (Jawa Pos/29/5/2024)

Pemberian undangan haji keluarga Syuhada Palestina tentu menggembirakan meski apakah benar undangan tersebut dibutuhkan oleh para keluarga Syuhada Palestina? Bukankah rakyat Palestina lebih membutuhkan bantuan kemanusian lainnya seperti makanan, obat-obatan, air bersih, rumah pengungsi, dan kebutuhan mendesak yang lain ?. Bukankah mereka juga lebih membutuhkan ketenangan dan kedamaian, layaknya warga dunia yang lain?. 

Pandangan minor ini bisa dipahami karena selama ini, Arab Saudi –di mata publik—dipandang terlalu berpihak pada Israel. Selain pernah membuka hubungan diplomati dengan Israel (2018), serangan Iran ke Israel membuktikan positioning Arab Saudi tersebut. Umat Islam berharap Arab Saudi seperti Iran yang akan menyerang Israel. Nyatanya, Arab Saudi bukan Iran dan tidak sama dengan Iran.

Apalagi pada 16 Oktober tahun 2023 yang silam, ketika pertemuan KTT Oganisasi Kerja Sama Islam (OKI), Iran, Lebanon dan Algeria mengusulkan embargo pada Israel, maka sebagian negara anggota justru menolaknya. Penolakan ini dilakukan khususnya oleh negara yang menormalisasi hubungan dengan Israel seperti Mauritania, Maroko, Sudan, Bahran, Uni Emrat Arab, Yordania dan Mesir, termasuk Arab Saudi. Dengan kata lain, Arab Saudi termasuk yang menolak usulan embargo pada negara Israel.

Oleh karenanya, undangan 1000 haji pada keluarga Syuhada Palestina apakah hanya lip service belaka atau keseriusan Arab Saudi mendukung rakyat Palestina ? Saya menduga, ini cara Arab Saudi mendukung Palestina, tentu dengan caranya sendiri. Hemat saya, undangan haji ini bukan semata-mata mencari simpati publik dan berharap ‘citra positif’ dari dunia Islam.

Ada beberapa alasan mengapa Arab Saudi, saya anggap, serius dengan mendukung kemerdekaan Palestina, sebagaimana berikut:

Pertama, ini adalah undangan haji 1000 keluarga syuhada Palestina yang kesekian kalinya. Undangan ini bersifat gratis dan semua biaya; konsumsi, akomodasai dan transportasi ditanggung Arab Saudi. Undangan haji ini merupakan hal istimewa, karena selain rukun Islam yang kelima, biaya melaksanakannya tergolong mahal dan tidak semua orang dapat menjangkaunya.

Kedua, Arab Saudi menjadi tempat kantor Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). OKI adalah organisasi Islam internasional yang didirikan pada pada 22-25 September 1969 yang silam. OKI didirikan oleh keprihatian  untuk mendukung Palestina dan kepentingan Islam dunia khususnya ketika pembakaran sebagian Masjid al-Aqsha pada 21 Agustus 1969. Tidak mungkin, Arab Saudi bertolak belakang dengan cita-cita OKI.  

Ketiga, dalam satu dekade terakhir, Arab Saudi mulai menjalin hubungan diplomatik dengan China. Bahkan, Arab Saudi terlihat mulai meninggalkan Amerika Serikat dan sebaliknya mulai menggandeng Cina. Arab Saudi terlihat dekat juga dengan Iran yang bersekutu dengan Cina. Tentu, ini juga mengubah peta dan posisi politik internasional Arab Saudi di dunia.   

Keempat, sikap Arab Saudi terhadap Palestina telah dibuktikan sejak dahulu kala. Sikap tradisionalnya  yang terakhir ditunjukkan Arab Saudi menjadi bagian 144 negara yang mendukung kemerdekaan Palestina. Sebagaimana diketahui, Majlis Umum PBB pada Jum’at (10/5/2024) telah menggelar voting untuk mengadopsi resolusi yang mendukung Palestina menjadi anggota penuh PBB. Sembilan negara menolak dan dua puluh lima negara memilih abstain.  

Kelima, bantuan Arab Saudi ke Palestina sesungguhnya banyak, hanya tidak sering dipublis ke media sehingga terkesan Arab Saudi tidak pernah memberikan bantuan kemanusiaan ke Palestina. Andaikan publikasi media berjalan masif, publik akan lebih mudah mengetahui ke mana arah dukungan Arab Saudi dalam peta politik global.    

Berdasarkan beberapa fakta ini, maka kita dapat menyimpulkan bahwa Arab Saudi serius membantu kemerdekaan Palestina. Tidak sekedar membangun citra belaka seperti dibayangkan oleh banyak orang.  Meskipun suara Arab Saudi umumnya tidak bisa “satu komando” membela Palestina, namun –dalam pengamatan saya—tahun ini Arab Saudi dan negara Arab lain akan bersatu untuk Palestina.Ini karena genosida di Palestina telah memakan kurban 35 ribu lebih warga meninggal di Palestina.

Oleh karenanya, undangan 1000 haji ini menjadi penting kendatipun di lapangan, boleh jadi tidak seperti yang diharapkan. Rakyat Palestina memang membutuh bantuan pangan, obat-obatan, dan sebagainya. Rakyat Palestina juga membutuhkan ketentangan dan kedamaian hidup ,sebagaimana rakyat lainnya di dunia.

Dalam hemat saya, undangan haji Raja Saudi adalah solusi bagi rakyat Palestina. Betapapun ada yang sinis, undangan haji ini at least memberi dua pesan penting. Pertama, adalah bantuan yang bersifat ma  la yudraku kulluhu. Dalam sebuah kaidah fikih dikatakan: ma la yudraku kulluhu, la yutraku kulluhu. Kalau tidak dapat membantu seluruhnya, maka jangan tinggalkan semuanya. Begitu kira-kira. Kalau tidak bisa mencegah perang genoside Israel pada warga Palestina, maka Arab Saudi telah memberikan bantuan kemanusiaan yang lain yang sangat berarti: undangan haji.

Kedua, pesan agar Israel tidak menghalangi haji rakyat Palestina. Ini soal hak beragama warga Palestina yang harus dijunjung tinggi Israel. Bukan hanya 1000 keluarga syuhada haji, namun juga haji reguler lain –kurang lebih 4500 jamaah haji –yang tahun ini melakukan ibadah haji dari Palestina. Dan Rafah yang menjadi pintu Palestina ke negara lain, jangan coba-coba Israel menguasainya dan apalagi digunakan untuk menghambat haji rakyat Gaza dan Palestina. Semoga. ***

* M. Noor Harisudin adalah Guru Besar UIN Kiai Haji Achmad Sidiq Jember, Direktur World Moslem Studies Center dan Dai Internasional Ramadlan 1445 H di Belanda dan Jerman.

*Artikel ini telah dimuat di Jawa Pos, 4 Juni 2024.

Categories
Opini

Belanda, Negeri Yang Islami?

Oleh: M. Noor Harisudin

Di Belanda, tidak ada orang kaya. Karena begitu terlihat kaya, dia harus dipotong pajaknya 52 persen. Begitu pernyataan Hasanul Hasibuan, Ketua PPME Masjid al-Ikhlas Amsterdam pada saya dalam perjalanan pulang tarawih dari Masjid ke housing Habib yang saya tempati. Hasanul sudah berpuluh tahun tinggal di negara Belanda. Di Belanda, tidak ada gap yang tinggi antara orang kaya dan orang miskin. Kalaupun ada gap, nanti gaji yang tinggi akan dipotong pajak dengan prosentase tinggi. Pada akhirnya jarak keduanya tidak tinggi.

Memang, fasilitas hidup di Belanda cukup menggiurkan. Warga negara Belanda –termasuk para student Indonesia—bisa mendapatkan banyak jaminan sosial dari pemerintah Belanda. Apalagi mereka yang memiliki anak kecil yang baru lahir hingga umur 17 tahun. Anak kecil ini juga sangat dimanjakan, baik saat di sekolah, transportasi, atau lainnya. Anak-anak kecil ini mendapat berbagai fasilitas gratis. Karena, bagi Belanda, anak kecil ini adalah aset yang sangat berharga untuk bangsa.

Apa saja fasilitas gratis anak kecil? Mereka bebas biaya untuk sekolah dasar (basic school) dan sekolah menengahnya (midlle school). Sementara, jika kuliah, mereka harus membayar dengan subsidi dari pemerintah. Demikain juga, anak kecil mendapatkan gratis fasilitas transportasi publik dan jaminan kesehatan sejak mereka lahir hingga dewasa.

Tidak hanya berhenti disini. Anak kecil mendapatkan tunjangan gratis 100 euro atau 1.700.000 rupiah setiap bulannya. Jumlah yang tidak sedikit, meski jumlahnya masih kalah dengan negara Jerman yang memberikan tunjangan anak kecil sebesar 250 euro.  

Fasilitas lainnya adalah tunjangan rumah satu keluarga sebesar 200 euro. Sementara, warga Belanda juga mendapatkan asuransi kesehatan 175 euro untuk suami dan 140 euro untuk istri. Demikian kata Habib pada saya dalam perjalanan ke Amsterdam Centraal.

Hanya saja, tidak semua orang Belanda mendapatkan tunjangan ini. Hanya mereka yang memiliki BSN di Belanda yang berhak mengakses semua tunjangan ini. BSN adalah KTP- nya orang Belanda yang digunakan untuk mendapatkan semua fasilitas yang telah dijaminkan negara. Tanpa ini, mereka tidak bisa mengakses semua jaminan tersebut.   

Pertanyannya lalu, darimana fasilitas gratis ini diperoleh? Fasilitas ini berasal dari pajak yang dibayarkan oleh warganya. Pajak di negara ini cukup tinggi. Pajak penghasilan mencapai 33 persen hingga 52 persen. Tergantung gaji yang diterima selama satu tahun. Jika dalam setahun di atas 63 ribu euro atau US$ 74.500, maka dia wajib mengeluarkan pajaknya hingga 52 persen. Namun jika tidak sampai, maka hanya mengeluarkan 33 persen.

Semua warga negara Belanda tanpa kecuali harus membayar pajak. Pemerintah mewajibkan warganya untuk bertansaksi secara cashless (non-tunai) sehingga pergerakan uang warganya terpantau dan mudah dihitung pajaknya. Sebagian orang yang ‘non documented’ melakukan transaksi secara tunai sehingga harta mereka tidak terkena pajak. Non-documented adalah istilah halus untuk orang-orang yang illegal masuk ke negeri Belanda. Pengusaha yang nakal juga melakukan transaksi secara tunai agar sebagian hartanya tidak terkena pajak.

Bagi orang yang menengah ke bawah, sistem yang demikian ini menguntungkan pada mereka. Karena mereka mendapat subsisi dari selisih pajak yang tinggi yang dibayarkan orang-orang kaya. Nyaris, semua fasilitas ini mereka dapatkan pajak orang kaya selain dari apa yang telah mereka bayarkan pada negara.

Sementara, bagi orang kaya, pajak ini memang kembali pada mereka. Namun jumlah yang mereka bayarkan tersisa banyak untuk mensubsidi orang-orang miskin. Keadaan ini yang kadangkala membuat orang kaya di Belanda tidak mau bekerja lebih keras lagi. Karena, semakin kaya, maka semakin banyak pajak yang harus disetorkan ke negara.

Jika dilihat dari perspektif Islam, apa yang dilakukan oleh Belanda sangatlah Islami. Sistem ini menjadikan Belanda sebagai apa yang saya sebut dengan “negara tanpa konglomerasi”. Karena memang tidak ada konglomerat yang tajir di negeri ini. Harta kekayaan warganya terus merata sesuai tujuan zakat yang disebut dalam QS al-Hasyr ayat 7:  “kay la yakuna dulatan bainal agniya minkum”. Artinya: agar harta itu tidak beredar hanya dikalangan mereka saja.

Meski mayoritas warga Belanda adalah non-muslim yang tidak membayar zakat, namun prinsip yang dibangun di negeri sesuai dengan zakat. Apakah yang demikian ini tidak negara yang Islami, Prof? Tanya Hasanul Hasibuan pada saya setelah menjelaskan sistem pajak yang membiayai seluruh penyelenggaraan negara tersebut. *** (Bersambung)

* M. Noor Harisudin adalah Direktur World Moslem Studies Center (Womester), Pengasuh Ponpes Darul Hikam Mangli Kaliwates Jember, Wakil Ketua PW Lembaga Dakwah NU Jawa Timur, Dewan Pakar PW Lembaga Ta’lif wa an-Nasyr NU Jawa Timur, Ketua Komisi Pengkajian, Penelitian dan Pelatihan MUI Jawa Timur, Ketua PP APHTN-HAN dan Guru Besar UIN KHAS Jember.