Categories
Opini

IKA PMII dan Kemajuan Bangsa

Penulis: Prof. Dr. Komarudin, M.Si*
*Rektor Universitas Negeri Jakarta dan Ketua Umum HISPISI 

Pengurus Besar Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB IKA PMII) yang dinakhodai Fathan Subchi, Anggota 6 BPK RI, baru-baru ini dikukuhkan, tepatnya pada tanggal 13 juli 2025 di Hotel Bidakara Jakarta. Momentum ini tentu saja bukan sekadar seremonial belaka. Lebih dari itu, ia menjadi penanda penting: sebuah momentum konsolidasi kekuatan strategis kaum intelektual muda Nahdliyyin dalam mengarahkan ulang arah perjalanan bangsa. Momentum ini juga menjadi penting dalam situasi bangsa yang menghadapi kompleksitas multidimensi — dari tantangan demokrasi elektoral termasuk sistem kepartaian di dalamnya, krisis etika kepemimpinan, hingga transformasi ekonomi global. Ringkasnya, pengukuhan PB IKA PMII bukan hanya sebagai simpul silaturahmi alumni, melainkan sebagai episentrum perubahan sosial-politik berbasis nilai untuk kemajuan bangsa.

Jika dilihat secara historis, PMII lahir 17 April 1960 di tengah dinamika perjuangan mahasiswa dan kekuatan Islam progresif yang berusaha menyeimbangkan antara nilai keislaman, keindonesiaan, dan kemodernan. Sebagai organisasi kader, PMII mengedepankan trilogi nilai: Independen, Intelektual, dan Moderat, yang sejak awal menjadi pembeda dibanding organisasi mahasiswa lainnya. Selanjutnya, IKA PMII kemudian dibentuk untuk merajut kembali jaringan alumni lintas generasi, memperkuat sinergi antar angkatan, serta memfasilitasi kontribusi nyata alumni PMII di berbagai sektor kehidupan berbangsa dan bernegara.

Harus diakui, IKA PMII hari ini bertransformasi laksana jaringan raksasa. Pengurus dan anggotanya tersebar di berbagai posisi strategis: dari pemerintahan pusat hingga daerah, parlemen, kampus, ormas, media, hingga dunia usaha. Di tengah krisis integritas dan defisit kepemimpinan transformatif, keberadaan figur-figur alumni PMII dengan integritas, wawasan kebangsaan, serta militansi sosial-politik menjadi sangat relevan. Tidak sedikit tokoh nasional yang berasal dari rahim PMII: menteri, kepala daerah, birokrat, akademisi, hingga tokoh lintas agama dan profesi. Hal ini menunjukkan bahwa IKA PMII bukan sekadar organisasi alumni, tetapi simpul intelektual-kultural yang memiliki kapasitas besar untuk memengaruhi arah pembangunan nasional.

Peran Strategis

Dalam konteks Indonesia saat ini yang sedang memasuki fase krusial menuju Indonesia Emas 2045, peran PB IKA PMII menjadi penting. Visi Indonesia Emas 2045 ini mengandung empat pilar utama, yaitu pembangunan manusia dan penguasaan IPTEK, pembangunan ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan, dan ketahanan nasional serta tata kelola pemerintahan yang baik (Bappenas, 2019). Dalam konteks ini, organisasi seperti PB IKA PMII tidak bisa hanya menjadi penonton. Peran historis dan ideologis yang dimilikinya memberi dasar kuat bagi IKA PMII sebagai kelanjutan dari PMII untuk berkontribusi strategis dalam mengawal serta mewujudkan visi tersebut.

Beberapa peran strategis IKA PMII dan tentunya PMII guna mengawal pencapaian visi Indonesia Emas 2045 di antaranya: Pertama, menjadi kawah candradimuka kepemimpinan progresif-transformatif. PMII berperan penting dalam mencetak kader-kader bangsa yang memiliki tiga karakter utama: intelektual, religius, dan nasionalis. Sebagai kawah candradimuka, PMII mengembangkan nalar kritis dan kepekaan sosial kadernya melalui tradisi diskursus, advokasi, dan kaderisasi berjenjang. Hal ini sangat relevan untuk menyiapkan pemimpin transformatif yang dibutuhkan Indonesia masa depan (Azra, 2021). Banyak alumni PMII kini menduduki posisi penting di pemerintahan, akademisi, hingga dunia usaha. Jaringan ini — yang terintegrasi dalam IKA PMII — merupakan modal sosial dan politik yang besar jika dikelola dengan semangat kolaboratif dan integritas kebangsaan.

Kedua, menjadi penjaga nilai moderasi, etika publik dan keberagaman. Dalam konteks kebangsaan yang kerap terancam polarisasi dan radikalisme, IKA PMII berperan sebagai penjaga nilai Islam moderat dan pluralis. IKA PMII konsisten dengan garis pemikiran ahlussunnah wal jama’ah yang mendukung sistem negara Pancasila dan demokrasi konstitusional (Hefner, 2000). Hal ini sangat penting mengingat keberhasilan Indonesia Emas tak hanya ditentukan oleh kekuatan ekonomi, tetapi juga oleh kohesi sosial dan stabilitas politik. IKA PMII dapat berperan sebagai pengawal etika publik dan pendorong akuntabilitas kekuasaan. Di tengah krisis kepercayaan terhadap institusi negara, suara mahasiswa dan alumni PMII yang kritis namun konstruktif menjadi kebutuhan demokrasi.

Ketiga, agen transformasi sosial dan literasi kritis. PMII memiliki basis kuat di kampus, tempat lahirnya gagasan-gagasan perubahan. Dengan memanfaatkan potensi digital, PMII dapat menjadi agen literasi politik, ekonomi, dan teknologi untuk generasi muda. Sebagaimana ditegaskan oleh Castells (2009), kekuatan sosial baru lahir dari aktor-aktor yang mampu mengartikulasikan pengetahuan dan jaringan — dan PMII berada dalam posisi strategis untuk hal itu. Melalui gerakan advokasi dan pemberdayaan, PMII juga bisa mengawal pembangunan dari bawah, menyuarakan kepentingan kelompok marginal, dan mendorong kebijakan yang inklusif. Tentu peran-peran tersebut terus berlanjut dilakukan oleh IKA PMII baik yang berbasis di kampus maupun luar kampus.

Keempat, sinergi strategis dengan IKA PMII. Sebagai simpul alumni, IKA PMII memiliki potensi besar untuk menjembatani dunia aktivisme dan pengambilan kebijakan publik. Dengan mengintegrasikan energi kader muda dan pengalaman alumni di berbagai sektor, IKA PMII dapat mengembangkan ekosistem kolaboratif untuk mendorong good governance, reformasi birokrasi, penguatan ekonomi rakyat, hingga pengembangan pendidikan berbasis karakter. IKA PMII dapat bertransformasi menjadi mitra strategis pemerintah, baik di pusat maupun daerah, guna memastikan bahwa pembangunan nasional sejalan dengan cita-cita keadilan sosial dan kemandirian bangsa.

Energi Kolektif

Visi Indonesia Emas 2045 bukan hanya cita-cita teknokratis, tapi merupakan amanat peradaban. Ia membutuhkan energi kolektif dari semua elemen bangsa — terutama kelompok intelektual muda yang progresif, religius, dan nasionalis. Dalam konteks ini, PMII dan IKA PMII memiliki posisi yang tidak tergantikan. Dengan seluruh daya dan potensi tersebut, PMII dan IKA PMII tidak boleh hanya menjadi pelengkap dalam narasi besar bangsa. Mereka harus tampil sebagai aktor sejarah — penentu arah dan pengawal moral perjalanan bangsa menuju masa depan. Bukan semata mewarisi sejarah panjang gerakan mahasiswa, tetapi juga mewujudkan legacy baru untuk Indonesia yang lebih beradab, berkeadilan, dan berkemajuan. Dengan memperkuat kaderisasi, menghidupkan tradisi intelektual, membangun etika kepemimpinan, dan memperluas jaringan kolaborasi lintas sektor, peran strategis PMII dan IKA PMII dapat direalisasikan. Inilah waktunya. Semoga.

sumber: https://timesindonesia.co.id/kopi-times/546918/ika-pmii-dan-kemajuan-bangsa

Categories
Opini

Budaya Mundur Menteri Tak Becus di Jepang

Oleh: M.  Noor Harisudin*

*Direktur Womester, Guru Besar UIN KHAS Jember dan Dai Internasional Jepang Tahun 2025

Masih ingat Menteri Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Jepang yang mundur dua bulan yang silam? Ya. Menteri Pertanian Kehutanan dan Perikanan  Jepang Taku Eto. Ia mengundurkan diri dari jabatannya pada 21 Mei 2025 tahun ini.

Menteri Taku Eto telah mendapatkan reaksi keras atas pengakuan kontroversialnya di depan publik . Ia hanya mengatakan bahwa dia tidak membeli makan beras di pasar. Lalu, sebelum diberhentikan Perdana Menteri Ishiba, Taku Eto memilih mundur.  

Berapa banyak pejabat di Jepang yang mundur karena mereka punya budaya ‘malu’. “Malu adalah salah satu budaya yang mendarah daging pada masyarakat Jepang”, kata mas Jimmy yang tinggal di Nagano Jepang. Mas Jimmy –nama akrabnya Jimmy Ibrahim Ramadan–adalah Ketua MWCI NU Nagano Jepang. Dalam kehidupan sehari-hari, orang-orang  Jepang merasa malu kalau mereka melanggar norma di sana.

Mereka malu jika buang sampah sembarang. Orang Jepang malu kalau tidak disiplin. Orang Jepang malu kalau tidak mau antrian. Orang Jepang malu kalau berbohong. Orang Jepang malu kalau melakukan hal yang merugikan orang lain. 

Pada level elitnya, para pimpinan Jepang juga memiliki budaya malu. Mereka malu jika tidak amanah dalam jabatannya. Mereka malu kalau tidak becus menjadi menteri. Mereka malu dan akan mundur kalau jadi menteri yang korup. Walhasil, mereka malu kalau melakukanjn moral hazard dalam sehari-hari mereka. 

Dalam tradisi Jepang, budaya ini disebut dengan 文化 atau haji no bunka. Budaya malu ini menjadikan orang Jepang selalu menjaga perilaku mereka dalam sehari-hari mereka. Mereka juga sebisa mungkin menghindari kesalahan. Budaya malu menggurita dalam hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat Jepang.  

Sejatinya, budaya malu di Jepang berakar dari ajaran Bushido (kode etik samurai). Nilai-nilai kesamuraian seperti kesetiaan, kehormatan dan keberanian terkait erat konsep malu. Kegagalan dan tindakan yang tidak sesuai etik, dalam tradisi Bushido, dapat menyebabkan rasa malu yang mendalam.

Selain ajaran Bushido, budaya malu juga berasal filsafat Konfusianisme. Dalam ajaran ini, budaya malu menekankan pentingnya hubungan harmonis dalam masyarakat dan juga hirarki. Ajaran ini berkontribusi dalam pembentukan budaya malu di Jepang.  

Orang Jepang memiliki dua konsep malu, yaitu kouchi (malu umum) dan sichi (malu khusus). Kouchi muncul pada situasi dimana seseorang merasa merasa malu saat mendapatkan perhatian khusus baik berupa sindiran, teguran atau ejekan orang lain. Kouchi ini terjadi pada lingkungan masyarakat luas. Sementara sichi  merasa malu yang hadir dalam diri sendiri akibat membandingkan dirinya dengan orang lain.  

Orang Jepang akan berusaha keras menjaga reputasinya. Caranya, secara aktif mereka hidup penuh disiplin, pantang menyerah, mandiri dan berhati-hati dalam bicara. Sementara, cara menjaga reputasi (yang pasif) adalah dengan menjadikan budaya malu sebagai pegangan dan pedoman hidup bagi masyarakat Jepang.

Bagaimana dengan kita di Indonesia? Apa kata orang Indonesia pada menteri Jepang yang mundur tersebut?.

Bagi sebagian besar orang Indonesia, apa yang dilakukan Menteri Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Jepang masih tak seberapa. Ia hanya ngomong asbun soal beras. Lihat para menteri dan pejabat di negeri kita. Jelas-jelas koruptor pun, masih terus bersikukuh dengan jabatannya. Aneh bin  ajaib memang negeri ini. Mereka pejabat jalan-jalan keluar negeri habiskan uang negara juga tanpa malu.

Hakimnya juga tidak malu menerima suap atau gratifikasi. Para birokrat PNS tidak punya malu. Datang terlambat, bolos dan kegiatan lain yang mestinya bagi orang Jepang, membuat mereka merasa malu. Rakyat biasa tidak malu membuang sampah sembarangan di jalan. Tidak ada malu lagi nyerobot antrian di Bandara Udara Juanda. Tak malu berbuat onar di tengah jalan.   

Islam mengajarkan kita untuk memiliki rasa malu. Rasulullah bersabda: al-hayau minal iman. (HR. Bukhari dan Muslim). Rasa malu adalah sebagian dari iman. Hadits Nabi Saw. ini benar-benar menjadi penjaga moral agar muslim tidak berbuat yang semau gue. Lalu, kalau masih banyak menteri tak becus di negeri ini yang tak mau mundur, lalu dimana letak salahnya? Ajaran Islamnya atau orangnya?.     

Wallahu’alam. ***

Categories
Opini

Kesadaran Meiwaku di Jepang

Oleh : M. Noor Harisudin*

*Direktur Womester, Guru Besar UIN KHAS Jember dan Dai Internasional Jepang Tahun 2025

Salah satu nikmat terbesar dalam Safari Ramadlan Tahun 2025 adalah naik kereta api cepat di Jepang. Jepang memiliki Sinkansen. Negara Sakura dengan 47 prefaktur (propinsi) dihubungkan dengan trasnportasi publik yang keren abis. Karena itu, kalau anda jalan-jalan ke Jepang, jangan lewatkan naik Sinkansen.

Alhamdulillah, saya berkali-kali naik Sinkansen. Dari Koga ke Hiroshima, Hiroshima ke Tokyo, Nigata ke Tokyo dan juga rute Koga ke Nagano dan terakhir Nagano ke Tokyo. Umumnya, suasana dalam kereta hening. Tenang. Tidak ada orang yang bicara. Tidak ada keramaian sedikitpun. Semua khusuk menikmati Sinkansen.

Dalam sebuah perjalanan dari Hiroshima ke Tokyo, saya tak lama kemudian menghubungi keluarga di Indonesia. Maklum, saya meninggalkan rumah 15 hari cukup kangen juga. I miss you, my wife. Akhirnya dalam suasana hening kereta api, saya bincang-bincang istri hanya lima menit, Sementara di sebelah kanan depan dan di samping saya ada penumpang lain.

Tak lama kemudian, saya didatangi polisi. Dengan bahasa Jepang halus, ia menegur saya. Ya, karena saya berbicara dalam kereta. Padahal, menurut orang Jepang, itu mengganggu sekali. Meski tidak utuh memahami bahasa polisi di kereta api, saya mengerti bahwa polisi ini menyuruh saya untuk berhenti.

Apa yang menjadi catatan disini adalah prinsip jangan merugikan orang lain. Bahasa Jepangnya, hito ni meiwaku o kakenai. 人に迷惑をかけない. Artinya jangan merugikan orang lain.

Sejak kecil, anak-anak di Jepang diajari untuk tidak boleh merugikan. Apalagi mendzalimi orang lain. Ini adalah bagian dari pendidikan etika dan sopan santun. Pada level luas, prinsip ini digunakan dalam interaksi sosial sehari-hari, hubungan bisnis dan juga professional.

Saya juga punya pengalaman dengan Cak Yuanas, petani sukses asal Indonesia di Jepang. Ketika diajak menggunakan mobilnya, saya berencana mengambil foto di depan rumah orang Jepang. Namun, saya dilarang. Saking hati-hatinya, cak Yuanas melarang mengambil foto depan rumah orang atau Gedung.

Bandingkan dengan kita di Indonesia yang sedikit-sedikit selfie. Semua tempat adalah wahana selfie, meski kadang tidak peduli dengan perasaan orang lain.

Tidak hanya bicara dan selfie. Di Indonesia lebih ruwet. Orang sengaja menaruh sepeda motor seenaknya di tengah jalan tempat orang lewat. Mobil juga diparkir di pertigaan, padahal demikian itu sangat mengganggu orang lain. Demikian juga, orang mengendarai sepeda motor dari arah depan mobil kita dengan seenaknya. Bahkan, masih sempat marah-marah. Sudah salah, kok malah marah.

Jika kita jalan-jalan ke desa di Indonesia, kita juga sering mendengar suara musik yang berlebihan. Astagfirullah. Dug dug dug dengan suara yang bising dan bahkan bisa merusak kesehatan manusia. Aneh, hal-hal seperti ini dianggap biasa dan orang yang melakukannya juga merasa tidak bersalah.

Padahal, Islam mengajarkan pada kita untuk tidak merugikan orang lain. La dlarara wala dlirara, jangan sampai merugikan diri sendiri dan orang lain. Demikian juga, jangan berbuat dzalim pada orang lain. La tadzlimun wa la tudzlamun.

Apa yang dalam Islam, sejatinya sejalan dengan ajaran hukum alam. Hukum alam yang dianggap sebagai peraturan hidup berdasarkan kaidah old maxim juris praecepta suntan haec, honesta vivere, alterum non laedere suum cuique tribuere. Artinya, peraturan hukum adalah hidup dengan hormat, jangan merugikan orang lain, laksanakanlah kewajiban masing-masing.

Nah, semua hal yang merugikan orang lain di Jepang tidak ada. Tak heran, Ketua PCI NU Jepang yang juga alumni PhD. UGSAS Gifu University, Gus Gazali mengatakan kalau di Jepang sulit ada kejahatan. Karena semua peraturan termasuk budaya dibuat agar orang berbuat Kebajikan dan menjauhi kejahatan. Keren kan ?

Wallahu’alam***

Categories
Opini

Sang Penjaga Nurani Umat, Telah Pulang: Kesaksianku atas Mas Imam Azis

Oleh: Imam Baehaqi

Jum’at malam hingga Sabtu dini hari 11/12 Juli 2025 lalu menjadi malam yang menegangkan. Sejak pukul 21.45, kabar terkirim di WAG Jamaah LKiS bahwa Mas Imam Azis atau Mas Imam (begitu saya biasa memanggil KH. M. Imam bin KH. Abdul Azis) masuk RS Sardjito dalam kondisi kritis karena sesak nafas. Kontan menimbulkan rasa panik dan saya benar-benar cemas. Berbagai doa kita lafalkan agar Mas Imam bisa melewati masa kritis itu, tapi taqdir berkata lain, pada jam 01.02 tersiar kabar bahwa Mas Imam Azis telah meninggal, Innalillahi wa inna ilaihi roji’un. Tak kuasa menahan tangis kesedihan oleh duka yang amat dalam.  Duka karena telah ditinggalkan oleh orang yang saya merasa begitu dekat, yang selalu memberi motivasi dan arahan dalam langkah pergerakan dan pergaulan.

Duka ini adalah duka yang menyelimuti kaum aktivis di negeri ini. KH. Muhammad Imam Azis, Sang Pengasuh, Sang Pejuang, Sang Bapak bagi Kaum Tertindas, telah berpulang ke Rahmatullah pada usia 63 tahun. Kepergiannya, setelah berjuang melawan sakitnya, bukan sekadar kehilangan seorang tokoh, tapi padamnya mercusuar kemanusiaan yang cahayanya telah menerangi sudut-sudut gelap ketidakadilan selama puluhan tahun di bumi pertiwi.

Saya yang berada jauh dari Yogjakarta, karena satu hal tidak bisa ke Yogjakarta, dengan hati sedih yang mendalam, hanya bisa berdoa dan menyampaikan duka bela sungkawa dari jauh. Saya serasa kehilangan yang amat sangat, karena Mas Imam Azis bagiku adalah sahabat, guru, saudara dan apa saja sebutan yang bisa mewakili betapa saya sangat mengagumi almarhum dan menjadikannya panutan dalam menyikapi keadaan social kemasyarakatan dan juga dalam hal ke-NU-an.

Dari Pesantren ke Panggung Keadilan: Sebuah Laku Spiritualisme Praksis

Kedekatan saya dengan Mas Imam, sejak saya masuk kuliah di IAIN Sunan Kalijaga Yogjakarta 1990an lalu. Setelah beberapa kali mengikuti forum diskusinya Mas Imam, saya mulai merasakan kekaguman. Gaya bicara yang tenang namun menusuk di hati, sehingga mampu menggerakkan hati saya untuk terus mengikuti kegiatannya. Sejak di PMII, di masjid IAIN Sunan Kalijaga, di LKiS, hingga akhiy hayatnya. Dalam satu bulan terakhir, pertemuan saya ketika beliau berkunjung sekelarga ke rumah di Sarang Rembang, lalu kemudian saya juga ke Yogjakarta untuk menyelenggarakan Reuni Jamaah LKiS, yang diinisiasi olehnya dan memerintahkan saya untuk mengurus pelaksanaannya. Alhamdulillah Reuni yang berkesan, tampak Mas Imam bahagia dan begitu lepas menyampaikan apa yang ada pikirannya. Malam itu beliau menikmati setiap obrolan candaan dan sebagainya. Seperti hendak pamit.

Mas Imam Azis, bukanlah tokoh yang hanya berbicara dari mimbar. Darah pesantren yang mengalir deras dalam dirinya (almarhum adalah amuni Matholek Kajen) tidak menjadikannya terkungkung dalam menara gading. Justru, tradisi pesantren yang kaya akan nilai keadilan (_al-‘adl_), kasih sayang (_ar-rahmah_), dan pembelaan terhadap kaum lemah (_mustadh’afin_) menjadi fondasi kokoh bagi seluruh langkah hidupnya. Ia meyakini bahwa Islam rahmatan lil ‘alamin harus dibumikan dalam aksi nyata’.

Keprihatinannya yang mendalam terhadap penderitaan manusia, terutama mereka yang terpinggirkan, teraniaya, dan terlupakan oleh sistem, mendorongnya untuk melakukan advokasi dan membantu menjadikannya  manusia seutuhnya. Beliau mendirikan LKIS pada tahun 1993, yang menjadi “rumah” bagi pemikiran kritis dan sekaligus tangan yang terjulur untuk menyentuh luka-luka kemanusiaan.  Di sinilah karakter Imam Azis sebagai “intelektual organik” sejati terpancar. Ia tak hanya menerbitkan buku-buku tajam tentang Islam, negara, kekerasan, perempuan, anak jalanan dan kaum rentan lain, tetapi juga turun langsung ke kubangan lumpur ketidakadilan itu.

LKiS (Lembaga Kajian Islam dan Sosial) bukanlah sekedar lembaga kajian, tetapi menjadi laboratorium gerakan pemikiran Islam yang selalu disertai rumusan tentang implementasinya di masyrakat.  Tentang bagaimana menggerakkan tradisi dan pemikiran pesantren yang mampu menjawab tantangan social, tentang pemikiran gender yang diimplementasikan ke dalam pengorganisasian gerakan perempuan dan advokasi terhadap perempuan-perempuan yang terpinggirkan, baik di jalanan, di ruang public seperti parlemen dan lain-lain, maupun di ruang-ruang domestic. LKiS juga konsern pada advokasi kebudayaan local, tradisi local dan agama local, yang sering mengalami eliminasi dari arus utama kebudayaan. Inilah visi LKiS yang sangat kuat, sehingga dalam sejumlah penelitian, LKiS disebut sebagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang menjelma menjadi madzhab pemikiran Islam tersendiri dan gerakan social.

Menyentuh Luka yang Terlupakan: Suara bagi yang Dibungkam

Mungkin, tak banyak tokoh yang memiliki keberanian dan kelembutan hati seperti Mas Imam Azis untuk menyelami luka sejarah paling kelam bangsa: tragedi 1965 dan penderitaan panjang keluarga korban serta eks-tapol. Di saat kebanyakan orang memilih diam atau takut, Imam Azis justru mendekati mereka yang terstigmatisasi, terdiskriminasi, dan hidup dalam bayang-bayang ketakutan puluhan tahun.

Selain LKiS, Mas Imam juga mendirikan Syarikat, sebuah lembaga yang konsern pada advokasi keluarga eks tapol 1965 (PKI), terutama sebagai respon atas pencabutan TAP MPR No. II tahun 2001. Lembaga ini memiliki visi besar yakni melakukan rekonsiliasi kemanusiaan secara nasional terhadap semua elemen bangsa, terutama eks tapol 1965/PKI yang berpuluh-puluh tahun mengalami diskriminasi yang parah karena stigma PKI tersebut. Syarikat juga berusaha melakukan rehabilitasi terhadap stigmatisasi tersebut, sehingga mereka bisa hidup berbaur secara wajar di masyarakat dan mendapatkan hak-haknya secara konstitusional sebagai warga Negara. Ia tak hanya melakukan riset mendalam yang membongkar mekanisme diskriminasi, atau menulis jurnal dan buku yang menjadi saksi bisu penderitaan mereka. “Syarikat” adalah paguyuban, ruang aman tempat para korban dan keluarganya yang tercerai-berai oleh rasa malu dan takut, bisa berkumpul, bercerita, saling menguatkan, dan menemukan kembali martabat mereka yang terampas. Ia membuktikan, membela kaum yang paling terstigma sekalipun adalah bagian tak terpisahkan dari laku keislaman dan ke-NU-an.

Menggerakkan NU dengan Semangat Kemanusiaan dan Keberpihakan

Pada tahun 2010, Mas Imam mulai memperluas kiprahnya dengan menjadi salah satu Ketua PBNU pada periode Th 2010-2015. Pada keterlibatan periode pertama Mas Imam di PBNU ini tidaklah mulus. Beliau mengalami “tudingan” oleh sebagian tokoh pimpinan PBNU lain sebagai tokoh “Kiri” yang dianggap pro-PKI. Tetapi dengan kesabarannya, Mas Imam mampu membuktikan dirinya tetap “NU” yang justru sedang menerjemahkan karakter egaliter dan membela mustadh’afin dari ajaran Ahlussunnah Waljamaah dengan menjadi tokoh rekonsiliasi (_ishlah_) antara keluarga NU-PKI. Kiprahnya membawa NU menjadi kekuatan rahmatan lil ‘alamin yang nyata dan berpihak pada keadilan. Di tangan Mas Imam, NU semakin menunjukkan kepedulian pada isu-isu HAM, isu lingkungan, keadilan sosial, pluralisme, dan pembelaan kelompok marginal. Ia mengukuhkan NU sebagai rumah bagi semua, termasuk mereka yang sering dipinggirkan. Sebagai ketua PBNU, Mas Imam melakukan advokasi terhadap masyarakat yang menolak Pabrik Semen di Rembang yang dianggap melanggar aturan dan merusak lingkungan. Lalu juga kasus Wadas di Purworejo, dimana Mas Imam aktif menjadi tokoh utama yang melakukan advokasi korban proyek PSN tersebut, dan lain-lain.

Lalu kepiawaiannya sebagai organisatoris dan pemersatu diuji dalam tugas besarnya sebagai Ketua Panitia Muktamar NU ke-33 di Jombang (2015) dan Muktamar ke-34 di Lampung (2022). Pada Muktamar Lampung inilah Mas Imam mengalami tekanan politik dalam dinamika kontestasi kepemimpinan NU untuk periode 2021-2026. Walapun begitu, dengan tenang, cermat, dan penuh dedikasi, ia memimpin penyelenggaraan muktamar akbar di tengah tantangan kompleksitas dan dinamika internal yang tinggi, memastikan hajatan penting bagi warga NU itu berjalan sukses dan lancar.

Bumi Cendikia: Laboratorium Kader Bangsa Berkualitas

Terakhir kiprahnya, dia tumpahkan pada pondok pesantren yang dia dirikan bersama sejumlah aktivis NU Yogjakarta lain, bernama Pondok Pesantren Bumi Cendikia. Pondok Pesantren Bumi Cendikia (BC), yang didirikannya pada 2005 inilah “anak rohaninya” yang  berharga. Bumi Cendikia bukan sekadar tempat mengaji dan mewariskan sanad keilmuan pesantren. Ia adalah laboratorium tempat Mas Imam Azis mencetak kader-kader santri yang berkualitas sekaligus berkarakter. Di sini, integrasi ilmu agama dan ilmu sosial-humaniora diajarkan secara kritis, sekaligus mampun beradaptasi dengan kamajuan teknologi informasi mutakhir. Santri juga dididik untuk tidak hanya pandai membaca kitab kuning, tetapi juga membaca realitas sosial, mengenali ketidakadilan, dan memiliki keberanian moral untuk membela kebenaran. Nilai-nilai HAM, kesetaraan gender, pluralisme, perdamaian, dan keberpihakan pada kaum mustadh’afin menjadi napas pendidikan di Bumi Cendikia. Ia mewariskan bukan hanya pengetahuan, tapi semangat juang yang tak kenal lelah untuk menegakkan keadilan.

Ruang Sunyi Mas Imam Azis

Akhirnya, di masa-masa akhir hayatnya aku bersyukur sedang dekat-dekatnya dengan almarhum. Aku melihat jalan hidup mas Imam yang sebenarnya banyak melahirkan perubahan yang berarti dimanapun kiprahnya, tetapi ia adalah tokoh yang tidak pernah silau dengan sanjungan, juga cenderung menghindari publikasi atas apa yang dia perankan. Ia memilih sembunyi di ruang sunyi dari gempitanya hiruk pikuk kehidupan social politik yang melingkupinya. Sepertinya, itulah laku sufi almarhum, sebagaimana kata Ibnu Athoillah dalam Kitab Hikam;

Kata Ibnu Athoillah:

ادفن وجودك في أرض الخمول، فما نبت مما لم يدفن لا يتم نتاجه

“Pendam eksistensi mu dari kemasyhuran, karena sesuatu yang tidak tumbuh dari sesuatu yang dipendam tidak akan sempurna hasilnya”

Dan dalam syarahnya Hikam diberi penjelasan:

لا شيء أضر علي المريد من الشهرة وانتشار الصيت

“Tidak ada sesuatu yang berbahaya bagi seorang murid (berharap ridlo Allah), daripada suatu kemasyhuran dan popularitas”

Demikian kesaksian saya atas Mas Imam Azis, beliau adalah orang baik dan Surga adalah tempat yang sangat layak baginya. Al Fatihah.

Sarang, 18 Juli 2025

Categories
Opini

Tokyo, ‘Kota Terbersih’ di Dunia

Oleh: M.  Noor Harisudin

Direktur Womester, Guru Besar UIN KHAS Jember dan Dai Internasional Jepang Tahun 2025

Salah satu destinasi wisata menarik di Jepang adalah Tokyo. “Tokyo keren dan bersih banget, Prof”, kata Gus Ghozali, panggilan akrab Ketua Pengurus Cabang Istimewa (PCI ) NU Jepang pada saya dalam perjalanan safari Ramadlan di Jepang tahun 2025 ini.  Ketika awal Maret mendarat di Bandara Internasional Narita Jepang, saya dijemput langsung Gus Ghozali, Ketua PCI NU Jepang dan Cak Yuanas, petani sukses di Jepang.  

Benar juga. Saya beberapa kali mondar-mandir ke Tokyo. Ibu kota Jepang dengan jumlah empat belas juta lebih itu memang sangat menawan. Stasiun Tokyo yang sangat megah dan besar. Kuil yang indah sepertu Kuil Sensoji, Kuil Meiji, Kuil Zojoji, Kuil Hie dan Kuil Kanda Myojin.

Namun, yang tak kalah menarik adalah Tokyo sangat bersih, bahkan termasuk tujuh kota paling bersih dunia selain Zurich (Jerman), Dubai (Uni Emirat Arab), Singapura, Calgary (Canada), Minsk (Belarus) dan Vienna (Austria).

Kalau anda keliling Tokyo, anda tidak akan menemukan sampah sedikitpun. Bunga Sakura yang mekar menambah asri dan indah kota terbesar di Asia tersebut.  Selain bertugas dakwah ke Tokyo, saya juga dakwah di kota-kota lain di Jepang seperti Hiroshima, Nigata, Nagano, Koga, Ibaraki, dan semuanya serba bersih.

Kita bisa membandingkan dengan negara-negara muslim. Bangladesh adalah kebalikan Jepang. Bangladesh adalah negara ‘paling kotor’ di dunia. Selain polusi udara, pencemaran lingkungan dan sampah yang menumpuk menjadi alasan utama mengapa disebut sebagai negara paling kotor dunia.

Tentu ironis sekali karena Islam mengajarkan ummatnya tentang kebersihan: an-nadlafatu minal iman. (HR Bukhori Muslim). Kita hanya lihat hadits ini dipampang sepanjang jalan kota-kota Indonesia, tapi anehnya sampah juga berserakan dimana-mana.   

Tentu ini berkebalikan dengan negara Jepang yang lifestyle penduduknya adalah bersih, bersih dan bersih. Meminjam bahasa Nicole Fridman, legal culture (budaya hukum). Jepang tidak membutuhan regulasi khusus tentang kebersihan, namun menekankan pada apa yang disebut dengan budaya hukum.

“Hidup bersih itu budaya kami. Gaya hidup kami, orang-orang Jepang”, kata Mr. Ishi, Wakil Konjen Jepang di Surabaya. Mr Ishi, istri dan anaknya saat mengundang saya untuk makan siang di Hotel Tunjungan Plasa.

Mr. Ishi menceritakan bahwa lima puluh tahun yang silam, ketika dia masih kecil, ada tradisi menarik di rumahnya.”Kalau kami bersih-bersih, bukan hanya halaman rumah kami yang dibersihkan. Namun juga halaman tetangga kanan kiri dan depan juga dibersihan”, kata Mr. Ishi pada saya.

Di masa sekarang, Jepang malah lebih ekstrem. Programnya keren abis: ‘zero waste’. Bahkan, bersih tanpa ada tempat sampah. “Akhirnya, kami harus sediakan tas. Sampah kami harus kami bawa ke rumah”, kata istri Mr. Ishi yang asli Indonesia.

Tidak berhenti disini. Sampah di rumah juga ada aturannya. Misalnya saat membuang sampah dibatasi hingga jam delapan pagi dan di-pilah mana yang organic dan non organik. Demikian juga, mana yang bisa dibakar, mana yang tidak bisa dibakar dan mana yang berbahaya.

“Capai juga sebetulnya. Kalau terlambat dua menit, kita sudah ditinggal. Tapi ya. Itu untuk kebaikan bersama”, kata istri Wakil Konjen Surabaya.

Sesungguhnya, Jepang tidak hanya membangun gaya hidup bersih, namun mereka juga mengupayakan  daur ulang kemasan makanan dan minuman. Demikian ini dikenal dengan 3R, yaitu reduce (menguangi), reuse (menggunakan Kembali) dan recycle (mendaur ulang). Tiga inilah kunci kesuksesan pengelolaan sampah di Jepang. Meski masing-masing pemerintah prefaktur di Jepang memiliki otonomi sendiri untuk pengelolaan sampah dan daur ulang tersebut.

Tentu, saya sangat iri dengan orang-orang Jepang yang sudah jauh mempraktikkan Islam soal ihwal kebersihan. Sementara kita ?

Wallahu’alam.  ***

Categories
Opini

Kolaborasi PCINU Rusia dan Lazawa Darul Hikam Indonesia Wujudkan Kurban di Negeri Beruang Merah

Moskow – Semangat berkurban tahun ini kembali digaungkan oleh Lazisnu PCI NU Rusia namun dengan sentuhan berbeda. Untuk pertama kalinya, pelaksanaan penyembelihan hewan kurban di Rusia pada Jumat, 6 Juni 2025, dilakukan melalui kerja sama strategis dengan Lazawa Darul Hikam Indonesia, yaf dikenal aktif menjalin dengan mitra strategis dunia.

Kolaborasi ini menjadi langkah penting dalam memperluas jangkauan program sosial keagamaan sekaligus memperkuat jaringan antar-lembaga Islam di kancah global. Ketua Tanfidziyah PCINU Rusia, Amy Maulana mengungkapkan alasan utama menggandeng Lazawa Darul Hikam Indonesia dalam pelaksanaan program kurban tahun ini.

“Kami memilih berkolaborasi dengan Lazawa Darul Hikam Indonesia karena mereka aktif menjalin hubungan dengan diaspora, termasuk PCNU luar negeri. Kolaborasi ini memperkuat gerakan sosial Islam lintas batas negara, dan kami berharap kerja sama seperti ini bisa terus dilakukan setiap tahun,” ujar Amy sapaan akrabnya.

Menurut Amy, kegiatan penyembelihan kurban di Rusia bukanlah hal baru. Sejak tahun 2020, LAZISNU PCINU Rusia rutin menyelenggarakan program ini setiap Idul Adha. Namun tahun ini menjadi spesial karena hadirnya mitra strategis dari Indonesia yang memberikan dukungan tidak hanya secara finansial, tetapi juga secara kelembagaan.

Dukungan dari Lazawa Darul Hikam juga memungkinkan pelibatan lebih luas para donatur dari Indonesia yang ingin berkurban di Rusia. Mereka difasilitasi untuk menyalurkan kurban melalui kanal resmi, yang hasilnya langsung dirasakan oleh masyarakat muslim setempat dan diaspora Indonesia di Moskow dan Kazan.

Amy menekankan bahwa kerja sama ini tidak hanya soal teknis penyaluran kurban, tetapi juga sebagai bentuk diplomasi umat Islam Indonesia yang membawa wajah Islam moderat dan peduli ke panggung internasional.

“Dengan adanya kegiatan seperti ini, kami bisa menunjukkan bahwa muslim Indonesia adalah bagian dari komunitas muslim global yang aktif membantu sesama. Ini juga menjadi sarana diplomasi, mengenalkan nilai-nilai Islam ala Indonesia yang ramah dan inklusif,” tutur Amy.

Program ini turut mendapat sambutan hangat dari komunitas muslim di Rusia. Mereka menilai inisiatif tersebut sebagai jembatan persaudaraan antara dua negara dengan populasi muslim yang besar. Amy menambahkan,

“Apresiasi sangat besar dari komunitas muslim Rusia karena ini bukan hanya soal daging kurban, tapi soal solidaritas antarumat.”

Kerja sama antara LAZISNU PCINU Rusia dan Lazawa Darul Hikam juga melibatkan banyak pihak lainnya, termasuk mahasiswa dan organisasi masyarakat Indonesia yang berdomisili di Rusia, seperti Permira, HPII, Muhammadiyah, dan ICMI wilayah Rusia.

Direktur Lazawa Darul Hikam, Prof. Dr. HM. Noor Harisudin, menyampaikan bahwa pelaksanaan kurban di luar negeri merupakan inovasi baru di tahun 2025. Langkah ini menjadi titik awal bagi lembaga yang berbasis di Jawa Timur itu dalam memperluas cakupan distribusi zakat, infak, sedekah, dan kurban ke kancah global.

“Ini adalah inovasi program kurban tahun 2025. Pertama kalinya Lazawa Darul Hikam melakukan penyembelihan dan penyaluran kurban di luar negeri,” ujar Prof. Haris.

Menurutnya, meskipun volume kurban yang disalurkan kali ini belum besar, kegiatan ini menjadi fondasi penting bagi agenda internasionalisasi program-program sosial keagamaan Lazawa ke depannya.

“Meskipun masih belum banyak, tapi ini adalah langkah awal untuk melakukan internasionalisasi program. Jadi program-program kita tidak hanya lokal, tidak hanya nasional, tapi juga internasional,” ungkap Guru Besar UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember itu.

Ia juga menegaskan bahwa ekspansi ini akan terus diperluas ke berbagai belahan dunia agar manfaat dari kurban dan zakat semakin dirasakan oleh umat Islam global.

“Ke depan kita akan lebih masif lagi ke Rusia dan beberapa negara lain di seluruh dunia. Dan kami berharap para donatur juga semakin banyak dan semakin bisa memberikan manfaat pada umat Islam di seluruh dunia,” imbuhnya.

Dalam kesempatan itu, Prof. Haris juga menyampaikan apresiasi kepada para mitra di Rusia yang telah mendukung program ini, serta ucapan terima kasih kepada para donatur yang telah mempercayakan kurban mereka melalui Lazawa Darul Hikam.

“Terima kasih Ustadz Amy Maulana (Ketua Tanfidziyah PCINU Rusia) bisa berkolaborasi untuk pemberian manfaat yang lebih luas ke masyarakat dunia. Terima kasih kepada tim dari Lazawa Darul Hikam, terima kasih pada orang yang berkurban, para donatur yang selama ini telah mensupport Lembaga Zakat dan Wakaf Darul Hikam sehingga semakin hari semakin tambah besar dan menjadi luar biasa,” tutupnya.

Langkah ekspansif ini menandai arah baru Lazawa Darul Hikam dalam menjadikan kurban tidak hanya sebagai ibadah individu, tetapi juga sebagai instrumen diplomasi kemanusiaan lintas negara.

Reporter : Ravi Maulana

Editor : Wildan Rofikil Anwar

Categories
Opini

Menengok Kegiatan Ramadhan Masjid NU at Taqwa Jepang

Oleh: M. Noor Harisudin

Direktur World Moslem Studies Center dan Dai Internasional Jepang Tahun 2025

Ya Hannan ya mannan ya qadimal ihsan Bahru judik malyaan jud lana bil ghufron. Demikian bacaan yang kita dengar dari bilal sholat tarawih di Masjid NU at Taqwa Koga Prefektur Ibaraki Jepang.

Bacaan lainnya sama dengan di Indonesia. Sahut-sahutan keramaian tarawih juga menambah suasana gayeng Indonesia banget. Sholat tarawih dilaksanakan jam 19.30 atau setengah jam setelah waktu Isya tiba dengan jumlah 20 rokaat dan 3 witir. Ada sekitar puluhan orang yang ikut berjamaah sholat tarawih. Jumlahnya bisa dua atau tiga kali lipat pada hari Sabtu dan Minggu.

Sejak berdirinya tahun 2021 yang lalu, masjid NU at Taqwa sudah menjadi pusat gerakan NU di Jepang. Sebelumnya, pusat gerakan NU Jepang berada di Tokyo dengan fasilitas terbatas. Dari Tokyo ke masjid ini membutuhkan waktu 1 jam (kereta api) atau 2 jam (mobil). Dengan adanya masjid ini, gerakan NU semakin masif dan kokoh.

“PCI NU Jepang memiliki 15 Majlis Wakil Cabang Istimewa NU yang tersebar di 15 prefektur Jepang. PCI NU Jepang juga meliputi banom seperti Muslimat, Fatayat, Pagar Nusa dan ISNU. Selain lembaga seperti Lakpesdam, Lembaga Perekonomian, Lesbumi, dan lain sebagainya”, kata Kiai Achmad Ghozali, Ketua PCI NU Jepang yang juga lulusan Ph.D di Jepang.

Kegiatan setelah tarawih di Masjid NU at-Taqwa adalah tadarus bersama. Sebagian jamaah banyak juga yang fasih membaca al-Qur’an karena dulu pernah mengaji di pesantren atau surau rumah. Tadarus al-Qur’an dilakukan mulai jam 20.30 hingga 21.30 waktu Jepang. Jamaah tidak takut bersuara keras karena masjid memiliki peredam suara.

Setelah sahur jam 4 pagi, sholat subuh dilaksanakan di Masjid NU at-Taqwa ini. Bakda sholat subuh, ustadz memberikan ceramah agama 15 menit membahas fikih, tauhid, tasawuf dan sebagainya. Membaca Surat Waqiah adalah kegiatan akhir setelah ceramah subuh di Masjid NU at Taqwa.

Sebagai suasana masjid yang lain di Jepang, waktu dluhur dan Ashar di masjid nyaris mati. Masjid NU at Taqwa masih lumayan jamaahnya. Umumnya para jamaah adalah orang yang bekerja di sekitar masjid.

Masjid NU at-Taqwa akan kembali ramai menjelang buka puasa. Beberapa ibu menyiapkan makanan Nusantara yang nikmat dan lezat. Mulai soto ayam, opor, rames, bakso dan sebagainya. Pokoknya maknyus. Tapi tunggu dulu. Para jamaah harus melewati rangkaian takjil, sholat maghrib dan baru makan besar. Tempat makan di ruang makan sebelah dapur yang muat 20 hingga 30 orang.

Masjid yang beralamat di Highasiyama 933 Koga Ibaraki ini sering dikunjungi tokoh-tokoh Indonesia.

“Dubes RI untuk Jepang, Heri Akhmadi juga sering datang ke sini. Bahkan beliau yang meresmikan masjid ini pada 20 Juli 2021 yang silam”, kata Pak Rohibun, Ketua Dewan Kemakmuran Masjid NU at-Taqwa.

Masjid seluas 389 meter persegi ini termasuk masjid yang luas dan komplit. Acara Pendidikan Dasar Pendidikan Kader Penggerak NU tahun 2024 yang lalu, kata Pak Rohibun, juga diselenggarakan di masjid ini.

Di lantai 2 masjid NU at Taqwa, terdapat Kantor dan aula PCI NU Jepang, meski koordinasi melalui zoom juga dilakukan karena pengurus yang tersebar di seluruh prefektur Jepang yang sangat luas. Bahkan beberapa harus naik pesawat karena jarak yang jauh dengan masjid NU At-taqwa Koga Ibaraki***

Categories
Opini

Tragedi Los Angeles, Hoaks Dan Islam

Oleh: M. Noor Harisudin*

Kebakaran yang melanda Los Angeles mulai 7 Januari 2025 adalah tragedi lingkungan terbesar tahun ini. Kebakaran dipicu oleh Badai Santa Ana, yang baru mereda tanggal 9 Januari 2025. Kebakaran mencakup tiga distrik utama, yaitu Hollywood Hills, Pacivic Palisades dan bagian Barat Antelope Valley. Luas wilayah yang terbakar mencapai 8700 hektar. Lebih dari 10.000 bangunan yang hangus dimakan si jago merah termasuk rumah milik beberapa selibriti Hollywood. Sebanyak 179.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka dan dilaporkan 11 orang yang meninggal dunia. Kerugiaan ekonomi diperkirakan mencapai 2400 triliun atau dua pertiga lebih  APBN negara Indonesia (Rp. 3.300 trilun).

Di tengah pemerintah Amerika Serikat melakukan pemulihan kebakaran, berita hoaks merebak di berbagai media massa  dan media online. Hoaks dalam bentuk dramatisasi kebakaran hebat tersebut, apalagi dengan teknologi AI (Artificial Intelegence) yang menjadikan hoaks semakin mendapatkan tempatnya. Hoaks semakin menjadi-jadi dengan pembenaran agama-agama, salah satunya Islam. Donald Trump juga semakin tertuduh sebagai biang kerok bencana ini karena mengaitkan ucapan Presiden terpilih Amerika Serikat tersebut dengan Gaza yang akan menjadi ‘neraka’.

Sebagaimana dilansir Jawa Pos (7/1/2025), Donald Trump sempat mengancam Hamas bahwa neraka akan hadir di Gaza Palestina jika kelompok bersenjata Palestina Hamas tidak membebaskan tawanan (orang Israel) di Jalur Gaza. Hal tersebut disampaikan Trump saat membahas kebijakan luar negeri Amerika Serikat di negara bagian Florida. Satu hari setelah ucapannya, kebakaran hebat terjadi di Los Angeles. Fakta ini menjadikan persepsi orang yang menghubungkan (sebab akibat) antara pernyataan neraka Gaza Donald Trump dengan Los Angeles yang dilanda bencana kebakaran hebat tersebut.

Antara Fakta dan Hoaks

Adalah mensimple-kan masalah ketika mengaitkan pernyataan Donald Trump tentang neraka Gaza dengan kebakaran di Los Angeles, California. Karena negara bagian (state) California memang dikenal dengan kebakaran yang hampir setiap tahun. Demikian ini karena wilayah ini merupakan wilayah tropis, kering dan berangin kencang. Beberapa tahun lau, California –dimana Los Angeles adalah bagiannya—pernah mengalami kebakaran yang lebih luas dan lama serta menyebabkan lebih banyak rumah warga yang terbakar. Hanya ini tidak terekspos karena hanya perkampungan penduduk biasa yang miskin dari kalangan Hispanic.

Sebagaimana maklum, kebakaran di Los Angeles California kali ini mencakup tiga lokasi. Sebagian lokasi dihuni oleh bintang Hollywood. Wajar jika diekspos masif dan bahkan didramatisir sedemikian rupa. Korban kebakaran ini adalah kalangan high class dan mayoritas warga kulit putih. Tentu ini adalah bentuk racism system yang hanya ‘menyuruh’ kita untuk memedulikan orang kaya dan berkelas daripada warga Los Angeles pada umumnya. Padahal, empati sesungguhnya harus diberikan pada semua korban manusia tanpa membeda-bedakan kelas manusia. 

Los Angeles sendiri adalah kota besar yang berada di tenggara California. Ada 25 kota lain yang berada di Los Angeles seperti San Fransico, Manhatan Beach, San Diego, Santa Ana, Santa Clara, dan lain sebagainya. Los Angeles terkenal dengan industri televisi dan  film nasional dengan penduduk 9.663.345 pada tahun 2023. Kini kota yang indah di bawah state California ini sudah hangus terbakar oleh Badai Santa Ana yang meluluhlantakkan bangunan gedung dan rumah penduduknya.  Badai Santa Ana mempercepat penyebaran api hingga melahap ribuan hektar dalam hitungan jam.            

Sikap Empati Islam

Saya tidak setuju dengan viral media massa yang menyebut tragedi Los Angeles dengan azab Tuhan. Ini adalah bentuk penghakiman yang tidak boleh terjadi. Apalagi yang digunakan adalah QS. Al-Baqarah ayat 266 sebagai berikut:

“Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya”.

Kalimat  “ fa ashabaha  i’sharun fihi narun fahtaraqat” (Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah)  tidak bisa diartikan azab kebakaran di sebuah tempat (Los Angeles). Sesungguhnya ayat ini hanya berbicara tentang perumpamaan orang yang beramal, namun tidak disertai keikhlasan (riya), maka itu seperti ibarat kebun yang di dalamnya terdapat pohon kurma dan pohon anggur serta berbagai macam buah-buahan. Namun di masa tuanya, kebun ini ditiup angin yang keras dan lalu terbakar. Sehingga, amal seorang yang riya ini ludes di akhirat nanti. Oleh karena itu, sangat naif jika mengaitkan ayat ini dengan tragedi kebakaran di Los Angeles.

Bencana adalah hal yang wajar dalam kehidupan. Allah Swt berfirman: “Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad,) kabar gembira kepada orang-orang sabar” (QS. Al-Baqarah: 155). Bencana ini juga terjadi juga atas izin Allah Swt. sebagaimana firman-Nya : “Dan tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah.” (QS. At-Taghabun: 11). Penghakiman terhadap suatu musibah merupakan hal yang tidak etis dan justru dapat menciptakan kesalahpahaman.

Ketika menghadapi berbagai bencana, umat Islam diperintahkan untuk bersabar sebagaimana sabda Rasulullah Saw: Idza ashabathu dlarraa, shabara. Sebaliknya, ketika melihat teman yang terkena bencana, kita harus ikut berempati dan bersedih atas bencana tersebut. Kita tidak boleh bertepuk dada atas kesedihan manusia yang lain. Bahkan, sebagai umat Islam, kiat harus membantu mereka. Rasulullah Saw bersabda: “Allah Swt, senantisaa akan membantu hambanya selama hamba tersebut membantu saudaranya” (HARI. Bukhori).  

Walhasil, soal hubungan tragedi kebakaran Los Angeles dan Gaza Palestina, biarlah tetap menjadi rahasia Tuhan. Demikian juga, tentang AS dan Donald Trump yang membela Israel, biarlah Tuhan yang kelak menghukumnya. Karena Gaza Palestina dan Los Angeles adalah dua hal yang berbeda.

Wallahu’alam. ***   

*M. Noor Harisudin adalah Wakil Sekretaris PWNU Jawa Timur  dan Guru Besar UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

*Artikel ini telah dimuat di Jawa Pos, 15 Januari 2025.

Categories
Opini

Menagih ‘Janji Damai’ Timur Tengah Donald Trump

Bagaimana masa depan Timur Tengah pascakemenangan Donald Trump dalam Pilpres AS pada 5 November 2024 ini? 

Mengapa pertanyaan ini urgen adalah mengingat Donald Trump telah berjanji untuk mendamaikan Timur Tengah dalam kampanyenya. Presiden AS dengan umur tujuh puluh delapan tahun ini  mengatakan “During my administration, we had peace in the Middle East, and we will have peace again very soon! I will fix the problems caused by Kamala Harris and Joe Biden and stop the suffering and destruction in Lebanon. I want to see the Middle East return to real peace, a lasting peace, and we will get it done properly so it doesn’t repeat itself every 5 or 10 years!”

Sebagaimana maklum, Donald Trump (Partai Republik) telah memenangi Pilpres AS mengalahkan kompetitornya, Kamala Harris (Partai Demokrat), Jill Stein, (Partai Hijau) dan Chase Oliver (Partai Libertarian).  Donald Trump terpilih menjadi presiden ke-47 Amerika Serikat pada Rabu, 6/11/2024 (Harian Kompas). Donald Trump meraup 295 suara elektoral melebihi dari minimal suara elektroal yang mencapai 270 suara. Kemenangan Trump dalam Pilpres AS 2024 terjadi saat Timur Tengah bergejolak setelah pecah perang Israel-Hamas, Israel Hizbullah dan saling menyerang antara Israel dan Iran.     

Salah satu elemen yang menyumbang besar suara Donald Trum adalah Muslim dan komunitas Arab di Michigan yang juga menjadi kunci pemenangan Trump dalam Pilpres AS tahun 2024 ini. Di negara bagian Michigan, Donald Trump memenangkan 15 suara elektoral. Kamala Harris diduga kuat dikalahkan oleh Trump karena dukungannya yang tanpa reserve pada Israel. Selain berharap Donald Trump dapat membawa kebaikan pada komunitas mereka, Presiden AS terbaru ini diharapkan dapat menciptakan perdamaian yang lebih baik pada Israel, Palestina dan Timur Tengah.   

Meski baru akan dilantik Januari 2025, publik bisa mulai menagih janji damai Timur Tengah Donald Trump. Pernyataan Donald Trump di atas misalnya menegaskan posisinya untuk menciptakan perdamaian di Timur Tengah. Donald Trump secara khusus menyebut Lebanon dengan harapan perdamaian terjadi di negeri ini. Meski melihat jejak Donald Trump, kita akan pesimis dengan perdamaian di Timur Tengah dan Palestina.    

Proksi Iran dan Kebijakan Donald Trump

Proksi-proksi Iran adalah hal urgen lain yang menentukan perdamaian Timur Tengah di masa kini dan masa yang akan datang. Proksi Iran, adalah Hamas di Palestina, Hizbullah di Lebanon, Hizbullah di Irak, Houti di Yaman, Irak dan Suriah serta beberapa negara lain. Proksi Iran telah menjadi “satu frekuensi” yang menentukan perlawanan terhadap Israel. Sebaliknya, Israel juga tegas terhadap seluruh proksi Iran yang menghalangi keinginan Israel untuk ‘menguasai’ penuh Palestina.  

Mesir dan Yordania,–dua negara yang bukan merupakan proksi Iran–, akan aman-aman saja karena tidak menjadi target perang Israel. Bahkan, kedua negara tetangga ini juga memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Sebaliknya, dua negara ini juga ‘tidak memberikan dukungan’ signifikan pada kemerdekaan Palestina sebagaimana umumnya negara Muslim dunia yang lain. Ini adalah implikasi hubungan diplomatik dengan Israel.     

Jika Donald Trump bersikap baik pada Lebanon, maka tidak demikian halnya dengan Iran dan proksi Iran yang lain. Donald Trump memiliki citra buruk di Iran dengan kebijakannya yang tidak mendukung Iran. Sejak tahun 1979, Iran telah memiliki hubungan yang kurang harmonis pada Amerika Serikat. Puncak hubungan tidak harmonis ini ada pada masa Donald Trump (2016-2020), dimana dia menjadi presiden yang paling vokal menentang kebijakan pengembangan nuklir Iran. Bahkan, pada tahun 2018, Donald Trump menarik dari kesepakatan perjanjian pengembangan nuklir dengan Iran.

Jika melihat ini, maka tipis harapan Donald Trump akan menjadi solusi bagi perdamaian Timur Tengah untuk tidak mengatakan sebagai sebuah keajaiban. Lalu apa komitmen dan langkah yang akan dilakukan Donald Trump untuk mewujudkan damai di Timur Tengah?     

Donald Trump dan Masa Depan Palestina 

Ketika kemenangan Pilpres AS berada di tangan Donald Trump, maka kebijakan AS akan tetap berpihak pada Israel. Kebijakan yang tidak akan jauh dari Joe Biden, presiden AS periode 2020-2024 untuk mendukung Israel. Kita masih ingat, bagaimana Donald Trump pernah menyetujui kebijakan memindahkan ibukota Israel dari Tel Avif ke Jerussalem di periode awalnya sebagai presiden 2016-2024 yang silam. Jejak rekam Donald Trump yang tidak pro-Palestina juga terlihat dari suara vokalnya mengecam kelompok Hamas Palestina yang melakukan serangan militer Israel pada 7 Oktober 2023. Donald Trump juga terkesan biasa-biasa saja dan tidak berempati dengan lebih dari 43.000 warga Palestina yang tewas dalam medan perang.  

Hanya saja, Donald Trump akan memfokuskan pada pembenahan ekonomi dalam negeri dan meminimalkan peran AS di luar negeri ini. Fokus ini pula yang menjadikan mayoritas rakyat Amerika Serikat memilih Donald Trump pada Pilpres sekarang ini. Sebaliknya, rendahnya agenda pemulihan ekonomi rakyat Amerika Serikat menjadikan Kemala Haris tidak populis dan akhirnya mendapatkan dukungan minimalis dari rakyat negeri Paman Sam tersebut yang berakhir dengan kekalahannya dalam Pilpres tahun imi.  

Namun, bukan berarti tidak ada peluang sedikitpun dari Donald Trump. Presiden Palestina, Mahmud Abas memandang Donald Trump sebagai presiden AS yang akan mengakui negara Palestina. Selain itu, menurut Mahmud Abas, Donald Trump akan bekerja sama dengan Palestina untuk menciptakan perdamaian di Palestina. Donald Trump, bagi Mahmud Abas, akan berupaya untuk menghentikan perang dan bersiap bekerja sama dengan Presiden Abbas serta pihak-pihak terkait di kawasan dan dunia untuk menciptakan perdamaian. Lebih dari itu, Donald Trump akan mendukung aspirasi sah Palestina sebagai sebuah negara.  

Hanya saja tunggu dulu; jangan terlalu banyak berharap dengan Donald Trump dengan kebijakan abu-abunya, baik  di Palestina maupun negara Timur Tengah yang lain. Oleh karena itu, masyarakat dunia tetap harus bergerak secara mandiri menciptakan perdamaian di Timur Tengah dan kemerdekaan Palestina. Misalnya mengotiptimalkan peran negara-negara yang sebelumnya terus gigih memperjuangkan kemerdekaan Palestina seperti Indonesia, Afrika Selatan, Malaysia,  Turki dan negara lain dunia. Dewan Tetap Keamaan PBB harus direformasi agar AS tidak selalu menggunakan Hak Veto untuk mendukung Israel dan abai terhadap 143 negara terhadap usulan kemerdekaan Palestina.  Walhasil, jalan panjang nan terjal masih terus akan dilalui, namun ikhtiar perjuangan bersama tetap akan dilakukan untuk mewujudkan perdamaian dan kemanusiaan universal.  Wallahu’alam. 

Sumber: https://arina.id/perspektif/ar-2bLkV/menagih–janji-damai–timur-tengah-donald-trump

Categories
Opini

Seminar Nasional di Surabaya, Prof. Haris Ajak Generasi Milenial Pahami Islam Kaffah Sebagai Benteng Akidah

Ketua Komisi Pengkajian, Penelitian, dan Pelatihan (KP3) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur, Prof. Dr. KH. M. Noor Harisudin, S.Ag., S.H., M.Fil.I., CLA., CWC. menjelaskan pentingnya memahami makna Islam yang kaffah, yaitu beragama Islam dengan mengkombinasikan tiga unsur utama, yaitu tauhid, syariat dan tasawuf (akhlak). 

“Tauhid adalah ajaran tentang keyakinan pada Allah, Tuhan Yang Esa. Syariat adalah hukum Islam yang kongkrit. Akhlak adalah perilaku batiniyah muslim dan dilakukan secara reflektif berulang kali sehingga mandarah daging,” jelas Prof Haris dalam seminar nasional bertajuk ‘Kenali Keislamanmu, Temukan Jati Dirimu’ oleh KP3 MUI Jatim di Kantor MUI Jawa Timur, Rabu (13/11/2024).

Hadir pada kesempatan itu Prof Dr H Thohir Luth, MA (Pembina KP3 MUI), Prof. Dr. KH.M. Noor Harisudin, S.Ag, SH, M.Fil.I (Nara Sumber)., CLA, CWC, Dr. KH. Abu Dzarrin, M.Ag (Nara Sumber), Dr. KH. Sofiyullah, M.Ag (Moderator), Prof KH Nur Ahid, M.Ag, Dr. H. Subakir, MA dan Dr. H. Toyib, M.Ag. Sementara, para peserta adalah anak-anak SMA dan M Aliyah se-Surabaya, Malang, Sidoarjo dan Bangkalan yang hamper 100 -an jumlahnya.  

Prof. Haris yang juga Wakil Sekretaris Pengurus Wilayah NU Jawa Timur tersebut juga menjelaskan tentang Islam yang bersanad, yakni Islam yang disebar melalui orang-orang yang berkompeten dan memiliki keahlian agama.

“Islam ini model inilah yang merupakan best practice Islam  yang dapat dipertanggungjawabkan pada Allah Swt. Persebaran ini dilakukan secara tawatur dan dari satu generasi ke generasi hingga sampai pada Rasulullah Saw,” jelas Prof Haris.

Karenanya, Prof Haris juga menyoroti bahaya ajaran Islam sesat yang saat ini terus berkembang pesat, sehingga mengancam generasi penerus bangsa.

Menurut Prof Haris, sesat adalah sebuah pandangan atau doktrin teologis atau keagamaan yang berlawanan atau bertentangan dengan keyakinan atau sistem keagamaan manapun, Aliran sesat tidak saja ada dalam agama Islam tetapi dalam agama-agama lain.

“Di Indonesia, hampir setiap tahun aliran sesat selalu bermunculan dengan nama yang berbeda-beda,”

Meski demikian, lanjut Prof Haris, MUI tidak mudah memfatwakan aliran sesat. Ada tiga proses yang harus dilalui, yaitu kajian teks, konteks dan klarifikasi.

“Meski tiga alur, ini memakan waktu yang tidak sebentar. Bisa berbulan-bulan, bahkan tahunan hingga valid proses tersebut,” jelas Prof Haris yang juga Guru Besar UIN KHAS Jember.

Di kesempatan yang sama, Dosen UIN Sunan Ampel Surabaya, Dr. KH. Abu Dzarrin al-Hamidy, M.Ag menjelaskan, pentingnya penguatan Islam Wasathiyah sebagai langkah menghadapi ancaman dari ajaran yang menyimpang, baik itu datang dari dalam maupun dari luar.

“Islam Wasathiyyah menawarkan jalan tengah yang menyeimbangkan antara ekstremisme dan liberalisme. Sebagai generasi penerus, pemuda memiliki peran penting dalam menyebarkan pemahaman Islam Wasathiyah dan menangkal gerakan terorisme serta radikalisme,” ujar Dr. H. Abu Dzarrin al-Hamidy, M.Ag yang juga Wakil Sekretaris KP3 MUI Jatim.

Pemahaman dan implementasi Islam Wasathiyah di kalangan generasi muda Indonesia, lanjut Dr. KH. Abu Dzarrin, merupakan ikhtiar penting untuk menangkal gerakan terorisme dan radikalisme.

“Dengan kolaborasi berbagai pihak, pemuda dapat menjadi “influencer” dan agen perubahan yang membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih damai, toleran, dan sejahtera,” tutupnya.

Sebelumnya, dalam sambutan pembuka, Pembina KP3 MUI Jawa Timur, Prof. Dr. H. Thohir Luth, MA menjelaskan kembali tugas MUI sebagai  Khadimul Ummah (pelayan ummat) dan Shodiqul Hukumah (mitra pemerintah)  untuk peningkatan kualitas layanan keagamaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Hari ini kami mengajak para generasi muda milenial, yang terdiri dari SMA/MA/SMK se-Surabaya dan sekitarnya untuk mengikuti acara ini sebagai langkah konkret. MUI Jawa Timur akan selalu melibatkan pemuda dalam kegiatan komunitas yang mempromosikan nilai-nilai moderasi dan toleransi, serta memanfaatkan media sosial sebagai sarana dakwah Islam Wasathiyyah,” pungkas Guru Besar Universitas Brawijaya Malang tersebut.

Reporter          : M. Irwan Zamroni Ali

Editor               : Risma Savhira