Categories
Artikel Kegiatan

Tafaqquh Fiddin, Ponpes Darul Hikam Gelar Penutupan Ta’lim Dengan Fiqih Ubudiyah, dan Perawatan Jenazah

Media Center Darul Hikam– Pondok Pesantren memiliki misi guna meningkatkan dakwah Islam, sehingga perlu adanya pemahaman fiqih bagi santri sebagai bekal hidup di masyarakat. Menjelang libur bulan Syawal 1444 H, Pondok Pesantrem Darul Hikam menggelar penutupan ta’lim dengan pembelajaran fiqih ubudiyah dan perawatan jenazah. Acara tersebut bertempat di Pondok Cabang Putri Jalan Jumat pada Kamis (13/4).

Acara yang dihadiri langsung oleh pengasuh, Prof Dr. Kiai M. Noor Harisudin, M.Fil.I. dan Ibu Nyai Robiatul Adawiyah, S.HI., M.H. diikuti oleh seluruh mahasantri, baik dari pusat, cabang putrid an cabang putra.

Acara diawali dengan khatmil Al-Qur’an dan tahlil yang dipimpin oleh Ibu Nyai Rabiatul Adawiyah dan diikuti oleh seluruh mahasantri. Dilanjutkan dengan buka bersama dan sholat maghrib berjamaah.

Penyampaian materi fiqih ubudiyah disampaikan oleh Kiai Harisudin mengenai hukum kutek yang biasanya dipakai oleh mahasantri putri. Sebagaimana yang telah diketahui, bahwa fiqih ubudiyah wajib diketahui oleh santri sebagai materi prasyarat agar ibadah yang dilakukan dihukumi sah dan diterima oleh Allah.

“Menyandang gelar mahasantri, tentu ada tuntutan agar memiliki ilmu agama yang lebih luas. Salah satunya dalam pembahasan hukum kutek yang tidak jarang telah dibahas dalam kitab fiqih yang sudah kita kaji bersama, seperti Fathul Qorib, Fathul Mu’in tentang thoharoh,” jelas Kiai Haris yang juga Dekan Fakultas Syariah UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

Kiai Haris (sapaan akrabnya) juga menjelaskan salah satu syarat sahnya wudhu dalam kitab Fathul Qorib adalah tidak ada penghalang air di kulit.

“Maka ulama kita sepakat bahwa kutek termasuk benda yang bisa menghalangi air masuk ke dalam kulit. Beda lagi dengan henna yang jika dipakai di kulit, air tetap bisa meresap di kulit, ” tambahnya yang juga Guru Besar UIN KHAS Jember.

Setelah penyampaian fiqih, acara dilanjutkan dengan praktik perawatan jenazah oleh mahasantri putra, hal ini dibimbing oleh Ibu Nyai Robiatul Adawiyah.

“Penting kami sampaikan dan dipraktikkan bagi seluruh mahasantri, baik laki-laki dan perempuan. Secara tata cara dan urutannya, mulai dari adab saat mendengar berita orang meninggal, memandikan, mengkafani, mensholati dan menguburkan itu hampir sama dengan mayit perempuan. Hanya saja perbedaannya adalah kain kafan yang digunakan oleh mayit laki-laki sebanyak 3 helai dan perempuan sebanyak 5 helai yang terdiri dari 3 helai kain, baju, celana dalam, sarung dan kerudung, ” ungkap Ibu Nyai Robiatul Adawiyah yang juga Dosen Fakultas Syariah UIN KHAS Jember.

Acara berlangsung khidmat dan lancar dengan diakhiri sholat tarawih berjamaah dan doa bersama.

Penulis: Siti Junita

Editor: Erni Fitriani

Categories
Artikel Kegiatan

PP Darul Hikam Kerjasama dengan Fordaf Fatayat Jember Adakan Pelatihan Perawatan Jenazah

Media Center Darul Hikam– Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lain. Begitulah bunyi hadist Rasulullah Saw. yang ditujukan kepada umatnya untuk selalu menambah wawasan dan mengamalkan ilmu bagi sesama. Dengan itu, Pesantren Darul Hikam bekerjasama dengan PC Fordaf (Forum Daiyah Fatayat) Jember mengadakan pelatihan perawatan jenazah pada Jumat (7/4). Acara yang bertempat di Pesantren Darul Hikam Cabang Putri diikuti oleh seluruh mahasantri putra dan putri Pesantren Darul Hikam. 

Perlu diketahui, bahwa kegiatan pelatihan perawatan jenazah merupakan salah satu program Pesantren Darul Hikam untuk membekali mahasantri ketika akan terjun ke masyarakat. Acara pelatihan ini dibimbing langsung oleh Pengasuh dan juga Ketua Fordaf Jember, Ibu Nyai Robiatul Adawiyah, S.HI., M.H. dan Sekretaris Ketua Fordaf Jember, Leny Marinda S.Pd.I, M. Pd.

“Sesuai dengan firman Allah dalam surah Al Ankabut ayat 59 yang berbunyi Kullu nafsin za`iqatul-maut,” Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Sebagai generasi muda Islam disamping mempersiapkan diri menjemput kematian, namun juga harus belajar mengurus jenazah yang meliputi, memandikan, mengkafani, mensholati dan menguburkan. Beranjak dari hadist yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani dan Daruquthni, sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain” jelas Ibu Nyai Robiatul Adawiyah, ibu dari lima anak itu.

Wakil Fordaf Jember itu mengungkap bahwa kegiatan ini sebagai program edukasi kepada mahasantri dalam mengabdi kepada masyarakat.

“Mahasantri yang menjadi cikal bakal tokoh yang diharapkan bermanfaat ketika terjun ke masyarakat. Sehingga perlu adanya edukasi praktik keagamaan, salah satunya adalah Fordaf  Nahdlatul Ulama Jember bekerja sama dalam program perawatan jenazah sebagai penyiaran agama Islam,” ungkap Leny yang juga Dosen Fakultas Tarbiyah dan  Ilmu Keguruan UIN KHAS Jember. 

Pada kesempatan itu, Ibu Nyai Robi menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan ketika akan memandikan jenazah yakni : langkah yang pertama yakni mendoakan terlebih dahulu jenazah tersebut sesuai ajaran Rasulullah, jika mayit perempuan berdoa  Allohummaghfirlahaa warhamhaa wa’aafihaa wa’fu ‘anhaa. Kemudian jika laki-laki Allahummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fuanhu. Itu sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW. Langkah yang kedua yaitu menutup atau memejamkan mata mayit. Langkah yang ketiga menutup mulut mayit apabila mulut mayit terbuka ditutup dengan kain mulai dagu sampai ubun-ubun. Langkah Keempat, tangan ditata seperti orang sholat. Langkah Kelima, apabila kaki tidak lurus itu diluruskan dan ditali bagian ibu jari

“Adapun barang yang diperlukan saat memandikan jenazah yakni air 2 timba (1 timba air kapur barus dan 1 timba air bunga) & air yang mengalir, sabun, daun bidara/daun kelor/ batang daun sirih untuk membersihkan kuku mayit,” jelasnya yang juga Ketua Fordaf Jember.

Setelah selesai memandikan jenazah tersebut langkah selanjutnya yakni mengkafani. Untuk jenazah laki-laki itu 3 helai kain  kafan dan perempuan itu 5 helai kain kafan (baju, kerudung, popok, dan 3 kain dibawah). Diiringi pula menaburkan kapur barus yang sudah dihaluskan pada kafan dan jenazah.

“Menurut ajaran Rasulullah, merawat jenazah itu harus ada kapur barus jika tidak ada bunga. Karena kapur barus sendiri memiliki fungsi menghilangkan bau dan membuat wangi mayit” ungkap istri Dekan Fakultas Syariah UIN KHAS Jember itu

Selain itu, kegiatan ini sekaligus memperingati malam Nuzulul Qur’an dengan khatmil Al-Qur’an, sema’an bil ghoib oleh putra kedua Pengasuh PP Darul Hikam, Gus Iklil Naufal Umar. Dilanjutkan dengan buka bersama yang menjadi program rutinan pesantren, yang kemudian dilaksanakan shalat maghrib berjamaah.

Reporter : Muthi’ah Rahman

Editor : Siti Junita

Categories
Artikel Kegiatan

 Berikan Penghargaan Kepada Mahasantri Berprestasi, Pengasuh Titip Pesan Seperti Ini

Media Center Darul Hikam – Berakhir sudah rentetan kegiatan penutupan ta’lim semester ganjil tahun 2022 Pondok Pesantren Darul Hikam Mangli, Jember. Kegiatan yang disemarakkan dengan lomba menarik tersebut, yaitu lomba cerdas cermat kitab kuning dan jurnalistik, ditutup dengan meriah dan gayeng.

Penutupan perlombaan atau disebut juga sebagai ‘malam puncak’ berlangsung di Pondok Cabang Putra Ajung, Jember pada Jumat (9/12). Para pengasuh Prof. Dr. Kiai M. Noor Harisudin, M.Fil.I. dan Ibu Nyai Robiatul Adawiyah, S.H., M.H turut hadir bersama para asatidz dan ratusan mahasantri, baik dari pondok pusat,  pondok cabang putri dan pondok cabang putra.

Dari cabang lomba cerdas cermat kitab kuning tingkat wustha, juara pertama diraih oleh Dana Jazilatul, dkk (tim pondok cabang putri), disusul juara kedua Lum’atul Muniroh, dkk (tim pondok pusat), kemudian juara ketiga diraih oleh Firda dkk, (tim pondok cabang putri).

Sedangkan lomba cerdas cermat kitab kuning tingkat awwaliyah, juara pertama diraih oleh Ahmad Riko, dkk (tim pondok cabang putra), juara kedua yaitu Fatia Azzahra, dkk (tim pondok pusat) dan Agift Akmal Maulana keluar sebagai juara ketiga (tim pondok cabang putra).

Dari cabang lomba jurnalistik, Agift Akmal Maulana meraih juara pertama, disusul kemudian Miftakhul Jannah sebagai juara kedua, sedangkan juara ketiga diraih oleh Isma Sholikhatun.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, lomba cerdas cermat Awwaliyah dilaksanakan pada Rabu, 7 Desember 2022 dan lomba cerdas cermat Wustha pada Kamis, 8 Desember 2022. Sedangkan lomba jurnalistik dengan mengirimkan naskah artikel atau opini yang terakhir dikumpulkan tanggal Rabu, 7 Desember 2022.

Pada kesempatan itu, Ibu Nyai Robiatul Adawiyah berpesan kepada mahasantri yang hendak berlibur dan pulang ke rumah masing-masing agar senantiasa menerapkan akhlak birrul walidain.

“Jangan lupa ketika nanti pulang ke rumah masing-masing, jagalah nama baik pondok pesantren dengan berbakti kepada orang tua. Dengan membantu pekerjaan mereka, melayani mereka dengan baik serta taat kepada perintahnya selagi tidak melanggar syariat. Sebab keberkahan saat belajar di pondok terletak pada ridha guru, namun letak keberkahan saat di rumah adalah ridha orang tua,” tutur Ibu Nyai Robi dalam sambutannya.

Begitu juga dengan pengasuh Prof. Dr. Kiai M. Noor Harisudin, M.Fil.I. pada kesempatan yang sama menjelaskan pentingnya resiliensi, agar menjadi insan yang tegar dan pantang menyerah.

Menurut Prof. Kiai Haris yang juga Dekan Fakultas Syariah UIN KHAS Jember tersebut, resiliensi adalah bangkit dari kesulitan dan tumbuh dalam tantangan. Jadikan semua hinaan orang kepada kita sebagai pemicu semangat untuk sukses.

“Sebagian besar dari kita pernah mendapatkan hinaan atau cacian yang terkadang masih membekas hingga saat ini.  Mari kita jadikan cacian mereka sebagai penyemangat bagi kita,” tutur Prof. Kiai Haris.

“Terdapat sebuah maqolah: اذا اصا بته الشر شكر، واذا اصابته الضر صبر  yang artinya seorang mukmin jika mendapatkan nikmat maka ia bersyukur, jika mendapatkan kesulitan maka ia bersabar,” ujar Prof. Kiai Haris yang juga Wakil Ketua LDNU Jawa Timur.

Reporter          : Siti Junita

Editor              :  M. Irwan Zamroni Ali

Categories
Artikel Kegiatan

Cerdas Cermat Kitab Kuning dan Jurnalistik, Menjadi Penutup Pembelajaran Darul Hikam Semester Ganjil 2022

Pengasuh Prof Kiai Haris dalam Kegiatan Pembelajaran Diniyah Darul Hikam Semester Ganjil 2022

Media Center Darul Hikam – Pembelajaran semester ganjil Pondok Pesantren Darul Hikam Mangli Jember telah berakhir pada Jumat, 2 Desember 2022 kemarin. Pesantren yang juga dikenal dengan ‘Pondok Literasi’ ini menutupnya dengan menggelar lomba menarik, yaitu lomba cerdas cermat kitab kuning dan lomba menulis artikel/opini.

Diketahui lomba cerdas cermat kitab kuning tersebut akan berlangsung pada tanggal 7 Desember 2022 – 8 Desember 2022, di Pondok Pusat dan Pondok Cabang Putri Darul Hikam.

Menurut keterangan Ketua Panitia, Lutvi Hendrawan, pada kategori lomba cerdas cermat, nantinya akan dipisah berdasarkan kelas masing-masing. Sedangkan pada lomba jurnalistik, para peserta dapat bersaing satu sama lain, tanpa membedakan tingkatan kelas.

“Mahasantri di kelas Awwaliyah nantinya akan bersaing sesama tim di kelas Awwaliyah yang bertempat di pondok pusat, sedangkan mahasantri Wustha bersaing dengan sesama tim kelas Wustha yang bertempat di pondok cabang putri,” ujar Lutvi kepada Tim Media Center Darul Hikam.

“Saat ini kami bersama para ustad tengah mempersiapkan soal-soal yang akan diujikan pada lomba cerdas cermat, kurang lebih ada 100 pertanyaan dari masing-masing kitab yang berbeda, termasuk juga setiap tim terdiri dari 3 mahasantri,” tambahnya.

Di sisi lain, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Hikam, Prof. Dr. Kiai M. Noor Harisudin, M. Fil.I., menyebut kegiatan perlombaan tersebut sebagai tanda berakhirnya program diniyah untuk pembelajaran semester ganjil.

“Pembelajaran di Darul Hikam seperti di UIN KHAS Jember, satu tahun ada dua semester, hanya saja kita tidak menutupnya dengan ujian, melainkan dengan perlombaan, karena kita ingin pembelajaran di Darul Hikam menyenangkan dan menggembirakan,” ujar Prof. Kiai Haris yang juga Dekan Fakultas Syariah UIN KHAS Jember.

Prof. Kiai Haris yang juga Ketua Komisi Pengkajian, Penelitian dan Pelatihan MUI Jawa Timur, berharap agar semua mahasantri Darul Hikam ikut berpartisipasi dan melibatkan diri untuk meramaikan kegiatan tersebut.

“Mari semua mahasantri untuk ikut meramaikan dan terlibat di semua kompetisi, agar kita tahu potensi masing-masing di bidang kitab kuning dan jurnalistik,” ujar Prof. Kiai Haris.

“Anggap ini sebagai hiburan, jangan takut kalah, soal menang kalah adalah proses, yang penting kita mau belajar, melatih mental dan melatih kemampuan lainnya,” tambahnya.

Selain lomba cerdas cermat, penutupan semester ganjil kali ini juga dimeriahkan dengan lomba artikel dan opini.

Para mahasantri yang berkenan untuk mengikuti lomba artikel & opini, diharuskan untuk mengikuti ketentuan berikut, antara lain:

Tema tentang Keislaman, masing-masing peserta hanya boleh mengirim 1 naskah, artikel/opini belum pernah dimuat di koran, majalah, blog, facebook dan media lain, kutipan dapat dimasukkan di halaman daftar pustaka (jika ada), artikel/opini tidak mengandung unsur sara dan plagiasi.

Naskah dapat dikirim melalui via email: ponpesdarulhikam1@gmail.com Terakhir pengiriman pada tanggal 7 Desember 2022. Informasi lebih lanjut berkaitan dengan lomba artikel/opini dapat menghubungi Ust. Wildan  0823-3445-3033.

Mahasantri terbaik pada lomba cerdas cermat dan jurnalistik, akan diumumkan pada malam puncak di Pondok Cabang Putra Darul Hikam Ajung, Jember, Jumat, 9/12/2022. 

Kontributor : M. Irwan Zamroni Ali

Categories
Artikel Kegiatan

Ekik Filang Pradana, Sosok Mahasantri Berprestasi Yang Santun Dan Inspiratif

Media Center Darul Hikam- Selain menjadi mahasiswa yang hebat dalam ilmu pengetahuan umum, seorang mahasantri juga harus mantap dalam ilmu agamanya. Itulah yang dirasakan oleh mahasantri berprestasi Pondok Darul Hikam Jember, Ekik Filang Pradana.

Ekik (sapaan akrabnya) adalah putra sulung dari pasangan Bapak Mulyadi dan Ibu Zubaidah. Sebagai seorang kakak, tentu Ekik memiliki kewajiban memberikan contoh yang baik bagi adik-adiknya, yaitu Nadia Amanda Putri dan Najwa Khairun Nisa. Ekik tumbuh dari sebuah keluarga sederhana yang berada di Kabupaten Jombang.

Ekik yang juga mahasiswa Program Studi Hukum Keluarga Fakultas Syariah itu memulai pendidikannya dengan bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Darul Faizin As-Salafiyah (tahun 2007-2014), kemudian melanjutkan di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Darul Faizin As-Salafiyah (tahun 2014-2017), dan kembali melanjutkan di Madrasah Aliyah (MA) Darul Faizin As-Salafiyah (tahun 2017-2020).

Perjalanan Ekik dimulai ketika ia memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di Perguruan Tinggi. Singkat cerita, Ekik berhasil diterima di kampus Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember dengan jalur SPAN-PTKIN. Ekik yang sebelumnya belum pernah pergi ke tempat jauh pun memberanikan diri. Kebetulan Ekik merupakan Angkatan yang lahir dari pandemi Covid-19 sehingga dirinya tidak menjalani masa orientasi di kampus hijau ini. Ekik Pertama kali datang ke kampus dengan menaiki sepeda motor bersama kawan karibnya.

Awal kisah Ekik menjadi seorang santri di Pondok Darul Hikam memang cukup unik. Waktu itu, ketika Ekik semester 3, ia bertemu dengan Prof. Dr. Kiai M. Noor Harisudin, M. Fil.I. yang merupakan dosen pengampu mata kuliah Peradaban Islam & Islam Nusantara (PI-IN) mengirimkan pamflet Pendaftaran Pondok Pesantren Darul Hikam melalui grup WhatsApp. Karena sedari awal Ekik memang tertarik dengan pondok pesantren, akhirnya Ekik berusaha mencari informasi terkait pondok Darul Hikam tersebut. Setelah merasa mantap dengan pilihannya, Ekik pun memutuskan untuk menghubungi contact person yang ada di pamflet tersebut.

“Alasan saya memilih tinggal di pondok karena dari dulu memang saya basic sekolahnya di agama. Saya suka dengan lingkungan pondok. Selain itu, dengan memilih mondok saya bisa imbang antara ilmu agama dan dunia,” kata Ekik yang juga Aktif  dalam kegiatan Pramuka,di sekolahnya.

Selain memilih untuk tinggal di pondok, Ekik juga aktif sebagai mahasiswa organisatoris. Ia mengikuti beberapa organisasi diantaranya sebagai Pengurus Media Center Fakultas Syariah, dan Pengurus Media Center Pondok Darul Hikam periode 2023-2024. Dalam hal ini Ekik menyampaikan bahwa dengan mondok di Darul Hikam tidak sedikit pun mengganggu aktivitasnya untuk berorganisasi.

“Selain bisa belajar agama, saya juga tetap bisa ikut organisasi. Ini enaknya mondok di Darul Hikam. Jam diniahnya sudah disesuaikan dengan kebutuhan santri,” Ujar Ekik yang juga bekerja di CV Pena Salsabila.

Kisah menarik yang pernah dialami Ekik selama mondok di Darul Hikam yakni tiada hari tanpa kisah seru. Selama di pondok, tak jarang ia mengukir kenangan bersama santri putra lainnya yaitu memasak bersama, atau hanya sekedar bergurau penuh canda tawa sambil mengerjakan tugas.

“Saya selalu berusaha bersyukur atas segala episode dalam hidup saya. Yang paling seru ketika kita bakar-bakar di depan pondok, dan kemudian kami makan bersama dengan pengasuh. Itu sungguh luar biasa nikmatnya,” Ucap Ekik yang juga dulunya Ketua Osim Angkatan 2018/2019.

Dalam Ujian Akhir Semester pada (3-4/6/2023) dan Akhirussanah pada (7/6/2023) yang diadakan oleh Pondok Darul Hikam kemarin, Ekik terpilih sebagai Juara 1 Tingkat Madin Awwaliyah. Perlu diketahui bahwa di Pondok Darul Hikam terdapat dua kelas diniyah yakni Madin Awwaliyah dan Madin Wustho. Ini merupakan salah satu pencapaian terbesar dalam hidup Ekik. Meski ia bukan dari lulusan Pondok Pesantren, namun Ekik tetap bersemangat mengikuti diniyah dan akhirnya bisa mendapatkan juara satu. Selain itu, Ekik juga dikenal sebagai pribadi yang sopan dan takdim kepada Guru. Keberkahan inilah yang membuat Ekik pantas menyandang sebagai juara 1.

“Alhamdulillah, saya senang sekali bisa mencapai ini semua. Semua ini berkat dari doa kedua orang tua dan guru-guru saya,” ungkap Ekik yang juga alumni Darul Faizin As-Salafiyah.

Ekik juga menceritakan suka dukanya selama mondok di Darul Hikam, termasuk kendala yang dialami selama mengikuti diniyah.

“Karena sistem ngajinya hybrid ya, jadi kadang suara ustadznya nggak begitu jelas. Sebenarnya di pondok sudah ada wifi, tapi ya kadang sinyal memang nggak mendukung,” tukas Ekik yang juga Mahasantri Putra di Pondok Cabang Klanceng-Ajung.

Meski begitu, semangat Ekik tidak berhenti disitu, ia biasanya mencoba menghubungi teman-teman yang lain untuk menanyakan kekurangan dalam kitabnya.

Pesan dari Pengasuh yang selalu diingat dalam benaknya yaitu untuk tidak mengesampingkan kuliah dan ngaji di pondok.

“Pesan yang selalu saya ingat, kata beliau, jangan karena mengikuti organisasi, pembelajaran di kampus atau pondok menjadi terganggu,” ujarnya.

Menurut Ekik, salah satu kelebihan di Pondok Darul Hikam lainnya yaitu ada program life skill yang bisa diikuti oleh mahasantri yaitu berupa Jurnalistik dan Info beasiswa khususnya LPDP.

“Tahun ini Tagline Pondok kami yaitu Pondok Literasi dan Scholarship. Sehingga para mahasantri juga dibekali dengan ilmu seputar kepenulisan yang insyaallah berguna untuk menunjang skripsi mahasiswa semester akhir,” Katanya.

Terakhir, Ekik berpesan kepada seluruh mahasantri yang ada di pondok agar tetap semangat dalam mengikuti kuliah dan mondok di Darul Hikam.

“Mumpung masih muda mari gunakan waktu untuk mengerjakan hal-hal positif. Karena dengan membangun kebiasaan baik tersebut, kita akan menolong diri kita di masa depan. Jangan pernah takut mencoba segala hal, jadilah orang yang jujur dan bertanggung jawab,” ungkapnya.

Penulis: Apriliyatus Sholichah

Editor: Erni Fitriani

Categories
Artikel Kegiatan

Menulis Itu Membuat Awet Muda !!!

Menulis Itu Membuat Awet Muda !!!Sesungguhnya, ada banyak manfaat orang menulis. Salah satunya adalah membuat para penulis menjadi awet muda. Demikian disampaikan Ibu Nyai Robiatul Adawiyah, MHI, pada hari Ahad, 31 Januari 2016, di kantor Graha Pena Salsabila, Jl. Mataram C.7 No. 6 RT 04 RW 010  Perum Pesona Surya Milenia  Mangli Kaliwates Jember.  “Sesungguhnya, ada banyak manfaat orang menulis. Salah satunya adalah membuat orang yang menulis itu awet muda. Ini saya juga berdasarkan referensi tokoh penulis seperti Fatimah Mernisi  dari Maroko”, kata Ibu Nyai Robiatul Adawiyah, MHI selaku Direktur Eksekutif  Penerbit Pena Salsabila.  Hanya sayangnya, masih banyak yang belum memahami ini. Karena itu, lulusan Pasca sarjana yang juga Pengasuh Putri Ponpes Darul Hikam Mangli Jember itu memotivasi berbagai kalangan untuk menulis apa saja. Ada banyak motivasi dalam menulis. Selain awet muda, menulis juga menjadi bagian dari menyalurkan hobi, mendapatkan popularitas, mendapatkan materi (honor penulis) dan sebagainya. Semua ini motivasi yang menurut Ibu Nyai Robi akan menjadikan seseorang tergerak untuk menulis apa saja. “Kiai Cholil Bisri Rembang almarhum dulu menulis, salah satu motivasinya adalah ekonomi”, katanya menceritakan tokoh penulis di masa dulu.      “Silahkan menulis dengan motivasi apapun. Itu baik sekali. Penerbit kami memfasilitasi berbagai kalangan agar termotivasi untuk menulis baik dalam bentuk cerpen, novel, majalah, jurnal, buku dan sebagainya. Pokoknya, menulis, menulis, dan menulis. Kami akan membantu kebutuhan menulis tersebut”, kata Ibu Nyai Robi, penulis buku Edward W. Said di Mata Santri yang diterbitkan STAIN Press Jember tersebut.(Sohibul Ulum/Humas Pena Salsabila).