Media Center Darul Hikam – Dalam rangka meningkatkan kualitas dan wawasan mahasantri dalam menulis jurnal ilmiah, Pondok Pesantren Darul Hikam menggelar Tadarus Ilmiah mengusung tema, “Santri Belajar Menulis Jurnal Scopus, Nggak Bahaya Tah?” pada Jumat, (27/10/23) pukul 18.30-20.00 WIB bertempat di Aula Pondok Pesantren Putra Ajung, Jember.
Turut hadir dalam acara tersebut Prof. Dr. KH. M Noor Harisudin, S.Ag., S.H., M.Fil.I., CLA. dan Nyai Rabiatul Adawiyah, S.H.I., M.H. selaku pengasuh Pondok Pesantren Darul Hikam, Hariyanto, S.H.I., M.Hum., M.Pd. selaku narasumber yang sangat berkompeten dalam bidangnya.
Dalam sambutannya, Kiai Haris menuturkan bahwa acara tadarus ilmiah tersebut merupakan sebuah kesempatan yang harus dimanfaatkan dengan baik oleh para mahasantri Darul Hikam guna memperdalam ilmu-ilmu, khususnya dalam penulisan jurnal ilmiah. Demikian ini sesuai tagline Pondok Darul Hikam sebagai Pondok Scholarship dan Literasi.
“Insyaallah baru kita (Pondok Darul Hikam, red) yang menggelar untuk mahasantrinya kajian untuk menulis jurnal scopus. Pondok-pondok lain mungkin sama menggelar kajian-kajian agama seperti ngaji kitab, tapi untuk kajian menulis scopus Insyaallah baru kita (Darul Hikam, red),“ tutur Kiai Haris yang juga Dekan Fakultas Syariah UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.
Adapun Hariyanto, S.H.I., M.Hum., M.Pd. menerangkan dalam materinya bahwa menulis jurnal scopus merupakan maqam-nya guru besar. Dalam materinya juga, Hariyanto (sapaan akrabnya) menyebutkan beberapa alasan seorang mahasiswa menulis jurnal ialah tugas mata kuliah, paper int conference, riset bersama dosen, artikel bersyarat ujian, dan untuk cumlaude.
“Kemudian S1, S2, S3 itu syaratnya harus mempunyai jurnal. Bahkan ada di kampus-kampus lain bahwa apabila mahasiswanya bisa menulis di jurnal ilmiah apalagi di scopus atau sinta 1 maka tidak akan dikenakan kewajiban membuat skripsi,” ujar Editor in Chief Jurnal Scopus Volkgiest UIN Saizu Purwokerto itu.
Tak luput pula, Hariyanto menjelaskan bahwa dalam menulis sebuah jurnal, perlu mencari atau mengangkat sebuah isu terlebih dahulu dan dasar riset memiliki kesenjangan (gap) penelitian. Peneliti dapat mengangkat isu yang bersumber dari berbagai bacaan seperti berita, artikel, bahkan pengalaman peneliti sendiri.
Hariyanto mengungkapkan pula dalam materinya, bahwasanya sebuah artikel yang baik memiliki referensi primer dan mutakhir. Hariyanto juga menambahkan bahwa penting untuk mengikuti IMRAC (Introduction, Method, Result, Analysis, Conclusion) serta template jurnal yang hendak dituju dalam menulis dan mengirim sebuah artikel atau jurnal.
Yang terakhir, Hariyanto juga menjelaskan bahwa dalam menulis artikel atau jurnal perlu adanya novelty, gagasan, atau pemikiran dari peneliti.
“Syarat-syarat novelty ialah adanya pernyataan yang membuktikan artikel yang dibuat berbeda dari sebelumnya, kemudian bersifat baru, kontributif, memiliki fokus pada satu gagasan, sikap jelas, tidak mendua, perkuat analisis.”imbuhnya yang juga Wadek 3 Fakultas Syariah UIN Saizu Purwokerto.
Acara berlangsung meriah diikuti oleh ratusan mahasantri Darul Hikam pusat, cabang putri, dan cabang putra yang dimoderatori secara langsung oleh Siti Junita, S.Pd.
Reporter: Agift Akmal Maulana
Editor: Erni Fitriani