Categories
Keislaman Tokoh Ulama Nusantara

Sambung Sanad Ilmu Dan Jaringan Internasional, PP Darul Hikam Hadirkan Rais Syuriah PCI NU Australia

Media Center Darul Hikam – Ciri khas Pesantren sebagai center of civilize diwujudkan dalam bentuk khazanah intelektual. Sebagai pesantren yang berbasis literasi dan scholarship, PP Darul Hikam Jember menggelar acara Tadarus Ilmiah bertajuk “NU, Santri dan Masa Depan Indonesia”. Acara ini mendatangkan narasumber internasional, Prof. KH. Nadirsyah Hosen, LLM, MA, Ph. D sebagai Rais Syuriah PCI NU Australia-New Zealand pada Kamis (22/9) di Pondok Cabang Putra Ajung Jember.

Acara tersebut dihadiri oleh Pengasuh PP Darul Hikam, Prof. Dr. Kiai M. Noor Harisudin, M.Fil.I., Ibu Nyai Robiatul Adawiyah, S.H.I., M.H., para asatidz, anggota fatayat Jember serta seluruh mahasantri PP Darul Hikam. Rangkaian acara dimulai dari buka bersama, shalat maghrib berjamaah, khataman Al-Qur’an yang dilanjutkan dengan tadarus ilmiah.

Pengasuh PP Darul Hikam, Prof. Dr. Kiai M. Noor Harisudin, M.Fil.I., menuturkan acara ini sebagai bentuk sambung sanad keilmuan dari ayah Prof Nadhirsyah Husen, yaitu Prof. KH. Ibrahim Husen, seorang ahli fiqih Mazhab Syafii kenamaan tanah air.

“Sanad keilmuan sangat penting pada kiprah NU, ini membuktikan bahwa keislaman NU adalah keislaman yg dapat dipertanggungjawabkan. Selain sanad, kita bisa nyambung jaringan sehingga mahasantri bisa mengambil peluang scholarship baik di dalam maupun luar negeri,” tutur Prof Haris yang juga Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Lembaga Dakwah Nahdhatul Ulama (PW LDNU) Jawa Timur.

Prof Nadirsyah Hosen yang akrab disapa Gus Nadir menafsirkan wahyu pertama yang Allah turunkan yaitu surah Al-Alaq tentang perintah membaca. Menurutnya, pangkal masalah terbesar yang dihadapi oleh bangsa adalah kurangnya literasi masyarakat sehingga mudah tertipu atas informasi yang tersebar.

“Visi Islam yang pertama kali turun adalah membangun masyarakat cerdas melalui membaca. Penyebutan iqra dalam Al-Qur’an memiliki dua makna, pertama dalam lafadz  Iqra bismirarabbikalladzi khalq adalah membaca secara tekstual, dan makna iqra yang kedua dalam lafadz Iqra warabbukal akram  adalah membaca makna tersirat dari suatu bacaan atau kejadian, inlah yang dinamakan critical reading ”jelas Dosen Fakultas Hukum Monash University Australia itu.

Menurutnya, critical reading telah diterapkan oleh para ulama terdahulu dengan menginternalisasikan makna iqra melalui pembangunan pesantren. Menurut Gus Nadir, kejayaan Islam ada karena sistem khilafah adalah anggapan yang salah, karena dari pembangunan pendidikan lah masa depan sumber daya manusia mulai maju.

“Berkaca dari sejarah, Khalifah Al-Ma’mun sebagai khalifah ke-7 dari Dinasti Abbasiyah, mampu mengantarkan dunia Islam pada puncak peradaban. Bahkan, pada masa Khalifah Harun Ar-Rasyid, sebuah perpustakaan besar bernama Bait Al-Hikmah dikembangkan menjadi universitas yang melahirkan para cendikiawan Islam,” jelas Gus Nadir yang juga Peraih Associate Professor Universitas Wollongong Australia.

Pada kesempatan itu pula, Gus Nadir membagikan kebiasaannya selama menuntut ilmu dari didikan langsung oleh ayahnya, Prof Ibrahim Hosen, untuk senantiasa membaca.

“Ayah saya selalu mengatakan bahwa wiridnya pelajar adalah membaca buku dan mengkaji ilmu. Setiap hari saya selalu menargetkan membaca 150 halaman dan pernah satu hari sampai khatam 4 buku ilmiah. Namun tidak sekedar membaca, tapi juga memahami makna yang tersirat, artinya setiap bacaan yang dibaca selalu dikaitkan dengan bacaan yang pernah kita baca untuk melahirkan konsep baru. Inilah esensi dari critical reading,” ujar Gus Nadir.

Acara yang dimoderatori oleh Erni Fitriani berjalan secara interaktif yang diakhiri dengan doa dan foto bersama.

Reporter : Siti Junita

Editor:  M. Irwan Zamroni Ali

Categories
Sains

Dibiayai Dana Abadi Pesantren, 1.000 Kuota Beasiswa Santri Dibuka Awal Juli

Jakarta (Kemenag) — Kementerian Agama segera membuka pendaftaran Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB). Berkolaborasi dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), PBSB bersumber dari Dana Abadi Pesantren.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdhani mengatakan, perubahan skema penganggaran PBSB yang terintegrasi dengan program beasiswa dari LPDP Kemenkeu dimulai tahun ini. Skema ini diharapkan semakin membuka banyak peluang bagi para santri yang ingin melanjutkan pendidikan dengan beasiswa.

“Ini merupakan kolaborasi yang diperlukan dalam rangka penguatan skema penggunaan dana abadi Pesantren dengan peningkatan SDM Pesantren. Insya Allah tahun ini dialokasikan Dana Abadi Pesantren sebesar 80 miliar untuk 1.000 Santri penerima Program Beasiswa Santri Berprestasi,” terang M Ali Ramdhani di Jakarta, Sabtu (17/6/2023).

Penegasan M Ali Ramdhani ini didasarkan pada laporan hasil Rapat Koordinasi Penyelenggaraan PBSB yang berlangsung di Bogor, 13 – 15 Juni 2023. Rakor ini diikuti Tim Pengelola Dana Abadi Pesantren bersama 34 perwakilan perguruan tinggi mitra PBSB dalam negeri, perwakilan LPDP Kemenkeu, Majelis Masyayikh, dan Asosiasi Ma’had Aly (Amali).

“Jika tidak ada kendala, pendaftaran PBSB akan dibuka secara online pada 3 sampai 13 Juli 2023,” ujar Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati ini.

Pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp250 miliar untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) Pesantren pada 2023. Anggaran ini disiapkan melalui skema Dana Abadi Pesantren yang bersumber dari Dana Abadi Pendidikan. Dana Abadi Pesantren ini merupakan mandat dari Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren dan Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2021 tentang Pendanaan Penyelenggaraan Pesantren. Selain untuk rekrutmen 2023, anggaran sebesar Rp250 miliar ini juga digunakan untuk beasiswa non gelar seperti short course kader ulama dan penguatan bahasa dan keterampilan usaha dan digitalisasi yang akan menunjang program kemandirian pesantren.

Pria yang akrab disapa Kang Dhani ini menegaskan, ada lima rumpun keilmuan yang menjadi fokus dalam rekrutmen PBSB 2023, di antaranya Ilmu Kesehatan, Teknologi, Ekonomi, Penguatan untuk literasi keuangan, Ilmu Keagamaan dan Ilmu Sosial.

“Ma’had Aly juga diskemakan untuk masuk kategori dalam penerima beasiswa, sebagai bagian untuk membentuk kader ulama,” terang Dhani sapaan akrabnya.

Kepala Divisi Kerja Sama dan Pengembangan Beasiswa LPDP Agam Bayu Suryanto menambahkan, skema penggunaan Dana Abadi Pesantren 2023 memang diperuntukkan bagi kepentingan peningkatan SDM Pesantren. Anggaran ini sepenuhnya akan dialokasikan untuk pembiayaan program beasiswa gelar (degree) atau non gelar (non degree), untuk jenjang S1, S2, dan S3, baik di dalam maupun di luar negeri, bagi kalangan pesantren.

“Teknisnya, LPDP menerima usulan program melalui Project Management Officer Kemenag. LPDP melakukan review dari program yang disarankan dengan melihat Term of Reference dan Anggaran biaya untuk program,” terang Agam Bayu Suryanto.

Dikatakan Agam Bayu, tanggung jawab pengelolaan manajemen PBSB tetap dipegang oleh Kementerian Agama. Oleh karena itu, dibentuk Project Management Officer (PMO). Tugas dari PMO adalah melakukan pengelolaan yang lengkap dan terpadu mulai dari perencanaan, rekrutmen, seleksi, pelaksanaan, pencairan beasiswa, hingga Pendampingan.

“LPDP menerima pengajuan dari PMO, kemudian melakukan telaah atau review terhadap dokumen tersebut. Oleh karena itu data para penerima beasiswa harus benar-benar valid, sesuai petunjuk teknis, dan jelas,” ujarnya.

Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Waryono menambahkan, mekanisme pendaftaran online PBSB masih tetap sama dengan sebelumnya, yakni Pesantren lebih dulu melakukan registrasi dan memilih nama santri yang telah terdata pada Education Management Information System (EMIS). Sementara pilihan program studi serta komponen beasiswa yang disediakan lebih beragam dan berbeda dengan sebelumnya.

“Jika tidak ada kendala, pendaftaran PBSB secara online akan dibuka pada tanggal 3 hingga 13 Juli 2023. Oleh karenanya, santri calon pendaftar agar mempersiapkan diri dan mengikuti perkembangan informasi beasiswa ini melalui berbagai kanal media Kemenag,” tandasnya. Sumber: https://kemenag.go.id/pers-rilis/dibiayai-dana-abadi-pesantren-1-000-kuota-beasiswa-santri-dibuka-awal-juli-hjShy

Categories
Keislaman

Deputi Perlindungan Anak Ungkap Sebab Tewasnya Santri Gontor di Pesantren

Ponorogo, Media Center Darul Hikam

Perlahan mulai terungkap kronologi hilangnya nyawa santri Gontor, AM (17), Ponorogo, Jawa Timur di Pesantren Gontor. Ironisnya, kasus sempat ditutupi dan baru diakui oleh pihak pesantren beberapa waktu terkahir (9/9/22).

Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian (PPPA), Nahar menyatakan, kejadian itu bermula ketika AM bersama dengan dua teman lainnya yang juga menjadi korban, bermaksud mengembalikan semua peralatan perkemahan kepada terduga pelaku yang merupakan koodinator perlengkapan. Setelah diperiksa, ternyata ada barang yang hilang, yaitu pasak.

AM merupakan Ketua Panitia dalam Acara Perkemahan Kamis Jumat (Perkaju) yang digelar di Ponpes Gontor pada 18-19 Agustus 2022.

Pada saat itu, AM yang merupakan Korban diberikan waktu hingga pukul 06.00 WIB pada tanggal 22 Agustus 2022 untuk mengembalikan pasak, namun pasak tidak juga berhasil ditemukan. Ketika menghadap terduga pelaku, AM dan temannya lantas diberikan hukuman. Dua korban lainnya dipukul dengan tongkat pramuka di bagian paha  dan AM ditendang di bagian dadanya hingga jatuh terjungkal dan kejang.

Pasca kejadian itu, AM dilarikan ke Rumah Sakit Yasyfin Gontor dan dinyatakan meninggal pukul 06.30 WIB. Pihak rumah sakit memberikan keterangan tertulis di surat kematian bahwa AM meninggal karena kelelahan pasca mengikuti Perkaju.

Mendengar kabar anaknya meninggal, Soimah, Ibu kandung korban merasakan adanya kejanggalan, karena sebelumnya AM berteleponan dengan dirinya dalam keadaan sehat.

Setibanya jenazah di rumah duka, Soimah meminta peti mayat dibuka. Awalnya pihak pondok menolak, namun setelah perdebatan cukup panjang, peti dan kain kafan tersebut dibuka dan ditemui sejumlah luka lebam di dada cukup lebar dan darah keluar dari hidung dan mulut tubuh korban.

Melihat kondisi anaknya tersebut, Soimah, ibu korban menyatakan bersedia memberikan keterangan lebih lanjut kepada pihak kepolisian atas kesaksiannya terhadap kondisi jasad AM.

“Setelah terpublish dan viral, pihak pesantren mengakui bahwa ada tindakan penganiayaan,  pihak pondok juga memberikan keterangan pelaku sudah dikeluarkan secara permanen dari pondok pesantren,” ujar Titis Rachmawati, Kuasa Hukum Keluarga Korban.

Titis mengaku, selama menjadi kuasa hukum ibu korban, menyatakan hingga saat ini belum ada ungkapan permohonan maaf dari pihak pesantren.

“Sampai saat ini sih belum ada, tapi kami sudah dihubungi beberapa pihak yang kita tidak tahu apakah ini dari pihak pesantren. Tapi ketika diminta, statusnya tidak bisa memberi penjelasan,” tambah Titis dilansir dari Metro TV News

Terkait kelanjutan proses hukum di kepolisian, Titis menyampaikan bahwa pihak keluarga  melalui dirinya sudah dihubungi melalui WA dari pihak Polres Ponorogo yang diwakili Kasat Reskim. Polres Ponorogo.

Polres Ponorogo menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan pemeriksaan kepada saksi-saksi dan melangsungkan olah TKP. Selain itu, pihak Polres Ponorogo meminta agar keluarga korban untuk tetap bersabar dan menaati proses hukum.

“Saat diberikan hasil perkembangan kasus oleh polres Ponorogo, kami juga kaget karena pihak keluarga belum melapor. Dan setelah kami tanyakan ternyata yang mengajukan kasus ini ke polres adalah pihak pesantren,” pungkasnya.

Reporter: Erni Fitriani

Editor: M. Irwan Zamroni Ali

Categories
Keislaman

Bedah Buku ‘Jalan Dakwah Sang Kiai’ Warnai Haul-1 Almarhum Prof Imam Mawardi

Media Center Darul Hikam – Pengasuh Pondok Pesantren Darul Hikam Prof. Dr. Kiai M. Noor Harisudin, M.Fil.I berkesempatan hadir dalam acara Haul ke-1 Almarhum Prof. Dr. KH Imam Mawardi, M.A pada Sabtu (6/8) di Pondok Pesantren Kota Alif Lam Miim Surabaya.

Rentetan acara haul tersebut salah satunya dikemas dengan acara Bedah Buku yang berjudul “Jalan Dakwah Sang Kiai: Percik Pemikiran dan Keteladanan Prof. Dr. KH. Ahmad Imam Mawardi, M.A”.

Sejumlah tokoh penting yang banyak terlibat pada masa hidup almarhum Prof KH Imam Mawardi turut hadir, diantaranya Wakil Rais Aam PBNU, Dr. (HC). KH. Afifuddin Muhajir, M.Ag dan Direktur Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya, Prof. H. Masdar Hilmy, M.A., Ph.D. Keduanya tampil sebagai narasumber dalam acara bedah buku tersebut.

Diketahui tim penulis buku yang terdiri dari Ahmad Sarip Saputra, S.Pd., M.Ag, Ulya Nurir Rahmah, S.Ag, Muhammad Ali, M.H, Muhammad Mahbub Jamalul Lail, S.Akun, Ahmadi, S.Pd, Yurid Shifan A’lal Firdaus, Muhammad Rozin Rifqi Afifi, M. Irwan Zamroni Ali, S.H, Wildan Rofikil Anwar, S.H, Siti Junita, S.Pd, dan Erni Fitriani juga hadir di acara tersebut.

Prof Haris sebagai editor buku ‘Jalan Dakwah Sang Kiai’ menuturkan, almarhum Prof KH Imam Mawardi adalah sosok tauladan yang dapat menjadi contoh bagi semua orang.

“Dalam buku ini sudah dibahas banyak mulai dari masa kecil, pendidikan, jenjang karir dan dakwah hingga akhir hayat beliau,”ungkapnya yang juga Dekan Fakultas Syariah UIN KHAS Jember.

Dalam kesempatan itu, Kiai Afif yang merupakan guru Almarhum Prof KH Imam Mawardi selama di pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo mengungkapkan, almarhum pada masanya adalah alumni pesantren terbaik di bawah pengasuhan Kiai As’ad Syamsul Arifin.

Pada masa itu, Kiai As’ad Syamsul Arifin selalu berpesan kepada para alumni untuk senantiasa mengamalkan tiga hal, yaitu berjuang dalam pendidikan Islam, berjuang pada NU dan ikut memikirkan ekonomi masyarakat.

“Saya kira almarhum sudah mengamalkan itu semua dan dapat kita lihat peninggalannya almarhum. Mulai dari mendirikan pesantren, berdakwah menyebarkan agama Islam yang damai, seorang guru besar/profesor dan semacamnya,” ujar Kiai Afif yang juga Wakil Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo.

Di samping itu, sahabat dekat almarhum Prof KH Imam Mawardi, yaitu Prof Masdar Hilmy, Ph.D menjelaskan, almarhum pada masa hidupnya adalah cendikiawan yang mempunyai kemampuan lebih di banding teman-teman yang lainnya.

“S-1 nya ia tempuh kurang lebih tiga setengah tahun, pada masanya belum ada mahasiswa yang bisa lulus secepat itu. Di beberapa mata kuliah waktu kami S-2 di Canada, beliau selalu mendapatkan nilai-nilai yang bagus. Tidak hanya itu, S-3 beliau juga ditempuh dengan waktu yang sangat singkat,” ungkap Prof Masdar yang juga Direktur Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya.

Mewakili keluarga, Gus Ahmad Sarip Saputra, S.H., M.H. yang juga ketua Ma’had PPK Alif Lam Miim mengapresiasi kepada segenap tim penulis buku ‘‘Jalan Dakwah Sang Kiai’.

“Penyusunan buku yang berlangsung selama kurang dari satu tahun ini akan menjadi kenangan bagi kami sekeluarga. Tentu kami sangat terharu dengan hadirnya buku ini, semoga dapat menjadi bacaan bagi kita semua yang ingin meneladani almarhum pada masa hidupnya,” tutur Gus Syarif.

Reporter: Siti Junita

Editor : M. Irwan Zamroni Ali

Categories
Kolom Pengasuh Tokoh

Ketika Nabi Ya’kub Haramkan Diri Makan Daging Unta 

Oleh: M. Noor Harisudin

Pengasuh PP Darul Hikam Mangli Jember

Wakil Ketua PW Lembaga Dakwah NU Jawa Timur

Pembina PW Lembaga Ta’lif wa an-Nasyr NU Jawa Timur.

Artinya: “Semua makanan adalah halal bagi Bani Israil melainkan makanan yang diharamkan oleh Israil (Ya’qub) untuk dirinya sendiri sebelum Taurat diturunkan. Katakanlah: “(Jika kamu mengatakan ada makanan yang diharamkan sebelum turun Taurat), Maka bawalah Taurat itu, lalu bacalah Dia jika kamu orang-orang yang benar”. (QS. Ali Imron: 93)

Ayat ini turun berkaitan dengan klaim orang-orang Yahudi, bahwa Bani Israil dan juga Nabi Ibrahim haram memakan daging dan susu unta. Klaim ini ditolak al-Qur’an dengan mengatakan bahwa setiap makanan itu halal bagi bani Israil, kecuali makanan atau minuman yang Nabi Yakub mengharamkan untuk dirinya sendiri. Ketika disebut Israil dalam ayat ini, maka maksudnya adalah Nabi Ya’kub.     

Oleh karena itu, para ulama menafsirkan kata Israil ‘ala nafsihi dengan Nabi Ya’kub atas dirinya sendiri. Artinya, Nabi Ya’kub mengharamkan pada dirinya sendiri atas makanan dan minuman tertentu. Dalam sebuah riwayat, disebutkan bahwa Nabi Ya’kub mengharamkan makanan untuk dirinya sendiri  dalam rangka meraih kebajikan dan mendekatkan diri pada Allah Swt. Sebagaimana kita tahu, Nabi Ya’kub adalag putra Ishaq putra Ibrahim AS. Nabi Ya’kub ini sendiri adalah nenek moyang Bani Israil.

Dalam riwayat yang lain, Nabi Ya’kub sakit yang cukup parah. Dan dalam sakitnya, beliau bernadzar. Jika Allah menyembuhkannya, maka beliau tidak akan makan dan minum sesuatu yang paling disukai. Makanan yang disukai Nabi Ya’kub adalah daging unta, sementara minuman yang disukai adalah susu unta. Allah menerima nadzar beliau, apalagi hal itu beliau lakukan untuk mendekatkan diri pada Allah Swt. sembari memberi kesempatan yang lain untuk memakannya.

Setelah sembuh, maka Nabi Ya’kub melaksanakan nadzarnya untuk tidak memakan daging unta dan minum susu unta. Meski dua hal ini tidak diharamkan, namun beliau konsisten melaksanakan nadzarnya hingga akhir hayat beliau.

Apa yang dilakukan Nabi Ya’kub sesungguhnya juga banyak dilakukan oleh para sufi yang mengambil jalan asketis atau zuhud. Meski tidak diharamkan untuk umat Islam, mereka mengharamkan makanan tertentu untuk diri mereka sendiri. Sebagian sufi misalnya mengharamkan makan daging –apa saja—dalam keseharian mereka, padahal memakan daging tidak dilarang dalam Islam. Mereka boleh makan vegetarian; sayuran, buah-buahan, dan sebagainya.   

Pesan penting Nabi Ya’kub yang lain adalah bahwa untuk menuju ketinggian derajat takwa, seseorang dapat mengurangi kenikmatan duniawi. Makanan yang enak, baju yang mahal, rumah yang mewah, mobil yang mahal dan fasilitas duniawi yang lain adalah bentuk kenikmatan duniawi yang tiada tara. Ini bisa menghalangi seseorang untuk dekat (taqqarrub) pada Allah Swt. Apalagi jika sudah menuju nikmat duniawi yang menurut Abraham Maslow –pakar psikologi– tidak ada pernah ada habisnya. Kebutuhan manusia –sepanjang hayatnya—terus akan bertambah dan yang demikian ini, hemat saya, cenderung melalaikan seorang muslim dengan Tuhannya.     

Apa yang dilakukan Nabi Ya’kub sesungguhnya adalah renungan untuk seorang muslim yang masih terus ‘berburu makanan enak’, padahal hari-harinya sudah penuh dengan ibadah. Misalnya ia rajin puasa, namun juga rajin mencari buka puasa yang enak dan lezat yang cenderung melupakan orang lain dalam kehidupannya. Ia bisa juga rajin sholat namun juga rajin cari harta sehingga ia lupa sampai masuk dalam kubur. (QS. At-Takatsur)

Nabi Ya’kub mengajarkan pada kita, meski sesuatu yang mubah bukan sesuatu yang dilarang, namun kita dapat mengendalikan nafsu kita dengan menahan diri dari memakan dan mminum sesuatu yang mubah tersebut. Seorang zahid memilih makan yang sederhana,kendati makan yang mewah tidak dilarang. Meminjam bahasa Ibnu Shina: “Seorang Zahid bersedia berletih-letih  dan berkorban untuk kenikmatan yang lebih besar”.  Kenikmatan yang lebih besar adalah kenikmatan di akhirat nanti.

Ini berbeda dengan orang Kafir yang menghabiskan kenikmatan duniawinya sehingga tidak ada yang tersis di akhirat, sebagaimana firman Allah: “Dan (ingatlah) pada hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke neraka (seraya dikatakan kepada mereka), “Kamu telah menghabiskan (rezeki) yang baik untuk kehidupan duniamu dan kamu telah bersenang-senang (menikmati)nya; maka pada hari ini kamu dibalas dengan azab yang menghinakan karena kamu sombong di bumi tanpa mengindahkan kebenaran dan karena kamu berbuat durhaka (tidak taat kepada Allah).”. (QS. Al-Ahqaf: 20)

Wallahu’alam. ***

M. Noor Harisudin adalahPengasuh PP Darul Hikam Mangli Jember, Wakil Ketua PW Lembaga Dakwah NU Jawa Timur dan Pembina PW Lembaga Ta’lif wa an-Nasyr NU Jawa Timur.

Categories
Madrasah Diniyah Awwaliyah

Penerimaan Mahasantri Baru T. A 2022-2023

Categories
Keislaman

Ponpes Darul Hikam Gandeng IPNU-IPPNU Distribusikan 150 Bungkus Daging Kurban Hingga Pelosok Daerah

Media Center Darul Hikam– Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah ditetapkan jatuh pada Minggu,10 Juli 2022. Hari Raya Idul Adha salah satu momentum yang ditunggu-tunggu oleh umat muslim setiap tahunnya. Hari Raya Idhul Adha sendiri juga diperingati sebagai hari raya kurban dimana suatu masa Nabi Ibrahim A.S. mengorbankan putranya yaitu Nabi Ismail A.S. sebagai wujud kepatuhan terhadap Allah. Nabi Ibrahim pada saat itu  Bersama istrinya yaitu Siti Hajar nampak ikhlas mengorbankan anaknya (Nabi Ismail, Red) dan setelah disembelih Nabi Ismail digantikan oleh Allah sebagai seekor domba. Pada peristiwa tersebut sangat mengajarkan banyak beberapa hikmah antara lain supaya umat Islam lebih bertakwa kepada Allah.

Pada momentum perayaan Hari raya Idul Adha, Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Hikam Mangli, Kaliwates, Jember bekerja sama dengan Pengurus Cabang Ikatan Pelajar NU (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri NU (IPPNU) Jember melaksanakan ibadah kurban dengan 2 ekor sapi 1 ekor kambing pada Minggu-Senin, (10-11/7). Acara penyembelihan hewan kurban dimulai pukul 08.00 – 13.00 WIB, bertempat di halaman Ponpes Darul Hikam Cabang Putra Ajung, dan dilanjutkan dengan membagi hewan kurban dibantu oleh rekan dan rekanita PC IPPU IPPNU Jember kepada  warga sekitar.

Adapun yang menjadi sasaran pada pembagian kurban tahun ini yaitu di Kecamatan Mayang, Silo, Ledokombo, Ajung, dan Kaliwates.  Kemudian pada pukul 14.00 WIB dilanjutkan acara Haul Pesantren, yang didalamnya berisi serangkaian acara seperti Yasin Tahlil, dan makan bersama yang diikuti oleh sebagian santri, pengurus, dan keluarga besar Ponpes Darul Hikam.

Pengasuh Pondok Pesantren Darul Hikam, Prof. Dr. Kiai M. Noor Harisudin, M. Fil.I. menyampaikan ungkapan syukurnya karena dapat melakukan ibadah kurban dengan istiqomah dan berharap agar Ponpes Darul Hikam membawa banyak manfaat bagi masyarakat sekitar, utamanya kaum dhuafa.

Alhamdulillah, insyaallah setiap tahun Pondok Darul Hikam istiqomah menyalurkan daging hewan kurban. Tahun ini sekitar 150 bungkus daging kurban. Harapannya adalah agar semakin banyak manfaatnya Pondok Darul Hikam di masa mendatang, kurbannya istiqomah dan semakin banyak. Kita sebarkan ke tempat atau daerah lain yang dhuafanya membutuhkan uluran tangan kita,” ujar Kiai Haris yang juga Director of Wolrd Moslem Studies Center Bekasi.

Kiai Haris (sapaan akrabnya) juga menambahkan bahwa selama ini, banyak daging kurban yang hanya didistribusikan di daerah kota Jember saja, sehingga banyak daerah-daerah pelosok yang tidak tersentuh dengan pembagian daging kurban.

“Selama ini banyak daging kurban numpuk di kota, sedangkan di pelosok-pelosok daerah jarang atau bahkan tidak pernah ada sama sekali. Jadi Darul Hikam memberi, berbagi, dan menyapa saudara-saudara kita yang ada di pelosok. Semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah dan Pondok Darul Hikam dapat membawa banyak manfaat untuk masyarakat sekitar hingga masa mendatang,” tutur Kiai Haris yang juga Wakil Ketua Pengurus Wilayah (PW) lembaga Dakwah Nahdaltul Ulama (LDNU) Jawa Timur.

Alfan sebagai Ketua dari Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Jember mengatakan bahwa dirinya senang dengan adanya kerja sama ini.

“Saya disini bersama rekan rekanita sangat bersyukur sekali bisa berkerja sama dengan Ponpes Darul Hikam yang insyaallah sangat bermanfaat utamanya untuk masyarakat dhuafa. Ini juga sejalan dengan visi misi kami untuk dapat berperan serta dan lebih dengan masyarakat. Kami berharap agar program ini juga bisa terus dilanjutkan, bahkan kami siap menjadi penyalur untuk daging kurban tahun depan,” ujarnya.

Reporter: Lutvi Hendrawan

Editor: Erni Fitriani

Categories
Madrasah Diniyah Awwaliyah

Pondok Pesantren Darul Hikam Resmi Terima Piagam Statistik Pesantren dari Kemenag RI

Media Center Darul Hikam – Setiap pesantren baik yang telah maupun yang akan berdiri diwajibkan memiliki izin daftar kepada Kementerian Agama yang disusun dalam Piagam Statistik Pesantren (PSP). Hal ini sesuai pada Peraturan Menteri Agama Nomor 30 Tahun 2020 tentang Pendirian dan Penyelenggaraan Pesantren. PSP memuat sedikit informasi terkait Pondok Pesantren seperti nama, Nomor Statistik Pesantren (NSP), alamat, dan pendiri pesantren. Sebelumnya, Pesantren Darul Hikam sudah mendapatkan ijin operasional dan kini diganti dengan Piagam Statistik Pesantren.

Kasubag Kemenag Jember, Drs. Ahmad Tholabi, M. HI., pada Selasa (28/06/2022), melakukan kunjungan ke Pondok Pesantren Darul Hikam dan memberikan PSP yang diterima langsung oleh Prof. Dr. Kiai M. Noor Harisudin, M. Fil. I. sebagai  pengasuh PP Darul Hikam. Piagam yang menjadi bukti tanda daftar pesantren tersebut ditandatangani langsung oleh Dirjen Pendidikan Islam, Prof. Dr. Muhammad Ali Ramdhani, H., S. TP., MT. juga salah satu dosen di UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Selain memberikan PSP kepada PP Darul Hikam, Drs. Ahmad Tholabi, M. HI. juga memberi penjelasan mengenai perbedaan antara izin operasional dengan Piagam Statistik Pesantren. Drs. Ahmad Tholabi, M.H.I., menjelaskan bahwa izin operasional akan dicabut atau diganti dalam selang waktu 5 tahun, sementara Piagam Statistik Pesantren berlaku selamanya.

“Kalau izin operasional itu tiap 5 tahun dicabut, diganti, dan sebagainya. Kalau piagam statistik berlaku selamanya” tutur Ahmad Tholabi.

Kasubag Kemenag Jember juga menambahkan bahwa dalam beberapa tahun sekali akan diadakan pengecekan terhadap pesantren yang telah mendapat PSP: apakah pesantren tersebut survive atau tidak. Selain tentu saja akan selalu ada pembinaan dari Kemenag Jember.

“Tentu juga akan ada pembinaan yang diselenggarakan Kementerian Agama Republik Indonesia terhadap pesantren,” imbuh Ahmad Tholabi.

Pada kesempatan itu, Ahmad Tholabi juga menyampaikan bahwa  pemberian piagam statistik ini langsung kepada pondok yang bersangkutan. Hal ini karena beberapa kali ada kasus pesantren yang tidak sesuai dengan harapan ketika dikunjungi. Lebih dari itu, juga untuk menguatkan visi kebangsaan pesantren.

Sebagaimana dikatakan Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Jawa Timur, Dr. H. Husnul Maram, MHI,  dalam laman jatim kemenag menyatakan bahwa setiap pesantren akan senantiasa diawasi oleh KUA dari wilayah tersebut. Hal ini menurut Kakanwil Jawa Timur bertujuan agar pesantren diharapkan tidak melakukan aktivitas di luar komitmen kebangsaan dan juga pengukuhan NKRI kita.

Prof. Dr. Kiai M. Noor Harisudin, M. Fil.I menyampaikan ungkapan terima kasih atas pemberian piagam statistik pesantren kepada Ponpes Darul Hikam.

“Terimakasih atas pemberian piagam statistik dari Kemenag Jember melalui Pak Tholabi sebagai Kasubag. Insya Allah Darul Hikam selalu siap untuk bersinergi dan berkolaborasi  dengan Kemenag Jember dalam banyak hal termasuk kegiatan sosialisasi Kemenag Jember. Semoga piagam statistik ini menjadi sebuah kemanfaatan dan keberkahan, khususnya untuk PP Darul Hikam serta umat pada umumnya,” pungkas Prof. Kiai Haris yang juga Dekan Fakultas Syariah UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

Reporter: Agift Akhmal Maulana

Editor: Siti Junita

Categories
Kolom Pengasuh Tokoh

Sosok Guru Besar Muda yang Produktif Menulis

KELUARGA DAN PENDIDIKAN

Prof. Dr. Kiai M. Noor Harisudin, M. Fil. I –selanjutnya disingkat Haris–, dilahirkan di Demak, 25 September 1978 dari keluarga yang taat beragama: alm. KH. M. Asrori dan Almh. Hj. Sudarni.

Haris memulai sekolah dasar di MI Sultan Fatah Demak (1984-1990) dan Sekolah Arab pada sore harinya. Ia kemudian melanjutkan MTs NU Demak (1990-1993). Pada saat sekolah MTs, malam harinya, Haris ngaji Diniyah di Ponpes Al Fatah Demak dengan menggeluti kitab-kitab Nahwu, Tafsir, Hadits, Fiqh, Akhlak dan sebagainya.

Tahun 1993, Harismelanjutkan sekolah di MA Salafiyah Kajen Margoyoso Pati Jawa Tengah. Selain sekolah formal,  juga Haris juga mondok di Pondok Pesantren Salafiyah Kajen Pati. Di bawah asuhan KH. Muhibbi, Kiai Mad, KH. Husein, Haris banyak mendapat ilmu Nahwu, Sharaf, Fiqh, Qawaidul Fiqh, Ushul Fiqh dan Balaghah.

Tiga tahun dari Kajen, Haris melanjutkan ke Pondok Pesantren Ma’had Aly Sukorejo Situbondo. Tepatnya tahun 1996-2000. Ma’had Aly didirikan untuk memprersiapkan kelangkaan para ulama. Adalah KH. Raden As’ad Syamsul Arifin, yang pada tahun 1991, memiliki harapan akan lahirnya para ulama di Pondok Salafiyah melalui Ma’had Aly ini.

Selain ikut kuliah di Ma’had Aly, Haris juga kuliah S1 Muamalah Fakultas Syariah IAI Ibrahimy (kini Universitas Ibrahimy Situbondo). Pada waktu ini, selain kuliah S1 dan Ma’had aly, Haris aktif dengan berbagai kegiatan mahasiswa, Haris tercatat menjadu Ketua Senat Fakultas Syariah (1997-1998) dan Ketua I PMII Situbondo (1998-1999). Tahun 2000, Haris tamat dan mengadu nasib ke Jember Jawa Timur.

Tahun 2002, Haris memilih kuliah S2 di IAIN Sunan Ampel Surabaya (Kini bernama UIN Sunan Ampel Surabaya) konsentrasi Pemikiran Islam.  Dua tahun belajar S2, tahun 2004 Haris selesai kuliah. Ketika semua sibuk mendapat jabatan, Haris memilih kuliah S3 dengan konsentrasi Hukum Islam. Kuliah S3 diselesaikan tahun 2012 (2017-2012).

Belajar di beberapa pesantren seperti Pesantren Al-Fatah Demak di bawah asuhan KH. Umar, Pesantren al-Amanah oleh KH. Hamdan Rifai Weding Demak, Pesantren Salafiyah Kajen Margoyoso Pati di bawah asuhan KH. Muhibbin, KH. Faqihudin, KH. Asmui dan KH. Najib Baidlawie, Ma’had Aly Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo di bawah asuhan alm. KH. Fawaid As’ad, KH. Afifudin Muhajir, dan KH. Hariri Abd. Adzim dan belajar di Ponpes Darul Hikmah Surabaya di bawah asuhan Prof. Dr. KH. Sjeichul Hadi Permono SH, MA. Belajar agama dan kemasyarakatan pada ke beberapa kiai seperti K.H. Abd. Muchith Muzadi (Jember), KH. Maimun Zubeir (Rembang), KH. Yusuf Muhammad (Jember) dan juga KH. Muhyidin Abdusshomad (Jember).

Tahun 2002, Haris menikah dengan gadis yang dicintainya, Robiatul Adawiyah. Dari pernikahan ini keduanya  telah dikarunia empat  orang putra dan satu orang putri, yaitu M. Syafiq Abdurraziq, Iklil Naufal Umar, Ibris Abdul Karim, Sarah Hida Abidah dan Ahmad Eidward Said.  

KARIR

Haris  memulai karir di perguruan tinggi sejak tahun 2005, yakni ketika diangkat menjadi CPNS sebagai dosen di STAIN Jember (kini UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember) pada tahun tersebut. Sejak itu, Haris aktif mengajar di UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember, Fakultas Agama Islam Universitas Islam Jember dan Sekolah Tinggi Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember. Mulai tahun 2012, Haris mengajar di Pasca Sarjana UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember, Pasca Sarjana IAI Ibrahimy (kini Universitas Ibrahimy) Situbondo serta Pasca Sarjana di sejumlah Perguruan Tinggi di Jawa Timur.

Pada tanggal 1 September 2018, Haris dikukuhkan sebagai Guru Besar UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember bidang Ilmu Ushul Fiqh. (Guru Besar termuda di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri Tahun 2018). Pada tahun 2019, Haris dipilih menjadi Ketua Timsel KPU Jawa Timur Wilayah VII Periode 2019-2023, Dekan Fakultas  Syariah IAIN Jember Periode 2019-2021, Dekan Fakultas  Syariah UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember Periode 2021-2023 dan Sekretaris Forum Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri Seluruh Indonesia (2019-2023).

Kini, sebagai guru besar UIN KHAS Jember, Haris aktif mengisi berbagai seminar, workshop, pelatihan dan ceramah agama di Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Mataram, Ternate, Cirebon, Aceh, Kalimantan, Makasar, Palembang, Pekanbaru, Papua, Mataram, Pasuruan, Jember, Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo, Lumajang, Malang, Madura, Semarang, Taiwan, Australia, Mesir, Belanda, Jerman, Amerika Serikat, Rusia, Saudi Arabia, New Zealand dan lain-lain.

KIPRAH ORGANISASI

Di masyarakat, Haris aktif di berbagai organisasi. Misalnya, Haris aktif sebagai Pengasuh Ponpes Darul Hikam Mangli Kaliwates Jember, Dewan Pengawas AZKA al-Baitul Amien Jember dan Pengurus Yayasan Masjid Jami’ al-Baitul Amien Jember. Sebelumnya, Haris aktif sebagai wakil sekretaris PCNU Jember (2009-2014), Sekretaris Yayasan Pendidikan Nahdlatul Ulama Jember (2014-2019), Wakil Ketua PW Lembaga Ta’lif wa an-Nasyr NU Jawa Timur (2013-2018) dan  Katib Syuriyah PCNU Jember (2014-2019).

Haris juga tercatat aktif sebagai Pengurus Majlis Ulama Indonesia Kabupaten Jember (2015-2020), Ketua Bidang Intelektual dan Publikasi Ilmiah IKA-PMII Jember (2015-2020), Dewan Pakar Dewan Masjid Indonesia Kabupaten Jember (2015-2020), Wakil Ketua PW Lembaga Dakwah  NU Jawa Timur (2018-2023) dan Ketua Umum Asosiasi Penulis dan Peneliti Islam Nusantara Seluruh Indonesia (2018-2022).

Selain itu, Haris juga aktif sebagai Wasekjen Pusat Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Indonesia (ABPTSI) Pusat (2017-2022) dan Dewan Pakar ABP PTSI Jawa Timur (2018-2022), Director of World Moslem Studies Center (2019-sekarang), dan Dewan Penasehat Dewan Pengurus Daerah Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia Kabupaten Jember (2018-2022).

Tidak hanya itu, kiprahnya di tingkat nasional juga terlihat dari keaktifannya sebagai  Ketua PP Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara dan Hukum Administrsi Negara (2021-2021), Ketua Komisi Pengkajian, Penelitian dan Pelatihan MUI Jatim (2021-2026), dan Ketua Asosiasi Dosen Pergerakan (2021-2026) .

MENGASUH PESANTREN

Tahun 2015, Haris mendirikan pesantren Darul Hikam di Perumahan Milenia Jember. Pesantren ini terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman dengan dibukanya Pesatren Darul Hikam 2 di Karangmluwo Mangli Jember. Tahun 2021, Pesantren Darul Hikam 3 resmi membuka pesantren laki-laki di Ajung Jember.

Pada tahun 2022, Pesantren Darul Hikam resmi membuka Diniyah Awaliyah dan Diniyah Wustho. Haris masih punya mimpi untuk mendirikan sekolah mulai dasar hingga perguruan tinggi yang bereputasi internasional.

KUNJUNGAN LUAR NEGERI

Pada tahun 2015, Haris melakukan  kunjungan ke Arab Saudi dalam rangka umroh bersama istri. Pada tahun 2018, Haris kembali kunjungan sebagai tour leader PT Kanomas.

Selanjutnya, Haris juga melakukan kunjungan ke Taiwan pada 23 Desember 2017- sampai 7 Januari 2018 dalam rangka pengabdian pada masyarakat. Haris melakukan serangkaiam kunjungan ke Taipe, Taichung, dan kota-kota lain.

Tidak berhenti disitu. Haris  juga melakukan kunjungan ke Asutralia, pada 6-20 Agustus 2022 diundang PCI NU Australia New Zealand, Haris ke Adelaide, Canberra, Sidney dan Melbourne.

KARYA

Beberapa buku yang telah ditulis M. Noor Harisudin diantaranya:

1. Fiqh Rakyat, Pertautan Fiqh dengan Kekuasaan (LKiS Yogyakarta: 2000)

2. Agama Sesat, Agama Resmi (Pena Salsabila Jember tahun 2008)

3. Edward Said Di Mata Seorang (Pena Salsabila: Surabaya, 2009).

4. NU, Dinamika Ideologi Politik dan Politik Kenegaraan (Penerbit Kompas: Jakarta, 2010).

5. Pengantar Ilmu Fiqh (Pena Salsabila:  Surabaya, 2013)

6. Kiai Nyentrik Menggugat Feminisme, Pemikiran Peran Domestik Perempuan Menurut KH. Abd. Muchith Muzadi (STAIN Jember Press, 2013)

7. Ilmu Ushul Fiqh I (STAIN Jember Press, Jember, 2014)

8. Fiqh Mu’amalah I (IAIN Jember Press, Jember, 2015)

9. Munajat Cinta: 1001 Cara Meraih Cinta Sang Pencipta (Pena Salsabila: Surabaya, 2014)

10. Tafsir Ahkam I (Pustaka Radja, Surabaya, 2015)

11. Masail Fiqhiyyah (Pena Salsabila, Surabaya, 2015)

12. Reaktualisasi Pancasila (Penerbit Ombak, 2015)

13. Fiqh az-Zakat Li Taqwiyat Iqtishad al-Ummah, (Darul Hikam Press: 2015)

14. Menggagas Fikih Rasional (Pena Salsabila, 2014)

15. Membumikan Islam Nusantara (Pustaka Pelajar, 2016)

16. Fiqh Nusantara, Pancasila dan Sistem Hukum Nasional di Indonesia (Pustaka Compass: Jakarta, 2019)

17. Tantangan Dakwah NU di Taiwan (2019)

18. Argumentasi Fikih untuk Minoritas  Muslim (2020)

19. Islam di Australia (Pena Salsabila: 2020).

20. Pengantar Studi Fiqh (Instran Publising, Malang: 2021)

21. Fiqh Aqalliyat: Metode Ijtihad, Produk Hukum dan Tantangan Minoritas Muslim di Berbagai Belahan dunia (Pustaka Compas: Jakarta, 2021)

22. Islam, Maqasidus Syariah dan Dinamika Hukum Positif di Indonesia (Pustaka Radja: Surabaya,2021)

23. Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia (Pena Salsabila: Surabaya, 2022)

24. Bersedekahlah, Anda Akan Kaya dan Hidup Berkah, (Pustaka LTN: Surabaya, 2022). 

25. Ilmu Ushul Fiqh (Instrans Publising, Malang: 2022)

Categories
Madrasah Diniyah Wusto

Pondok Scholarship, Darul Hikam Gelar Kembali Webnas LPDP Luar Negeri

Media Center Darul Hikam- Setelah sebelumnya menggelar webinar nasional scholarship dalam negeri, kini Pondok Pesantren Darul Hikam kembali menggelar kegiatan yang sama namun mendatangkan narasumber dari luar negeri. Acara ini bertemakan “Strategi Meraih Beasiswa LPDP, diadakan secara online via aplikasi Zoom Meeting pada Jumat, (23/06/22) pukul 09:00-10:30 WIB.

Nyai Robiatul Adawiyah, S.H.I., M.H. sebagai pengasuh Pondok Pesantren Darul Hikam, Mangli, Jember menuturkan bahwa Pondok Pesantren Darul Hikam untuk kedua kalinya mengadakan kegiatan yang sama, namun dengan konteks bahasan yang berbeda yakni LPDP luar negeri.

“Ini kedua kalinya Darul Hikam menggelar webinar tentang scholarship. Kalau kemarin  sudah diselenggarakan untuk konteks  menerima beasiswa LPDP di dalam negeri, pagi ini webinarnya yang dalam konteks beasiswa luar negeri,” tutur Nyai Robi.

Nyai Robi (sapaan akrabnya) berharap semua yang ikut dapat berpartisipasi dari awal hingga akhir acara, dan mendoakan para peserta agar lolos seleksi LPDP.

“Ini pengalaman penting dan luar biasa. Kita harapkan semua materi diserap dengan baik, dan saya doakan semua yang hadir  di acara webinar ini dan minggu kemarin semoga diberikan kemudahan mendapatkan beasiswa yang LPDP. Aamiin,” tambahnya.

Narasumber pada acara kali ini, Putriesti Mandasari sebagai peraih beasiswa LPDP luar negeri, Washington State University itu menjelaskan, syarat-syarat untuk mendaftar beasiswa ini dan menjelaskan persamaan dan perbedaan LPDP dalam dan luar negeri.

“Semua sama-sama baik, di luar negeri maupun dalam negeri. Persiapan bahasa itulah yang membedakan. Banyak mahasiswa yang ragu melanjutkan pendidikan di luar negeri karena terkendala bahasa,” Dosen Universitas Sebelas Maret tersebut.

Putriesti Mandasari juga mengatakan bahwa belajar di luar negeri diharuskan memiliki kedisiplinan yang tinggi, mampu belajar secara mandiri, serta mampu problem solving (menyelesaikan masalah) dengan baik. Keuntungan belajar di luar negeri juga cukup banyak, misalnya seperti menambah rasa cinta tanah air, dan salah satu hal penting yang wajib dimiliki yaitu punya relasi dengan banyak orang, sehingga peluang karir yang lebih tinggi.

Mahasiswa Ph.D Washington State University tersebut juga memberikan motivasi kepada para peserta untuk semangat dan optimis melanjutkan studi di luar negeri.

“Tetap semangat untuk teman-teman yang ingin melanjutkan pendidikan di luar negeri dengan beasiswa. Saya yakin anda semua bisa, saya tunggu kalian di luar negeri,” ungkapnya.

Putri (sapaan akrabnya) juga menjelaskan strategi untuk meraih beasiswa LPDP yaitu dengan sering latihan, baik latihan soal terkait materi yang diujikan atau latihan proses wawancara, kemudian tracking skor dan evaluasi diri.

“Interviewer itu biasanya melihat leadership, sikap resiliens, serta kontribusi pada riset yang akan dilakukan. Kunci utama wawancara yaitu kontemplasi atau mampu merenung tentang kekurangan, kelebihan, keinginan, serta cara mengubah kelemahan menjadi kekuatan,” katanya.

Acara webinar berjalan lancar dan penuh antusias, diikuti oleh kurang lebih 50 peserta terdiri atas mahasiswa, dosen dan profesi lainnya dari berbagai instansi dan universitas seluruh Indonesia

Reporter : Agift Akhmal Maulana

Editor: Erni Fitriani