Categories
Kolom Pengasuh

Inovasi Layanan Haji Ramah Lansia

Inilah sesungguhnya jihad haji ramah lansia. Berbeda dengan tahun sebelumnya, tagline Haji Ramah Lansia benar-benar tantangan tersendiri. Kementerian Agama telah berupaya keras bagaimana layanan haji tahun ini benar-benar support ramah lansia yang berusia 65 tahun ke atas dengan tidak mengurangi mutu layanan pada jemaah haji lain (non-lansia). Apalagi jumlah lansia yang mencapai 30 persen (67.000 orang) dari total jama’ah haji Indonesia yang berjumlah 229.000.

Kemenag RI juga telah memberikan SOP (standard operational procedure) bagaimana penanganan jemaah haji lansia mulai dari embarkasi, bandara, pesawat, Makkah-Madinah, dan terminal debarkasi. Di tempat-tempat ini, jemaah haji lansia mendapatkan perhatian khusus yang berbeda dengan umumnya jemaah haji Indonesia.

Tentu, memberikan perhatian lebih pada lansia tidak harus dengan mengorbankan jemaah haji yang lain. Sebaliknya, jemaah haji yang lain (non-lansia) tetap mendapatkan hak-haknya, sebagaimana mestinya. Hak sebagai jemaah haji Indonesia, yang pada tahun 2022 yang silam menjadikan indeks layanan haji Indonesia naik drastis dan menjadi tertinggi sepanjang sejarah haji di negeri ini.

Inovasi Layanan Jemaah Haji Lansia
Sebelumnya, Kemenag RI telah melakukan berbagai langkah dengan berbagai inovasi layanan pada Haji Lansia pada tahun 2023 ini, sebagaimana berikut:

Pertama, Kementerian Agama telah melibatkan ahli geriatri dari Universitas Indonesia untuk merumuskan konsep layanan, prosedur operasional, melakukan pemantauan sekaligus pengawasan kesehatan jemaah haji lansia saat operasional.

Kedua, Kemenag telah meluncurkan buku manasik haji ramah lansia, yang berisi panduan manasik untuk kaum risiko tinggi ini jauh-jauh hari sebelumnya. Buku ini memberikan penekanan hukum rukhsah bagi lansia dalam menjalankan ibadah haji.

Ketiga, Kemenag juga menyiapkan SDM khusus yang membidangi layanan jemaah haji lansia. Meski jumlahnya terbatas, namun penanganan pada jemaah lansia ditunjukkan dengan adanya bidang ramah lansia.

Keempat, Kemenag juga menyediakan sarana transportasi bus shalawat untuk jemaah haji lansia. Ada 422 bus shalawat yang menjadi armada layanan haji lansia dengan tiga terminal haji di Mekkah.

Kelima, Kemenag telah menyediakan ruang tunggu khusus bagi lansia di lobi-lobi hotel Mekkah, yang dikhususkan pada jemaah haji lansia. Demikian juga, Kemenag menyediakan lift khusus untuk prioritas jemaah haji ramah lansia.

Keenam, Kemenag juga berusaha memberikan makanan yang ramah lansia, misalnya bubur, dan sebagainya, meski yang terakhir ini dengan menyediakan saranan pembuatan bubur untuk ramah lansia.

Ketujuh, Kemenag dan Kementerian Kesehatan telah menyiapkan enam layanan, baik tenaga kesehatan haji, tim promosi kesehatan, gawat darurat sektor, KKHI, tim sanitasi maupun tim obat. Keenam layanan ini disipakan untuk melakukan pada jemaah secara umum dan ramah lansia.

Puncak Haji Armina dan Terobosan Pemerintah Saudi
Selain berbagai layanan inovasi jemaah haji lansia, Kemenag juga telah berupaya memberikan kemudahan untuk jemaah haji lansia. Dalam konteks ini, Kemenag minimal memetakan Jemaah Haji Lansia, khususnya dalam puncak haji Armina mulai 9 Zulhijah ke depan, sebagaimana berikut:

Pertama, skema ibadah haji lansia. Skema ini disiapkan untuk jemaah haji lansia yang meninggal dunia setelah di embarkasi, saat di pesawat dan tanah suci. Disamping itu, skema ini juga diperuntukkan pada jamah lansia yang memiliki ketergantungan pada alat dan obat sehingga tidak bisa dimobilisasi.

Kedua, skema safari wukuf lansia. Skema ini disiapkan bagi jemaah haji yang sakit dan dirawat, baik di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) maupun RS Arab Suadi dan masih bisa dimobilisasi. Jemaah ini akan disafari-wukufkan dengan diangkut bus yang sudah dimodifikasi sehingga bisa duduk atau berbaring. Mereka satu dua jam di Arafah dan kembali ke KKHI atau RS Arab Saudi.

Ketiga, jemaah lansia yang menggunakan kursi roda dengan fisik sehat. Jemaah ini akan tetap dibawa ke Arafah untuk menjalani wukuf di Arafah bersama jemaah haji yang lain. Hanya saja, mereka tidak mampir ke Muzdalifah karena Muzdalifah merupakan hamparan pasir dan kursi roda akan terasa berat jika akan mendorongnya.

Kemenag telah melakukan terobosan dengan skema ketiga menginisiasi dimana lansia kursi roda diberangkatkan dari Arafah langsung ke Mina menjelang tengah malam dan jemaah lansia lewat di Muzdalifa pada tengah malam. Mereka lalu mabit lahdzatan, sementara balang jumrahnya mereka wakilkan pada jemaah yang sehat.

Langkah ketiga ini baik, namun perlu sinergi berbagai pihak untuk mobilitas lansia yang menggunakan kursi roda. Kepedulian jemaah menjadi faktor penentu kelancaran dan kemudahan lansia menjalankan ibadah haji.

Namun demikian, kita perlu beri catatan, bahwa inovasi Kemenag — termasuk inovasi layanan lansia ini–terkadang terbentur dengan kebijakan pemerintah Arab Saudi. Misalnya tenda kemah Arafah dan toilet yang terbatas. Ke depan, Pemerintah Saudi perlu melakukan langkah-langkah jitu untuk mengatasi masalah tersebut.

Bagaimanapun, kita sadar bahwa pemerintah saudi telah berupaya membuat fasilitas haji yang baik. Sebagai misal layanan mobil golf di jamarat bagi jama’ah yang jauh dari lokasi jamarat di Mina. Namun, tidak terobosan pemerintah saudi tidak boleh dianggap titik, namun harus dianggap ‘koma’ sehingga penyempurnaan demi penyempurnaan tidak akan berhenti.

Wallahu’alam.

Prof. Dr. M. Noor Harisudin, S.Ag, S.H, M. Fil. I (Dekan Fakultas Syariah UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember, Guru Besar UIN KHAS Jember dan PPIH Kloter SUB 55 Tahun 2023)

Categories
Kolom Pengasuh Opini Tokoh

Selamat Tinggal Tahun 2022, Selamat Datang Tahun 2023

Oleh: M. Noor Harisudin*

(Tulisan Kedua)

Proyeksi Fakultas Syariah di ‘Tahun Internasionalisasi’ 2023

Bagaimana dengan rencana Fakultas Syariah pada tahun 2023 ini?

Pada tahun 2023 nanti, Fakultas Syariah UIN KHAS Jember mengambil Tagline sebagai ‘Tahun Internasionalisasi’ dengan berbagai program inovatif yang bertaraf internasional. Tagline Tahun Internasionalisasi adalah kelanjutan Tahun penataan kelembagaan (2020), Tahun Publikasi dan Prestasi (2021), dan Tahun Mutu dan Akreditasi Unggul (2021).   

Adapun program-program Fakultas Syariah di Tahun Internasionalisasi, sebagaimana berikut:

Pertama, program sekolah hakim, sekolah penghulu, sekolah notaris, sekolah advokat, sekolah jaksa, sekolah pengkaderan ulama, sekolah legislative drafting,  sekolah contract drafting dan lain sebagainya sebagai program unggulan untuk para mahasiswa Fakultas Syariah UIN KHAS Jember. Pasca lulus kuliah, mereka juga didorong untuk melanjutkan kuliah S2 yang mengasah kompetensi hukum mereka di berbagai profesi penegak hukum tersebut.   

Ke dua, mendorong akses beasiswa dalam dan luar negeri untuk para alumni  Syariah melalui LPDP Kemenkeu, LPDP Kemenag dan program beasiswa yang lain.Kegiatan webinar dengan berbagai kalangan penerima beasiswa luar negeri, oleh karenanya, juga banyak dilakukan selain kerjasama dengan penyelenggara kursus bahasa Inggris (Toefl ITP, IELTS, dan sebagainya). 

Ke tiga, peningkatan kapasitas dan kompetensi dosen Fakultas Syariah baik melalui Fakultas atau mengutus ke berbagai lembaga lain termasuk lembaga dari luar negeri.

Ke empat, penerbitan tiga jurnal Prodi (Hukum Keluarga, Hukum Ekonomi Syariah dan Hukum Pidana Islam) dan pengajuan jurnal terindeks scopus untuk jurnal-jurnal yang telah terakreditasi di Fakultas Syariah UIN KHAS Jember. Beberapa jurnal di Fakultas Syariah yang telah terakreditasi rencananya akan diajukan menuju jurnal internasional terindeks scopus pada tahun 2023 ini.

Ke lima, memperbanyak publikasi (artikel) dosen-dosen Fakultas Syariah di beberapa jurnal internasional terindeks scopus baik yang diterbitkan oleh pengelola jurnal di dalam maupun di luar negeri. 

Ke enam, kegiatan yang mendorong pencapaian prestasi nasional dan internasional mahasiswa baik yang bersifat akademik maupun non-akademik  yang sangat dibutuhkan dalam penguatan akreditasi Fakultas Syariah UIN KHAS Jember.

Ke tujuh, persiapan akreditasi internasional dengan menyiapkan beberapa dokumen yang berkaitan dengan kegiatan internasionalisasi. Misalnya penyiapan kurikulum berbasis OBE. Selain itu, Fakultas juga harus mulai menyiapkan kelas internasional (program double degree) yang diselenggarakan Universitas bekerjasama dengan perguruan tinggi di luar negeri.

Ke delapan, penguatan distribusi alumni ke berbagai lembaga kementerian dan lembaga swasta di berbagai sektor kehidupan baik di level nasional maupun internasional.   

Ke sembilan, tindaklanjut kegiatan MoU internasional antara UIN KHAS dan Perguruan Tinggi luar negeri.  Strateginya adalah dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan bertaraf internasional bidang tri dharma pendidikan seperti international conference, penelitian kolaboratif, dan pengabdian masyarakat di tingkat internasional.

Ke sepuluhstudent mobility untuk para mahasiswa melakukan rekognisi ke berbagai negara di luar negeri. Program ini sangat penting untuk mendukung kegiatan internasionalisasi di lingkungan Fakultas Syariah UIN KHAS Jember.

Ke sebelas, memperbanyak rekognisi para dosen Fakultas Syariah di tingkat nasional dan juga internasional dengan berbagai bidang kepakaran masing-masing. Para dosen didorong untuk menjadi narasumber yang bereputasi di dalam maupun luar negeri.

Ke dua belas, meningkatkan kuantitas penelitian para dosen Fakultas Syariah –bersama dosen UIN yang lain– ke berbagai negara dunia baik Asia, Eropa, Afrika, Amerika maupun Australia.

Ke tiga belas, meningkatkan kuantitas pengabdian masyarakat pada dosen Fakultas Syariah –bersama dosen UIN yang lain– ke berbagai negara-negara Asia Tenggara, Asia, Eropa atau juga Australia.

Bagaimana dengan kegiatan-kegiatan di tahun sebelumnya? Kegiatan-kegiatan lain sebelumnya yang menyokong Tri Darma Perguruan Tinggi tetap terus dilakukan dengan peneguhan dan penguatan sebelumnya. Karena sejatinya program-program di Fakultas Syariah adalah kelanjutan dari program-program sebelumnya.

Dengan kerja semua pihak, insyaallah Fakultas Syariah akan terus maju bahkan melampaui fakultas dan juga perguruan tinggi lain di masa-masa yang akan datang dengan tagline -nya “Tahun Internasionalisasi”.     

Semoga tahun 2023 akan sesuai harapan kita. Amin ya rabbal alamin. *** 

* Dekan Fakultas Syariah UIN KHAS Jember, Sekretaris Forum Dekan Fakultas Syariah dan Hukum PTKIN se-Indonesia (2019-2023), Ketua Pengurus Pusat Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara-Hukum Administrasi Negara (2021-2025), Ketua PP Asosiasi Dosen Pergerakan (2021-2025), Dewan Pakar Asosiasi BPTSI (2022-2026), Ketua Komisi Pengkajian, Penelitian dan Pelatihan MUI Jawa Timur (2021-2026), Wakil Ketua Pengurus Wilayah Lembaga Dakwah NU Jawa Timur (2018-2023), Pembina PW Lajnah Ta’lif wa an-Nasyr NU Jawa Timur (2018-2023) dan Pengasuh Pondok Pesantren Darul Hikam (2015-sekarang).

Categories
Kolom Pengasuh Opini Tokoh

 Selamat Tinggal Tahun 2022, Selamat Datang Tahun 2023

Oleh: M. Noor Harisudin*

(Tulisan Pertama)

Tak terasa, kita sudah memasuki hari kedua tahun 2023. Padahal, masih terbayang dalam ingatan,  awal tahun baru 2022 dengan gegap gempita perayaannya saat itu. Tahun 2022, adalah tahun memulai aktivitas  normal pasca dua tahun lamanya (2020 dan 2021),  kita semua menghadapi wadah pandemi dengan suasana cemas, serba khawatir dan rasa takut. Kita masih ingat, beberapa keluarga besar Fakultas Syariah dan UIN KHAS juga ada yang meninggal rentang waktu dua tahun pandemi covid-19.  

Pada tahun 2022, Fakultas Syariah men-declare sebagai “Tahun Mutu dan Akreditasi Unggul” dimana fokus dan garapan utamanya adalah membangun dan memperkuat budaya mutu selain memperkuat akreditasi program studi. Oleh karena itu, Gugus Mutu Fakultas (GMF) yang merupakan kepanjangan tangan Lembaga Penjaminan Mutu tingkat Universitas dan juga Tim Akreditasi Center menjadi sangat urgen keberadaannya. 

Kilas Balik Capaian dan Kegiatan Fakultas Syariah Tahun 2022 

Meski masih banyak yang belum dilakukan, namun ada banyak pencapaian Fakultas Syariah selama tahun 2022 ini. Pencapaian ini merupakan kerja bareng dan kolektif semua pimpinan, dosen, karyawan dan mitra Fakultas Syariah UIN KHAS Jember. Capaian tersebut, sebagaimana catatan berikut:

Pertama, pencapaian jurnal berkala ilmiah IJLIL Fakultas Syariah yang mendapatkan akreditasi Sinta 5. Jurnal IJLIL adalah berkala ilmiah yang diterbitkan secara OJS sejak tahun 2020 yang silam. Selain IJLIL, Fakultas Syariah juga memiliki Rechtenstudent Journal (2020) dan Jurnal Constitution (2022) yang terus bertumbuh di lingkungan Fakultas Syariah. Pengelola Rectenstudent Journal—jurnal kedua Fakultas Syariah sejak tahun 2019– pada bulan Desember 2022 juga telah mengajukan akreditasi sinta 3 ke Garuda. 

Ke dua, pencapaian prestasi mahasiswa dalam even bergengsi SNMFCC (Lomba Peradilan Semu) yang menjadi kebanggaan Fakultas Syariah. Delegasi Fakultas Syariah berhasil menyabet juara tiga yang diselenggarakan di IAIN Metro Lampung. Prestasi membanggakan ini merupakan kelanjutan dari prestasi Fakultas Syariah sebelumnya di IAIN Ponorogo yang berhasil menyabet juara kedua SNMFCC (2021).  

Ke tiga, sejumlah dosen Syariah dipilih menjadi reviewer beasiswa LPDP Kemenkeu RI seperti Prof. Dr. M. Noor Harisudin, M.Fil.I dan Dr. Wildani Hefni, MA yang bertugas hingga 2024. Selain reviewer LPDP Kementerian Keuangan RI, dua dosen ini juga dipilih menjadi reviewer LPDP Kemenag RI tahun 2022. 

Ke empat, capaian lain adalah dua orang dosen Fakultas Syariah yaitu Prof. Dr. M. Noor Harisudin dan Dr. Wildani Hefni menjadi reviewer penelitian di Litapdimas Kemenag RI hingga tahun 2024. Dengan capaian ini, tentu akan sangat memperkuat kualitas penelitian dosen dan mahasiswa di lingkungan Fakultas Syariah UIN KHAS Jember. 

Ke lima, pencapaian publikasi ilmiah dosen dalam bentuk buku sejumlah 15 buku dan 35 artikel ilmiah sejumlah. Di samping itu, Fakultas Syariah juga mencatat dua artikel terpublikasi di jurnal internasional terindeks scopus pada tahun 2022 atas nama M. Noor Harisudin dengan judul Multi-Track Diplomacy Fiqh of Nahdlatul Ulama in Countering Islamophobia in Netherland di Jurnal Ahkam  Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Vol. 22 No. 2 Tahun 2022 dan Wildani Hefni dengan judul Brands of Piety? Islamic Commodification of Polygamous Community in Indonesia di Journal of Indonesian Islam (JIIS) UIN Sunan Ampel Surabaya, Vol. 16 No. 1 Tahun 2022.

Ke enam, pencapaian publikasi ilmiah mahasiswa dalam bentuk 5 buku ber-ISBN dan 25 artikel ilmiah mahasiswa baik di jurnal yang terakreditasi sinta maupun masih nasional. 

Ke tujuh, pencapaian Hak Karya Intelektual baik dosen dan mahasiswa dengan jumlah 6 orang pada tahun 2022 ini. Ke depan jumlah HAKI ini akan terus ditingkatkan lagi di Fakultas Syariah UIN KHAS Jember baik dibiayai lembaga ataupun biaya mandiri.   

Ke delapan, pencapaian penelitian dan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh para dosen Fakultas Syariah UIN KHAS Jember dengan 14 penelitian dan pengabdian pada masyarakat di litapdimas Kemenag RI. Dua penelitian diantaranya adalah penelitian kolaboratif internasional dengan judul “Contesting Identity, Confronting Policy: Citizenship Transnational Belonging and Cultural Nationalism of The Diaspora Networks in The Middle East” (Dr. Qurratul Uyun, MH) dan Muslim Word Countries Making Indonesia Home: State, Religion, and Political Dissonance of Indonesian Islam As Model of Religious Moderation For Malaysia and Turkey (Dr. Wildani Hefni, MA).  

Ke sembilan, program International  Conference yang diselenggarakan ketiga kalinya oleh Fakultas Syariah UIN KHAS Jember  dengan tema “Islam, Law and Human Right in Global Context: Challenges and Oppurtunities” pada 19- 20 Oktober 2022 yang silam. Hadir pada saat itu, Nyi Nyi Kyaw (Jerman) dan Maria Bhatti, Ph.D (Western Sidney University, Australia). Fakultas Syariah selanjutnya juga mengadakan Webinar Internasioal dengan tema “Labour Law in Asia and Australia Opportunitues and Challanges”, 28 Nopember 2022. Webinar internasional yang lain: “Halal Industry in The Wordl: Opportunities and Challenges”, yang terlaksana pada tanggal 24 Desember 2022.  

Ke sepuluh, Gugus Mutu Fakultas Syariah UIN KHAS Jember ikut aktif dalam rangkaian kegiatan Universitas, dalam bentuk audit eksternal bersama dengan tim auditor dalam rangka sertifikasi ISO (International Standardization Organization), yakni ISO 9001: 2015 dan ISO 21001: 2018. Sebelumnya, pelatihan ISO diikuti Gugus Mutu Fakultas sejak awal tahun 2022. 

Ke sebelas, kerja sama dengan KPU RI yang ditindaklanjuti dengan seminar mengundang Ketua KPU RI, Hasyim Asy’ari, Ph.D di Lantai Tiga Auditorium Gedung Kuliah Terpadu UIN KHAS Jember. Fakultas Syariah juga MoU dengan Kominfo RI untuk Webinar Literasi Digital juga diselenggarakan selama tiga bulan (Agustus-Oktober). Selain KPU RI, kerja sama juga dilakukan juga Kabiro hukum Pemprov Jatim, Ombusman Jawa Timur, MUI Jawa Timur, Baznas Jawa Timur, Kemenag Jember, Bawaslu Bondowoso, dan sebagainya. 

Ke dua belas,  berbagai kegiatan Fakultas Syariah yang relevan dengan kompetensi mahasiswa Fakultas Syariah UIN KHAS Jember. Misalnya sekolah kepenghuluan untuk mahasiswa, pelatihan contract drafting, pelatihan notaris, pelatihan paralegal dan adokat, pelatihan legislatif drafting, dan pelatihan inovatif lain yang dibutuhkan mahasiswa. Pada tahun 2021, Fakultas Syariah telah mengadakan Pelatihan Kader Ulama untuk Mahasiswa dan Pelatihan Legislative Drafting. 

Ke tiga belas, keterlibatan Fakultas Syariah dalam jaringan MBKM di lingkungan Fakultas Syariah dan Hukum Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) se-Indonesia. Jaringan MBKM dikoordinir Pimpinan Forum Dekan FSH PTKIN se-Indonesia dan Dirjen Pendis Kemenag RI melalui Aplikasi Permata dengan serangkaian pertemua di UIN Raden Mas Said Surakarta dan IAIN Kendari. 

Ke empat belas, Fakultas Syariah menetapkan tahun 2022 sebagai “Tahun Mutu dan Akreditasi Unggul”. Oleh karenanya, Fakultas Syariah mengajukan borang akreditasi Hukum Keluarga dengan borang ISK dari A menuju Unggul. Selain upload borang HES dalam rangka reakreditasi diagendakan akhir tahun 2022, dan AL rencananya dilaksanakan tahun 2023 nanti.  Selain itu, Fakultas Syariah juga mulai mendiskusikan dan menyiapkan akreditasi internasional dalam kegiatan Focus Group Discussion. 

Ke lima belas, penambahan sarara prasarana seperti Layanan Self-Turnitin untuk mahasiswa dengan penambahan komputernya di Lantai 2 Fakultas Syariah. Demikian juga ruang baca digital yang terus dilengkapi serta pembangunan gedung kelas D bertingkat yang sedang tahap finishing sekarang.    

Ke enam belas, Pendidikan Profesi Advokat angkatan III kerja sama Fakultas Syariah dan DPC APSI Jember untuk para lulusan baik di dalam Fakultas Syariah, UINKHAS Jember maupun luar Universitas dengan jumlah peserta yang cukup banyak. 

Ke tujuh belas, penguatan Kafsya dengan cara memfasilitasi tempat ekonomi creatif untuk para alumni Syariah yang disebut dengan “Kafsya Corner”. Kafsya Corner berisi kaos, topi, ID Card, dan asesoris lain untuk oleh-oleh dari Fakultas Syariah UIN KHAS Jember.  

Ke delapan belas, kegiatan inovatif Kafsya untuk pelatihan test CPNS, webinar sukses alumni, seminar advokat dan kegiatan lain yang mendukung karir alumni Syariah UIN KHAS Jember.  

Ke sembilan belas, webinar yang diselenggarakan Fakultas Syariah melalui Pushpasi, Media Center, Kompres, LRDC, dan komunitas yang lain untuk menguatkan budaya akademik di lingkungan Fakultas Syariah UIN KHAS Jember dengan teman-tema yang up to date, kontekstual dan dibutuhkan mahasiswa dan alumni.      

Ke dua puluh, pelatihan jurnalistik untuk mahasiswa Syariah. Demikian juga, pelatihan menulis artikel di jurnal ilmiah terakreditasi dan jurnal internasional oleh Media Center Fakultas Syariah UIN KHAS Jember. Pelatihan yang terakhir untuk mahasiswa semester awal fakultas Syariah yang sudah klik dengan Rumah Literasi. 

Ke dua puluh satu, kegiatan akademik seperti PKL ke berbagai instansi diantarnya DPRD, KPU, Bawaslu, Biro Hukum Pemprov, Pengadilan Negeri, Pengadilan Agama, PTUN Surabaya, KPPU, Ombusman, MUI Jatim, Baznas Jatim, BPN, Imigrasi, dan sebagainya.   

Ke duapuluh dua, pencapaian rekognisi nasional dan internasional dimana dosen Fakultas Syariah telah menjadi narasumber baik kegiatan berskala nasional maupun internasional. Pencapaian rekognisinya  mencapai 40 lebih.  

…Bersambung

* Dekan Fakultas Syariah UIN KHAS Jember, Sekretaris Forum Dekan Fakultas Syariah dan Hukum PTKIN se-Indonesia (2019-2023), Ketua Pengurus Pusat Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara-Hukum Administrasi Negara (2021-2025), Ketua PP Asosiasi Dosen Pergerakan (2021-2025), Dewan Pakar Asosiasi BPTSI (2022-2026), Ketua Komisi Pengkajian, Penelitian dan Pelatihan MUI Jawa Timur (2020-2025), Wakil Ketua Pengurus Wilayah Lembaga Dakwah NU Jawa Timur (2018-2023), Pembina PW Lajnah Ta’lif wa an-Nasyr NU Jawa Timur (2018-2023) dan Pengasuh Pondok Pesantren Darul Hikam (2015-sekarang).  

Categories
Kolom Pengasuh Tokoh

Prof. Kiai Haris: Empat Penyebab Radikalisme yang  Wajib Dihindari

Media Center Darul Hikam – Ketua PP Asosiasi Dosen Pergerakan, Prof. Kiai Harisudin, mengartikan radikalisme agama sebagai gerakan keagamaan yang berusaha merombak secara total tatanan sosial dan politik yang ada dengan jalan menggunakan kekerasan.  

Hal tersebut ia sampaikan dalam acara Orientasi Pengenalan Jati Diri Universitas Jember Bagi CPNS Formasi Tahun 2021 di Hotel Ketapang Indah Banyuwangi, yang digelar selama tiga hari, 16-18 Desember 2022.

Menurutnya, radikalisme disebabkan setidaknya oleh 4 (empat) hal, diantaranya: Pertama, pemahaman Thaghut jika pemerintah tidak berbentuk khilafah;  Kedua, kekecewaan yang berlebihan pada pemerintah; Ketiga, pemahaman keagamaan yang eksklusif, sempit dan tertutup; Keempat, pengaruh dunia global yang dianggapnya sangat tidak adil.

Beberapa kekeliruan, lanjut Prof. Kiai Haris, yang sering terjadi terhadap pemahaman yang berbasis radikalisme. Mulai dari kekeliruan pemahaman kebangsaan dan kenegaraan, kekeliruan pemahaman keagamaan, kekeliruan sikap pada orang yang beda keyakinan, hingga kekeliruan cara yang digunakan.

“Adapun yang dimaksud keliru dalam pemahaman kebangsaan dan kenegaraan ini misalnya, yakin akan tegaknya khilafah di masa yang akan datang, bersikap anti Pancasila, anti kebinekaan, anti UUD 1945 dan anti NKRI, bersikap anti kebangsaan (anti-nasionalisme), dan dalam beberapa kasus membenturkan antara Pancasila dengan agama,” ujar Prof. Kiai Haris yang juga Dekan Fakultas Syariah UIN KHAS Jember.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bentuk kekeliruan pemahaman keagamaan seperti, adanya semboyan yang memerintahkan umat Islam untuk kembali pada al-Qur’an dan Hadits secara literlek, termasuk menafsirkan al-Qur’an dan Hadits sesuai kecenderungan pemahaman subyektifnya dan dijadikan kebenaran yang absolut (mutlak).

“Mereka kaum radikal cenderung bersikap eksklusif dan tertutup serta hanya menggunakan referensi dari kalangan sendiri. Tidak hanya itu, mereka juga menolak dengan keras local wisdom (kearifan lokal) di berbagai belahan dunia,” tambah Pengasuh Pesantren Darul Hikam Mangli Jember.

Dalam kesempatan itu, Prof. Kiai Haris juga menggambarkan kekeliruan cara yang digunakan oleh kaum radikal, seperti: tak segan menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan; kerapkali menebarkan hoax dan berita bohong tentang kelompok lain yang berbeda; bahkan menghalalkan mencuri harta milik kelompok lain karena kelompok lain dianggap kafir.

Karena itu, untuk menangkal paham radikalisme, perlu adanya beberapa penguatan dalam beberapa hal, misalnya; mendakwahkan Islam rahmatan lil alamin; berguru pada ulama yang luas pengetahuan dalam memahami Islam; mentaati pemerintah selama on the right track; menanamkan Pancasila tidak bertentangan dengan agama, dan hal semacamnya.

Memang, lanjutnya, perlu ada pembinaan khusus bagi mereka kaum radikal. Mulai dari pembinaan untuk menjauhi sikap saling mengkafirkan, termasuk mengajak mereka untuk memahami agama secara dialogis dan demokratis

“Jika langkah pembinaan itu gagal, maka penegakan hukum sebagai solusi akhir. Misalnya dengan implementasi Undang-Undang No. 5 Tahun 2018 tentang Tindak Pidana Terorisme  dan Undang-Undang No. 16 tahun 2017 tentang Ormas,” pungkasnya.

Kontributor    : M. Irwan Zamroni Ali

Categories
Keislaman Tokoh Ulama Nusantara

Sambung Sanad Ilmu Dan Jaringan Internasional, PP Darul Hikam Hadirkan Rais Syuriah PCI NU Australia

Media Center Darul Hikam – Ciri khas Pesantren sebagai center of civilize diwujudkan dalam bentuk khazanah intelektual. Sebagai pesantren yang berbasis literasi dan scholarship, PP Darul Hikam Jember menggelar acara Tadarus Ilmiah bertajuk “NU, Santri dan Masa Depan Indonesia”. Acara ini mendatangkan narasumber internasional, Prof. KH. Nadirsyah Hosen, LLM, MA, Ph. D sebagai Rais Syuriah PCI NU Australia-New Zealand pada Kamis (22/9) di Pondok Cabang Putra Ajung Jember.

Acara tersebut dihadiri oleh Pengasuh PP Darul Hikam, Prof. Dr. Kiai M. Noor Harisudin, M.Fil.I., Ibu Nyai Robiatul Adawiyah, S.H.I., M.H., para asatidz, anggota fatayat Jember serta seluruh mahasantri PP Darul Hikam. Rangkaian acara dimulai dari buka bersama, shalat maghrib berjamaah, khataman Al-Qur’an yang dilanjutkan dengan tadarus ilmiah.

Pengasuh PP Darul Hikam, Prof. Dr. Kiai M. Noor Harisudin, M.Fil.I., menuturkan acara ini sebagai bentuk sambung sanad keilmuan dari ayah Prof Nadhirsyah Husen, yaitu Prof. KH. Ibrahim Husen, seorang ahli fiqih Mazhab Syafii kenamaan tanah air.

“Sanad keilmuan sangat penting pada kiprah NU, ini membuktikan bahwa keislaman NU adalah keislaman yg dapat dipertanggungjawabkan. Selain sanad, kita bisa nyambung jaringan sehingga mahasantri bisa mengambil peluang scholarship baik di dalam maupun luar negeri,” tutur Prof Haris yang juga Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Lembaga Dakwah Nahdhatul Ulama (PW LDNU) Jawa Timur.

Prof Nadirsyah Hosen yang akrab disapa Gus Nadir menafsirkan wahyu pertama yang Allah turunkan yaitu surah Al-Alaq tentang perintah membaca. Menurutnya, pangkal masalah terbesar yang dihadapi oleh bangsa adalah kurangnya literasi masyarakat sehingga mudah tertipu atas informasi yang tersebar.

“Visi Islam yang pertama kali turun adalah membangun masyarakat cerdas melalui membaca. Penyebutan iqra dalam Al-Qur’an memiliki dua makna, pertama dalam lafadz  Iqra bismirarabbikalladzi khalq adalah membaca secara tekstual, dan makna iqra yang kedua dalam lafadz Iqra warabbukal akram  adalah membaca makna tersirat dari suatu bacaan atau kejadian, inlah yang dinamakan critical reading ”jelas Dosen Fakultas Hukum Monash University Australia itu.

Menurutnya, critical reading telah diterapkan oleh para ulama terdahulu dengan menginternalisasikan makna iqra melalui pembangunan pesantren. Menurut Gus Nadir, kejayaan Islam ada karena sistem khilafah adalah anggapan yang salah, karena dari pembangunan pendidikan lah masa depan sumber daya manusia mulai maju.

“Berkaca dari sejarah, Khalifah Al-Ma’mun sebagai khalifah ke-7 dari Dinasti Abbasiyah, mampu mengantarkan dunia Islam pada puncak peradaban. Bahkan, pada masa Khalifah Harun Ar-Rasyid, sebuah perpustakaan besar bernama Bait Al-Hikmah dikembangkan menjadi universitas yang melahirkan para cendikiawan Islam,” jelas Gus Nadir yang juga Peraih Associate Professor Universitas Wollongong Australia.

Pada kesempatan itu pula, Gus Nadir membagikan kebiasaannya selama menuntut ilmu dari didikan langsung oleh ayahnya, Prof Ibrahim Hosen, untuk senantiasa membaca.

“Ayah saya selalu mengatakan bahwa wiridnya pelajar adalah membaca buku dan mengkaji ilmu. Setiap hari saya selalu menargetkan membaca 150 halaman dan pernah satu hari sampai khatam 4 buku ilmiah. Namun tidak sekedar membaca, tapi juga memahami makna yang tersirat, artinya setiap bacaan yang dibaca selalu dikaitkan dengan bacaan yang pernah kita baca untuk melahirkan konsep baru. Inilah esensi dari critical reading,” ujar Gus Nadir.

Acara yang dimoderatori oleh Erni Fitriani berjalan secara interaktif yang diakhiri dengan doa dan foto bersama.

Reporter : Siti Junita

Editor:  M. Irwan Zamroni Ali

Categories
Kolom Pengasuh Tokoh

Ketika Nabi Ya’kub Haramkan Diri Makan Daging Unta 

Oleh: M. Noor Harisudin

Pengasuh PP Darul Hikam Mangli Jember

Wakil Ketua PW Lembaga Dakwah NU Jawa Timur

Pembina PW Lembaga Ta’lif wa an-Nasyr NU Jawa Timur.

Artinya: “Semua makanan adalah halal bagi Bani Israil melainkan makanan yang diharamkan oleh Israil (Ya’qub) untuk dirinya sendiri sebelum Taurat diturunkan. Katakanlah: “(Jika kamu mengatakan ada makanan yang diharamkan sebelum turun Taurat), Maka bawalah Taurat itu, lalu bacalah Dia jika kamu orang-orang yang benar”. (QS. Ali Imron: 93)

Ayat ini turun berkaitan dengan klaim orang-orang Yahudi, bahwa Bani Israil dan juga Nabi Ibrahim haram memakan daging dan susu unta. Klaim ini ditolak al-Qur’an dengan mengatakan bahwa setiap makanan itu halal bagi bani Israil, kecuali makanan atau minuman yang Nabi Yakub mengharamkan untuk dirinya sendiri. Ketika disebut Israil dalam ayat ini, maka maksudnya adalah Nabi Ya’kub.     

Oleh karena itu, para ulama menafsirkan kata Israil ‘ala nafsihi dengan Nabi Ya’kub atas dirinya sendiri. Artinya, Nabi Ya’kub mengharamkan pada dirinya sendiri atas makanan dan minuman tertentu. Dalam sebuah riwayat, disebutkan bahwa Nabi Ya’kub mengharamkan makanan untuk dirinya sendiri  dalam rangka meraih kebajikan dan mendekatkan diri pada Allah Swt. Sebagaimana kita tahu, Nabi Ya’kub adalag putra Ishaq putra Ibrahim AS. Nabi Ya’kub ini sendiri adalah nenek moyang Bani Israil.

Dalam riwayat yang lain, Nabi Ya’kub sakit yang cukup parah. Dan dalam sakitnya, beliau bernadzar. Jika Allah menyembuhkannya, maka beliau tidak akan makan dan minum sesuatu yang paling disukai. Makanan yang disukai Nabi Ya’kub adalah daging unta, sementara minuman yang disukai adalah susu unta. Allah menerima nadzar beliau, apalagi hal itu beliau lakukan untuk mendekatkan diri pada Allah Swt. sembari memberi kesempatan yang lain untuk memakannya.

Setelah sembuh, maka Nabi Ya’kub melaksanakan nadzarnya untuk tidak memakan daging unta dan minum susu unta. Meski dua hal ini tidak diharamkan, namun beliau konsisten melaksanakan nadzarnya hingga akhir hayat beliau.

Apa yang dilakukan Nabi Ya’kub sesungguhnya juga banyak dilakukan oleh para sufi yang mengambil jalan asketis atau zuhud. Meski tidak diharamkan untuk umat Islam, mereka mengharamkan makanan tertentu untuk diri mereka sendiri. Sebagian sufi misalnya mengharamkan makan daging –apa saja—dalam keseharian mereka, padahal memakan daging tidak dilarang dalam Islam. Mereka boleh makan vegetarian; sayuran, buah-buahan, dan sebagainya.   

Pesan penting Nabi Ya’kub yang lain adalah bahwa untuk menuju ketinggian derajat takwa, seseorang dapat mengurangi kenikmatan duniawi. Makanan yang enak, baju yang mahal, rumah yang mewah, mobil yang mahal dan fasilitas duniawi yang lain adalah bentuk kenikmatan duniawi yang tiada tara. Ini bisa menghalangi seseorang untuk dekat (taqqarrub) pada Allah Swt. Apalagi jika sudah menuju nikmat duniawi yang menurut Abraham Maslow –pakar psikologi– tidak ada pernah ada habisnya. Kebutuhan manusia –sepanjang hayatnya—terus akan bertambah dan yang demikian ini, hemat saya, cenderung melalaikan seorang muslim dengan Tuhannya.     

Apa yang dilakukan Nabi Ya’kub sesungguhnya adalah renungan untuk seorang muslim yang masih terus ‘berburu makanan enak’, padahal hari-harinya sudah penuh dengan ibadah. Misalnya ia rajin puasa, namun juga rajin mencari buka puasa yang enak dan lezat yang cenderung melupakan orang lain dalam kehidupannya. Ia bisa juga rajin sholat namun juga rajin cari harta sehingga ia lupa sampai masuk dalam kubur. (QS. At-Takatsur)

Nabi Ya’kub mengajarkan pada kita, meski sesuatu yang mubah bukan sesuatu yang dilarang, namun kita dapat mengendalikan nafsu kita dengan menahan diri dari memakan dan mminum sesuatu yang mubah tersebut. Seorang zahid memilih makan yang sederhana,kendati makan yang mewah tidak dilarang. Meminjam bahasa Ibnu Shina: “Seorang Zahid bersedia berletih-letih  dan berkorban untuk kenikmatan yang lebih besar”.  Kenikmatan yang lebih besar adalah kenikmatan di akhirat nanti.

Ini berbeda dengan orang Kafir yang menghabiskan kenikmatan duniawinya sehingga tidak ada yang tersis di akhirat, sebagaimana firman Allah: “Dan (ingatlah) pada hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke neraka (seraya dikatakan kepada mereka), “Kamu telah menghabiskan (rezeki) yang baik untuk kehidupan duniamu dan kamu telah bersenang-senang (menikmati)nya; maka pada hari ini kamu dibalas dengan azab yang menghinakan karena kamu sombong di bumi tanpa mengindahkan kebenaran dan karena kamu berbuat durhaka (tidak taat kepada Allah).”. (QS. Al-Ahqaf: 20)

Wallahu’alam. ***

M. Noor Harisudin adalahPengasuh PP Darul Hikam Mangli Jember, Wakil Ketua PW Lembaga Dakwah NU Jawa Timur dan Pembina PW Lembaga Ta’lif wa an-Nasyr NU Jawa Timur.

Categories
Kolom Pengasuh Tokoh

Sosok Guru Besar Muda yang Produktif Menulis

KELUARGA DAN PENDIDIKAN

Prof. Dr. Kiai M. Noor Harisudin, M. Fil. I –selanjutnya disingkat Haris–, dilahirkan di Demak, 25 September 1978 dari keluarga yang taat beragama: alm. KH. M. Asrori dan Almh. Hj. Sudarni.

Haris memulai sekolah dasar di MI Sultan Fatah Demak (1984-1990) dan Sekolah Arab pada sore harinya. Ia kemudian melanjutkan MTs NU Demak (1990-1993). Pada saat sekolah MTs, malam harinya, Haris ngaji Diniyah di Ponpes Al Fatah Demak dengan menggeluti kitab-kitab Nahwu, Tafsir, Hadits, Fiqh, Akhlak dan sebagainya.

Tahun 1993, Harismelanjutkan sekolah di MA Salafiyah Kajen Margoyoso Pati Jawa Tengah. Selain sekolah formal,  juga Haris juga mondok di Pondok Pesantren Salafiyah Kajen Pati. Di bawah asuhan KH. Muhibbi, Kiai Mad, KH. Husein, Haris banyak mendapat ilmu Nahwu, Sharaf, Fiqh, Qawaidul Fiqh, Ushul Fiqh dan Balaghah.

Tiga tahun dari Kajen, Haris melanjutkan ke Pondok Pesantren Ma’had Aly Sukorejo Situbondo. Tepatnya tahun 1996-2000. Ma’had Aly didirikan untuk memprersiapkan kelangkaan para ulama. Adalah KH. Raden As’ad Syamsul Arifin, yang pada tahun 1991, memiliki harapan akan lahirnya para ulama di Pondok Salafiyah melalui Ma’had Aly ini.

Selain ikut kuliah di Ma’had Aly, Haris juga kuliah S1 Muamalah Fakultas Syariah IAI Ibrahimy (kini Universitas Ibrahimy Situbondo). Pada waktu ini, selain kuliah S1 dan Ma’had aly, Haris aktif dengan berbagai kegiatan mahasiswa, Haris tercatat menjadu Ketua Senat Fakultas Syariah (1997-1998) dan Ketua I PMII Situbondo (1998-1999). Tahun 2000, Haris tamat dan mengadu nasib ke Jember Jawa Timur.

Tahun 2002, Haris memilih kuliah S2 di IAIN Sunan Ampel Surabaya (Kini bernama UIN Sunan Ampel Surabaya) konsentrasi Pemikiran Islam.  Dua tahun belajar S2, tahun 2004 Haris selesai kuliah. Ketika semua sibuk mendapat jabatan, Haris memilih kuliah S3 dengan konsentrasi Hukum Islam. Kuliah S3 diselesaikan tahun 2012 (2017-2012).

Belajar di beberapa pesantren seperti Pesantren Al-Fatah Demak di bawah asuhan KH. Umar, Pesantren al-Amanah oleh KH. Hamdan Rifai Weding Demak, Pesantren Salafiyah Kajen Margoyoso Pati di bawah asuhan KH. Muhibbin, KH. Faqihudin, KH. Asmui dan KH. Najib Baidlawie, Ma’had Aly Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo di bawah asuhan alm. KH. Fawaid As’ad, KH. Afifudin Muhajir, dan KH. Hariri Abd. Adzim dan belajar di Ponpes Darul Hikmah Surabaya di bawah asuhan Prof. Dr. KH. Sjeichul Hadi Permono SH, MA. Belajar agama dan kemasyarakatan pada ke beberapa kiai seperti K.H. Abd. Muchith Muzadi (Jember), KH. Maimun Zubeir (Rembang), KH. Yusuf Muhammad (Jember) dan juga KH. Muhyidin Abdusshomad (Jember).

Tahun 2002, Haris menikah dengan gadis yang dicintainya, Robiatul Adawiyah. Dari pernikahan ini keduanya  telah dikarunia empat  orang putra dan satu orang putri, yaitu M. Syafiq Abdurraziq, Iklil Naufal Umar, Ibris Abdul Karim, Sarah Hida Abidah dan Ahmad Eidward Said.  

KARIR

Haris  memulai karir di perguruan tinggi sejak tahun 2005, yakni ketika diangkat menjadi CPNS sebagai dosen di STAIN Jember (kini UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember) pada tahun tersebut. Sejak itu, Haris aktif mengajar di UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember, Fakultas Agama Islam Universitas Islam Jember dan Sekolah Tinggi Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember. Mulai tahun 2012, Haris mengajar di Pasca Sarjana UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember, Pasca Sarjana IAI Ibrahimy (kini Universitas Ibrahimy) Situbondo serta Pasca Sarjana di sejumlah Perguruan Tinggi di Jawa Timur.

Pada tanggal 1 September 2018, Haris dikukuhkan sebagai Guru Besar UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember bidang Ilmu Ushul Fiqh. (Guru Besar termuda di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri Tahun 2018). Pada tahun 2019, Haris dipilih menjadi Ketua Timsel KPU Jawa Timur Wilayah VII Periode 2019-2023, Dekan Fakultas  Syariah IAIN Jember Periode 2019-2021, Dekan Fakultas  Syariah UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember Periode 2021-2023 dan Sekretaris Forum Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri Seluruh Indonesia (2019-2023).

Kini, sebagai guru besar UIN KHAS Jember, Haris aktif mengisi berbagai seminar, workshop, pelatihan dan ceramah agama di Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Mataram, Ternate, Cirebon, Aceh, Kalimantan, Makasar, Palembang, Pekanbaru, Papua, Mataram, Pasuruan, Jember, Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo, Lumajang, Malang, Madura, Semarang, Taiwan, Australia, Mesir, Belanda, Jerman, Amerika Serikat, Rusia, Saudi Arabia, New Zealand dan lain-lain.

KIPRAH ORGANISASI

Di masyarakat, Haris aktif di berbagai organisasi. Misalnya, Haris aktif sebagai Pengasuh Ponpes Darul Hikam Mangli Kaliwates Jember, Dewan Pengawas AZKA al-Baitul Amien Jember dan Pengurus Yayasan Masjid Jami’ al-Baitul Amien Jember. Sebelumnya, Haris aktif sebagai wakil sekretaris PCNU Jember (2009-2014), Sekretaris Yayasan Pendidikan Nahdlatul Ulama Jember (2014-2019), Wakil Ketua PW Lembaga Ta’lif wa an-Nasyr NU Jawa Timur (2013-2018) dan  Katib Syuriyah PCNU Jember (2014-2019).

Haris juga tercatat aktif sebagai Pengurus Majlis Ulama Indonesia Kabupaten Jember (2015-2020), Ketua Bidang Intelektual dan Publikasi Ilmiah IKA-PMII Jember (2015-2020), Dewan Pakar Dewan Masjid Indonesia Kabupaten Jember (2015-2020), Wakil Ketua PW Lembaga Dakwah  NU Jawa Timur (2018-2023) dan Ketua Umum Asosiasi Penulis dan Peneliti Islam Nusantara Seluruh Indonesia (2018-2022).

Selain itu, Haris juga aktif sebagai Wasekjen Pusat Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Indonesia (ABPTSI) Pusat (2017-2022) dan Dewan Pakar ABP PTSI Jawa Timur (2018-2022), Director of World Moslem Studies Center (2019-sekarang), dan Dewan Penasehat Dewan Pengurus Daerah Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia Kabupaten Jember (2018-2022).

Tidak hanya itu, kiprahnya di tingkat nasional juga terlihat dari keaktifannya sebagai  Ketua PP Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara dan Hukum Administrsi Negara (2021-2021), Ketua Komisi Pengkajian, Penelitian dan Pelatihan MUI Jatim (2021-2026), dan Ketua Asosiasi Dosen Pergerakan (2021-2026) .

MENGASUH PESANTREN

Tahun 2015, Haris mendirikan pesantren Darul Hikam di Perumahan Milenia Jember. Pesantren ini terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman dengan dibukanya Pesatren Darul Hikam 2 di Karangmluwo Mangli Jember. Tahun 2021, Pesantren Darul Hikam 3 resmi membuka pesantren laki-laki di Ajung Jember.

Pada tahun 2022, Pesantren Darul Hikam resmi membuka Diniyah Awaliyah dan Diniyah Wustho. Haris masih punya mimpi untuk mendirikan sekolah mulai dasar hingga perguruan tinggi yang bereputasi internasional.

KUNJUNGAN LUAR NEGERI

Pada tahun 2015, Haris melakukan  kunjungan ke Arab Saudi dalam rangka umroh bersama istri. Pada tahun 2018, Haris kembali kunjungan sebagai tour leader PT Kanomas.

Selanjutnya, Haris juga melakukan kunjungan ke Taiwan pada 23 Desember 2017- sampai 7 Januari 2018 dalam rangka pengabdian pada masyarakat. Haris melakukan serangkaiam kunjungan ke Taipe, Taichung, dan kota-kota lain.

Tidak berhenti disitu. Haris  juga melakukan kunjungan ke Asutralia, pada 6-20 Agustus 2022 diundang PCI NU Australia New Zealand, Haris ke Adelaide, Canberra, Sidney dan Melbourne.

KARYA

Beberapa buku yang telah ditulis M. Noor Harisudin diantaranya:

1. Fiqh Rakyat, Pertautan Fiqh dengan Kekuasaan (LKiS Yogyakarta: 2000)

2. Agama Sesat, Agama Resmi (Pena Salsabila Jember tahun 2008)

3. Edward Said Di Mata Seorang (Pena Salsabila: Surabaya, 2009).

4. NU, Dinamika Ideologi Politik dan Politik Kenegaraan (Penerbit Kompas: Jakarta, 2010).

5. Pengantar Ilmu Fiqh (Pena Salsabila:  Surabaya, 2013)

6. Kiai Nyentrik Menggugat Feminisme, Pemikiran Peran Domestik Perempuan Menurut KH. Abd. Muchith Muzadi (STAIN Jember Press, 2013)

7. Ilmu Ushul Fiqh I (STAIN Jember Press, Jember, 2014)

8. Fiqh Mu’amalah I (IAIN Jember Press, Jember, 2015)

9. Munajat Cinta: 1001 Cara Meraih Cinta Sang Pencipta (Pena Salsabila: Surabaya, 2014)

10. Tafsir Ahkam I (Pustaka Radja, Surabaya, 2015)

11. Masail Fiqhiyyah (Pena Salsabila, Surabaya, 2015)

12. Reaktualisasi Pancasila (Penerbit Ombak, 2015)

13. Fiqh az-Zakat Li Taqwiyat Iqtishad al-Ummah, (Darul Hikam Press: 2015)

14. Menggagas Fikih Rasional (Pena Salsabila, 2014)

15. Membumikan Islam Nusantara (Pustaka Pelajar, 2016)

16. Fiqh Nusantara, Pancasila dan Sistem Hukum Nasional di Indonesia (Pustaka Compass: Jakarta, 2019)

17. Tantangan Dakwah NU di Taiwan (2019)

18. Argumentasi Fikih untuk Minoritas  Muslim (2020)

19. Islam di Australia (Pena Salsabila: 2020).

20. Pengantar Studi Fiqh (Instran Publising, Malang: 2021)

21. Fiqh Aqalliyat: Metode Ijtihad, Produk Hukum dan Tantangan Minoritas Muslim di Berbagai Belahan dunia (Pustaka Compas: Jakarta, 2021)

22. Islam, Maqasidus Syariah dan Dinamika Hukum Positif di Indonesia (Pustaka Radja: Surabaya,2021)

23. Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia (Pena Salsabila: Surabaya, 2022)

24. Bersedekahlah, Anda Akan Kaya dan Hidup Berkah, (Pustaka LTN: Surabaya, 2022). 

25. Ilmu Ushul Fiqh (Instrans Publising, Malang: 2022)

Categories
Keislaman Kolom Pengasuh Tokoh

Gaungkan Semangat Berliterasi, Prof. Haris: Santri Harus Produktif dan Kritis

Media Center Darul Hikam – Literasi merupakan istilah umum yang merujuk pada seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, serta memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Mengingat perkembangan dunia digital yang semakin pesat, Sub Rayon Ikatan Santri & Alumni Salafiyah Syafi’iyah (IKSASS) Tamanan yang bekerja sama dengan Rayon IKSASS Putri Bondowoso telah mengadakan ‘Serasehan Literasi’ dengan tema, “Eksistensi Literasi Di Era Multikultural” pada Minggu, (27/03), bertempat di MI Nurur Rahman Tamanan, pukul 08.00 WIB-selesai.

Prof. Dr. KH. M. Noor Harisudin, M.Fil.I (Pengasuh Pondok Pesantren Darul Hikam, Guru Besar UIN KHAS Jember, & Alumni Ma’had Aly Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo) sebagai narasumber dalam acara tersebut menyampaikan, penting bagi santri memiliki kemampuan literasi yang baik.

“Santri yang bisa menyempatkan menulis dan menghasilkan sebuah karya adalah orang yang luar biasa. Bisa berupa artikel, novel, opini, berita, buku, dan lainnya sesuai minat dan kemampuan masing-masing,” ungkap Prof. Harisudin yang juga Director of World Moslem Studies Center Bekasi.

Prof. Harisudin (sapaan akrabnya) menyampaikan, seorang santri harus punya semangat belajar tinggi. Selain mengetahui ilmu-ilmu keagamaan, seorang santri juga harus selalu update terhadap isu-isu pengetahuan kemasyarakatan, salah satunya dengan melalui Santri Kerja Nyata (SKN).

“Jangan pernah merasa puas dengan ilmu yang dimiliki. Karena ketika seseorang menyangka dirinya ‘alim, maka sesungguhnya orang itu bodoh,” ujar Prof. Harisudin yang juga Ketua PP Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara (APHTN-HAN)

Tak hanya soal membaca dan menulis, cerdas berliterasi juga berarti cerdas memfilter informasi yang masuk, serta menghindarkan diri dari informasi-informasi HOAX.

“IKSASS harus terdepan melawan berita HOAX”, ucap Prof. Haris yang juga Pengasuh Ponpes Darul Hikam Mangli-Jember.

Terakhir sebelum menutup materinya, Prof Haris berpesan tiga hal. Pertama, jika ingin menjadi penulis hebat dan luar biasa, maka harus memiliki motivasi dalam hidup untuk menulis, jika sudah memiliki motivasi itu, niscaya tidak akan ada alasan untuk menghalangi. Kedua, bagaimana mungkin seorang bisa menjadi orang luar biasa, jika yang dilakukannya hanya biasa-biasa saja. Ketiga, beliau menyampaikan bahwa ‘omongan’ (perkataan) akan hilang, akan tetapi tulisan akan abadi.

“Oleh karena itu, mari terus produktif melakukan hal-hal luar biasa, agar kita bisa menjadi insan yang dapat memotivasi orang lain untuk bangkit menjadi orang-orang hebat dan luar biasa,” terang Prof Haris yang juga Dekan Fakultas Syariah UIN KHAS Jember.

Prof. Haris juga berpesan, kader-kader IKSASS yang juga masih aktif sebagai santri Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo, untuk tidak hanya konsumtif di media, tetapi juga harus produktif dan kritis.

“Kalau ingin lebih baik, jangan hanya konsumtif, tapi harus produktif. Jangan hanya konsumtif di Media, Tapi harus produktif di media. Jangan hanya produktif, tapi juga harus kritis. Media harus di isi dengan media informasi yang baik, bisa dengan berita, dan lainnya,” ungkap Prof. Haris dalam closing statement-nya

Pada kesempatan itu, hadir pula Ust. Abdurrahman Ilyas sebagai Ketua Yayasan Nurur Rahman, Ust. Ali Tsabit Dhafir, S.Sos.I sebagai Sekretaris Majelis Tanfidzi Rayon IKSASS Bondowoso, Ust. Ahmad Firdaus Kurniawan, S.Pd.I sebagai Ketua Sub Rayon IKSASS Tamanan, beserta jajaran pengurus IKSASS Alumni Bondowoso, Sub Rayon IKSASS Alumni Tamanan serta jajaran Pengurus Rayon IKSASS Putri Bondowoso.

Acara diikuti secara antusias oleh 60 peserta, terdiri dari santri putri aktif Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo yang tergabung dalam Ikatan Santri Alumni Salafiyah Syafi’iyah (IKSASS).

Reporter: Siti Holisah Anjari

Editor: Erni Fitriani

Categories
Keislaman Kolom Pengasuh

Pengasuh Darul Hikam Teguhkan Nahdliyyin Ibu Kota Nusantara, NKRI Harga Mati Bukan Sebatas Slogan

Media Center Darul Hikam – Nahdlatul Ulama telah lama memproklamirkan diri bahwa ‘NKRI Harga Mati’. Namun, slogan tersebut hanya sebatas slogan dan tidak ada yang menindaklanjutinya.

Demikian disampaikan oleh Pengasuh Pesantren Darul Hikam Mangli Jember, Prof Kiai M Noor Harisudin dalam acara Pelantikan Pengurus 15 Ranting NU Se-Kecamatan Sepaku pada Minggu (23/1).

“Kita tidak mau jika ‘NKRI Harga Mati’ hanya sebatas slogan,” tegas Prof M Noor Harisudin di hadapan hadirin yang berjumlah 600 lebih tersebut.

Menurutnya, pengurus NU wajib menindaklanjutinya dengan aktif berperan di berbagai sektor kehidupan. Khususnya bagi Nahdliyyin di Kecamatan Sepaku.

“Saya berharap agar masyarakat Kecamatan Sepaku, khususnya warga Nahdliyyin untuk segera melakukan percepatan-percepatan. Hal tersebut penting dilakukan karena Kecamatan Sepaku menjadi tempat Ibu Kota Negara Indonesia,” ujar Prof Harisudin yang juga Guru Besar UIN KHAS Jember.

Dengan dipilihnya Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajem Paser Utara sebagai Ibu Kota Negara, maka menjadi kesempatan tersendiri bagi warga Nahdliyyin Sepaku untuk ikut berkontribusi dalam program pembangunan Nasional.

“Warga Nahdliyyin nantinya bisa meminta kepada pemerintah agar 10% dari Aparatur Sipil Negara (ASN) berasal dari warga pribumi atau warga asli Sepaku,” tutur Prof Harisudin yang juga Ketua PP Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara-Hukum Administrasi Negara.

Selain itu menurut Prof Haris, Warga Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajem Paser Utara patut bersyukur atas dipilihnya Kecamatan Sepaku sebagai Ibu Kota Negara Indonesia.

“Mungkin orang-orang tidak akan melirik di sini (Kecamatan Sepaku), tapi alhamdulillah berkat doa warga Sepaku dan masyarakat sekitar, wilayah ini terpilih menjadi Ibu Kota Negara Indonesia,” tambah Prof Haris.

Pada kesempatan itu pula Prof Harisudin berpesan agar pengurus NU mempunyai bekal yang cukup. Salah satunya memahami pilar NU.

“Pilar NU itu harus dipahami. Yaitu fikrah nahdliyah, harakah nahdliyah, dan amaliyah hahdliyah. Pengurus NU harus memiliki tiga hal ini sebagai bekal pengetahuan dalam menjalankan organisasi NU,” ujarnya yang juga Dekan Fakultas Syariah UIN KHAS Jember.

Sementara itu, tugas jam’iyyah NU, lanjut Prof Haris. Juga tidak kalah penting untuk turut dipahami, khususnya bagi para pengurus ranting NU Se-Kecamatan Sepaku yang baru dilantik tersebut.

“Sebagai jam’iyyah, juga penting untuk memahami tugas jam’iyyah NU. Yaitu tugas diniyah, wathaniyah dan ijtimaiyah,”jelasnya.

Hadir dalam acara tersebut PC NU Penajem Paser Utara, MWC NU Kecamatan Sepaku, 15  Ranting NU Se-Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajem Paser Utara, Muslimat, Fatayat, Ansor, Camat, Polsek dan Danramil.

Reporter : Wartik Murtisari

Editor : M. Irwan Zamroni Ali

Categories
Kolom Pengasuh Tokoh

Persiapkan Beasiswa Sejak Dini, IKA PMII Launching Kelas Beasiswa

Media Center Darul Hikam – Memiliki keterbatasan biaya bukanlah sebuah penghalang untuk mewujudkan mimpi sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Namun, kini pemerintah dan berbagai lembaga swasta sangat mendukung pendidikan di Indonesia yakni dengan memberikan berbagai macam beasiswa menarik kepada seluruh pemuda di Indonesia. Meraih beasiswa adalah dambaan setiap orang. Namun, persiapannya untuk mendapatkan beasiswa tidak dengan waktu sebentar dan membutuhkan kerja keras.

Bincang mengenai beasiswa Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Jember menggelar talkshow beasiswa dan launching kelas beasiswa PMII Jember dengan tema “Prepare Yourself To Get A Scholarship” bertempat di Aula Ikatan Keluarga Alumni (IKA) PMII Jember, minggu (5/12). Tujuan diadakan acara ini ialah untuk memberikan wadah kepada kader PMII Jember untuk bisa mendapatkan beasiswa sesuai yang diminatinya.

Acara tersebut turut mengundang pemateri hebat dari IKA PMII diantaranya H. Muhammad Nur Purnamasidi, Satya Hangga Yudha W P, B.A. (Hons), Msc, Prof. Dr. M. Noor Harisuddin, M.Fil.I, dan Imam Malik Riduan.

Satya Hangga Yudha W P, B.A. (Hons), Msc, sebagai pemateri pertama yang merupakan Sekretaris Jenderal Asosiasi Penerimaan beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) menyampaikan bahwa bicara beasiswa tentu banyak sekali peluang beasiswa baik ke luar negeri maupun dalam negeri, “Kepada temen-temen tetap semangat, termotivasi dan impelementasi untuk mengeksekusi apa yang sudah disampaikan,” tuturnya pada saat closing statement materi pertama.

 Prof. Dr. M. Noor Harisuddin, M.Fil.I. sangat mengapresiasi acara ini karena merupakan acara keren yang bisa membawa kader-kader PMII mendapatkan beasiswa sesuai yang dimpi-impikannya. Sebagai pemateri kedua Prof Haris menyampaikan mengenai beberapa kualifikasi atau trik-trik untuk bisa mendapatkan beasiswa diantaranya ialah: Pertama, mempunyai intelektual tinggi sebagai modal dasar. Kedua, sejak awal sudah mempersiapkan diri untuk menguasai bahasa Arab, Inggris maupun Cina. Ketiga, menyiapkan bukti bahwa memiliki kompeten dalam bidang yang ingin digeluti dengan IPK yang standar minimal 3 atau 3,5. Keempat, mencari dan membaca website-website informasi terkait beasiswa-beasiswa.

“Adapun trik secara khusus yakni persiapkan diri dan baca peluang,” tambah Ketua Harian ADP PB IKA PMII 2021-2026 tersebut.

Selanjutnya, menyambung dari materi mengenai trik atau kualifikasi dalam mendapatkan beasiswa Imam Malik Riduan sebagai pemateri ketiga pada acara talkshow kali ini menyampaikan mengenai, “Kemana beasiswa membawa anda?” Riduan mengakui bahwa pengalamannya dengan sebagai penerima beasiswa 5000 doctor membawanya menemukan banyak pengalaman baru.

“Pertama, eksposur dari internasional untuk bertemu dengan para ahli. Kedua, menyelami kebudayaan global dan menyuarakan apa yang kita miliki di Indonesia. Selanjutnya yang ketiga, beasiswa membawa kita untuk bersenang-bersenang,” jelasnya.

“Beasiswa ini sesuatu yang susah tapi bisa dijangkau, beasiswa perkara yang sangat menantang tapi bisa diselesaikan tergantung pada upaya serta kemauan keras kita untuk mengejarnya,” tambah Imam Malik Riduan Ph. D Candidat of western Sydney University, Australia.

Kemudian H. Muhammad Nur Purnamasidi sebagai pemateri terakhir menyampaikan mengenai pengelolaan anggaran pendidikan oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sebesar 20%.

“Beasiswa bisa diraih bukan oleh mereka yang memiliki power tetapi oleh mereka yang sadar akan perubahan,” tutur Anggota DPR RI Komisi x tersebut.

Khotijah, S.T. selaku moderator juga menyampaikan harapannya untuk para kader PMII Jember agar serius dalam mengikuti pengawalan kelas beasiswa ini yakni dengan berlari dan berinovasi mengejar ketertinggalan dalam aspek akademik sehingga kader PMII kedepan dapat mendapatkan beasiswa sesuai apa yang sudah menjadi cita-cita dan keinginan para kader-kader PMII Jember.

Reporter: Wartik Murtisari 

Editor : Arinal Haq