Categories
Berita

Direktur Womester Tuntut Pemerintah Malaysia Usut Insiden Penembakan WNI

Media Center, 29 Januari 2025

Sebagaimana diberitakan, baru-baru ini Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) menembak lima Warga Negara Indonesia (WNI) yang beraktivitas melalui kapal di Perairan Tanjung Rhu, Selangor, Malaysia. Lima orang ini sempat melakukan perlawanaan. Satu diantaranya meninggal dan empat lainnya luka-luka. Dalam keterangan resminya, diduga mereka melakukan aktivitas kapal yang ilegal di perairan Malaysia yang menyebabkan APMM melakukan penembakan tersebut. (27/1/2025).

Kecaman keras datang dari Anggota Komisi I DPR RI, Amelia Anggraini. Amelia mengecam peristiwa yang menewaskan satu orang WNI dan empat orang luka-luka tersebut.

“Kami sangat mengecam peristiwa penembakan WNI oleh APMM Malaysia, karena masih banyak tindakan alternatif yang bisa dilakukan sebagai bentuk pencegahan pelanggaran,” kata Amelia, saat dikonfirmasi, Senin (27/1/2025).

Kecaman serupa juga disampaikan oleh Direktur World Moslem Studies Center (Selasa, 28/1/2025). Prof. Dr. HM. Noor Harisudin, S.Ag, SH, M.Fil.I, CLA, CWC yang juga Direktur Womester sangat menyayangkan peristiwa tersebut. “Saya kira masih banyak cara untuk melakukan tindakan terhadap WNI kita”, tukasnya.

Oleh karena itu, Prof Haris juga menuntut pemerintah Malaysia untuk melakukan penyelidikan atas kasus tersebut.

“Kasus penembakan ini serius. Kami menuntut pemerintah Malaysia melakukan penyelidikan menyeluruh atas insiden penembakan warga negara Indonesia tersebut” ujar Prof Haris yang juga Ketua Pengurus Pusat Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara-Hukum Administrasi Negara (APHTN-HAN) tersebut.

Selain itu, Prof Haris juga meminta pemerintah Malaysia melakukan investigasi mendalam atas dugaan penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh APMM.

“Jadi ada dugaan penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh APMM. Ini yang juga harus dilakukan investigasi mendalam oleh pemerintah Malaysia”, ujar Guru Besar Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Shiddiq Jember tersebut.

Terakhir, Prof Haris mendukung Menteri Luar Negeri RI –melalui KBRI Malayasia—dan Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) untuk melakukan langkah-langkah hukum. Langkah hukum ini juga untuk memastikan bahwa hak-hak WNI yang berada di bawah yurisdiksi hukum Malaysia tetap terlindungi dengan baik.

“Sebagai WNI, mereka berhak mendapat perlindungan hukum. Kami mendukung langkah cepat Menteri P2MI dan KBRI Malaysia untuk melakukan pendampingan kekonsuleran dan hukum terhadap WNI yang terdampak.”, ujar Prof Haris di sela-sela kesibukan Pasaca Harlah NU ke-102 dan Rakerwil PWNU Jawa Timur di Probolinggo. ***

Reporter : Ravi Maulana. Editor : M. Irwan Zamroni Ali

Categories
Berita Lembaga Wakaf Tunai

Awal Tahun 2025, Yayasan Al-Mashduqiah Kraksaan Probolinggo Bencmarking ke Lembaga Wakaf Darul Hikam

Media Center- Yayasan Al Mashduqiah Kraksaan Probolinggo yang dipimpin oleh Dr. KH. Mukhlisin Sa’ad, M.A. melakukan benchmarking ke Lembaga Wakaf Darul Hikam pada Rabu, 22 Januari 2025.

Bertempat di Kantor Lembaga Wakaf Darul Hikam Mangli Kaliwates Jember, acara ini dihadiri oleh Prof. Dr. KH. M. Noor Harisudin, S.Ag., S.H., M.Fil.I., CLA., CWC.,  (Direktur), M. Irwan Zamroni Ali, S.H., M.H., CWC (Nadzir Wakaf), Wildan Rofikil Anwar, MH (Divisi Fundrising dan SDM), Ravi Maulana (Staf Keuangan) dan Muthiurrahman (Divisi Medsos dan Digital Marketing).  Sementara peserta studi banding dari Yayasan Al Mashduqiah adalah Ust Atiqurrahman (Nadzir), Ust Abdul Ghafur (Nadzir), M.Ilyasa (IT) dan Defly Okta H (IT).

Dalam sambutannya, Direktur Lembaga Wakaf Darul Hikam,  Prof. Haris menyampaikan bahwa lembaga wakaf di Jawa Timur itu tidak banyak. Lembaga Wakaf Darul Hikam termasuk yang pertama.

“Tidak banyak lembaga wakaf di Jawa Timur. Kami merupakan salah satu lembaga wakaf yang pertama di Jember dan Jawa Timur. Kami ikut pelatihan nadzir di Jakarta dan 2024 sudah dapat izin SK tepatnya tanggal 24 Januari 2024. Alhamdulilah, lembaga kami sudah berjalan baik. Terbukti kita sudah punya donasi 417 juta (tahun 2024), dan mendapat wakaf tanah 1.861 m² di Bangkalan, Madura.” ujar Guru Besar UIN KHAS Jember itu.

Dalam satu tahun berdirinya lembaga wakaf, lanjut Prof. Haris, Darul Hikam ini akan terus belajar tentang managemen wakaf dalam menopang kesejahteraan ummat.

“Satu tahun sudah berdirinya lembaga wakaf ini. Kami akan terus belajar dan menebar banyak manfaat ke penjuru masyarakat yang ada di Indonesia, bahkan dunia” pungkas Prof. Haris yang juga Ketua PP Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara-Hukum Administrasi Negara tersebut.

Ketua Komisi Pengkajian, Penelitian dan Pelatihan MUI Jawa Timur itu menyebut bahwa  Lembaga Wakaf Darul Hikam tidak hanya berfokus pada program wakaf saja melainkan juga pada program zakat dengan me-launching website zakat pada 17 Januari 2024 lalu.

“Bukti keseriusan kita dalam mengelola lembaga ini adalah juga dibuktikan dengan me-launching website www.zakatdarulhikam.org pada saat PublicExpose Wakaf 2024 pada bulan Januari 2025. Ini dilakukan  untuk membesarkan lembaga demi mensejahterakan masyarakat yang lebih luas,” jelas Prof. Haris yang juga Wakil Sekretaris PWNU Jawa Timur.

Nadzir Yayasan Al Mashduqiah, Ustadz Atiqur Rahman menyampaikan sambutan mewakili kunjungan studi banding ke Lembaga Wakaf Darul Hikam.

“Sebagai lembaga baru, kita perlu banyak belajar ilmu dan pengalaman bagi lembaga yang sudah lebih dulu berdiri. Sehingga kami memilih lembaga wakaf Darul Hikam. Terimakasih telah mengizinkan kami untuk belajar dan sharing dalam peningkatan mutu kompetensi lembaga wakaf kami,” ungkapnya.

Dalam acara itu, Nadzir Lembaga Wakaf Darul Hikam, Ustadz Irwan Zamroni Ali, S.H., M.H., CWC., menyampaikan bahwa program di Lembaga Wakaf Darul Hikam tertuju pada beberapa aspek kesejahteraan masyarakat.

“Program kami di Lembaga Wakaf Darul Hikam berfokus pada aspek kesejahteraan masyarakat yang meliputi, wakaf tanah pesantren, wakaf pendidikan integrasi, wakaf kursi sholat, infaq buka puasa bersama santri dan zakat mal. Kami terus belajar dan memberikan manfaat yang lebih banyak,” tutur Ust. M. Irwan Zamroni yang juga Dosen Fakultas Syariah UIN KHAS Jember.

Acara dilanjutkan dengan sharing session, diskusi dan tanya jawab terkait pendaftaran e Nadzir, program-program lembaga wakaf, website, rencana kerja, wakaf uang, strategi fundraising beserta penyalurannya.

Reporter : Ravi Maulana

Editor : Wildan Rofikil Anwar

Categories
Berita Lembaga Wakaf Tunai

Public Expose 2024, LW Darul Hikam Peroleh Wakaf Uang 417 Juta dan Tanah 1861 Meter Persegi

Media Center Darul Hikam – Lembaga Wakaf Darul Hikam untuk pertama kalinya menggelar Public Expose Pencapaian Kinerja Tahun 2024 pada Jumat, 17 Januari 2025 di Cafe Rollas Jember dengan mengundang sejumlah awak jurnalis media massa, media online dan tokoh masyarakat.

Direktur Lembaga Wakaf Darul Hikam Jember, Prof. Dr. KH. M. Noor Harisudin, S.Ag., S.H., M.Fil.I., CLA, CWC,  menyampaikan bahwa kegiatan tersebut digelar dalam rangka Harlah ke-1 Lembaga Wakaf Darul Hikam yang jatuh pada 24 Januari.

“Kami baru satu tahun berdiri terhitung sejak dikeluarkannya SK Nazhir Wakaf dari Badan Wakaf Indonesia (BWI) tahun lalu, hari ini kami mengadakan Public Expose sebagai bentuk transparansi dan tanggung jawab kami khususnya pada para donatur dan masyarakat Indonesia pada umumnya,” ujar Prof Haris yang juga Guru Besar UIN KHAS Jember.

Prof Haris menjelaskan, Lembaga Wakaf Darul Hikam yang berada di Perum Pesona Surya Milenia C7 No. 8 Mangli Kaliwates Jember tersebut, di tahun 2024 berhasil menghimpun dana wakaf uang sebesar Rp 417,12 juta dan Tanah 1.861 Meter Persegi yang berada di Galis, Bangkalan.

Adapun rincian perolehan wakaf uang tersebut, meliputi Wakaf Tanah Pesantren Rp 350,3 Juta, Infaq Buka Bersama Rp 15,5 Juta, Qurban Rp 12 Juta, Infaq Pengembangan Lembaga Rp 11,8 Juta, Infaq Dakwah Islam Rp 11,6 Juta, Wakaf Kursi Sholat Difabel Rp 5,1 Juta, Zakat Mal Rp 5 Juta, dan Infaq Anak Yatim Rp 4,4 Juta.

“Selebihnya terkumpul di sejumlah program dengan perolehan masing-masing di bawah 1 persen dari total dana yang terhimpun, seperti Wakaf Pembangunan Ponpes, Sumur, Infaq Palestina, Infaq Kesejahteraan Guru Ngaji, Wakaf Sawah, dan lainnya,” imbuhnya.

Prof Haris menambahkan, dari dana yang terhimpun telah berhasil disalurkan sebesar Rp 360,31 juta (86,3 persen). Rinciannya, untuk Wakaf Tanah Pesantren Tahap 1, Rp 300 Juta, Qurban Rp 12 Juta, Pengembangan Lembaga Wakaf Rp 11,8 Juta, Dakwah Ke Belanda Dan Hongkong Rp 11,6 Juta, Buka Bersama Santri Rp 10,3 Juta, Wakaf Kursi Sholat Difabel Rp 5,1 Juta, Zakat Rp 5 Juta, Dan Santunan Anak Yatim Rp 4,4 Juta.

“Kurang lebih sekitar 3.025 jiwa penerima manfaat yang mencakup para santri, anak yatim, kaum miskin dan dhuafa, para jamaah masjid dan lansia, kaum muslimin sekitar dan luar negeri. Saat ini masih terdapat sejumlah yang belum terserap dari beberapa program sebesar Rp 56,8 Juta,” jelas Prof Haris yang Wakil Sekretaris PWNU Jawa Timur.

Nazhir Wakaf Darul Hikam, M. Irwan Zamroni Ali, S.H., M.H juga menjelaskan, di tahun 2024 pihaknya berhasil melakukan capaian krusial, seperti diraihnya sertifikat Nazhir Wakaf untuk Nazhir dan Lembaga Wakaf Darul Hikam oleh BWI, mendapat ijin UPZ dari Baznas Jember, Penyaluran Wakaf Uang sebesar 300 Juta untuk tanah pesantren, serah terima wakaf tanah di Galis, Bangkalan, hingga Kerjasama Internasional.

“Karenanya ke depan kami juga mulai menyiapkan sejumlah program inovatif yang akan kami tawarkan kepada para calon donatur, khususnya melalui Lembaga Zakat Darul Hikam,” ujar Irwan yang juga Dosen Fakultas Syariah UIN KHAS Jember.

Ia menambahkan, tujuan dari dibentuknya UPZ Darul Hikam tersebut karena tingginya permintaan masyarakat agar Darul Hikam bisa memperluas manfaatnya untuk umat.

“Program yang telah kami siapkan misalnya, Program Senyum Tukang Becak, Pemulung Berdaya, Janda Miskin Bahagia, Green Mosque, UMKM Unggul, Baju Lebaran Yatim, Muallaf Mengaji dan sebagainnya,”

Pada kesempatan ini pula, Lembaga Wakaf Darul Hikam melaunching website Lembaga Zakat Darul Hikam www.zakatdarulhikam.org yang nantinya akan fokus pada pengelolaan dana zakat. Kegiatan berlangsung meriah dan khidmah yang juga dihadiri oleh para staf lembaga wakaf Mas Wildan, Mas Ravi, Mas Muthi.

Reporter : Ravi Maulana, S.T

Editor : Wildan Rofikil Anwar, S.H., M.H

Categories
Berita

Sebar Pesantren ke Seluruh Dunia, Womester Gagas Webinar Pesantren Internasional Indonesia

Media Center Darul Hikam – Untuk misi rahmatan lil alamin, kita harus berani mensebarkan pesantren di berbagai belahan dunia. Ini yang kami sebut dengan Pesantren Internasional Indonesia. Demikian disampaikan Prof. Dr. KH. M. Noor Harisudin, S.Ag, SH, M,Fil.I, CLA, CWC, Direktur World Moslem Studies Center, dalam Webinar berjudul “Peluang dan Tantangan Pesantrean Internasional Indonesia di Luar Negeri”. Webinar diselenggarakan oleh World Moslem Studies Center, pada Hari Kamis, 26 Desember 2024 jam 19.30 hingga jam 21.30 WIB.

Nara sumber ini adalah Prof. Dr. KHM. Noor Harisudin, S,Ag, SH, M. Fil. I, (Direktur Womester), Dr. KH. Basnang Said, M.Ag, Direktur PD Pontren Kemenag RI, dan Achmad Gazali, Ph.D. (Kepala Pesantren NU At Taqwa Jepang). Sementara moderatornya adalah KH. Cecep Romli, Deputi Direktur Womester.

Hadir pada ksempatan itu serratus lebih peserta yang terdiri dari pengurus PCI NU Canada-AS, PCI NU Belanda, para akademisi, pengurus RMI Jawa Timur, pengasuh pesantren, para dosen dan mahasiswa di perguruan tinggi. Diskusi berlangsung gayeng dan seru.

Pesantren adalah lembaga berbasis masyarakat yang didirikan oleh perorangan atau organisasi untuk menanamkan keimanan dan ketakwaan pada Allah Swt. menyampaikan akhalqul karimah serta memegang teguh ajaran Islam rahmatan lil alamin yang tercermin dalam sikap rendah hati, toleran, keseimbangan, moderat dan nilai luhur bangsa Indonesia lainnya.

Pesantren Internasional Indonesia, menurut Prof Haris, masih tema yang baru yang belum ada modelnya. “Pesantren yang didirikan di luar negeri oleh masyarakat Indonesia untuk misi Islam yang rahmatan lil alamin dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tukas Prof Haris yang juga Pengasuh Ponpes Darul Hikam Mangli Jembder tersebut.

Terma ”Keranga NKRI” ini menjadi penting, karena sesuai dengan UU. No. 18 tahun 2019 tentang Pesantren Pasal 5. ”Apapun pesantrennya, harus dalam kerangka NKRI. Ownernya NKRI. Selain itu, misinya jelas; membawa Islam rahmatan lil alamin ke dunia,” kata Prof Haris yang juga Wakil Sekretaris PWNU Jatim bidang pemberdayaan pesantren.

Sementara itu, Kepala Pondok Pesantren NU at-Taqwa Jepang, Kiai Achmad Gazali, Ph.D., menyampaikan best practice pesantren NU di Jepang, ”Setidaknya ada empat peluang pesantren di Jepang. Yaitu,  banyaknya komunitas masyarakat Indonesia di Jepang, tidak adanya pendidikan agama di sekolah jepang; pesatnya perkembangan dakwah di Jepang dan banyaknya anak Indonesia yang lahir di Jepang. Ini semua menjadi peluang pesantren di Jepung,” kata Kiai Gazali yang asal Madura.

Adapun tantangan membangun pesantren di Jepang adalah belum adanya role model. ”Tantangan yang lain banyak. Misalnya pesantren di Jepang belum diakui sebagai pendidikan formal, minimnya SDM pengajar, minimnya fasilitas dan pendanaan, serta jam sekolah di Jepang yang panjnag,” tukas Kiai Achmad Gazali.

Kiai Achmad Gazali membaikan bahwa PCINU telah membangun Pesantren NU at-Taqwa. Pesantren ini terletak di Kota Koga, Provinsi Ibaraki. Pesantren ini dibangun di lahan 910 meter persegi yang diatasnya terdapat 1 bangunan lengkap. 

Dalam struktur pesantren ada majlis masyayikh, kepala dan wakil pesantren, sekretaris  dan wakil, bendahara dan wakil serta bidang-bidang. Di kota ini terdapat Masjid NU Attaqwa, bangunan pesantren lengkap dapur, toilet, kamar mandi, bilik ustadz, panggung kegiatan, taman bermain dan area parkir. Sementara itu

Direktur PD Pontren Kemenag RI, Dr. KH Basnang Said mengapresiasi pesantren NU di Jepang. ”Ini mungkin yang pertama kali. Kami dari PD Pontren sangat mengpresiasi. Ini pesantren internasioanl Indonesia yang pertama. Nanti bisa masuk sistren kami,” kata Dr KH Basnang Said yang tinggal di Depok.

Model pendidikan di Jepang, lanjut Dr KH Basnang Said, nanti disesuaikan. ”Apa ikut mu’adalah, atau yang lain. Saya kira, lebih tepat mu’adalah. Harapannya nanti dapat direplikasi di tempat yang lain,” ujar KH. Basnang Said yang asal Sulawesi Selatan tersebut.

Dr Kiai Basnang Siad juga menyampaikan banyaknya bantuan beasiswa untuk para santri di luar negeri. “Khususnya yang non-degree, bantuan beasiswa diberikan ke keluar negeri. Ini hal yang belum dilakukan di masa-masa sebelumnya. Demikian bantuan kemandirian banyak dilakukan oleh PD Pontren Kemenag RI,”  tukas Kiai Basnang Said yang juga Pengurus PBNU.

Model Pesantren Internasional Indonesia adalah model baru yang diharapkan menjadi bagian dari 42.000 pesantren di Indonesia. Tentu, dengan perlakukan khusus dan regulasi yang berbeda dengan umumnya pesantren di Indonesia. Semoga. 

Reporter : Wildan Rofikil Anwar

Editor : M. Irwan Zamroni Ali

Categories
Berita

Berikan Kuliah Umum di STQK Depok, Prof Haris Dorong Mahasiswa Jadi Pejabat Publik

Depok – Islam sudah sempurna sejak masa Rasulullah SAW, dan agama ini tetap relevan hingga kini, bahkan di tengah perkembangan zaman yang pesat. Hal ini disampaikan oleh Prof. Dr. KH. M. Noor Harisudin, S.Ag., S.H., M.Fil.I., CLA., CWC., dalam Kuliah Umum bertema ‘Islam dan Tantangan Beragama di Dunia’, yang digelar oleh Sekolah Tinggi Kulliyatul Qur’an (STKQ) di Aula Masjid Depok, Kamis malam (28/11/2024).

Turut hadir Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam Depok, KH. M. Yusron Shidqi, Lc., M.A., Ketua Sekolah Tinggi Kulliyatul Qur’an (STKQ) Al Hikam, Depok, Dr. Subur Wijaya, M.Pd.I. Dekan Fakultas Syariah Institut Agama Islam Nasional (IAI) Laa Roiba Bogor, KH. Moh. Romli, M.Pd.I serta ratusan mahasiswa dan mahasantri Al Hikam Depok.

Prof. Haris menjelaskan bahwa Islam, sebagai agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, merupakan wadlun ilahiyun yang menjadi rahmat bagi seluruh alam semesta. Islam terdiri dari tiga unsur utama: tauhid, syariat, dan tasawuf atau akhlak. Ketiga unsur ini, menurutnya, merupakan pondasi utama yang tidak terpisahkan dalam ajaran Islam.

“Tauhid adalah keyakinan pada Allah, syariat adalah hukum Islam yang konkret, dan akhlak adalah perilaku muslim yang mendarah daging, yang dilakukan secara reflektif,” ungkap Prof. Haris yang juga Wakil Sekretaris PWNU Jawa Timur.

Ia kemudian mengajak untuk merenung, apakah Islam benar-benar rahmatan lil alamin, yakni kasih sayang bagi seluruh umat manusia. Prof. Haris menyoroti tantangan yang muncul setelah wafatnya Rasulullah SAW, termasuk perkembangan teknologi dan situasi sosial yang tidak ada di masa beliau, seperti internet dan telekomunikasi.

Untuk itu, ia menegaskan bahwa kontekstualisasi Islam sangat penting agar ajaran Islam tetap relevan dan dapat diterapkan dalam setiap keadaan. “Islam tidak hanya dapat dipahami secara tekstual, tetapi juga harus mampu diadaptasi dengan situasi zaman yang terus berkembang, seperti melalui ijtihad,” jelas Kiai kelahiran Demak itu.

Menurut Prof. Haris, kontekstualisasi Islam dapat dilihat dari berbagai fatwa yang dihasilkan oleh para ulama, termasuk di Indonesia. Salah satunya adalah fatwa mengenai pernikahan beda agama yang melarang pernikahan antara seorang Muslim dengan non-Muslim, meskipun beberapa ulama luar membolehkan pernikahan antara pria Muslim dengan wanita ahli kitab.

Contoh lain, katanya, adalah fatwa MUI yang membolehkan makan kepiting meskipun dalam fikih klasik, hewan yang hidup di dua alam seperti kepiting diharamkan. Ia juga mencontohkan implementasi rukhsah (keringanan) dalam berwudhu di luar negeri, di mana umat Islam di negara dengan minoritas Muslim terkadang terpaksa membasuh sepatu sebagai pengganti air wudhu.

Prof. Haris menambahkan bahwa Islam dapat diimplementasikan di berbagai kondisi, meskipun tidak selalu sesuai dengan praktik tradisional. “Inilah yang saya maksudkan dengan Islam sebagai rahmatan lil alamin. Islam bisa diterapkan di mana saja dan kapan saja, serta bisa dikontekstualisasikan sesuai kebutuhan zaman,” ujar Prof Haris yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Darul Hikam Mangli Jember.

Di akhir kuliah umum, Prof. Haris juga mengingatkan pentingnya mendoakan para ulama, termasuk KH. Ahmad Hasyim Muzadi dan KH. Abdul Muchith Muzadi, dua tokoh besar di Nahdlatul Ulama yang telah banyak berjasa dalam membentuk dan membawa perubahan bagi umat Islam.

Dalam penutupnya, Prof Haris berpesan kepada mahasiswa dan mahasantri Al Hikam Depok untuk selalu optimis dan percaya diri dalam menuntut ilmu Al-Qur’an yang kini mereka tekuni. Menurutnya, pengkajian al-Quran secara mendalam, serta banyaknya tokoh nasional yang merupakan ahli al-Qur’an, seperti Dr. H. Jazilul Fawaid, S.Q., M.A., Wakil Ketua MPR RI periode 2019–2024 yang merupakan alumni Institut Ilmu Al-Qur’an Universitas Negeri Jakarta dan Mochammad Afifuddin Ketua KPU yang alumni Tafsir Hadir UIN Jakarta dapat menjadi motivasi bagi mereka.

“Ada banyak tokoh regional dan nasional lainnya yang juga memiliki latar belakang Al-Qur’an sebagai landasan dalam kiprah mereka, sehingga bisa menjadi inspirasi bagi adik-adik semuanya,” tutupnya.

Ketua Sekolah Tinggi Kulliyatul Qur’an (STKQ) Al Hikam, Depok Dr. Subur Wijaya, M.Pd.I, mengungkapkan rasa terima kasih dan kebanggaannya atas kehadiran Prof. Haris di kampusnya. “Kami sangat senang bisa mengadakan kuliah umum dengan mengundang Prof. Haris, seorang guru besar termuda dari UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang masih berusia 39 tahun,” katanya.

Reporter : Rico Aldy Munafan

Editor : M. Irwan Zamroni Ali

Categories
Berita

Prof. Haris: Tolak Pemukim Israel di Gaza, Pendudukan Israel Harus Dihentikan

Media Center Darul Hikam – Direktur World Moslem Studies Center Prof. Dr. KH. M. Noor Harisudin, S.Ag., S.H., M.Fili., CLA., CWC. menanggapi keinginan pemukim Israel yang akan pindah ke Gaza. Menurutnya, perang yang terjadi antara Israel dengan Palestina telah menunjukkan keinginan Israel yang sesungguhnya untuk menduduki dan menguasai Palestina, bukan hanya sekedar melawan Hamas.

“Kelihatan sekali bahwa tujuan Israel genosida Israel adalah menguasai Gaza dan Palestina, sehingga mereka berencana bermukim di sana,” ujar Prof Haris yang juga Guru Besar UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember,.

Serangan teroris Israel di Gaza yang semakin merajalela, telah menggambarkan tujuan pemerintah sayap kanannya untuk merebut tanah Palestina yang diklaim sebagai tanah orang Yahudi berdasarkan sejarah mereka.

“Mereka ingin menguasai Gaza tanpa peduli dengan komunitas internasional, karena mereka menganggap bahwa ini adalah tugas ilahi mereka. Fakta ini bisa kita lihat dari suara-suara di Israel,” tutur Wakil Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur.

Karena itu, lanjut Prof Haris, apapun alasan mereka untuk menduduki tanah Gaza, merupakan perbuatan ilegal yang melanggar hukum internasional.

 “Kita semua warga dunia menolak pandangan itu dan mendorong Perserikatan Bangsa-Bangga untuk bersikap lebih tegas kepada Israel. Pendudukan atas Palestina adalah ilegal. Kalau mereka mau pindah dan mukim ke Gaza, perbuatan  ilegal mana lagi yang diinginkan teroris Israel ,” jelas Prof Haris yang juga Direktur World Moslem Studies Center.

Pandangan Prof Haris selaras dengan putusan Mahkamah Internasional alias International Court Justice di Den Haag, Jumat (19/7/2024) beberapa bulan yang silam, yang menyebut pendudukan Israel di wilayah Palestina selama puluhan tahun sebagai perbuatan ilegal, karenanya mesti diakhiri.

Indonesia, sebagai negara yang mendukung kemerdekaan Palestina menyambut baik keputusan ini. Menurutnya keputusan ICJ yang menyatakan pendudukan Israel ilegal telah mewujudkan keadilan bagi rakyat Palestina.

“Fatwa hukum tersebut telah memenuhi aspirasi Indonesia dan masyarakat internasional untuk mewujudkan keadilan bagi Palestina,” kata Kementerian Luar Negeri RI dalam pernyataannya di platform X, Sabtu.

Sebagaimana dilansir berbagai media, keinginan pemukim Israel untuk menduduki Gaza ini disampaikan dalam konferensi tentang perbatasan Israel dengan Gaza yang disebut oleh penyelenggara sebagai “perayaan untuk persiapan penyelesaian Gaza”. Konferensi berlangsung di dekat Reim kibbutz, dengan suara pemboman Israel yang sedang berlangsung di Gaza utara terdengar di latar belakang dan dengan asap membubung di cakrawala beberapa kilometer ke arah barat.

Dilansir dari https://aceh.tribunnews.com, Daniella Weiss yang merupakan pemimpin pemukim Israel mengatakan pada konferensi tersebut bahwa Palestinians akan “menghilang” dari wilayah tersebut dan mengatakan bahwa ribuan orang siap pindah ke sana “dari utara ke selatan”

“Kami datang ke sini dengan satu tujuan yang jelas: tujuannya adalah untuk menetap di seluruh Jalur Gaza, bukan hanya sebagian saja, bukan hanya beberapa pemukiman, seluruh Jalur Gaza dari utara ke selatan,” kata Weiss Menteri Keamanan Israel Itamar Ben Gvir dan anggota Knesset dari partai Likud Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Reporter : Rico Aldy Munafan

Editor : M. Irwan Zamroni Ali

Categories
Berita

Masjid dan Pasar di Lebanon Hancur Diserang Israel

Jakarta, NU Online

Sebuah masjid tua di Lebanon bagian selatan hancur akibat serangan udara Israel yang dibombardir di area tersebut pada Ahad (13/10/2024). Masjid tersebut terletak di sebuah desa di Kfar Tebnit.

Kabar tersebut dilansir Al Jazeera mengutip Kantor Berita Lebanon. Tidak ada laporan kematian atas serangan tersebut.

Sementara itu, serangan Israel lainnya juga menghancurkan sebuah pasar di selatan Kota Nabatieh pada Sabtu (12/10/2024) malam. Menurut informasi dari Palang Merah Lebanon, serangan tersebut mengakibatkan sejumlah korban meninggal dan kebakaran hebat. Pasar pun dikabarkan hancur total.

Adapun berkaitan dengan jumlah korban, belum ada informasi lebih lanjut. “Kebakaran itu sangat parah sehingga layanan darurat tidak dapat masuk dan melihat apakah ada mayat di reruntuhan,” kata Imran Khan dari Al Jazeera, melaporkan dari Hasbaiyya di provinsi Nabatieh.

Laura Khan dari Al Jazeera, melaporkan dari ibu kota Beirut, mengatakan bahwa Palang Merah Lebanon masih berusaha mencari orang yang selamat dan berusaha menyelamatkan mereka yang terluka.

“Banyak orang telah menggunakan media sosial. Mereka telah mengirim video yang hampir tampak seperti pemandangan apokaliptik – seluruh jalan hancur,” katanya.

Sedikitnya, 15 orang tewas dan 37 orang terluka dalam serangan di Lebanon tengah dan utara saat pasukan Israel menyerang sedikitnya tiga wilayah di luar benteng tradisional kelompok Lebanon, Hizbullah.

Fuad Yassin, kepala desa setempat yang terletak 8 km dari perbatasan, mengaku kehilangan sebuah tempat yang menyatukan masyarakat. “Itu sebuah tempat penting karena keluarga-keluarga menggunakannya untuk berkumpul di alun-alun, tepat di sebelahnya digelar acara khusus,” ujarnya sebagaimana dilansir Al Arabiya mengutip AFP. Editor: Patoni Penulis: Muhammad Syakir NF

Sumber: https://nu.or.id/internasional/masjid-dan-pasar-di-lebanon-hancur-diserang-israel-GLiv6

Categories
Berita

Halaqah di PP Nurul Jadid Probolinggo, Prof Haris Jelaskan Urgensi Pesantren Ramah Anak

Media Center Darul Hikam – Penguatan pesantren ramah anak menjadi penting dan strategis dalam menunjang peningkatan pendidikan dan pengembangan profesionalisme bagi para pembimbing dan atau pengurus dalam memberikan layanan terbaik untuk para santri, terkhusus layanan psikologis dan pendampingan psikis, psikososial dan pembentukan lingkungan.

Demikian disampaikan oleh Prof. Dr. KH. M. Noor Harisudin, S.Ag., S.H., M.Fil.I., CLA., CWC. dalam acara Halaqah Pesantren Ramah Santrioleh oleh Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur yang bekerjasama dengan Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo di Aula I Pondok Pesantren Nurul Jadi pada Senin, 14 Oktober 2024.

“Berdasarkan laporan Kementerian Agama tahun 2021, jumlah pesantren di seluruh Indonesia mencapai 32.208 Pesantren dengan jumlah santri 4.353.982 santri. Rata-rata yang menjadi santri adalah rentang usia anak-anak, yakni di bawah 18 tahun,” jelas Prof Haris yang juga Guru Besar UIN KHAS Jember.

Prof Haris juga mengutip salah satu rumusan pasal yang terdapat dalam UUD 1945 tepatnya pada Pasal 28B Ayat 2 yang menjelaskan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

“Kalau sudah disebut di dalam UUD 1945, artinya negara memberikan perhatian yang besar. Tidak semua diatur dalam UUD, hanya hal-hal yang besar dan penting yang dibahas di dalamnya, termasuk hak anak yang dilindungi oleh negara,” ujar Prof Haris yang Wakil Sekretaris PWNU Jawa Timur.

Dalam kesempatan tersebut Prof Haris yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Darul Hikam Mangli Kaliwates Jember menjelaskan, dalam mewujudkan pesantren ramah anak, pesantren juga menghadapi sejumlah tantangan, termasuk pesantren yang masih belum terbuka atau tertutup tentang pentingnya pesantren ramah anak.

“Selain itu, pesantren masih takut dan terbuka menyampaikan kepada publik, ditambah kesadaran yang masih rendah serta penegakan hukum yang masih lemah,” tambahnya.

Karena itu ke depan, lanjut Prof Haris, pesantren dapat melakukan sejumlah hal untuk mewujudkan pesantren ramah anak di Indonesia, mulai dari membuat regulasi yang lebih efesien dan efektif, serta membangun awarness dengan kampanye anti bullying dan anti kekerasan seksual di pesantren.

“Pesantren juga bisa menyediakan tempat pelaporan dan penanganan terhadap tindakan bullying dan kekerasan seksual, serta menyelenggarakan penegakan hukum yang tegas dan tanpa pandang bulu,” tutur Prof Haris yang juga Ketua KP3 MUI Jatim

Sebagaimana diketahui acara tersebut merupakan bagian dari rangkaian Hari Santri Nasional 2024. Halaqah Pesantren Ramah Santri ini, akan digelar di banyak pesantren di Jawa Timur.

Menurut Wakil Ketua PWNU Jatim, KH Abdul Hamid Wahid, bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan komunitas pesantren yang bebas dari bullying dan perundungan, serta membangun lingkungan ramah bagi seluruh santri.

KH Abd Hamid Wahid, selaku penanggung jawab kegiatan, menyampaikan bahwa Halaqah ini dilaksanakan di lima titik pesantren besar di Jawa Timur. Diantaranya, di PP Nurul Jadid (Probolinggo), PP Lirboyo (Kediri), PP Syaikhona Kholil (Bangkalan), PP Darul Musthofa (Malang), dan PP Matholiul Anwar (Lamongan). 

“Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya kita merespon isu bullying dan perundungan di lingkungan pesantren dan menjadikannya sebagai tempat yang aman dan nyaman bagi santri,” jelas pria yang populer disapa Gud Hamid ini.

Selain Prof. Haris, narasumber lainnya meliputi Prof. Dr. Rifa Hidayah, M.Si (Psikolog anak dan remaja – UIN Maliki Malang); Ny. Hj. Khodijaatul Qodriyah, A.P., S.Ag., M.M.Pub. M.Si (Ahli Pendidikan pesantren – PP. Nurul Jadid); AKB Imam Munadi, S.Sos, M.S.I  Kanit Renakta (Remaja, anak dan Wanita)

Reporter : Rico Aldy Munafan

Editor : M. Irwan Zamroni Ali

Categories
Berita Lembaga Wakaf Tunai

Menjadi Nara Sumber di UiTM Malaysia, Prof. Haris Serukan Inovasi Wakaf Global

Media Center Darul Hikam – Dalam rangka pengembangan wakaf, Indonesia telah memiliki sejumlah regulasi khusus yang mengatur tentang wakaf seperti Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf, Peraturan Badan Wakaf Indonesia dan sebagainya.

Demikian disampaikan oleh Direktur Lembaga Wakaf Darul Hikam, Prof. Dr. KH. M. Noor Harisudin, S.Ag., S.H., M.Fil.I., CLA., CWC. dalam Forum Antarbangsa Wakaf Pendidikan Tinggi  Malaysia-Indonesia bertajuk “Peranan Wakaf dalam Memperkasa Institusi Pendidikan Tinggi: Perspektif Malaysia & Indonesia” pada Kamis, 10 Oktober 2024 di Studio TV, Fakulti Komunikasi dan Pengajian Media, UiTM CNS Kampus Rembau Negeri Sembilan Malaysia.

Regulasi tersebut dikeluarkan oleh pemerintah untuk mempermudah praktik wakaf di Indonesia. Misalnya kebolehan wakif berwakaf dengan dibatasi oleh waktu tertentu atau disebut mu’aqqat, kebolehan wakaf uang, sehingga orang mudah tidak harus berwakaf dengan dana yang besar.

“Berdasarkan UU No. 41 tahun 2004, wakif boleh berwakaf sawah atau tanah dengan rentang waktu tertentu, sehingga nanti bisa diambil lagi jika sudah jatuh tempo. Wakif juga tidak perlu berwakaf dengan barang atau dana yang besar, seperti sawah, masjid dan sebagainya, namun wakif bisa mulai dengan barang yang sederhana atau uang,” jelas Prof Haris yang juga Guru Besar UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

Dalam UU. Wakaf di Indonesia, Nazhir memiliki posisi yang sangat penting, bahkan menjadi rukun wakaf.

“Nazhir inilah nanti yang akan mengelola dana wakaf. Demikian sejumlah regulasi yang diatur di negeri kami, Indonesia,” tambah Prof Haris Pengasuh Pondok Pesantren Darul Hikam Mangli Kaliwates Jember.

Ia berharap agar wakaf produktif di Indonesia semakin berkembang, sehingga dapat membantu pengentasan kemiskinan, peningkatan akses pendidikan dan kesehatan, termasuk pemberdayaan ekonomi umat, dan sebagainya.

“Saya kira perguruan tinggi bisa syiar wakaf, meneliti tentang inovasi dan bisnis-bisnis apa yang memiliki potensi untuk pengembangan wakaf produktif,” jelas Prof Haris yang juga Wakil Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur.  

Sebelumnya, dalam sambutannya, Prof. Madya Dr. Siti Sara Ibrahim, Timbalan Rektor III UiTM Cawangan Negeri Sembilan pada saat membuka acara sebelumnya menyampaikan, kegiatan ini akan memberi impact pengayaan kajian wakaf dari dua negara, Indonesia dan Malaysia.

“Indonesia dengan mayoritas muslim, tentu ada hal yang tidak dimiliki Malaysia dan begitu sebaliknya, karenanya kegiatan ini sangat penting dan sangat bermanfaat sekali”, tutur Siti Sara.

Nara sumber pertama, Dr. Mohd Asyran Safwan Kamaruzaman (UiTM CNS, Malaysia) menjelaskan, dalam sejarahnya, wakaf telah memiliki peranan penting dalam keberlangsungan institusi pendidikan, sebagaimana terjadi pada Kampus Al Azhar Kairo, Mesir.

Di era 80-90 an, biaya pendidikan di Kampus Al Azhar Kairo, Mesir sangatlah kecil, para mahasiswa hanya cukup menyiapkan untuk biaya hidup saja, biaya pendidikan boleh sekedarnya saja.

“Hal ini disebabkan kemanfaatan dari dana wakaf yang disumbangkan untuk pendidikan di Mesir sangatlah besar, sehingga pada masa itu tidak lagi membutuhkan bantuan dari kerajaan Mesir,” ujar Dr. Mohd Asyran Safwan Kamaruzaman.

Selain itu, Dr. Mohd Asyran Safwan Kamaruzaman juga menjelaskan perbedaan dan persamaan dari wakaf, zakat, infak, dan sedekah. Menurutnya, dari perspektif hukum, wakaf, infak, dan sedekah adalah hukum sunnah yang jumlah, waktu, dan penerimanya tidak ditentukan. Sebaliknya, zakat adalah hukum wajib yang jumlah, waktu, dan penerimanya sudah ditentukan.

Dari segi objek pemberian, zakat, infak, dan sedekah harus diberikan langsung kepada masyarakat yang berhak (mustahiq). Di sisi lain, harta wakaf harus dijaga, dipelihara, diabadikan, dan dikelola dengan cara yang akan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat secara keseluruhan.

“Wakaf, zakat, infak, dan sedekah sama-sama merupakan pemberian (tabarru’) dengan harapan mendapatkan pahala dan ridha Allah,” tuturnya.

Rektor Institut Agama Islam Miftahul Ulum Lumajang, Indonesia, Mochammad Hisan,  S.Ps.I,. M.Sos menjelaskan, sejauh ini wakaf memiliki peran penting dalam pengembangan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya di Kabupaten Lumajang.

Hal ini disebabkan Kabupaten Lumajang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi dan  dikelilingi oleh kabupaten-kabupaten dengan tingkat pendapatan daerah yang lebih besar daripada Lumajang, sehingga menjadi potensi tersendiri untuk mengembangkan wakaf di kabupaten tersebut.

“Sayangnya, perhatian umat terhadap wakaf masih sangat kecil, masyarakat lebih memilih untuk berinfak atau bersedekah, karenanya literasi wakaf harus kami sosialisasikan sebagai bagian dari perguruan tinggi yang ada di Lumajang,” ujar Mochammad Hisan.

Di samping para narasumber dan Timbalan Rektor III, kegiatan ini dihadiri oleh para pejabat UiTM Cawangan Negeri Sembilan diantaranya Timbalan Rektor I UiTM Cawangan Negeri Sembilan, Penolong Rektor UiTM Kampus Rembau dan para pejabat lainnya. Forum Antar Bangsa Waqaf Pendidikan Tinggi Malaysia-Indonesia ini dipandu moderator, Dr. Mohd Kamel Mat Saleh, Lecture UiTM Cawangan Negeri Sembilan Malaysia.

Reporter : Rico Aldy Munafan

Editor : M. Irwan Zamroni Ali

Categories
Berita

Kenalkan Skripsi Sejak Dini, Darul Hikam Tambah Kegiatan Literasi

Media Center Darul Hikam – Dalam menempuh jenjang pendidikan tingkat perguruan tinggi atau perkuliahan, mahasiswa dituntut untuk mengerjakan berbagai hal. Tentunya skripsi menjadi tuntutan bagi mahasiswa sebagai syarat kelulusan gelar sarjana. Oleh karena itu, mahasiswa perlu adanya program bimbingan atau kegiatan yang mendukung mahasiswa dalam mengerjakan atau memulai tulisan skripsi mereka.

Pondok Pesantren Darul Hikam merupakan salah satu pondok literasi yang memiliki kegiatan jurnalistik. Guna mendukung kebutuhan mahasiswa dalam mengerjakan skripsi, pondok pesantren Darul Hikam menggelar bimbingan skripsi kepada para mahasiswa yang juga sebagai santri (mahasantri). Acara tersebut digelar pada Jum’at, 04 September 2024 secara offline. Acara tersebut berlokasi di Pondok Darul Hikam cabang putra, Ajung, Jember.

Tentunya dalam kegiatan bimbingan skripsi tersebut mengundang narasumber yang ahli di bidangnya, Wildan Rofikil Anwar, S.H., M.H. sebagai narasumber pada kegiatan bimbingan skripsi tersebut. Dengan membawa materi “pengenalan skripsi” acara tersebut tentu dihadiri belasan mahasantri Cabang Putra.

Dalam materinya, Wildan (sapaan akrabnya) menjelaskan bahwa di bangku perkuliahan terdapat di berbagai macam tugas menulis. Di antaranya skripsi untuk mahasiswa sarjana, tesis untuk mahasiswa magister, dan disertasi untuk mahasiswa doktor.

“Bedanya 3 tulisan ini terletak pada tujuannya. Skripsi bertujuan untuk mendeskripsikan, tesis untuk menganalisis, dan disertasi untuk menemukan,” jelas Wildan.

Adapun Wildan menjelaskan bahwa skripsi memiliki 5 bab serta memiliki isi tersendiri. “Dalam bab pertama atau pendahuluan memuat tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan masalah, definisi istilah, dan sistematika pembahasan.” Jelas Wildan yang merupakan mahasiswa lulusan S2 itu.

Menurut Wildan dalam menulis bab pertama atau pendahuluan, latar belakang penelitian menjadi bagian penting pada bab tersebut. Menyadari hal tersebut, Wildan menjelaskan bahwa dalam menulis latar belakang dapat menggunakan sistematika penulisan piramida terbalik.

“Kalau mau nulis latar belakang, bisa menggunakan piramida terbalik atau penulisan masalah dari yang umum ke khusus. Terlebih untuk mahasiswa di UIN KHAS Jember. Jadi membahas masalah atau hal yang umum terlebih dulu sebelum pada akhirnya menuju pada masalah yang lebih khusus.” Ujar Wildan yang juga merupakan salah satu musyrif Pondok Pesantren Darul Hikam.

Terakhir, dalam sesi tanya jawab dengan mahasantri Wildan memberi saran kepada para mahasantri bahwa dalam menentukan judul penelitian perlu adanya beberapa hal sebagai kunci. Hal tersebut ialah, banyaknya literatur atau referensi bacaan dan contoh permasalahan yang diangkat banyak. “Selain hal tersebut, dalam menentukan judul tentu kita harus menentukan melalui materi apa yang kita sukai atau materi apa yang kita kuasai.” ucap Wildan.

Salah satu mahasantri Darul Hikam, Agift mengatakan bahwa kegiatan ini tentunya sangat bermanfaat dan dapat mendidik baik untuk semester muda dan tua. “Intinya belajar terus aja dan punya kemauan, seperti melalui kegiatan-kegiatan seperti ini. Insyaallah cepat lulus.” ujar Agift yang juga PIC (Person In Charge) kegiatan bimbingan skripsi itu.

Acara berlangsung dengan banyaknya antusias dari mahasantri. Acara tersebut juga berjalan dengan lancar.

Reporter: Agift Akmal Maulana

Editor: M. Alif Syaihoni