Banyumas, Arina.id – Selama ini praktik pelaksanaan ibadah umat Islam di dalam negeri (Indonesia) hampir tanpa kendala sebab mayoritas warga negara Indonesia beragama Islam. Fasilitas, iklim, lingkungan, waktu bekerja serta banyak aspek lainnya mendukung peribadatan umat Islam di Indonesia.
Namun bagaimana pelaksanaan ibadah umat Islam Indonesia yang tinggal di luar negeri seperti Hong Kong, Korea Selatan, Taiwan, Belanda, Australia dan negara-negara lainnya?
Para peneliti dan penulis dari World Moslem Studies Center (Womester) mencoba mengulas persoalan tersebut dalam buku Pedoman Fikih di Luar Negeri.
Mematangkan penyajian dan konten buku ini, Womester mengadakan rangkaian Focus Discussion Group (FGD), di antaranya dengan Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri KH Saifuddin Zuhri (UIN SAIZU) Purwokerto di Banyumas Jawa Tengah, Selasa (10/9/2024).
Mohammad Romli, salah satu penulis buku tersebut mengungkapkan FGD penting diadakan untuk menerima masukan perbaikan terhadap draf buku, terkait bagaimana penerapan fiqih bagi Muslim Indonesia berada di luar negeri.
“Mengapa harus ada fikih luar negeri karena ketika mereka (Muslim Indonesia) sampai di luar negeri ada satu kegelisahan yang luar biasa; tidak hanya mereka mencari uang tetapi bagaimana mereka yang biasa menjalankan ibadahnya dengan nyaman di Indonesia. Ketika sampai di sana ada sesuatu yang meragukan (dalam pelaksanaan ibadah). Maka kita mencoba di Womester mengkaji ke arah itu,” ujarnya.
Sementara itu, Prof M Noor Harisudin, penulis lainnya mengungkapkan di beberapa negara yang pernah ia kunjungi dalam kegiatan dakwah, sering ditemukan keadaan toilet kering, sehingga ini menyulitkan umat Islam yang akan berwudlu.
“Akhirnya mereka mengangkat kaki ke wastafel atau ke lubang closet saat berwudlu,” kata Guru Besar UIN KHAS Jember ini.
Persoalan lainnya di luar negeri misalnya seorang sopir yang tidak bisa menjalankan shalat Jumat karena harus mengikuti peraturan majikan atau perusahannya.
Guru Besar UIN SAIZU, Prof H Ansori menanggapi positif penulisan buku tersebut. Pihaknya juga mengulas dan memberikan masukan beberapa bab atau kajian dari rancangan buku. Menurutnya fikih di negara-negara yang minoritas Islam dapat memudahkan umat Islam dalam beribadah.
Dia juga memberikan masukan agar penyertaan dalil-dalil fikih yang diadaptasi dapat disesuaikan agar tidak menimbulkan salah paham.
Sementara Durotun Nafisah, dosen UIN SAIZU yang telah berpengalaman melakukan pendampingan khususnya para buruh migran di Hong Kong, Taiwan dan Singapura menanggapi bahwa dirinya menemukan banyak persoalan lainnya yang dihadapi buruh migran Muslim asal Indonesia, yang belum diulas dalam rancangan buku.
Pada kesempatan tersebut juga dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding kerja sama antara Fakultas Syariah UIN SAIZU dan Womester terkait internasionalisasi perguruan tinggi.
Dekan Fakultas Syariah UIN SAIZU, H Supani menyambut baik FGD dan kerja sama ini.
“Mudah-mudahan silaturahmi Womester dengan Fakultas Syariah UIN SAIZU ini membawa manfaat dan berkah untuk kita sekalian,” harapnya.
Media Center Darul Hikam – Zaman sekarang adalah zaman kolaborasi. Kolaborasi merupakan hal yang urgen di masa sekarang. Untuk menopang kemajuan lembaga, maka semua harus dilakukan dengan berkolaborasi bersama pihak lain, termasuk misalnya dalam program internasionalisasi di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN).
Dalam rangka untuk memperkuat program internasionalisasi, Fakultas Syariah UIN Prof KH. Saifudin Zuhri Purwokerto melakukan kerjasama dengan World Moslem Studies Center (Womester) pada Selasa 10 September 2024 di aula UIN Fakultas Syariah SAIZU.
Dekan Fakultas Syariah UIN Purwokerto, Dr. KH. Supani, M.A menerima langsung kedatangan Womester.
“Saya dan civitas akademika UIN SAIZU mengucapkan terima kasih atas acara kerja sama ini. Insyaallah, kerja sama ini sangat bermanfaat bagi kampus kami, khususnya dalam program internasionalisasi,” ujar Dr. KH Supani.
Selama ini, lanjut Dr. Supani, UIN SAIZU sudah melakukan kegiatan internasionalisasi dengan mengirim mahasiswa ke berbagai negara, seperti Thailand dan Malaysia.
“KKN mahasiswa kami sudah ke Thailand dan Malaysia. Ke depan, kegiatan ini terus akan kami lanjutkan dan tingkatkan di masa-masa yang akan datang. Apalagi Womester ini bagian dari jaringan yang kita butuhkan,” ujar Dr. KH Supani yang juga aktif sebagai Badan Wakaf Indonesia Purwokerto.
Direktur Womester, Prof. Dr. KH. M Noor Harisudin, S.Ag., S.H., M.Fil.I, CLA., CWC. menyampaikan terima kasih atas sambutan hangat dari Fakultas Syariah UIN Prof KH. Saifudin Zuhri Purwokerto.
“Saya atas nama Womester mengucapkan banyak terima kasih. Saya bersama KH. Moh. Romli (Wakil Direktur), Abdul Kamil Rizani, (Sekretaris), dan M. Khanif (Bendahara Womester),” ujar Prof Haris yang juga Guru Besar UIN KHAS Jember.
Womester, lanjut Prof Haris, adalah NGO yang bergerak dalam studi Muslim di berbagai belahan dunia.
“Kami melakukan sejumlah kajian tentang negara-negara di dunia, khususnya bagaimana kehidupan umat Muslim di negara tersebut. Tidak hanya sebatas kajian, kami juga melakukan riset mendalam, pengabdian masyarakat, publikasi dan juga advokasi terhadap muslim dunia,” ujar Prof Haris yang juga Ketua PP Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara-Hukum Administrasi Negara.
Prof. Haris mengajak semua civitas akademika UIN SAIZU untuk senantiasa berkontribusi positif kepada umat atau dunia.
“Ada banyak kontribusi kita. Bisa mulai dari menyusun buku Pedoman Fikih Luar Negeri. Sebelumnya juga terbit buku Belanda, Negeri yang Islami. Dan bentuk kontribusi lainnya,” ujar Prof haris yang juga Ketua Komisi Pengkajian, Penelitian dan Pelatihan MUI Jawa Timur.
Perjanjian Kerjasama antara World Moslem Studies Center dengan Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri Purwokerto terdokumentasi Dengan Nomor: 091/Womester/IX/2025 Tentang Penguatan Internasionalisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi
Womester sendiri telah melakukan berbagai penelitian dan pengabdian masyarakat di luar negeri seperti Australia, New Zealand, Taiwan, Singapura, Malaysia, Hongkong, Belanda dan juga Jerman. Demikian juga berbagai kajian tentang muslim dunia dilakukan dalam sesi-sesinya. Harapannya, Fakultas Syariah dapat melakukan kolaborasi dengan kegiatan tersebut.
Media Center Darul Hikam – Perguruan Tinggi harus punya kontribusi pada masyarakat. Kalau perguruan tinggi tidak punya kontribusi pada pengembangan masyarakat (masjid), maka sebaiknya ‘dibubarkan’ saja. Riset-riset (skripsi, tesis dan disertasi) harus diarahkan salah satunya untuk pengembangan kualitas masjid.
Demikian disampaikan Prof. Dr. KH. M. Noor Harisudin, S.Ag, SH., M.Fil.I, CLA, CWC dalam Sekolah Manajemen Masjid yang diselenggarakan oleh Yayasan Dana Sosial al-Falah Jember pada Minggu, 8 September 2024 di Aula Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.
Sebaliknya, Prof Haris mengapresiasi Organisasi Filantropi seperti YDSF yang telah menginisiasi pergerakan masjid di daerah Jember khususnya dan Indonesia pada umumnya.
“YDSF sudah mulai inisiasi gerakan masjid. Biasanya kalau sudah bagus, nantinya diambil pemerintah seperti zakat, sertifikat halal, dan sebagainya”, ujar Guru Besar UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember tersebut mengkritik pemerintah.
Sebagaimana kita tahu, masjid secara bahasa berarti tempat sujud. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), masjid adalah rumah atau bangunan tempat umat Islam beribadah. Secara istilah syar’i, masjid adalah tempat yang diwakafkan untuk shalat dengan niat menjadikannya masjid. Ini berbeda dengan musholla yang didefinisikan sebagai tempat shalat secara mutlak, baik berupa wakaf, milik pribadi, hibah, dan lain sebagainya. Dari definisi ini, jelas bahwa masjid sudah pasti wakaf, sedangkan mushala belum tentu wakaf.
Geliat masjid di Indonesia khususnya di Jember ini, menurut Prof. Haris, luar biasa. Setidaknya terdapat empat model atau tipe masjid dilihat dari perspektif kemakmuran masjid.
“Tipe A,B, C dan D. Tipe D itu yang terendah, baru buka menjadi masjid dan memulai ketakmiran. Sebaliknya, Tipe A adalah ideal. Masjid Tipe A sistem dan manajemen sudah berjalan. Memiliki Taman Pendidikan al-Qur’an, Sekolah Dasar, dan usaha bisnis yang mandiri”, ujar Prof. Haris yang juga Wakil Ketua PW Lembaga Dakwah NU masa bakti 2018-2024.
Dalam sesi dasar-dasar manajemen masjid, Prof Haris menyebut teori lama manajemen yang meliputi planning, organizing, actuating dan controlling.
“Umumnya pakai ini untuk sampai pada tujuan organisasi. Kita patut bertanya pada diri sendiri: apa kita sudah menggunakan ini? Apa ada perencanaan yang matang rencana kerja masjid tiap tahun?,” ujar Prof Haris yang menulis lebih dari tiga puluh buku tersebut.
Kalau menurut standard Kemenag RI, ada tiga bidang manajemen masjid. Pertama, bidang idarah yang meliputi tata administrasi, perkantoran, dan sebagainya. Kedua, bidang imarah yang fokus pada kemakmuran masjid seperti jamaah sholat lima waktu, sholat Idul Fitri dan sholat Idul Adha. Demikian juga pengajian di masjid.
“Kemudian ketiga, bidang riayah dan pengembangan. Bidang ini terkait sarana prasarana dan maintenance-nya serta bagaimana mengembangkannya,” tukas Prof haris yang juga pengasuh Ponpes Darul Hikam Mangli Kaliwates Jember.
Namun, kalau ingin seperti masjid Jogokarian di Yogyakarta, maka bisa dimulai dengan empat tahapan manajemen, yaitu pemetaan, pelayanan, pemberdayaan dan pertanggungjawaban.
“Pemetaan ini berbasis kebutuhan jamaah masjid masing-masing. Semua masjid punya kekhasan yang tidak dimiliki oleh masjid lain. Selain pemetaan masjid juga pemetaan jamaah masjid,” ujar Prof Haris yang juga Ketua PP Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara-Hukum Administrasi Negara.
Sementara, dalam pelayanan, lanjut Prof Haris, takmir selayaknya memperluas cakupan bukan hanya layanan ibadah, melainkan juga dengan layanan kesehatan, layanan sosial, dan sebagainya.
“Jadi tempatkan masjid bukan sebagai tempat ibadah saja, melainkan juga sosial dan kesehatan”, ujar Prof Haris yang sering berdakwah ke luar negeri,
Dalam pemberdayaan, lanjut Prof Haris, Takmir masjid juga dapat melakukan berbagai pelatihan atau training untuk memberdayakan jama’ah masjid. Narasumbernya juga orang-orang berkompeten dari masjid. Misalnya sekolah bisnis UMKM, pelatihan soft skill, dan sebagainya.
“ Terakhir, pertanggungjawaban. Pertanggungjawaban ini bisa dengan dilaporkan di masjid sebelum khutbah Jum’at, atau juga papan pengumuman masjid. Kalau untuk laporan juga bisa menggunakan Buletin,” ujar Prof Haris yang juga Ketua PP Asosiasi Dosen Pergerakan Ikatan Keluarga Alumni PMII.
Dalam penutupnya Prof Haris menyampaikan manajemen baru dari Peter Drucker. “Kalau masjid anda ingin hebat, pakai ini. Yaitu manajemen Peter Drucker: Marketing, speed, dan innovation. Ketiga ini akan membuat perkembangan masjid anda melaju keras,” ujar Prof Haris yang juga Ketua Komisi Pengkajian, Penelitian dan Pelatihan MUI Jawa Timur.
Acara yang dimoderatori Ust. H. Agus Salim ini berlangsung seru dimulai pagi jam 08.00. Pertanyaan dari peserta terkait dengan permasalahan masjid masing-masing menjadi fokus pembahasan yang menarik. Misalnya saldo nol yang malah menjadi fitnah, dan lain sebagainya, Acara sesi pertama tidak terasa selesai jam 10.00 pagi.
Media Center Darul Hikam – Tujuan utama Mahasantri Darul Hikam ke Jember adalah menuntut ilmu. Bukan yang lain. Demikian disampaikan oleh Prof. Dr. KH. M. Noor Harisudin, S.Ag, SH, M. Fil, I, CLA, CWC dalam Pembukaan Pembelajaran Pondok Pesantren Darul Hikam Tahun Akademik 2024/2025 di Aula Pondok Cabang Putra Ajung Jember pada Kamis, 5 September 2024.
“Jangan sampai organisasi mengalahkan ilmu. Jangan sampai bisnis meninggalkan ilmu. Kalian datang ke sini, untuk tujuan ilmu,” tegas Prof Kiai Haris yang juga Ketua PP Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara-Hukum Administrasi Negara.
Jika orang menggunakan ilmu, lanjut Prof Haris, insyaallah dia akan diangkat derajatnya oleh Allah Swt. “Kalian sebelum ingin menjadi politisi, akademisi, birokrat, pengasuh pesantren (kiai/nyai), yang utama adalah kalian harus punya ilmu dan cinta ilmu dulu,” tandas Prof Kiai Haris yang juga Guru Besar UIN KHAS Jember.
Prof Kiai Haris yang juga Ketua Komisi Pengkajian Penelitian dan Pelatihan MUI Jawa Timur menjelaskan tentang pentingnya ilmu pengetahuan. Misalnya dalam Al-Qur’an, ketika Allah bertanya kepada semua makhluk “Alastu birabbikum?” (Bukankah Aku ini Tuhanmu?), jawabannya adalah “Bala”(Benar).
Menurutnya, kata “Bala” memiliki makna yang lebih tepat dalam konteks ini dibandingkan dengan kata “Naam” (Ya). Jika kita menggunakan “Naam” sebagai pengganti “Bala”, dapat menyebabkan perubahan makna yang serius dan berpotensi membuat seseorang terjerumus dalam kekafiran menurut Ibnu Abbas.
“Oleh karena itu, penting untuk memahami dan menggunakan kata-kata dengan benar dalam teks-teks agama. Dan tentu demikian ini pakai ilmu,” tambah Prof Haris yang juga Direktur Womester.
Sementara itu, Ibu Nyai Hj. Robiatul Adawiyah, SHI, MH menyampaikan pentingnya memiliki kesadaran akan dicintai Nabi Muhammad Saw. Menurutnya, Rasulullah SAW sangat mencintai umatnya.
“Memahami dan merasakan cinta Allah serta Rasul-Nya adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan seorang Muslim, dan kesadaran ini dapat memperdalam hubungan spiritual dan iman kita. Dari sini, kita berniat untuk melaksanan ajaran-ajaran Nabi Muhammad Saw,” ujar Ibu Nyai Robi yang juga Dosen Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri KHAS Jember.
Dalam kegiatan tersebut, Ketua Pondok Pusat, Lum’atul Muniroh, memaparkan sejumlah aturan yang telah ditetapkan di Pesantren Darul Hikam.
“Aturan yang ada di pesantren ini wajib dipatuhi oleh semua mahasantri. Tentunya, aturan tersebut disusun demi kebaikan seluruh mahasantri,” ujar Lum`ah yang juga mahasiswa Fakultas Ushuludin Adab dan Humaniora UIN KHAS Jember.
Di tahun ajaran kali, Pesantren Darul Hikam akan melakukan kajian sejumlah kitab kuning dan kegiatan inovatif lainnya. Seperti kajian Kitab Kifayatul Akhyar, Imrithi, Sulamut Taufiq, dan Kitab Ta’limul Muta’allim. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Alifah Rahmah Putri, Ketua Pondok Cabang Putri Darul Hikam.
“Tahun ini Darul Hikam sudah menyusun kurikulum yang akan menjadi pedoman pembelajaran di pesantren ini. Selain kajian kitab kuning, ada juga program tahfidz, jurnalistik, manasik haji/umrah, pelatihan perawatan jenazah dan lain-lain,” jelasnya.
Acara yang dipimpin oleh Agift Akmal Maulana dan Azza Naqdan Mufti yang keduanya merupakan mahasantri putra Darul Hikam ini berjalan dengan khidmah, seru dan lancar. Apalagi diisi ice breaking Siska Dwi Santika dan Siti Faiqatul Janah dan Tim Sholawat Nabi Muhammad Saw. Sebelumnya, acara tersebut dibuka dengan acara buka puasa bersama.
Media Center, 28 Agustus 2024 Sebagai Lembaga wakaf yang terus berkembang, Darul Hikam terus menerus berbenah diri. Darul Hikam juga terus meng- update berbagai layanan dan program filantropi untuk masyarakat luas Indonesia. Oleh karena itu, pada tanggal 27 Agustus 2024, Lembaga Wakaf Darul Hikam mengirim dua utusan untuk melakukan benchmarking pada Dompet Dluafa Republika yang berkantor di Jakarta.
Dompet Dluafa Republika sendiri merupakan Lembaga filantropi yang sudah tiga puluh satu tahun berkhidmah untuk Indonesia. Sebagaimana maklum, Dompet Dhuafa Republika merupakan lembaga nirlaba milik masyarakat indonesia yang telah berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa dengan dana ZISWAF (Zakat, Infaq, Shadaqah, dan Wakaf).
Dimulai sejak April 1993, Koran Republika menyelenggarakan promosi untuk surat kabar yang baru terbit tiga bulan itu di stadion Kridosono, Yogyakarta.Acara di stadion itu juga dimaksudkan untuk menarik minat masyarakat Yogya untuk membeli saham koran umum Harian Republika. Hadir dalam acara itu Pemimpin Umum/Pemred Republika Parni Hadi, Dai Sejuta Umat, (alm) Zainuddin MZ dan Raja Penyanyi Dangdut H. Rhoma Irama serta awak pemasaran Republika.
Pada tanggal 2 Juli 1993, sebuah rubrik di halaman muka Harian Umum Republika dengan tajuk Dompet Dhuafa pun dibuka. Kolom kecil tersebut mengundang pembaca untuk turut serta pada gerakan peduli yang diinisiasi Harian Umum Republika. Tanggal ini di kemudian hari ditetapkan sebagai hari jadi Dompet Dhuafa Republika. Rubrik Dompet Dhuafa di Koran Republika mendapat sambutan luar biasa. Hal ini ditandai dengan adanya kemajuan yang signifikan dari pengumpulan dana masyarakat. Oleh karenanya, muncul berbagai kebutuhan untuk memformalkan aktivitas yang dikelola Keluarga Peduli di Republika.
Pada tanggal 4 September 1994, Yayasan Dompet Dhuafa Republika pun didirikan. Profesionalitas Dompet Dhuafa kian terasah seiring meluasnya program kepedulian dari yang semula hanya bersifat lokal menjadi nasional, bahkan internasional. Tidak hanya berkhidmat pada bantuan dana bagi kalangan tak berpunya dalam bentuk tunai, Dompet Dluafa juga mengembangkan bentuk program yang lebih luas seperti bantuan ekonomi, kesehatan, pendidikan dan bantuan bencana.
Pada tanggal 10 Oktober 2001, Dompet Dhuafa Republika oleh pemerintah dikukuhkan untuk pertama kalinya sebagai Lembaga Zakat Nasional (Lembaga Amil Zakat) oleh Departemen Agama RI. Pembentukan yayasan dilakukan di hadapan Notaris H. Abu Yusuf, SH tanggal 14 September 1994, diumumkan dalam Berita Negara RI No. 163/A.YAY.HKM/1996/PNJAKSEL. Melihat besarnya khidmah dan kontribusinya untuk Indonesia, maka Lembaga Wakaf Darul Hikam merasa penting untuk melakukan studi banding ke lembaga bonafid tersebut.
Pada Hari Selasa, tanggal 27 Agustus 2024, Prof. MN. Harisudin bersama Abdul Kamil Rizani ditemui Mbak Fani, bidang komunikasi Dompet Dluafa Republika, berkunjung dalam rangka Benchmarking ke kantor Dompet Dluafa di Jakarta. Acara benchmarking berlangsung secara khidmah, mendalam dan fokus di dalam meeting room yang mewah dan asri milik Dompet Dluafa Republika. Ada empat fokus benchmarking, antara lain: manajemen sumber daya manusia, manajemen fundrising, manajemen program, dan manajemen pengembangan wakaf.
Pada sesi pertama, manajemen Sumber Daya Manusia, Ustadz Widodo mengatakan bahwa perencanaan merupakan hal penting dalam tata Kelola ziswaf di Dompet Dluafa Republika. Dimulai dari perencanaan kebutuhan sumber daya insani Dompet Dluafa menyebutnya—, lalu dianggarkan dan dilaksanakan. Setelah memperoleh sumber daya insani, mereka dilatih secara berjenjang, ujar Ustadz Widodo, Manager Pengembangan Sumber Daya Insani Dompet Dluafa.
Jika sumber daya insani sudah establish, maka yang dilakukan adalah penguatan dan refresh sumber daya insani setiap tahunnya. Selain itu, jenjang karir juga diperhatikan. Ada empat level karir di Dompet Dluafa dibawah Direktur., pungkas alumni Institut Teknologi Surabaya tersebut.
Pada sesi kedua, manajemen fundrising, Ustadzah Utami mengatakan bahwa di bagian ini sangat penting.Jumlah fundriser lebih banyak karena ini pondasi utama filantropi. Rata-fata, kenaikan hasil fundrising per tahun ditargetkan sampai 15 persen (optimis), 10 persen (moderat) dan 7 persen (realistis), ujar Ustadzah Utami yang juga Manager Penghimpunan ZIS Partnership Dompet Dluafa.
Dompet Dluafa sangat memperhatikan trust. Kalau donatur mendapatkan reward, mereka malah tidak mau. Demikian juga, jika acara Dompet Dluafa diadakan di hotel, mereka nanti malah bertanya: uangnya dari mana? Jadi, uang harus digunakan tepat sasaran. Akhirnya, kalau mereka mau evaluasi program ke daerah, ya ikut Dompet Dluafa. Mereka malah untuk ikut senang meskipun harus berbayar sekalian wisata bersama keluarga atau orang terdekat, lanjut Ustadzah Utami. Ustadzah Utami adalah manager fundrising Dompet Dluafa.
Dalam sesi tiga, yaitu manajemen program, Ustadz Udhi Tri Kurniawan meng-highlight program-program yang berdampak luas pada masyarakat Indonesia. Secara umum, program mencakup lima kegiatan, yaitu sosial kemanusiaan, pendidikan, kesehatan. ekonomi dan dakwah budaya. Hanya di disini, kami akan menghighligh program -program yang paling diminati masyarakat, pungkasnya yang juga Deputi Program Ekonomi Dompet Dluafa.
Misalnya Desa Kopi Sinjai, Kopi Solok, Desa Tani, dan program-program lain yang sangat bermanfaat pada masyarakat. Untuk kesuksesan program ini, kami menerjunkan apa yang disebut dengan local leader. Merekalah yang membantu Dompet Dluafa sehingga program bisa sukses dan yang lebih penting berkelanjutan (sustainable) , pungkas Ustadz Udi.
Sustainibilty menjadi hal penting lain dalam setiap program Dompet Dluafa Republika. Kegiatan Dompet Dluafa dianggap sukses kalau terus berlanjut. Kalau hanya setahun hingga dua tahun berjalan, itu namanya masih belum sustainable. Tentu, itu perlu ditinggkatkan lagi, jelas Ustadz Udi panjang lebar dan bersemangat.
Sementara, pada akhir diskusi sesi manajemen pengembangan wakaf, Ustadz Ali Bastoni, General Manajer Penghimpunan dan Literasi Wakaf Dompet Dluafa mengatakan bahwa fundrising wakaf Dompet Dluafa sama dengan manajemen zakat, infak dan sedekah. Hanya conten-nya saja yang berbeda, ujar Ustadz Ali.
Sebagaimana kita ketahui, wakaf Dompet Dluafa telah berhasil membangun sejumlah rumah sakit di Indonesia. Misalnya RS KH. Hasyim Asyari di Tebuireng Jombang, RS Achmad Wardi di Banten, dan sejumlah RS yang lain. Kalau ini, biasanya blended finance. Selain disupport dana wakaf, maka juga dana lain yang halal dan relevan tentunya, kata Ustadz Ali.
Prof. Haris sangat berterima kasih pada Dompet Dluafa Republika yang telah banyak berbagi pengalaman. Dompet Dluafa Republika telah banyak menginspirasi dan memberi kontribusi pada Indonesia. Lembaga Wakaf Darul Hikam harus bisa meniru Dompet Dluafa nantinya. Ini sudah banyak yang dipelajari, namun saya yakin masih lebih banyak lagi yang belum dipelajari, ujar Prof. Haris yang juga Direktur Eksekutif Lembaga Wakaf Darul Hikam.
Benchmarking ke Dompet Dluafa berlangsung serius, namun tetap khidmah. Gelak tawa kadang mengiringi diskusi ziswaf tersebut. Acara benchmarking dimulai jam 09.00 pagi hingga jam 16.30 sore. Tak terasa, dua utusan Darul Hikam harus undur diri setelah menimba banyak ilmu dari Dompet Dluafa di Jakarta.
Jakarta, NU Online Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) mengumumkan pendaftaran Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) yang terdiri dari Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).
Berdasarkan surat edaran Badan Kepegawaian Negara (BKN) nomor: 5419/B-KS.04.01/SD/K/2023, seleksi CPNS akan dibuka pada 20 Agustus sampai 6 September 2024 mendatang. “Berkenaan dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 293 Tahun 2024 tentang Penetapan Kebutuhan Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Instansi Pemerintah, bersama ini kami sampaikan jadwal seleksi pengadaan CPNS TA 2024 sebagaimana terlampir,” tulis surat edaran yang dikutip NU Online, Rabu (14/8/2024).
Pendaftaran CASN seluruhnya akan dilakukan secara online melalui https://sscasn.bkn.go.id/. Berdasarkan penelusuran NU Online, Rabu (14/8/2024), akan tetapi sampai saat ini halaman tersebut masih belum dapat digunakan.
Jadwal seleksi CPNS 2024
Pengumuman, Pendaftaran, dan Seleksi Administrasi: 20 Agustus sampai 17 September 2024
Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) CPNS: 16 Oktober sampai 19 November 2024
Pengumuman Hasil SKD CPNS: Minggu kedua November 2024
Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) CPNS dengan CAT dan Non-CAT: 20 November sampai 20 Desember 2024
Pengumuman Kelulusan Akhir CPNS: 5 sampai 12 Januari 2025
Usulan Penetapan Nomor Induk (NIP) CPNS: 22 Februari sampai 23 Maret 2025
Syarat-syarat peserta CPNS 2024
Sesuai dengan Permen PAN & RB No. 27 Tahun 2021 (https://peraturan.bpk.go.id/Details/170593/permen-pan-rb-no-27-tahun-2021). Syarat-syarat yang dibutuhkan adalah lulusan SMA hingga S1 yang memenuhi syarat CPNS 2024, peserta yang telah berusia 40 tahun juga diperkenankan untuk mendaftar. Namun, ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi diantaranya;
Warga Negara Indonesia (WNI);
Tidak pernah dipidana penjara selama 2 tahun atau lebih;
Tidak pernah diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau tidak dengan hormat sebagai PNS, TNI, Polri, atau pegawai swasta;
Tidak berkedudukan sebagai CPNS, PNS, TNI, atau Polri; Pelamar tidak menjadi anggota atau pengurus partai politik atau terlibat politik praktis;
Memiliki kualifikasi pendidikan sesuai dengan persyaratan jabatan;
Pelamar sehat jasmani dan rohani sesuai dengan persyaratan jabatan yang dilamar; Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah NKRI atau negara lain yang ditentukan oleh instansi pemerintah;
Pelamar berusia 18-35 tahun pada saat melamar kecuali dokter spesialis, dokter gigi spesialis, dokter pendidik klinis, dosen, peneliti, dan perekayasa yang boleh melamar CPNS dengan batas usia paling tinggi 40 tahun.
Media Center Darul Hikam – International Court of Justice(ICJ) atau Mahkamah Internasional telah mengeluarkan putusan yang menyatakan bahwa pendudukan Israel atas wilayah Palestina adalah ilegal. Putusan tersebut dibacakan oleh Presiden Mahkamah Internasional, Nawaf Salam pada Jumat (19/7/2024) di Den Hag Belanda.
Putusan ini menandai langkah penting dalam upaya internasional untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama beberapa dekade di Palestina.
Direktur World Moslem Studies Center (WOMESTER) Depok, Prof. Dr. KH. M. Noor Harisudin, S.Ag., S.H., M.Fil.I., CLA., CWC mendukung putusan pengadilan tinggi PBB yang menyatakan bahwa pendudukan Israel atas wilayah Palestina yang berlangsung selama puluhan tahun ini adalah ilegal.
“Pendudukan ini harus segera diakhiri dan Israel sudah selayaknya mematuhi keputusan dari pengadilan tinggi PBB tersebut. Jangan mengingkari, tapi harus menerima dan melaksanakan segera keputusan ini,” ujar Prof Haris yang juga Ketua Pengurus Pusat Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara – Hukum Administrasi Negara pada Sabtu, (20/07/2024) di kediamannya.
Prof. Haris juga mengatakan bahwa seluruh masyarakat dunia menyatakan dukungan penuh terhadap putusan yang telah diambil terkait konflik Israel-Palestina.
Putusan tersebut dianggap proporsional dan sesuai dengan prinsip keadilan, mengingat tindakan Israel di tanah Palestina yang telah dinilai ilegal sejak dahulu hingga sekarang.
“Kita semua (masyarakat dunia) harus mendukung keputusan ini karena sudah proporsional dan semestinya melihat apa yang dilakukan Israel di tanah Palestina adalah ilegal sejak dulu sampai sekarang,“ tambah Prof. Haris yang juga Ketua Komisi Pengkajian, Penelitian, dan Pelatihan MUI Jawa Timur.
Dalam hal ini, Prof. Haris mendesak agar keputusan ini dapat dilaksanakan dengan baik. Terdapat tindak lanjut dan nyata dari pihak terkait untuk memastikan keputusan tersebut dapat dijalankan dengan efektif, sehingga dapat membawa perubahan positif bagi rakyat Palestina.
“Dengan adanya dukungan internasional yang kuat, diharapkan perdamaian dan keadilan di wilayah tersebut dapat segera terwujud. Masyarakat dunia berharap agar keputusan ini menjadi langkah awal menuju solusi yang adil dan damai bagi konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung lama,” tambah Prof. Haris yang juga Ketua Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Darul Hikam Kaliwates Jember.
Tak hanya itu, Prof. Haris juga menekankan bahwa perhatian harus beralih pada tindak lanjut untuk memastikan keputusan ini betul-betul dilaksanakan di tanah Palestina.
“Warga dunia harus mendukung putusan pengadilan. Saya juga menyerukan langkah-langkah konkret untuk mengawal pelaksanaan putusan ini. Di sini diperlukan pengawasan dan dukungan berkelanjutan dari warga dunia untuk memastikan bahwa keputusan ini tidak hanya berhenti di atas kertas,” ucap Prof. Haris yang juga Guru Besar UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember itu.
Menurut Prof Haris, diperlukan langkah-langkah tindak lanjut yang diusulkan termasuk pembentukan tim pengawas internasional yang akan memantau implementasi keputusan di lapangan.
“Tekanan diplomatik dan sanksi internasional terhadap Israel juga dipertimbangkan jika terdapat indikasi ketidakpatuhan,” pungkasnya.
Media Center Darul Hikam – Warga negara khususnya generasi muda di era digital dalam hal bela negara masih perlu ditingkatkan. Oleh karena itu, Komenwa Mahasurya Jawa Timur bekerjasama dengan Komisi A DPRD Provinsi Jawa Timur menggelar Sarasehan Pertahanan dengan tema ‘Peran Generasi Muda Dalam Pertahanan Negara Di Era Digital’ pada 18 Juli 2024 di Hotel Mercure Surabaya.
Anggota Komisi A DPRD Provinsi Jawa Timur, Dr. Freddy Purnomo, S.H., M.H mengaku siap untuk memfasilitasi kegiatan yang mendukung peran pemuda dalam menjaga keutuhan bangsa.
“Adik-adik harus semakin berkualitas dan berintegritas agar bangsa kita semakin besar dan maju serta menjadi kebanggaan kita semua,” pesan Dr. Freddy Purnomo dalam Keynote Speechnya.
Pengamat Militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi menyampaikan, bahwa saat ini dunia menghadapi ancaman dari kombinasi peperangan generasi keempat (4GW) dan kelima (5GW).
Perbedaan utama antara 4GW dan 5GW terletak pada penggunaan teknologi dan taktik. Peperangan generasi keempat lebih fokus pada perang asimetris dan dukungan populasi, sementara peperangan generasi kelima lebih fokus pada serangan digital, informasi, dan teknologi canggih untuk mencapai tujuan strategis.
“Gabungan ancaman ini menciptakan lingkungan konflik yang sangat kompleks, di mana batas antara perang dan damai menjadi kabur, dan metode tradisional untuk mengidentifikasi dan merespons ancaman menjadi kurang efektif,” ujar Fahmi.
Pemuda, lanjut Fahmi juga memiliki peran dalam menghadapi ancaman tersebut. Salam satunya dengan melakukan penguatan di bidang pendidikan dan literasi digital.
“Memasukkan materi tentang keamanan siber, literasi digital, dan pentingnya pertahanan negara dalam kurikulum sekolah dan universitas. Termasuk mengadakan workshop, seminar, dan diskusi tentang isu-isu pertahanan dan keamanan nasional di era digital,” jelasnya lagi.
Sementara itu, Guru Besar UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember, Prof. Dr. KH. M. Noor Harisudin, S.Ag., S.H., M.Fil.I., CLA., CWC. menyoroti peran pemuda untuk ikut turut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan. Ia menilai, bela negara tidak hanya menjadi tugas TNI/Polri, namun seluruh elemen masyarakat.
Prof Haris mengungkapkan bahwa setiap warga negara, termasuk pemuda memiliki kewajiban untuk ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan, baik melalui pelatihan militer, pengabdian masyarakat, atau partisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang mendukung stabilitas nasional.
“Bela negara dapat dilakukan oleh seluruh masyarakat melalui bidang pekerjaan dan ilmu terapan yang dikuasai, untuk meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa dan negara,” kata Prof Haris
Prof Haris menjelaskan, ancaman negara dapat dibagi ke dalam berbagai macam, diantaranya; ancaman militer, ancaman non militer dan ancaman hibrida.
“Ancaman dapat berwujud agresi, terorisme, pemberontakan bersenjata, bencana alam, pencurian sumber, penyalahgunaan narkoba, serangan siber, serangan nuklir, serangan biologi, atau wujud ancaman yang membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik lndonesia, dan keselamatan segenap bangsa,” jelas Prof Haris yang juga Ketua Pengurus Pusat Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara – Hukum Administrasi Negara (PP APHTN-HAN).
Prof Haris yang juga Ketua Komisi Pengkajian dan Pelatihan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim menerangkan bahwa bela negara di era digital saat ini bukan lagi melawan sekutu dengan mengangkat senjata, melainkan melawan berita bohong atau hoaks, hacker, phising, ransomware, kebocoran data, penipuan, serangan siber, ujaran kebencian, pencurian data pribadi, cyberbullying hingga pornografi.
“Maka dari itu pemuda harus melek digital. Melek digital ini dapat digunakan untuk tujuan ketahanan negara, untuk persatuan dan kesatuan bangsa,” pungkasnya.
Acara berlangsung sangat seru dan menarik dengan diikuti oleh ratusan peserta yang dipimpin oleh Ahmad Reza Alfian berperan sebagai moderator.
Media Center Darul Hikam – Kolaborasi Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Darul Hikam Mangli Kaliwates Jember bersama LPK Career Development Center PPM Aswaja Nusantara Yogyakarta dalam menyelenggarakan pelatihan program Prakerja, kini semakin menunjukkan hasil.
Koordinator Program Prakerja Darul Hikam, Wildan Rofikil Anwar, S.H., M.H. mengatakan bahwa, sekitar 300 peserta yang tergabung dari gelombang 63 hingga gelombang 70 telah menerima insentif dari program tersebut.
“Darul Hikam berkomitmen untuk membantu orang lain memenuhi kebutuhan mereka, terutama dalam mendapatkan insentif dari program Prakerja. Komitmen ini tidak hanya mencakup masyarakat di Jember, tetapi juga seluruh Indonesia,” ucap Wildan yang juga tenaga pengajar PP Darul Hikam Mangli Kaliwates Jember.
Pelayanan yang diberikan, lanjut Wildan, meliputi berbagai tahapan, mulai dari pelatihan pembuatan akun, BIMTEK pembuatan akun, pendaftaran gelombang, pembelian pelatihan, hingga pencairan insentif.
“Pelayanan ini dirancang untuk memastikan bahwa setiap peserta dapat merasakan manfaat maksimal dari program Prakerja,” ujar Wildan yang juga peraih penghargaan Skripsi Terbaik Fakultas Syariah Tahun 2021 lalu.
Wildan juga mengatakan, meskipun program ini mungkin tidak sepenuhnya membantu 100%, namun setidaknya masyarakat dapat menikmati manfaat dari program yang dibuat oleh pemerintah. Bantuan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dan membantu masyarakat dalam meningkatkan keterampilan serta memperoleh insentif yang layak
“Program ini bukan hanya sekedar memberikan pelatihan dan insentif, tetapi juga memberikan harapan baru bagi banyak orang yang mencari cara untuk meningkatkan kualitas hidup mereka,” kata Wildan yang juga Managing Editor Jurnal Constitution Fakultas Syariah UIN KHAS Jember.
Dampak tersebut betul-betul dirasakan misalnya oleh Pak Nawawi, peserta Prakerja yang bergabung ke tim YPI Darul Hikam tersebut mengungkapkan rasa terima kasihnya atas pendampingannya selama ini.
“Kami mendapatkan banyak manfaat. Saya dan istri kini lebih memahami cara membuat penulisan berita yang benar dan baik, serta penggunaan tata bahasa yang tepat. Hal ini membuat berita yang kami tulis lebih mudah dipahami oleh publik,” jelasnya.
Pak Nawawi juga mengatakan bahwa selain mendapatkan manfaat pelatihan, dalam program Prakerja ini juga mendapatkan insentif yang sangat berarti bagi kesejahteraan keluarga.
“Insentif ini sangat membantu menopang kebutuhan keluarga kami. Sekali lagi, kami mengucapkan terima kasih kepada YPI Darul Hikam atas bimbingan dan dukungannya,” kata Pak Nawawi.
Tidak ketinggalan Ekik Filang Pradana, S.H., seorang santri yang juga menjadi peserta Prakerja Darul Hikam tersebut, memanfaatkan program Prakerja sebaik mungkin, khususnya untuk biaya masa akhir studi S1-nya di UIN KHAS Jember.
“Insentif Prakerja ini sangat berarti, saya menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan kuliah, membayar persyaratan sidang skripsi, serta membeli buku-buku kuliah yang sangat diperlukan,” ungkap Ekik.
Ekik melanjutkan bahwa dukungan ini bukan hanya soal uang, tapi soal harapan dan kesempatan.
“Tanpa insentif ini, saya mungkin tidak bisa menyelesaikan kuliah tepat waktu. Melalui insentif yang diberikan ini dapat menjadi motivasi dan harapan baru bagi saya yang berjuang untuk masa depan yang lebih baik. Saya benar-benar berterima kasih kepada YPI Darul Hikam dari program Prakerja,” tambah Ekik.
Anjani, peserta Prakerja yang juga mahasiswi UIN Walisongo Semarang, turut merasakan dampak positif dari program Prakerja yang ada di Darul Hikam. Menurutnya, mengikuti Prakerja merupakan pengalaman baru yang berharga bagi dirinya.
“Prakerja sendiri memberikan banyak manfaat bagi saya dari segi ilmu pengetahuan dan segi dunia pekerjaan. Prakerja juga memberi keuntungan bagi saya, salah satunya mendapatkan insentif yang dapat membantu kebutuhan saya sebagai mahasiswa,” ujarnya.
Anjani menambahkan, bahwa program ini tidak hanya memberikan manfaat materiil tetapi juga training yang melatih dirinya dalam menghadapi dunia pekerjaan.
“Program ini dapat melatih diri saya dalam terjun dunia pekerjaan, memberi gambaran seperti apa dunia pekerjaan sebenarnya,” jelasnya.
Begitupun dengan Anjani. Insentif yang diterimanya juga sangat membantu kesejahteraannya sebagai mahasiswa.
“Insentif ini saya gunakan untuk memenuhi kebutuhan saya sebagai mahasiswa, salah satunya membeli buku. Insentif sangat membantu dalam meningkatkan kesejahteraan saya,” pungkas Anjani.
Media Center Darul Hikam – Duta Besar RI untuk Kolombia (2017-2021), Dr. (H.C) Priyo Iswanto, S.Hum., M.H. menjelaskan, karya bukunya yang berjudul ‘Diplomasi Tiga Zaman’ terinspirasi dari perjalanan kariernya sebagai seorang diplomat yang diwarnai oleh tiga zaman yang berbeda.
“Tiga zaman yang dimaksud adalah Era Bipolar di mana Barat dan Uni Soviet berkonflik di Perang Dingin. Selanjutnya, Era Unipolar dengan dominasi Amerika Serikat yang mengarah pada globalisasi setelah Uni Soviet bubar. Kemudian Era multipolar saat kekuatan Amerika Serikat mulai kendur pada abad ke-21 dan munculnya peran negara-negara menengah atas seperti Cina, Rusia, Brazil, Turki, dan Indonesia,” ujar Dr. Priyo dalam acara Bedah Buku Diplomasi Tiga Zaman yang diselenggarakan oleh World Moslem Studies Center bersama Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada Rabu, 03 Juli 2024.
“Selama 36 tahun berkarier sebagai diplomat, saya mengalami berbagai pengalaman unik yang belum tentu dialami oleh diplomat lain seperti negara bubar dan suksesi negara, pengakuan negara baru, tiga kudeta, membuka kantor kedutaan baru, kunjungan kenegaraan, ekstradisi gembong mafia Italia, pernah disekap perampok selama 4 jam di dalam taksi, dan gagasan-gagasan ke depan. Saya berharap buku ini dapat memberikan perspektif baru tentang diplomasi yang menarik bagi masyarakat umum, mahasiswa, dan akademisi di bidang hubungan internasional dan hukum internasional,” tambah Dr. Priyo.
Ia juga menjelaskan peluang dan tantangan dalam diplomasi bilateral dan multilateral. Menurutnya, diplomasi bilateral hasilnya lebih membumi dan akan lebih mudah dilakukan jika negara memiliki posture yang kuat terlebih bila mampu menerapkan tangan di atas lebih baik seperti investasi, alih pengetahuan/teknologi, dan hibah/donasi.
“Komponen tersebut dapat meningkatkan citra dan daya ungkit lebih tinggi karena negara akreditasi yang akan mencari kita,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa di negara kecil, pertemuan diplomat dengan pejabat tinggi seperti menteri luar negeri akan lebih mudah dibandingkan di negara negara besar.
Sementara itu, dalam diplomasi multilateral, ia menekankan bahwa bidang ini memerlukan individu yang kompeten, terbuka, dan pandai bergaul.
“Karena informasi dan posisi kita akan lebih diterima jika kita bisa berkawan. Akan lebih mudah mencari kesesuaian antara posisi kita dengan posisi teman-teman kita,” ungkapnya.
Sementara itu, Pembahasa pertama, Direktur World Moslem Studies Center (Womester), Prof. Dr. KH. M. Noor Harisudin, S.Ag., S.H., M.Fil.I., CLA., CWC, menilai buku tersebut dapat menjadi guidance bagaimana menjadi seorang diplomat hingga Duta Besar. Karena di dalamnya terdapat 18 topik menarik yang berisi teori dan praktik baik seorang diplomat dan duta besar RI Kolombia.
“Menjadi diplomat adalah impian bagi sebagian kalangan anak muda yang memiliki cita-cita tinggi namun mereka tidak tahu cara mendapatkan dan berproses menjadi diplomat. Oleh karena itu, buku ini menjadi bacaan wajib calon diplomat. Apalagi, beliau kalua di pesantren disebut dengan ar-rasikhuna fil ilmi. (orang-orang yang ilmunya mandarah daging), khususnya dalam ilmu diplomasi,” jelas Prof. Haris yang juga Ketua PP Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara-Hukum Administrasi Negara (APHTN-HAN).
Prof Haris juga menyampaikan, Dr. (HC) Priyo Iswanto penulis buku tersebut adalah seorang diplomat yang meniti karir dengan background pendidikan Bahasa Inggris (S1) dan Hukum Bisnis Internasional (S2), dengan kunci “terus update belajar” yang akhirnya menjadi Duta Besar di Kolombia.
“Bagaimana dengan mahasiswa PTKIN? Bagaimana peluang menjadi diplomat dan juga Duta Besar RI?, khususnya untuk mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta. Insyaalah peluangnya besar. Apalagi sudah ada alumni UIN Jakarta yang jadi Dubes seperti Pak Gatot dan Dr. Abd. Azis,” kata Prof. Haris di hadapan ratusan peserta di Ruang Teater Lt. 2 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pembahas kedua, Dr. Atep A. Rofiq, M.Si, Dosen FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menyebut, buku tersebut layak untuk dimiliki dan dipahami oleh mahasiswa hubungan internasional atau hukum internasional sebagai salah satu referensi yang lengkap dengan akumulasi teori dan praktik.
“Tidak banyak diplomat yang mencapai puncak karir dari bawah dan mau menuliskannya ke dalam bentuk buku. Buku ‘Diplomasi Tiga Zama’ ini menjadi refleksi dan modal yang kuat dalam melakukan tugas-tugas diplomasi di era digital saat ini,” pungkasnya.