Categories
Berita

Kolaborasi HKTI Jawa Timur, Fatayat NU Jember Gaungkan Green Lifestyle Lewat Sarasehan

Pimpinan Cabang (PC) Fatayat Nahdlatul Ulama Kabupaten Jember bekerja sama dengan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Timur menyelenggarakan Sarasehan Kesehatan bertajuk “Green Lifestyle for Healthy Living” pada Ahad (27/07/2025).

Acara yang berlangsung di Padepokan H. Arum Sabil, Tanggul, Jember ini dihadiri sekitar 207 peserta dari 26 Pimpinan Anak Cabang (PAC) Fatayat NU se-Kabupaten Jember.Ketua PC Fatayat NU Jember, Nurul Hidayah, S.Pd.I, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya penguatan komitmen Fatayat terhadap isu-isu lingkungan dan kesehatan.

“Acara ini merupakan bentuk komitmen PC Fatayat NU Jember dalam kegiatan lingkungan,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya tanggung jawab individu terhadap sampah masing-masing sebagai bentuk kesadaran ekologis sehari-hari.

Kegiatan dimulai sejak pukul 07.30 WIB dengan pembacaan istigosah yang dipimpin oleh Ilma Nabila Islamiah, S.K.M., dilanjutkan pembacaan qiraat dan sholawat Nahdliyah oleh Sahabat Dina dari PAC Balung. Peserta bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya, Syubbanul Wathon, dan Mars Fatayat NU yang dipandu oleh Muhimatul Lailiya, S.Pd.

Selain sambutan dari Ketua PC Fatayat NU Jember, acara juga diisi sambutan dari Ketua HKTI Jawa Timur, H.M. Arum Sabil. Keduanya mengapresiasi peran Fatayat NU sebagai pelopor gerakan perempuan yang menyatukan nilai spiritual dan kepedulian terhadap lingkungan hidup.

Sarasehan menghadirkan tiga narasumber yang memberikan pemaparan dari berbagai perspektif. Dr. Azizah, S.H., M.Kes menjelaskan pentingnya adaptasi terhadap perubahan iklim oleh individu dan komunitas.

Dilanjutkan oleh dr. Hj. Faida, MMR yang membahas pola makan sehat berbasis nabati sebagai penunjang keseimbangan tubuh dan lingkungan.

Sesi ditutup oleh Prof. Dr. M. Noor Harisuddin, M.Fil.I yang menegaskan bahwa menjaga lingkungan adalah wujud keimanan dan tanggung jawab spiritual.

Sarasehan dipandu oleh Faiqoh Nurul Hikmah, M.Si sebagai moderator dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang berlangsung dinamis.

Setelah sesi diskusi, peserta menerima penjelasan mengenai pembuatan eco-enzyme dan konsep urban gardening sederhana dari H.M. Misbahus Salam, M.Pd.I dan Dr. Ir. Mahfudz Muchtar, M.P.

Peserta tampak antusias mencoba langsung cara-cara sederhana yang bisa dilakukan di rumah untuk mengolah limbah dapur dan memanfaatkan lahan sempit menjadi sumber pangan sehat.

Sebagai penutup diisi dengan penandatanganan Deklarasi Komitmen “Fatayat NU Go Green” sebagai simbol tekad untuk menjalankan gaya hidup ramah lingkungan dan meneruskan semangat perubahan di komunitas masing-masing.

Acara kemudian ditutup dengan sesi foto bersama dalam suasana hangat dan penuh semangat. (Fita/red)

Categories
Berita Lembaga Wakaf Tunai

Santunan Anak Yatim, Lazawa Darul Hikam Launching Majelis Taklim Padang Ati

Jember – Suasana haru dan khidmat menyelimuti halaman Pondok Pesantren Darul Hikam Putra Ajung pada Kamis sore (24/7), saat Lembaga Zakat dan Wakaf (Lazawa) Darul Hikam menggelar kegiatan Santunan Anak Yatim sekaligus Launching Majelis Taklim Padang Ati. Acara yang dimulai selepas Ashar itu dihadiri oleh 20 anak yatim beserta para pendamping nya, pengurus Lazawa Darul Hikam, Kepala Dusun Klanceng, para mahasantri, serta perwakilan donatur.

Ketua panitia kegiatan, M. Irwan Zamroni Ali, S.H., M.H., CWC. dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kasih sayang dan kepedulian nyata terhadap anak-anak yatim.

“Ini adalah ajaran langsung dari Rasulullah SAW, yang selalu memuliakan anak yatim. Kita percaya bahwa berbagi bukan hanya mempererat tali persaudaraan, tapi juga menjadi wasilah untuk membuka pintu-pintu rezeki dan keberkahan,” ujarnya penuh semangat.

Irwan juga menambahkan bahwa Lazawa Darul Hikam senantiasa hadir di tengah-tengah anak yatim, tidak hanya di momentum seperti ini. “Seperti bulan Ramadan lalu, kami mengajak anak-anak yatim belanja baju lebaran di Roxy Square Jember. Kami ingin mereka merasakan kebahagiaan yang sama seperti anak-anak lainnya,” tuturnya.

Direktur Lazawa Darul Hikam, Prof. Dr. KH. M. Noor Harisudin, S.Ag., S.H., M.Fil.I., CLA., CWC., dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung program ini. “Terima kasih kepada para donatur yang telah mengulurkan tangan. Semoga Allah memudahkan rezeki Anda, melancarkan urusan, memberi kesehatan dan keberkahan hidup,” ungkapnya dengan tulus.

Prof. KH. Haris juga memberikan motivasi langsung kepada anak-anak yatim yang hadir. “Adik-adik semua, jangan pernah merasa kecil atau minder. Masa depan kalian ada di tangan kalian sendiri. Teruslah belajar, semangat, dan jangan bergantung pada siapa pun selain Allah SWT. Kunci kesuksesan itu ada pada kerja keras dan doa,” Ujar Prof. KH. Haris yang juga Guru Besar UIN KHAS Jember.

Dalam kesempatan tersebut, beliau juga secara resmi meluncurkan Majelis Taklim Padang Ati, sebuah forum dakwah yang akan menjadi media syiar Islam baik di tingkat lokal, nasional, bahkan internasional.

“Majelis ini insyaallah akan menjadi cahaya dakwah. Seperti yang sudah kami lakukan di Jepang, Belanda, Jerman, Australia, Selandia Baru, Hongkong, Malaysia, Taiwan dan beberapa negara lain, kini kami hadir kembali untuk memperkuat basis dakwah khususnya di tanah air,” terang Prof. KH. Haris yang juga Wakil Sekretaris PWNU Jawa Timur.

Rangkaian acara ditutup dengan pembacaan Yasin dan Tahlil secara bersama-sama, yang berlangsung dalam suasana penuh khidmat dan kekeluargaan. Para peserta tampak larut dalam kekhusyukan doa, menyatukan harapan agar anak-anak yatim mendapat tempat terbaik dalam kehidupan, serta agar Majelis Taklim Padang Ati menjadi wasilah tersebarnya nilai-nilai Islam yang damai dan rahmatan lil ‘alamin.

Kegiatan ini menjadi salah satu bukti nyata peran strategis Lazawa Darul Hikam dalam membina generasi muda, memperkuat solidaritas sosial, dan menyemai nilai-nilai keislaman dalam kehidupan masyarakat.

Reporter : Achmad Muthiurrahman

Editor : Wildan Rofikil Anwar

Categories
Berita

Hari Terakhir! Seleksi Wawancara BIB Kemenag Sasar Calon Awardee S1 Dalam Negeri

JAKARTA | duta.co —Seleksi wawancara Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB) Kemenag Tahun 2025, telah memasuki hari terakhir. Wawancara telah dimulai sejak 14 Juli hingga 23 Juli 2025 dan diikuti oleh 3.900-an calon awardee.

Seleksi wawancara terakhir dikhususnya untuk Program S1 Dalam Negeri. Sebelumnya telah dilakukan wawancara Program S1, untuk program Beasiswa Santri Prestasi (PBSB), dan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ).

Hal itu disampaikan Kepala Pusat Pembiayaan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (PUSPENMA) Sekretariat Jenderal Kemenag RI, Ruchman Basori di tengah memantau pelaksanaan seleksi wawancara di Pusdiklat Keagamaan Ciputat, (23/07).

Doktor Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Semarang (UNNES) ini menerangkan bahwa program layanan beasiswa S1 Dalam Negeri, merupakan program yang distingtif, yang tidak ada pada layanan beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kemenkeu.

Ruchman menegaskan layanan beasiswa S1 penting dilakukan karena keluarga besar Kementerian Agama memiliki calon mahasiswa didikan Madrasah Aliyah, Pendidikan Diniyah Formal Ulya, Mu’adalah Tingkat Ulya dan sederajat yang cerdas dan pintar, namun mengalami keterbatasan ekonomi.

“BIB diberikan kepada orang yang pintar dan cerdas, bukan semata-mata anak-anak yang kurang mampun secara ekonomi, sehingga dapat studi pada perguruan tinggi terbaik di negeri ini”, terang Ruchman.

Di hari terakhir ini Ruchman mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para pewawancara dari akademisi dan profesor dari Perguruan Tinggi Keagamaan (PTK) se-Indonesia. Juga Tim Liasion Officer (LO) yang bertugas mulai dari pagi hingga malam.

Ruchman Basori berharap, seleksi BIB tahun 2025 nantinya mampu menjaring calon awardee yang berkualitas, cerdas intelektual dan luhur karakternya. “Belasan ribu orang telah mengambil kesempatan beasiswa ini dan 3.900-an telah melakukan wawancara, saatnya berdoa untuk yang terbaik”, katanya.

Giat wawancara didampingi langsung oleh para Ketua Tim Puspenma, Siti Maria Ulfa, Amiruddin Kuba, Sendy Tria Santoso, Hendro Dwi Antoro dan Kasubbag TU, Sri Agustin Maswidaniyah. (Hps)

Sumber : https://duta.co/hari-terakhir-seleksi-wawancara-bib-kemenag-sasar-calon-awardee-s1-dalam-negeri

Categories
Berita

Womester dan Sejumlah Kampus di Indonesia Akan Ikut Konferensi Internasional di Belanda

Depok, 17 Juli 2025 — World Moslem Studies Center (Womester) bersama rombongan dari beberapa kampus di Indonesia akan mengikuti konferensi internasional dengan tema “Harmony in Turbulence: The Intersection of Faith, Climate Justice, and Global Peace” di Groningen, Belanda, pada 30 September–3 Oktober 2025. Acara ini diselenggarakan oleh PCINU Belanda dan akan diikuti oleh peserta dari berbagai negara.

Delegasi dari Indonesia yang akan berangkat bersama Womester terdiri dari perwakilan UIN Syeikh Wasil Kediri, IAIN Madura, Universitas Islam Lamongan, dan Universitas Yudharta Pasuruan. Keikutsertaan mereka merupakan bagian dari program internasionalisasi pendidikan yang sudah lama digagas oleh Womester.

Direktur Womester, Prof. Dr. KH. M. Noor Harisudin, S.Ag., S.H., M.Fil.I., CLA., CWC., mengatakan bahwa program ini bertujuan mengajak kampus-kampus di Indonesia untuk aktif dalam kegiatan akademik di tingkat global.

“Womester punya program internasionalisasi pendidikan. Kami mengajak teman-teman perguruan tinggi untuk ikut dalam forum-forum resmi yang diselenggarakan oleh kampus-kampus dunia. Ini sudah menjadi fokus utama kami sejak awal,” kata Prof. Haris yang juga Wakil Ketua PP Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara-Hukum Administrasi Negara.

Menurutnya, konferensi ini menjadi kesempatan penting untuk memperkenalkan gagasan dan pemikiran Islam moderat dari Indonesia kepada dunia. Selain itu, acara ini juga menjadi ruang bertemu dan berdiskusi dengan para akademisi dari berbagai negara.

“Kami ingin menularkan semangat internasionalisasi kepada kampus-kampus Islam. Penting bagi kita untuk tidak hanya dikenal di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri,” jelas Prof. Haris yang juga Guru Besar UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

Prof. Haris berharap kegiatan ini bisa menjadi ajang tukar pemikiran dan menjalin kerja sama jangka panjang yang bermanfaat bagi pendidikan tinggi di Indonesia.

Sementara itu, Ketua Panitia Konferensi Internasional, Azam Ph.D sangat berterima kasih pada Womester.

“Dari PCI NU Belanda, kami mengucapkan terima kasih pada Womester yang telah membantu dan berkolaborasi dengan kami. Acara ini dimulai tanggal 30 September hingga 3 Oktober 2025,” tutur Azam yang juga mahasiswa Ph.D Universitas Groningen dalam rapat koordinasi dengan Womester Kamis, 17 Juli 2025.

Womester sendiri sudah memiliki jaringan kerja sama di lima benua, yaitu Asia, Afrika, Eropa, Amerika, dan Australia. Melalui jaringan ini, Womester terus mendorong kampus-kampus untuk membuka diri dan menjalin kerjasama dengan institusi luar negeri.

Reporter : Wildan Rofikil Anwar
Editor : M. Irwan Zamroni Ali

Categories
Berita

Guru Besar UIN KHAS Jember Ikuti TOT Calon Pengajar Diklat BPIP 2024

Jakarta, 10 Juli 2025 — Salah satu Guru Besar UIN Kiai Haji Achmad Siddiq (KHAS) Jember, Prof. Dr. KH. M. Noor Harisudin, S.Ag., S.H., M.Fil.I., CLA., CWC., turut berpartisipasi dalam Training of Trainers (TOT) Calon Pengajar Diklat Pembinaan Ideologi Pancasila (PIP) Kualifikasi Utama Tahun 2024 yang diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

Kegiatan yang berlangsung pada tanggal 8–10 Juli 2025 di Hotel Vertu Harmoni, Jakarta, ini menjadi forum strategis nasional untuk menyiapkan pengajar-pengajar profesional dalam bidang ideologi kebangsaan. Sebanyak 126 peserta terpilih mengikuti TOT ini, terdiri dari 88 calon pengajar untuk Diklat PIP Kualifikasi Maheswara dan 38 calon pengajar untuk Kualifikasi Penceramah.

Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala BPIP Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D. yang dalam sambutannya menegaskan pentingnya peran pengajar dalam menyebarluaskan nilai-nilai Pancasila secara holistik.

“Diklat PIP merupakan proses pembelajaran dalam meningkatkan kecerdasan karakter bangsa yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Maheswara ujung tombak sekaligus teladan dalam membangun sistem nasional Diklat PIP,” ucap Yudian dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (10/7/2025).

Dalam laporan kegiatan, Plt. Deputi Bidang Pendidikan dan Pelatihan, Dr. Surahno, menyampaikan harapan besar agar Kepala BPIP dapat hadir langsung untuk membuka kegiatan tersebut secara resmi.

“Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mewujudkan pemahaman yang sama bagi para pengajar Diklat PIP, baik dari aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap, agar mampu menginternalisasi nilai-nilai Pancasila secara utuh kepada peserta diklat,” ujar Surahno.

Sementara itu, Prof. M Noor Harisudin yang menjadi peserta Diklat BPIP mengatakan urgensi kegiatan ini.

“TOT ini menjadi momentum penting untuk memperluas pengaruh akademik dalam membumikan Pancasila secara metodologis dan substantif, khususnya di lingkungan kampus dan masyarakat luas,” ujar Prof. Haris yang juga Wakil Ketua PP Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara-Hukum Administrasi Negara.

Prof. Haris menilai bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari ikhtiar kolektif untuk menghadirkan Pancasila tidak hanya sebagai dokumen historis, tetapi sebagai etos kehidupan berbangsa yang hidup di tengah-tengah masyarakat multikultural.

“Penguatan Pancasila harus dilakukan secara dialogis dan partisipatif. Peran para guru besar dan penceramah sangat vital untuk menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam kerangka berpikir dan bertindak masyarakat,” tegas Prof Haris yang juga Pengasuh Ponpes Darul Hikam Mangli Jember.

Sebelumnya pada periode tahun 2024, Angkatan I telah menghasilkan Pengajar Diklat PIP, total khusus Maheswara sebanyak 124 orang dan Penceramah sebanyak 4 orang dan telah tersertifikasi tahun 2023. Sedangkan Angkatan II tahun 2024 yang saat ini menjalani proses ToT diikuti oleh 89 Maheswara Utama dan 39 Penceramah Utama.

Hadir sebagai narasumber dalam pelatihan ini Prof. Dr. M. Amin Abdullah selaku Anggota Dewan Pengarah BPIP, Wakil Kepala BPIP Dr. Rima Agristina, Prof. Dr. Ermaya Suradinata, S.H., M.H., MS., dan Plt. Deputi Bidang Pendidikan dan Pelatihan, Dr. Surahno, S.H., M.Hum.

Dengan pelatihan ini, BPIP berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengajar agar mampu menjadi garda terdepan dalam membumikan nilai-nilai Pancasila di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara.

Reporter: Wildan Rofikil Anwar
Editor : M. Irwan Zamroni Ali

Categories
Berita

Ma’had Aly Situbondo dan Womester Jalin Kerja Sama Internasionalisasi Pendidikan Tinggi Pesantren

Situbondo, 5 Juli 2025 – Ma’had Aly Situbondo hari ini secara resmi menandatangani nota kesepahaman kerja sama dengan World Moslem Studies Center (Womester).

Penandatanganan ini merupakan langkah penting dalam upaya internasionalisasi pendidikan tinggi pesantren, membuka jalan bagi Ma’had Aly untuk lebih dikenal di kancah global.

Acara penandatanganan berlangsung di Ruang Pimpinan Ma’had Aly pada Sabtu, 5 Juli 2025. Dari pihak Womester, hadir Direktur Prof. Dr. HM. Noor Harisudin S.Ag, S.H, M.Fil.I, CLA., CWC. Sementara itu, dari Ma’had Aly diwakili oleh Sekretaris Ma’had Aly Marhalah Ula, Achmad Alif Saiful Arif, SH., M.Ag.

Kerja sama ini menandai komitmen Ma’had Aly Situbondo untuk terus mengembangkan sayapnya di bidang pendidikan, khususnya dalam konteks studi keislaman. Melalui kolaborasi dengan Womester, diharapkan Ma’had Aly dapat memperluas jaringan, meningkatkan kualitas riset, pengabdian serta membuka kesempatan bagi mahasiswa dan dosen untuk terlibat dalam program-program berskala internasional.

“Kerja sama dengan Womester ini sangat strategis bagi kami,” ujar Achmad Alif Saiful Arif.

“Ini adalah langkah konkret Ma’had Aly dalam mewujudkan visi internasionalisasi pendidikan tinggi pesantren, yang nantinya akan membawa dampak positif bagi perkembangan keilmuan Islam dan kontribusi pesantren di tingkat global, ” lanjutnya.

Senada dengan itu, Prof. Dr. HM. Noor Harisudin menyampaikan antusiasmenya terhadap kolaborasi ini.

“Kami percaya Ma’had Aly Situbondo memiliki potensi besar untuk menjadi pusat studi Islam yang unggul. Womester siap mendukung Ma’had Aly Situbondo dalam mencapai cita-cita internasionalisasi ini,” pungkas Prof. Harisudin yang juga Guru Besar UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

“Apalagi saya dengar Ma’had Aly Situbondo sudah mau buka Marhalah Tsalitsah (program doktoral). Jadi internasionalisasi pendidikan menjadi sebuah keniscayaan”, ujar Prof. Harisudin yang juga Dewan Pakar PB IKA PMII masa bakti 2025-2030.

Selama ini, Womester telah melakukan berbagai program di luar negeri seperti Australia, Malaysia, Hongkong, Jepang, Belanda, Jerman, Korea Selatan, Taiwan, Singapura, dan Amerika Serikat. Wujud kegiatan berupa pendidikan, penelitian dan juga pengabdian masyarakat.

Kerja sama ini diharapkan menjadi tonggak awal bagi Ma’had Aly Situbondo untuk terus berkiprah dan memberikan sumbangsih nyata dalam dunia pendidikan tinggi pesantren, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Reporter: Saifir Rohman
Editor: Maulana Nur Rahman

Categories
Berita

Womester dan Fakultas Syariah UIN Syeikh Wasil Kediri MoU Program Internasionalisasi Pendidikan

Kediri – Upaya internasionalisasi pendidikan tinggi di Indonesia kembali mendapat energi baru. World Muslim Studies Center (WOMESTER) secara resmi menjalin kerja sama strategis dengan Fakultas Syariah UIN Syeikh Wasil Kediri. Kolaborasi ini ditandai dengan penandatanganan MoU yang berlangsung khidmat di Fakultas Syariah dihadiri oleh jajaran pimpinan kedua lembaga pada Rabu, 18 Juni 2025 .

Direktur Womester, Prof. Dr. KH. M. Noor Harisudin, S.Ag., S.H., M.Fil.I., CLA., CWC., hadir langsung dalam agenda tersebut bersama timnya. Sementara dari pihak tuan rumah, turut hadir Dekan Fakultas Syariah, Dr. Khamim, M.Ag., Wakil Dekan Dr. Ulin Na’mah, M.HI, serta para pejabat fakultas lainnya.

Dalam sambutannya, Prof. Haris menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan bagian dari misi Womester untuk membangun jaringan kolaboratif lintas kampus dan lintas negara. Ia menekankan pentingnya internasionalisasi sebagai strategi utama untuk meningkatkan kualitas Tri Dharma Perguruan Tinggi, meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

“Ini bukan kerja sama pertama kami. Womester telah menjalin kolaborasi dengan berbagai perguruan tinggi di Indonesia, seperti Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Prof. KH. Saifuddin Zuhri Purwokerto, UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda, dan kini UIN Syeikh Wasil Kediri. Kami juga menggandeng mitra dari kementerian strategis seperti Kementerian Agama RI, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perlindungan Pekerja Migran, dan kedutaan di berbagai negara” ungkap Prof. Haris yang juga Wakil Ketua PP Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara.

Sebagaimana maklum, Womester aktif menginisiasi kegiatan global, mulai dari webinar internasional, penelitian lintas negara, hingga pengabdian masyarakat di luar negeri seperti Belanda, Hong Kong, Jerman, Jepang, dan Malaysia. Tahun ini, Womester bahkan akan melaksanakan program konferensi internasional di Belanda pada 1–3 Oktober 2025.

“Kami mengajak UIN Syeikh Wasil Kediri untuk ambil bagian dalam berbagai agenda tersebut. Ini bukan hanya soal mobilitas akademik, tapi juga transformasi mutu kelembagaan secara menyeluruh,” tegas Prof. Haris yang juga Wakil Sekretaris PWNU Jawa Timur.

Sementara itu, dalam sambutannya, Dekan Fakultas Syariah UIN Syeikh Wasil Kediri, Dr. Khamim, MHI menyambut hangat peluang kolaborasi ini. Ia menyampaikan apresiasi kepada Womester yang telah menginisiasi kerja sama tersebut. Dr Khamim berharap sinergi ini dapat membawa manfaat konkret bagi pengembangan akademik di lingkungan Fakultas Syariah.

“Kami sangat berterima kasih atas kepercayaan Womester. Ini menjadi langkah awal yang baik, tidak hanya untuk memperluas jaringan kerja sama, tetapi juga untuk memperkuat akreditasi seluruh program studi kami dan menyiapkan SDM unggul yang siap bersaing di kancah global,” ujar Dr. Khamim.

Kerja sama antara Womester dan Fakultas Syariah UIN Syeikh Wasil Kediri ini diharapkan menjadi fondasi kuat bagi penguatan internasionalisasi pendidikan tinggi Islam di Indonesia pada umumnya, dan di UIN Syeikh Wasil Kediri khususnya.

“Ke depan, berbagai program kolaboratif dirancang untuk melibatkan dosen, mahasiswa, dan mitra luar negeri dalam menciptakan atmosfer akademik yang terbuka, progresif, dan mendunia,” pungkasnya.

Reporter : Wildan Rofikil Anwar
Editor : M. Irwan Zamroni Ali

Categories
Berita

Ma’had Aly Didorong Jadi Pilar Keilmuan Islam Berbasis Pesantren

Tangerang – Penyusunan standar mutu Ma’had Aly jenjang Marhalah Tsaniyah (M2) dan Marhalah Tsalitsah (M3) terus dimatangkan Majelis Masyayikh melalui tim task force nasional yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Kegiatan ini berlangsung pada 23–25 Juni 2025 di Kota Tangerang Selatan, diikuti oleh tim penyusun, para pakar, dan unsur pemerintah melalui Kementerian Agama RI.

Kegiatan yang dikemas secara intensif dan kolaboratif dalam format Konsinyering Percepatan Draf Dokumen Standar Mutu Pendidikan Pesantren Pada Ma’had Aly ini merupakan bagian dari upaya strategis Majelis Masyayikh dalam membangun ekosistem pendidikan tinggi pesantren di Indonesia sebagaimana amanat UU Pesanren.

Ketua tim task force, K.H. Muhyiddin Khotib yang juga Sekretaris Majelis Masyayikh, menegaskan pentingnya menjadikan Ma’had Aly sebagai entitas keilmuan yang tidak hanya mengandalkan pendekatan akademik, tetapi juga mempertahankan nilai-nilai adab dan sanad dalam tradisi pesantren.

“Ma’had Aly bukan sekadar institusi. Ia adalah entitas ilmu; simbol warisan otoritas keilmuan yang bersambung melalui sanad. Di sini, ilmu bukan sekadar dipelajari, tapi diwarisi dengan adab dan makna,” tegasnya.

Menurutnya, setiap jenjang pendidikan di Ma’had Aly harus memiliki karakter keilmuan yang khas. Marhalah Ula menjadi fase tadrīb (latihan metodologis dasar), Marhalah Tsaniyah sebagai fase taqwiyah (penguatan dan sintesis), dan Marhalah Tsalitsah sebagai fase tamkīn (kematangan berpikir dan kontribusi berbasis ilmu).

K.H. Muhyiddin juga mengingatkan pentingnya harmonisasi dalam penyusunan standar mutu. Ia menekankan tiga dimensi koherensi: horizontal antar-standar dalam jenjang yang sama, vertikal antar-jenjang, dan diagonal antara nilai-nilai filosofis dan indikator teknis.

“Standar mutu harus berpijak pada epistemologi turats: teks, sanad, manhaj, dan adab. Kita tidak ingin standar yang kering dan kehilangan ruh karena terlalu administratif,” tambahnya.

Sementara itu, anggota divisi Ma’had Aly Majelis Masyayikh Tgk. Faisal Ali, menekankan bahwa Ma’had Aly memiliki peran strategis dalam memperkuat sumber daya manusia Indonesia yang berakar pada nilai Islam dan budaya bangsa.

“Kita tidak sedang meniru model universitas umum. Kita justru sedang meneguhkan jati diri pesantren sebagai penyelenggara pendidikan tinggi yang khas, berbasis kitab kuning dan nilai-nilai adab,” ujar Abu Faisal.

Ia menambahkan bahwa standar yang disusun harus memberi ruang bagi keragaman takhassus dan tradisi pesantren yang hidup. Selain itu, Ma’had Aly harus mampu menjadi rumah keilmuan Islam yang diwariskan melalui sanad, serta menjadi kompas dalam membimbing umat di tengah dinamika zaman.

Majelis Masyayikh menegaskan bahwa penyusunan standar mutu ini bukan hanya penguatan kualitas kelembagaan, melainkan bagian dari cita-cita besar menjaga keberlanjutan ulama sebagai pewaris tradisi keilmuan berbasis pesantren. Dengan standar yang kokoh dan berakar, Ma’had Aly diharapkan tampil sebagai pilar keilmuan yang mampu merespons zaman tanpa meninggalkan akar warisan pesantren.

sumber : https://www.majelismasyayikh.id/artikel/berita/ma-had-aly-didorong-jadi-pilar-keilmuan-islam-berbasis-pesantren

Categories
Berita

Deteksi dan Antisipasi Aliran Sesat di Era AI, KP3 MUI Siapkan Buku Saku untuk Masyarakat

Media Center, 13 Juni 2025

Kehadiran artificial intelligence (AI) di masa sekarang, diakui, bagaikan pedang bermata dua. Pada satu sisi, AI membawa banyak kemalahatan untuk agama. Misalnya konten-konten agama dapat disebarluaskan melalui AI. Demikian juga, AI dapat digunakan untuk membantu melakukan penelitian teks-teks agama dan membuka wawasan baru agama yang inklusif dan wasatiyah. Tentu masih banyak kegunaan AI yang positif bagi agama.

Namun, pada sisi lain, AI juga digunakan dengan tujuan-tujuan yang tidak benar dan bahkan membawa kemadlaratan bagi manusia. Salah satunya adalah kemunculan video-video hasil AI yang diduga merupakan aliran sesat agama.

Oleh karena itulah, Komisi Pengkajian, Penelitian, dan Pelatihan (KP3) MUI Jawa Timur menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) diskusi dengan Tema  “ Deteksi dan Antisipasi Terhadap Aliran Sesat di Era Artificial Intelligence”. Acara diskui ini dihadiri Prof. Dr. KH.  Thohir Luth, MA (Wakil Ketua MUI dan Pembina KP3 MUI Jawa Timur), Prof. Dr. KH. M. Noor Harisudin, S.Ag, SH, .Fil.I, CLA, CWC (Ketua), Dr. Listiyonso Santoso, MSi (Sekretaris), Dr. KH. Ahmad Subakir, Dr. KH. Abu Dzarin, M.Ag, Dr. KH. Sofiyullah, MA,  Dr. H. Munawar, M.Si, Dr. KH. Abdul Wached, M.Ag dan beberapa pengurus komisi pengkajian ini di Kantor MUI Jawa Timur pada Hari Rabu, 12 Juni 2025. Acara dimulai jam 13.00 hingga 16.00 sore.

Prof. Dr. HM. Thohir Luth, dalam pengantarnya mengatakan tantangan agama yang semakin kompleks di masa yang akan datang. Terutama dengan hadirnya artificial intelligence yang semakin masif di masa kini.

“Tantangan kita berat. Kita lihat di media social bagaimana AI dapat menghadirkan video-video yang mudah diindikaskan masuk dalam kategori 10 aliran sesat Majlis Ulama Indonesia”, terang Prof. Dr. KH Thohir Luth yang juga Guru Besar Universitas Brawijaya.

Sementara itu, Prof. Dr. KH. M. Noor Harisudin yang juga Wakil Sekretaris PWNU Jawa Timur menyampaikan keberadaan aliran sesat yang terus akan bermunculan ke depan.

“Dalam film Bid’ah, tokoh Walid merupakan sosok tokoh yang menggambarkan bagaiman aliran sesat itu diproduksi. Dalam film ini, agama digunakan sebagai ‘bungkus’ untuk melakukan berbagai kejahatan. Kita harus hati-hati; secara praktik agama, hampir sama. Wiridnya, sholatnya, dan praktik agamanya sama. Namun, di sela-sela itu ada hal yang bertentangan dengan agama Islam”, tukas Guru Besar UIN Kiai Haji Achmad Shidiq Jember tersebut.

Dalam rangka itu, Prof. M Noor Harisudin mengusulkan buku yang dijadikan guidance untuk penangangan aliran sesat di Indonesia.

“Fenomena aliran sesat tentu akan berulang kali. Oleh karena itu, mendesak kita memiliki buku pedoman penanganan untuk internal MUI dan para stake holder. Selain itu juga untuk kalagan luas masyarakat”, ujar Prof. M. Noor Harisudin yang juga Wakil Ketua PP Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara-Hukum Administrasi Negara masa bakti 2025-2030 tersebut.

Dr. Listiyono, Sekretaris KP3 MUI Jawa Timur,  mengatakan bahwa buku ini sangat penting.

“Saya kira buka ini sangat penting. Pengalaman kita selama ini di KP3 dapat dijadikan referensi untuk pembuatan buku tersebut, Usulan saya buku ini adalah buku saku dengan gaya bahasa yang popular dan dipahami oleh semua orang”, ujar Dr. Listiyono yang juga Wadek 1 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga.  

Pengurus yang lain, Dr. KH. Abdul Wachid menguatkan apa yang sudah disampaikan tentang pentingnya buku kini ini untuk digunakan di masa yang akan datang.

”Menurut saya, ada buku untuk pengurus MUI dan adab buku untuk masyarakat luas. Saya kira, dua-duanya penting. Ini sebagai bentuk legacy kita di akhir kepengurusan. Nanti penyusunan buku, marin kita bagi bersama”, kata Dr. KH. Abdul Wachid yang juga dosen IAIN Madura. 

FGD ini ini merekomendasikan bahwa MUI harus terus melakukan kajian tentang AI dan agama dan mengarahkan AI untuk hal yang positif dimasa yang akan datang. Selain itu, FGD ini juga merekomendasikan KP3 MUI untuk membuat buku saku tentang Deteksi Dini Aliran Sesat sebagai legacy MUI dalam kepengurusan sekarang.  ***

Reporter: M. Irwan Zamroni Ali
Editor: Wildan Rofikil Anwar

Categories
Berita

Direktur Womester Sebut Pencegatan Kapal Madleen oleh Israel Sebagai Pelanggaran Berat Hukum Internasional

Jakarta, 11 Juni 2025 – Direktur World Moslem Studies Center, Prof. Dr. KH. M. Noor Harisudin, S.Ag., S.H., M.Fil.I., CLA., CWC., mengecam keras  tindakan angkatan laut Israel yang mencegat kapal bantuan kemanusiaan Madleen pada Senin dini hari, 9 Juni 2025, saat hendak merapat ke Pantai Gaza.

Kapal Madleen yang merupakan bagian dari Freedom Flotilla Coalition (FFC) membawa 12 relawan internasional dan pasokan bantuan vital seperti susu formula, tepung, beras, dan perlengkapan medis. Kapal tersebut dicegat dan dikawal secara paksa menuju pelabuhan Ashdod oleh otoritas Israel. Para relawan dilaporkan ditahan dan belum seluruhnya dibebaskan hingga saat ini.

Prof. Harisudin menilai aksi militer Israel ini bukan hanya bentuk intimidasi terhadap misi kemanusiaan, tetapi juga pelanggaran nyata terhadap ketentuan hukum internasional, khususnya hukum laut internasional dan hukum humaniter.

“Israel sekali lagi menunjukkan sikap arogansi hukum dengan mencederai prinsip dasar kemanusiaan dan melanggar kebebasan navigasi di perairan internasional. Relawan kemanusiaan yang seharusnya dilindungi dalam konteks hukum internasional justru menjadi korban penculikan oleh kekuatan militer yang tak berperikemanusiaan,” tegasnya.

Menurut Ketua PP Asosiasi Pengajar HTN-HAN tersebut, tindakan Israel itu secara terang-terangan melanggar Konvensi Jenewa serta prinsip-prinsip Piagam PBB yang menjamin penghormatan terhadap hak-hak kemanusiaan, terutama di zona konflik.

Blokade yang diberlakukan Israel terhadap Gaza selama hampir dua dekade telah mengakibatkan penderitaan luar biasa bagi warga sipil, dan kini bantuan pun turut dihalangi masuk oleh tindakan koersif yang tak berdasar hukum.

“Kita menyaksikan bagaimana pembatasan terhadap akses kemanusiaan digunakan sebagai senjata politik dan militer oleh Israel. Ini adalah bentuk hukuman kolektif yang secara tegas dilarang dalam hukum humaniter internasional,” tambah Prof. Harisudin yang juga Pengasuh Pesantren Darul Hikam Mangli Jember.

Bagi Ketua Komisi Pengkajian, Penelitian dan Pelatihan MUI Jawa Timur, Israel telah melecehkan norma dan konvensi internasional yang seharusnya menjamin keselamatan dan kebebasan para relawan.

“Hal ini menambah daftar panjang pelanggaran hukum internasional yang dilakukan oleh rezim Zionis tanpa sanksi yang tegas dari komunitas global,” ujar Guru Besar UIN KHAS Jember tersebut.

Prof. Harisudin menyerukan agar pemerintah Indonesia bersama negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), ASEAN, dan komunitas internasional lainnya segera menyampaikan nota protes keras dan menggalang resolusi Dewan Keamanan PBB atas tindakan Israel ini. Ia juga mendorong agar jalur laut ke Gaza segera dibuka secara permanen sebagai bentuk pemenuhan hak asasi manusia atas bantuan dan kehidupan yang layak.

“Kita tidak boleh diam. Dunia harus mendesak Israel untuk menghentikan segala bentuk blokade dan memberikan akses penuh bagi distribusi bantuan kemanusiaan ke Gaza. Kejahatan terhadap relawan kemanusiaan adalah kejahatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan itu sendiri,” pungkasnya.

Reporter : Wildan Rofikil Anwar

Editor : M. Irwan Zamroni Ali