Categories
Keislaman Kolom Pengasuh Tokoh

Gaungkan Semangat Berliterasi, Prof. Haris: Santri Harus Produktif dan Kritis

Media Center Darul Hikam – Literasi merupakan istilah umum yang merujuk pada seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, serta memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Mengingat perkembangan dunia digital yang semakin pesat, Sub Rayon Ikatan Santri & Alumni Salafiyah Syafi’iyah (IKSASS) Tamanan yang bekerja sama dengan Rayon IKSASS Putri Bondowoso telah mengadakan ‘Serasehan Literasi’ dengan tema, “Eksistensi Literasi Di Era Multikultural” pada Minggu, (27/03), bertempat di MI Nurur Rahman Tamanan, pukul 08.00 WIB-selesai.

Prof. Dr. KH. M. Noor Harisudin, M.Fil.I (Pengasuh Pondok Pesantren Darul Hikam, Guru Besar UIN KHAS Jember, & Alumni Ma’had Aly Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo) sebagai narasumber dalam acara tersebut menyampaikan, penting bagi santri memiliki kemampuan literasi yang baik.

“Santri yang bisa menyempatkan menulis dan menghasilkan sebuah karya adalah orang yang luar biasa. Bisa berupa artikel, novel, opini, berita, buku, dan lainnya sesuai minat dan kemampuan masing-masing,” ungkap Prof. Harisudin yang juga Director of World Moslem Studies Center Bekasi.

Prof. Harisudin (sapaan akrabnya) menyampaikan, seorang santri harus punya semangat belajar tinggi. Selain mengetahui ilmu-ilmu keagamaan, seorang santri juga harus selalu update terhadap isu-isu pengetahuan kemasyarakatan, salah satunya dengan melalui Santri Kerja Nyata (SKN).

“Jangan pernah merasa puas dengan ilmu yang dimiliki. Karena ketika seseorang menyangka dirinya ‘alim, maka sesungguhnya orang itu bodoh,” ujar Prof. Harisudin yang juga Ketua PP Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara (APHTN-HAN)

Tak hanya soal membaca dan menulis, cerdas berliterasi juga berarti cerdas memfilter informasi yang masuk, serta menghindarkan diri dari informasi-informasi HOAX.

“IKSASS harus terdepan melawan berita HOAX”, ucap Prof. Haris yang juga Pengasuh Ponpes Darul Hikam Mangli-Jember.

Terakhir sebelum menutup materinya, Prof Haris berpesan tiga hal. Pertama, jika ingin menjadi penulis hebat dan luar biasa, maka harus memiliki motivasi dalam hidup untuk menulis, jika sudah memiliki motivasi itu, niscaya tidak akan ada alasan untuk menghalangi. Kedua, bagaimana mungkin seorang bisa menjadi orang luar biasa, jika yang dilakukannya hanya biasa-biasa saja. Ketiga, beliau menyampaikan bahwa ‘omongan’ (perkataan) akan hilang, akan tetapi tulisan akan abadi.

“Oleh karena itu, mari terus produktif melakukan hal-hal luar biasa, agar kita bisa menjadi insan yang dapat memotivasi orang lain untuk bangkit menjadi orang-orang hebat dan luar biasa,” terang Prof Haris yang juga Dekan Fakultas Syariah UIN KHAS Jember.

Prof. Haris juga berpesan, kader-kader IKSASS yang juga masih aktif sebagai santri Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo, untuk tidak hanya konsumtif di media, tetapi juga harus produktif dan kritis.

“Kalau ingin lebih baik, jangan hanya konsumtif, tapi harus produktif. Jangan hanya konsumtif di Media, Tapi harus produktif di media. Jangan hanya produktif, tapi juga harus kritis. Media harus di isi dengan media informasi yang baik, bisa dengan berita, dan lainnya,” ungkap Prof. Haris dalam closing statement-nya

Pada kesempatan itu, hadir pula Ust. Abdurrahman Ilyas sebagai Ketua Yayasan Nurur Rahman, Ust. Ali Tsabit Dhafir, S.Sos.I sebagai Sekretaris Majelis Tanfidzi Rayon IKSASS Bondowoso, Ust. Ahmad Firdaus Kurniawan, S.Pd.I sebagai Ketua Sub Rayon IKSASS Tamanan, beserta jajaran pengurus IKSASS Alumni Bondowoso, Sub Rayon IKSASS Alumni Tamanan serta jajaran Pengurus Rayon IKSASS Putri Bondowoso.

Acara diikuti secara antusias oleh 60 peserta, terdiri dari santri putri aktif Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo yang tergabung dalam Ikatan Santri Alumni Salafiyah Syafi’iyah (IKSASS).

Reporter: Siti Holisah Anjari

Editor: Erni Fitriani

Categories
Keislaman

Edukasi Masyarakat Perihal Otoritas Agama, MUI Jatim Adakan Semnas

Media Center Darul Hikam – Di era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi telah berkembang dengan pesat. Hal ini tentu berakibat pada perkembangan Islam di berbagai belahan dunia yang sedang mengalami tantangan yang cukup serius dengan dampak dari revolusi digital. Merespon hal tersebut, Komisi Pengkajian Penelitian dan Pelatihan MUI Jawa Timur telah menyelenggarakan Webinar Nasional bertajuk, “Pudarnya Otoritas Keagamaan” pada Senin, (28/3) pukul 19.30-21.00 WIB secara online melalui aplikasi Zoom Meeting.

Pada kesempatan tersebut turut hadir, Prof. Dr. M. Noor Harisudin, M. Fil.I., (Ketua Komisi Pengkajian, Penelitian dan Pelatihan MUI Jatim) sebagai Keynote Speech, kemudian Dr. Ali. M. Abdillah, MA (Sekretaris Komisi PPP MUI Pusat) dan Prof. Dr. H. Biyanto, M. Ag. (Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya) sebagai Narasumber.

Prof. Dr. M. Noor Harisudin, M.Fil.I., sebagai Ketua Komisi Pengkajian, Penelitian dan Pelatihan (KP3 MUI) Jatim dalam sambutannya menyatakan, dari webinar ini nantinya akan dilakukan tindak lanjut.

“Kegiatan tidak sampai pada webinar ini saja. Kami akan melakukan pengamatan dan pengembangan lebih lanjut mengenai permasalahan yang terjadi di masa kini,” tutur Prof. Noor Harisudin yang juga sebagai Guru Besar UIN KHAS Jember itu.

Lebih lanjut, Prof. Harisudin (sapaan akrabnya) menambahkan, permasalahan di sosial media menjadi suatu topik yang menarik untuk dikaji.

“Saya rasa topik ini sangat menarik, sangat kekinian dengan masa sekarang ini. melalui media sosial, semua orang dengan mudah bisa mengakses informasi. Yang menjadi pertanyaannya lebih mendahulukan mana mencari di media sosial atau bertanya kepada ahlinya? Karena jika melihat realitas, masyarakat lebih suka bertanya apapun melalui media sosial,” tukas Prof. Harisudin yang juga Director of World Moslem Studies Center Bekasi.

Dr. Ali. M. Abdillah, MA sebagai Sekretaris Komisi PPP MUI Pusat mengungkapkan, negara Indonesia dalam perjalannya pernah mengalami kondisi dimana sosial media sangat liar dalam memberikan informasi-informasi yang menyerang satu pihak tertentu.

“Tahun 2010-2014 adalah tahun dimana masa media sosial sebagai alat menyerang para tokoh-tokoh secara massif. Baru di tahun 2015 sudah mulai muncul para cyber yang mampu mengendalikan dan meng-counter(membentengi) berita-berita yang salah dan merugikan supaya tidak sampai leluasa menyebar di masyarakat,” tutur Dr. Ali.

Adanya dampak buruk yang ditimbulkan dari media sosial, bukan alasan untuk menjauh dan menutup mata. Seharusnya dengan adanya hal tersebut, menjadikan kita semakin terbuka baik mata dan pikiran untuk memikirkan cara yang tepat untuk mencari solusi terbaik.

“Media sosial seharusnya bisa dimanfaatkan oleh anak-anak muda untuk melawan berita-berita buruk yang telah menyebar di masyarakat,” imbuh Dr. Ali saat penyampaian materi.

Selanjutnya, Prof. Dr. H. Biyanto, M. Ag. sebagai Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya menyampaikan, orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam mendidik anak, mengajarkan nilai budi luhur, dan pendidikan karakter, sehingga anak dapat belajar tanpa ketergantungan atau mengandalkan media sosial saat mereka mencari jawaban yang belum tentu kebenaran dan keakuratannya.

”Anak-anak muda baiknya dibekali pendidikan karakter, memberikan fatwa yang benar kepada anak sehingga anak tidak berguru kepada google,” ujar Prof. Biyanto.

Lebih lanjut, Prof. Biyanto menjelaskan, manusia yang hidup di masa kini harus cerdas dalam bermedia sosial.

“Cerdas bermedia sosial dapat menyelamatkan kita agar tidak terpengaruh kepada figure di media sosial yang diragukan kebenarannya. Misalnya saja dalam berguru media sosial, itu boleh saja. Tapi kita juga harus bisa memilih dan memilah sosok figur yang bisa kita ikuti, tentunya yang jelas sanad dan keilmuannya,“ ungkap Prof. Biyanto.

Acara berjalan dengan lancar, disambut antusias oleh 70 peserta terdiri atas Organisasi Masyarakat (Ormas) seperti Nadlatul Ulama, Muhammadiyah, sejumlah pengurus MUI dan para akademisi dari berbagai daerah di Indonesia. 

Reporter: Ekik Filang Pradana

Editor: Erni Fitriani

Categories
Keislaman

Webinar Aliran Alkimya, Prof. Haris: Perbedaan Itu Sunnatullah

Media Center Darul Hikam – Ada banyak aliran yang berkembang di dunia. Maka dari itu, penting bagi kita untuk mengetahui dan paham terhadap macam-macam aliran ini. Alkimya Virtual Madrasah disupport oleh Telkom Indonesia dalam hal ini telah menyelenggarakan Webinar Nasional bertajuk, “Aliran-Aliran Keagamaan dalam Tafsir Marah Labid – Syeikh Nawawi al-Bantani” pada Ahad, (20/3) pukul 19.30 WIB – selesai, dilaksanakan secara online melalui live youtube Dirasah Virtual.

Prof. Dr. Kiai M. Noor Harisudin, M. Fil. I., sebagai narasumber dalam acara tersebut menyatakan, perbedaan adalah sunnatullah.

“Jadi kita diciptakan berbeda-beda itu konteksnya  agar ada ujiannya, ada perlombaan untuk melakukan kebaikan,” ungkap Prof. Harisudin yang juga yang juga Director of World Moslem Studies Center Bekasi.

Prof. Haris (sapaan akrabnya) menjelaskan, jika melihat perbedaan, kita dapat mengklasifikasikan 2 arus utama orang yang ada di dunia. Pertama, yaitu orang yang tidak beragama (atheis) dan kedua, adalah orang yang beragama.

“Alhamdulillah kita hidup di negara yang tidak menghendaki adanya Atheisme, karena sila pertama yaitu ketuhanan Yang Maha Esa. Negara sudah menutup pintu Atheis,” ujar Prof. Haris yang juga Guru Besar UIN KHAS Jember itu.

Adapun orang yang beragama dibagi menjadi 2 kategori, yaitu orang yang muslim dan orang yang non muslim. Di dalam agama non muslim terdapat pembagian kembali yakni agama Samawi (ahlul kitab) dan agama Ardhi (agama  yang dihasilkan dari pemikiran manusia).

“Agama Samawi misalnya seperti Yahudi dan Nasrani, yang dikembalikan asal mulanya kepada Nabi Ibrahim. Sedangkan agama Ardhi yaitu selain agama samawi, misalnya seperti Konghucu, Budha, Sinto, dan lainnya.

Selanjutnya, Prof. Haris menjelaskan bahwa orang yang beragama muslim, yaitu yang dhohirnya menjalankan perintah-perintah Allah.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka terdapat pesan penting yang tersirat, yaitu bagaimana kita sebagai umat Islam bisa menghargai adanya perbedaan, dan bagaimana cara kita menyikapi perbedaan.

Adapun cara menyikapi perbedaan menurut Prof. Haris yaitu dengan sikap tasamuh (menghargai mereka dalam pandangan yang mereka pegang). Perbedaan yang dimaksud adalah perbedaan yang masih bisa ditoleransi, misalnya perbedaan tentang furu’ (perbedaan dalam fiqh). Bukan perbedaan yang tidak bisa ditoleransi misalnya perbedaan di bidang ushuludin (adanya kelompok aliran yang tidak percaya kepada al-Qur’an, dan menentang hadis).

“Kalau selain furu’ sikap kita harus tegas, namun tetap prinsip kehidupan kita harus mengedepankan life together, bisa hidup bersama-sama. Jadi meskipun pandangan kita berbeda dengan mereka (atheis dan non muslim, red), tapi kita harus tetap tasamuh dan bisa hidup berdampaingan dengan mereka,” pungkas Prof. Haris yang juga Pengasuh Ponpes Darul Hikam, Mangli-Jember.

Acara berlangsung secara khidmat, dimoderatori oleh Dr. KH. Ahmad Kholid Murtadlo, M.E., diikuti oleh berbagai peserta dari seluruh Indonesia

Reporter: Erni Fitriani

Editor: Wildan Rofikil Anwar

Categories
Madrasah Diniyah Awwaliyah

Cetak Generasi Tahfidz Al-Qur’an, Pondok Darul Hikam Launching Majelis Birrul Walidain: Sema’an Al-Qur’an Bil Ghaib

Media Center Darul Hikam – Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya tidak cukup ditekankan pada aspek jasmani dan intelektualnya, namun juga harus menggarap sisi mental-spiritualitasnya, mulai jenjang pendidikan dasar, menengah hingga perguruan tinggi. Dalam mencetak generasi tahfidz Al-Quran, Pondok Pesantren (PP) Darul Hikam menggelar acara Launching Majelis Birrul Walidain “Semaan Al-Qur’an Bil Ghaib” pada Minggu (13/3). Acara tersebut diselenggarakan di PP Darul Hikam Cabang Putra yang bertempat di Dusun Klenceng Desa Ajung Kabupaten Jember.

Dalam acara tersebut, dihadiri oleh Pengasuh Pondok Pesantren Darul Hikam, Prof. Dr. Kiai M. Noor Harisudin, M.Fil.I dan Ibu Nyai Robiatul Adawiyah, S.H.I., M.H. dan diikuti oleh seluruh mahasantri yang mengikuti program tahfidz Al-Qur’an.

Ibu Nyai Robiatul Adawiyah mengungkap bahwa program ini bertujuan untuk melatih mental para mahasantri penghafal Al-Qur’an sehingga siap terjun  ke masyarakat.

“Kegiatan ini diadakan agar para mahasantri penghafal Al-Qur’an siap diterjunkan ke masyarakat, baik kemampuan mengajarkan Al-Qur’an, menjaga hafalan sehingga tercapai cita-cita menjadi ahlul Qur’an. Inilah yang nantinya bisa membahagiakan orang tua, sehingga kami namakan Majelis ini dengan birrul walidain, ,” terang Ibu Nyai dalam sambutannya.

Pada kesempatan itu pula, Prof. Kiai Harisudin mengaku bahwa program tahfidz ini akan  menjadi program unggulan di PP Darul Hikam khusus bagi mahasantri yang mengikuti program hafalan Al-Qur’an.

“Majelis Sema’an ini diselenggarakan setiap satu bulan sekali untuk mengulang hafalan dan setiap dua minggu sekali ada setoran tambahan hafalan Al-Qur’an. Program unggulan ini akan dirutinkan sebagai ruang bagi terciptanya generasi tahfidz Al-Qur’an yang siap mental spiritualitasnya,” tuturnya yang sekaligus membuka acara launching Majelis Birrul Walidain itu.

Selain itu, Kiai Haris juga berharap bagi mahasantri untuk tekun dan bersungguh-sungguh menjalankan program yang diselenggarakan oleh Pondok Pesantren, seperti jurnalistik, membaca kitab kuning dan program tahfidz.

 “Sebagai mahasantri harus serius dan bersungguh-sungguh menggali ilmu dan kemampuannya melalui program di Pesantren. Karena kita tidak tahu ilmu mana yang digunakan nanti di masyarakat, baik itu ilmu jurnalistiknya, Al-Qur’an maupun kemampuan membaca kitabnya. Dan program sekarang adalah program tahfidznya yang kita kuatkan ” jelas Guru Besar UIN Kiai Haji Achmad Shiddiq Jember itu.

Acara berjalan dengan khidmat dan dilanjutkan dengan kegiatan muroja’ah hafalan mahasantri baik putra maupun putri Pondok Pesantren Darul Hikam.

Reporter: Ekik Filang Pradana

Editor: Siti Junita

Categories
Keislaman

Jadi Program Unggulan Darul Hikam, Kiai Haris: Santri Harus Bisa Menulis

Media Center Darul Hikam – Dalam rangka meningkatkan skill kepenulisan para mahasantri, Pondok Pesantren Darul Hikam Mangli Jember mengadakan program kepenulisan Jurnalistik. Program tersebut sudah berjalan mulai dari tanggal 4 Maret 2022 dan akan terus berlangsung.

Pengasuh Pondok Pesantren Darul Hikam, Prof. Dr. Kiai M. Noor Harisudin, M. Fil.I., menjelaskan terkait latar belakang dari program kepenulisan ini.

“Salah satu yang ingin kita raih  di Darul Hikam adalah melek literasi dan melek media. Jadi mereka bisa memahami jurnalisitik, menulis resensi, artikel, atau opini. Bahkan kalau mau lebih serius bisa kita arahkan ke jurnal dan buku,” ujarnya yang juga Ketua PP Asosiasi pengajar Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi negara (APHTN-HAN)

Kiai Harisudin (sapaan akrabnya) menjelaskan bahwa program tersebut merupakan salah satu visi misi dari Pondok Pesantren Darul Hikam, yang juga sebagai pembeda dari pondok lain.

“Kami ingin ini (program jurnalistik, red) agar menjadi salah satu program unggulan Darul Hikam yang tidak atau jarang dimiliki pondok lain. Kalau ‘tafaqquh fiddin’ saya kira sama. Tapi kalau jurnalistik, literasi media, ini yang tidak semua mendapat seperti itu,” ungkap Kiai Harisudin yang juga Director of World Moslem Studies Center Bekasi.

Saat ditanya oleh salah satu Tim Media Center Darul Hikam mengenai rencana kedepan, Kiai Harisudin Menjelaskan, program ini akan terus diistikamahkan dan nantinya akan diadakan evalusi untuk perbaikan dan inovasi kedepan.

“Rencananya nanti kita evaluasi, kemudian kita kembangkan kemana arahnya. Bisa dibilang ini masih penjajakan. Minimal mereka bisa jadi wartawan, bisa nulis,  itu yang kita harapkan,” tukas Guru Besar UIN KHAS Jember itu.

Di sisi lain, Ibu Nyai Robiatul Adawiyah, S.H.I., M.H. sebagai pengasuh Ponpes Darul Hikam mengaku, merasa senang dengan adanya program baru ini dan berharap kedepan santri dapat mempraktikkan ilmu yang telah didapatkan.

“Kedepan, dengan adanya program ini mereka bisa diserap di lapangan pekerjaan, karena mempunyai kemampuan di bidang jurnalistik yang jarang dimiliki oleh seorang santri,” tutur Ibu Nyai Robiatul Adawiyah yang juga Dosen Fakultas Syariah UIN KHAS Jember.

Materi pertama dalam acara sharing session minggu lalu yaitu mengenai jurnalistik dasar, teknik wawancara, dan pentingnya 5W+1H dalam berita. Kajian kepenulisan diadakan secara bleanded learning yakni offline bertempat di Ponpes Darul Hikam Pusat Putri dan online menggunakan aplikasi zoom meeting. Acara diikuti oleh semua mahasantri Darul Hikam baik putra maupun putri, diikuti secara antusias dengan sesi tanya jawab diakhir acara.

Reporter: Erni Fitriani

Editor: Siti Junita

Categories
Lembaga Pendukung Lembaga Wakaf Tunai

Wakaf Tunai Yayasan Pendidikan Islam Darul Hikam

Wakaf Tunai 

Wakaf Tunai Tanah per Meter @135.000,-

Wakaf Tunai Produktif @200.000,-

Wakaf Tunai Pembangunan @200.000

Wakaf Tunai Bisa Disalurkan Ke Nomor Rekening :

4467764444 BSI a.n Yayasan Pendidikan Islam Darul Hikam

Catatan :

*Setiap transaksi Wakaf Tunai mendapatkan e-sertifikat.

*Wakaf Tunai Tanah, Wakaf Tunai Produktif dan Wakaf Tunai Pembangunan dapat mengambil nominal terendah atau kelipatannya.

Narahubung :

085733066074 (Ust. Shohibul Ulum)

082338237677 (Ust. M. Irwan Zamroni Ali)

Categories
Keislaman Kolom Pengasuh

Pengasuh Darul Hikam Teguhkan Nahdliyyin Ibu Kota Nusantara, NKRI Harga Mati Bukan Sebatas Slogan

Media Center Darul Hikam – Nahdlatul Ulama telah lama memproklamirkan diri bahwa ‘NKRI Harga Mati’. Namun, slogan tersebut hanya sebatas slogan dan tidak ada yang menindaklanjutinya.

Demikian disampaikan oleh Pengasuh Pesantren Darul Hikam Mangli Jember, Prof Kiai M Noor Harisudin dalam acara Pelantikan Pengurus 15 Ranting NU Se-Kecamatan Sepaku pada Minggu (23/1).

“Kita tidak mau jika ‘NKRI Harga Mati’ hanya sebatas slogan,” tegas Prof M Noor Harisudin di hadapan hadirin yang berjumlah 600 lebih tersebut.

Menurutnya, pengurus NU wajib menindaklanjutinya dengan aktif berperan di berbagai sektor kehidupan. Khususnya bagi Nahdliyyin di Kecamatan Sepaku.

“Saya berharap agar masyarakat Kecamatan Sepaku, khususnya warga Nahdliyyin untuk segera melakukan percepatan-percepatan. Hal tersebut penting dilakukan karena Kecamatan Sepaku menjadi tempat Ibu Kota Negara Indonesia,” ujar Prof Harisudin yang juga Guru Besar UIN KHAS Jember.

Dengan dipilihnya Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajem Paser Utara sebagai Ibu Kota Negara, maka menjadi kesempatan tersendiri bagi warga Nahdliyyin Sepaku untuk ikut berkontribusi dalam program pembangunan Nasional.

“Warga Nahdliyyin nantinya bisa meminta kepada pemerintah agar 10% dari Aparatur Sipil Negara (ASN) berasal dari warga pribumi atau warga asli Sepaku,” tutur Prof Harisudin yang juga Ketua PP Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara-Hukum Administrasi Negara.

Selain itu menurut Prof Haris, Warga Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajem Paser Utara patut bersyukur atas dipilihnya Kecamatan Sepaku sebagai Ibu Kota Negara Indonesia.

“Mungkin orang-orang tidak akan melirik di sini (Kecamatan Sepaku), tapi alhamdulillah berkat doa warga Sepaku dan masyarakat sekitar, wilayah ini terpilih menjadi Ibu Kota Negara Indonesia,” tambah Prof Haris.

Pada kesempatan itu pula Prof Harisudin berpesan agar pengurus NU mempunyai bekal yang cukup. Salah satunya memahami pilar NU.

“Pilar NU itu harus dipahami. Yaitu fikrah nahdliyah, harakah nahdliyah, dan amaliyah hahdliyah. Pengurus NU harus memiliki tiga hal ini sebagai bekal pengetahuan dalam menjalankan organisasi NU,” ujarnya yang juga Dekan Fakultas Syariah UIN KHAS Jember.

Sementara itu, tugas jam’iyyah NU, lanjut Prof Haris. Juga tidak kalah penting untuk turut dipahami, khususnya bagi para pengurus ranting NU Se-Kecamatan Sepaku yang baru dilantik tersebut.

“Sebagai jam’iyyah, juga penting untuk memahami tugas jam’iyyah NU. Yaitu tugas diniyah, wathaniyah dan ijtimaiyah,”jelasnya.

Hadir dalam acara tersebut PC NU Penajem Paser Utara, MWC NU Kecamatan Sepaku, 15  Ranting NU Se-Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajem Paser Utara, Muslimat, Fatayat, Ansor, Camat, Polsek dan Danramil.

Reporter : Wartik Murtisari

Editor : M. Irwan Zamroni Ali

Categories
Lembaga Pendukung Lembaga Wakaf Tunai

Wakaf Tunai PP Darul Hikam Mangli Kaliwates Jember

Wakaf Tunai 

Untuk Pembelian Tanah Yayasan Pendidikan Islam Darul Hikam Mangli Kaliwates Jember.

– Luas tanah 7500 meter persegi

– Harga tanah 1.010.000.000,-

– Sudah dibayar 160.000.000,-

– Kekurangan dana 850.000.000,-

Wakaf Tunai per-meter @135.000,-

Wakaf Tunai Bisa Disalurkan Ke Nomor Rekening :

4467764444 BSI a.n Yayasan Pendidikan Islam Darul Hikam

Catatan :

*Setiap transaksi Wakaf Tunai mendapatkan e-sertifikat.

*Bisa ambil satu meter, dua meter, tiga meter, lima meter, sepuluh meter, dst.

Narahubung :

085733066074 (Ust. Shohibul Ulum)

082338237677 (Ust. M. Irwan Zamroni Ali)

Categories
Madrasah Diniyah Wusto

Ajak Santri Maju Bersama, PP Darul Hikam Gelar Sharing Session Tips Kuliah Cepat

Media Center Darul Hikam – Yayasan Pendidikan Islam Darul Hikam Mangli Jember sukses menggelar Sharing Session ‘Tips Kuliah Cepat’ secara daring via Zoom Meeting pada Sabtu, (22/01) pukul 20.00-selesai. 

Pada acara tersebut, turut hadir Pengasuh PP Darul Hikam Mangli Jember, Ibu Nyai Robiatul Adawiyah, S.H.I, M.H., serta narasumber Wildan Rofikil Anwar dan Siti Junita. Keduanya merupakan mahasantri PP Darul Hikam Mangli Jember yang berhasil menyelesaikan studi S-1 dalam waktu relatif singkat, yaitu 3,5 tahun.

Pengasuh Pondok Pesantren Darul Hikam, Ibu Nyai Robiatul Adawiyah, S.H.I, M.H., dalam sambutannya memaparkan, tujuan diadakannya acara ini yaitu untuk mengembalikan semangat para mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akhir, juga memberikan gambaran kepada seluruh santri Darul Hikam agar memiliki pandangan tentang skripsi.

“Jadi niat dari sharing session ini adalah mengembalikan niat awal berangkat dari rumah menuju UIN KHAS Jember adalah niat kuliah yang ingin melaksanakan tugas mencari ilmu dan itu adalah kewajiban yang direstui orang tua. Jadi restu orang tualah yang mendampingi anak-anakku semua mencari ilmu. Cara menyenangkan orang tua yaitu kuliah dipercepat,” tutur Ibu Nyai Robiatul Adawiyah.

Pada kesempatan yang sama, Wildan Rofikil Anwar menyampaikan trik agar lulus kuliah dengan cepat. 

“Intinya kalau ingin cepat mengerjakan skripsinya adalah jangan pernah takut gagal. Setelah judul ACC langsung pasang target pengerjaan proposal. jika nantinya ada revisi maka segara di revisi, jangan ditunda-tunda. Juga rutinlah mengadakan bimbingan dengan dosen pembimbing. Prinsip saya saat mengerjakan skripsi adalah perbanyak belajar, sedikitkan tidur, dan manfaatkan waktu luang dengan baik,” ujar Wildan yang saat ini menjadi mahasiswa S2 Fakultas Hukum Univeristas Jember tersebut. 

Lebih lanjut dirinya berpesan, agar semangat dalam menyelesaikan tugas akhir kuliah.

“Jangan malas untuk belajar, karena ilmu adalah harta yang bisa kita bawa ke mana pun tanpa membebani kita. Anak muda yang malas belajar tidak pantas untuk masa depan yang baik. Karena sukses hanya bisa diraih melalui gigih belajar, kerja keras dan doa yang ikhlas. Bukan hanya dengan lamunan. Tapi ingat satu hal, orang tuamu menunggu suksesmu, bukan malasmu,” tambah pria asal Pamekasan Madura itu.

Di sisi lain, Siti Junita menyampaikan, pentingnya keistiqomahan dan kesabaran dalam menuntut ilmu juga menjadi tips agar skripsi cepat selesai.

“Bahwasannya ada pedoman dalam al-Quran berbunyi, Wasta’inu bis-shabri was-sholah. Kuncinya adalah sabar dan shalat. Sabar dalam mengatasi kemalasan kita, sabar dalam mengatasi segala bentuk hambatan-hambatan dalam mengerjakan tugas. Dan Allah hanya akan  mengangkat derajat orang yang beriman dan berilmu. Bagaimana cara menjadi orang yang beriman, yakni yakin bahwasannya Allah akan senantiasa menemani proses kita,” ungkap Junita yang juga salah satu santri di Ponpes Darul Hikam.

Selanjutnya, Siti Junita menambahkan bahwa tidak ada yang sulit dalam hidup ini jika kita selalu mengandalkan Allah dalam segala urusan. Juga pentingnya rida orang tua dan gurulah yang dapat mengantarkan dirinya pada gerbang kemudahan.

“Hidup itu tidak ada yang sulit jika kita memandang segala sesuatu dengan kacamata iman. Segala sesuatu yang kita lakukan akan menjadi lebih mudah saat kita percaya bahwa Allah akan selalu membantu kita. Jangan lupa selalu minta doa kepada orang tua dan guru,” pungkasnya.

Reporter : Erni Fitriani

Editor : M Irwan Zamroni Ali

Categories
Madrasah Diniyah Wusto

Darul Hikam Jember, Siapkan Pengembangan Lembaga Pendidikan Hingga Tingkat SMA

Media Center Darul Hikam – Yayasan Pendidikan Islam Darul Hikam Mangli Kaliwates Jember tengah mempersiapkan pengembangan pendidikan, salah satunya dengan menggelar  diskusi bersama Wakil Ketua Yayasan Masjid al-Baitul Amin Jember, Ir. H. Akhmad Hafid dalam acara ‘Diskusi Pengembangan SD/MI Unggulan’ di Kantor Dekan Fakultas Syariah UIN KHAS Jember pada Rabu pagi (12/1).

Suatu lembaga pendidikan atau yayasan juga penting untuk menjaga kualitas kebersihan. Hal demikian untuk menciptakan suasana yang nyaman bagi para siswa atau santri, termasuk wali siswa.

“Standarnya adalah kamar mandi yang bersih. Tidak hanya bersih, tetapi juga rapi dan wangi. Jika kamar mandi saja sudah bersih, maka yang lain juga akan ikut bersih,” tutur Hafid.

Menurutnya, untuk menjaga kebersihan lingkungan yayasan atau sekolah, tidaklah sepenuhnya harus dipasrahkan kepada Tim Cleaning Servis (CS), para siswa juga bisa dilibatkan, sembari membangun sikap mereka untuk mencintai kebersihan dan keindahan.

“CS nantinya menyempurnakan saja. Para adik-adik siswa juga bisa dilatih untuk membersihkan meja belajarnya , tempat duduknya atau kelasnya sendiri, sehingga nanti mereka di rumahnya juga akan terbiasa untuk menjaga kebersihannya,” jelas Hafid yang juga Ketua Yayasan Nurul Amien Jember.

“Bahkan ada istilah ‘membersihkan satu sampah, mendapatkan satu upah.’ Istilah ini dapat diterapkan ke adik-adik siswa agar tetap semangat untuk mencintai kebersihan,” tambahnya.

Tidak hanya di luar kelas, lanjut Hafidz. Di dalam kelas para tenaga pengajar juga harus menciptakan suasana yang representatif dan komunikatif. Salah satunya dengan melakukan quantum teaching.

“Para guru di Yayasan Masjid al-Baitul Amin Jember, kami fasilitasi diklat quantum teaching selama kurang lebih dua hari. Hasilnya sungguh luar biasa. Suasana kelas jauh lebih semangat dan menyenangkan, sehingga para siswa betah dan nyaman untuk sekolah,” ujar pria 55 Tahun kelahiran Pamekasan Madura itu.

Lebih lanjut dirinya menjelaskan, jika suasana kelas sudah terbangun melalui metode quantum teaching atau metode yang lain, ditambah para wali siswa semakin nyaman dan percaya kepada lembaga atau sekolah, maka untuk menaikkan harga SPP demi kesejahteraan guru dan pengembangan fasilitas pendidikan, para wali siswa tidak akan keberatan, karena standar pelayanan yang didapatkan telah sesuai dengan yang diharapkan oleh para wali siswa.

Pada kesempatan yang sama, Pengasuh Yayasan Pendidikan Islam Darul Hikam Mangli Kaliwates Jember, Prof. Dr. Kiai M. Noor Harisudin, M. Fil.I menerangkan, jika pihaknya akan mencoba mengembangkan Darul Hikam di bidang lembaga pendidikan, seperti SD, SMP hingga SMA.

“Yayasan  Pendidikan Islam Darul Hikam telah didirikan pada tahun 2015 dan telah memiliki pendidikan diniyah. Kita ingin mengembangkan lembaga pendidikan, baik di Jember maupun di luar. Karena tidak menutup kemungkinan Darul Hikam akan terus bergerak untuk umat,” terang Prof. Kiai Harisudin yang juga Dekan Fakultas Syariah UIN KHAS Jember.

Dalam acara sharing tersebut, turut hadir Pengasuh Darul Hikam Putri, Nyai Robiatul Adawiyah, SH.I ., M.H bersama dengan sejumlah staf pengajar Darul Hikam lainnya.

Reporter : Siti Junita

Editor : M. Irwan Zamroni Ali