Categories
Madrasah Diniyah Wusto

Ajak Santri Maju Bersama, PP Darul Hikam Gelar Sharing Session Tips Kuliah Cepat

Media Center Darul Hikam – Yayasan Pendidikan Islam Darul Hikam Mangli Jember sukses menggelar Sharing Session ‘Tips Kuliah Cepat’ secara daring via Zoom Meeting pada Sabtu, (22/01) pukul 20.00-selesai. 

Pada acara tersebut, turut hadir Pengasuh PP Darul Hikam Mangli Jember, Ibu Nyai Robiatul Adawiyah, S.H.I, M.H., serta narasumber Wildan Rofikil Anwar dan Siti Junita. Keduanya merupakan mahasantri PP Darul Hikam Mangli Jember yang berhasil menyelesaikan studi S-1 dalam waktu relatif singkat, yaitu 3,5 tahun.

Pengasuh Pondok Pesantren Darul Hikam, Ibu Nyai Robiatul Adawiyah, S.H.I, M.H., dalam sambutannya memaparkan, tujuan diadakannya acara ini yaitu untuk mengembalikan semangat para mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akhir, juga memberikan gambaran kepada seluruh santri Darul Hikam agar memiliki pandangan tentang skripsi.

“Jadi niat dari sharing session ini adalah mengembalikan niat awal berangkat dari rumah menuju UIN KHAS Jember adalah niat kuliah yang ingin melaksanakan tugas mencari ilmu dan itu adalah kewajiban yang direstui orang tua. Jadi restu orang tualah yang mendampingi anak-anakku semua mencari ilmu. Cara menyenangkan orang tua yaitu kuliah dipercepat,” tutur Ibu Nyai Robiatul Adawiyah.

Pada kesempatan yang sama, Wildan Rofikil Anwar menyampaikan trik agar lulus kuliah dengan cepat. 

“Intinya kalau ingin cepat mengerjakan skripsinya adalah jangan pernah takut gagal. Setelah judul ACC langsung pasang target pengerjaan proposal. jika nantinya ada revisi maka segara di revisi, jangan ditunda-tunda. Juga rutinlah mengadakan bimbingan dengan dosen pembimbing. Prinsip saya saat mengerjakan skripsi adalah perbanyak belajar, sedikitkan tidur, dan manfaatkan waktu luang dengan baik,” ujar Wildan yang saat ini menjadi mahasiswa S2 Fakultas Hukum Univeristas Jember tersebut. 

Lebih lanjut dirinya berpesan, agar semangat dalam menyelesaikan tugas akhir kuliah.

“Jangan malas untuk belajar, karena ilmu adalah harta yang bisa kita bawa ke mana pun tanpa membebani kita. Anak muda yang malas belajar tidak pantas untuk masa depan yang baik. Karena sukses hanya bisa diraih melalui gigih belajar, kerja keras dan doa yang ikhlas. Bukan hanya dengan lamunan. Tapi ingat satu hal, orang tuamu menunggu suksesmu, bukan malasmu,” tambah pria asal Pamekasan Madura itu.

Di sisi lain, Siti Junita menyampaikan, pentingnya keistiqomahan dan kesabaran dalam menuntut ilmu juga menjadi tips agar skripsi cepat selesai.

“Bahwasannya ada pedoman dalam al-Quran berbunyi, Wasta’inu bis-shabri was-sholah. Kuncinya adalah sabar dan shalat. Sabar dalam mengatasi kemalasan kita, sabar dalam mengatasi segala bentuk hambatan-hambatan dalam mengerjakan tugas. Dan Allah hanya akan  mengangkat derajat orang yang beriman dan berilmu. Bagaimana cara menjadi orang yang beriman, yakni yakin bahwasannya Allah akan senantiasa menemani proses kita,” ungkap Junita yang juga salah satu santri di Ponpes Darul Hikam.

Selanjutnya, Siti Junita menambahkan bahwa tidak ada yang sulit dalam hidup ini jika kita selalu mengandalkan Allah dalam segala urusan. Juga pentingnya rida orang tua dan gurulah yang dapat mengantarkan dirinya pada gerbang kemudahan.

“Hidup itu tidak ada yang sulit jika kita memandang segala sesuatu dengan kacamata iman. Segala sesuatu yang kita lakukan akan menjadi lebih mudah saat kita percaya bahwa Allah akan selalu membantu kita. Jangan lupa selalu minta doa kepada orang tua dan guru,” pungkasnya.

Reporter : Erni Fitriani

Editor : M Irwan Zamroni Ali

Categories
Madrasah Diniyah Wusto

Darul Hikam Jember, Siapkan Pengembangan Lembaga Pendidikan Hingga Tingkat SMA

Media Center Darul Hikam – Yayasan Pendidikan Islam Darul Hikam Mangli Kaliwates Jember tengah mempersiapkan pengembangan pendidikan, salah satunya dengan menggelar  diskusi bersama Wakil Ketua Yayasan Masjid al-Baitul Amin Jember, Ir. H. Akhmad Hafid dalam acara ‘Diskusi Pengembangan SD/MI Unggulan’ di Kantor Dekan Fakultas Syariah UIN KHAS Jember pada Rabu pagi (12/1).

Suatu lembaga pendidikan atau yayasan juga penting untuk menjaga kualitas kebersihan. Hal demikian untuk menciptakan suasana yang nyaman bagi para siswa atau santri, termasuk wali siswa.

“Standarnya adalah kamar mandi yang bersih. Tidak hanya bersih, tetapi juga rapi dan wangi. Jika kamar mandi saja sudah bersih, maka yang lain juga akan ikut bersih,” tutur Hafid.

Menurutnya, untuk menjaga kebersihan lingkungan yayasan atau sekolah, tidaklah sepenuhnya harus dipasrahkan kepada Tim Cleaning Servis (CS), para siswa juga bisa dilibatkan, sembari membangun sikap mereka untuk mencintai kebersihan dan keindahan.

“CS nantinya menyempurnakan saja. Para adik-adik siswa juga bisa dilatih untuk membersihkan meja belajarnya , tempat duduknya atau kelasnya sendiri, sehingga nanti mereka di rumahnya juga akan terbiasa untuk menjaga kebersihannya,” jelas Hafid yang juga Ketua Yayasan Nurul Amien Jember.

“Bahkan ada istilah ‘membersihkan satu sampah, mendapatkan satu upah.’ Istilah ini dapat diterapkan ke adik-adik siswa agar tetap semangat untuk mencintai kebersihan,” tambahnya.

Tidak hanya di luar kelas, lanjut Hafidz. Di dalam kelas para tenaga pengajar juga harus menciptakan suasana yang representatif dan komunikatif. Salah satunya dengan melakukan quantum teaching.

“Para guru di Yayasan Masjid al-Baitul Amin Jember, kami fasilitasi diklat quantum teaching selama kurang lebih dua hari. Hasilnya sungguh luar biasa. Suasana kelas jauh lebih semangat dan menyenangkan, sehingga para siswa betah dan nyaman untuk sekolah,” ujar pria 55 Tahun kelahiran Pamekasan Madura itu.

Lebih lanjut dirinya menjelaskan, jika suasana kelas sudah terbangun melalui metode quantum teaching atau metode yang lain, ditambah para wali siswa semakin nyaman dan percaya kepada lembaga atau sekolah, maka untuk menaikkan harga SPP demi kesejahteraan guru dan pengembangan fasilitas pendidikan, para wali siswa tidak akan keberatan, karena standar pelayanan yang didapatkan telah sesuai dengan yang diharapkan oleh para wali siswa.

Pada kesempatan yang sama, Pengasuh Yayasan Pendidikan Islam Darul Hikam Mangli Kaliwates Jember, Prof. Dr. Kiai M. Noor Harisudin, M. Fil.I menerangkan, jika pihaknya akan mencoba mengembangkan Darul Hikam di bidang lembaga pendidikan, seperti SD, SMP hingga SMA.

“Yayasan  Pendidikan Islam Darul Hikam telah didirikan pada tahun 2015 dan telah memiliki pendidikan diniyah. Kita ingin mengembangkan lembaga pendidikan, baik di Jember maupun di luar. Karena tidak menutup kemungkinan Darul Hikam akan terus bergerak untuk umat,” terang Prof. Kiai Harisudin yang juga Dekan Fakultas Syariah UIN KHAS Jember.

Dalam acara sharing tersebut, turut hadir Pengasuh Darul Hikam Putri, Nyai Robiatul Adawiyah, SH.I ., M.H bersama dengan sejumlah staf pengajar Darul Hikam lainnya.

Reporter : Siti Junita

Editor : M. Irwan Zamroni Ali

Categories
Madrasah Diniyah Awwaliyah

Ponpes Darul Hikam Gelar Penutupan Ta’lim dengan Buka Bersama dan Pembagian Hadiah Lomba

Media Center Darul Hikam – Yayasan Pendidikan Islam Darul Hikam Mangli Jember menggelar acara penutupan kegiatan ta’lim dengan buka bersama dan pembagian hadiah untuk pemenang lomba pada Senin (13/12) sore. Acara berlangsung di Pondok Darul Hikam Cabang Putra Ajung mulai pukul 16.00-20.00 WIB.

Acara penutupan ta’lim dihadiri langsung oleh Pengasuh Ponpes Darul Hikam, Prof. Dr. Kiai M. Noor Harisudin, M.Fil.I. dan Nyai Robiatul Adawiyah, S.H.,M.H serta para asatidz dan mahasantri putra dan putri. Acara ini diawali dengan buka bersama, sholat maghrib berjamaah, khatmil Al-Qur’an dan pembagian hadiah kepada pemenang lomba cerdas cermat.

Dalam sambutannya, Pengasuh Ponpes Darul Hikam, Prof. Dr. Kiai Harisudin menyampaikan kepada para santri agar menjadi pribadi yang luar biasa dengan melakukan perbuatan yang luar biasa.

“Mengutip pada kitab Hikam karya Ibnu Athaillah Al-Iskandari ‘Kaifa takhruqu laka al-‘awaidu wa anta lam tukhriq min nafsika al-‘awaida’ bagaimana mungkin kau menjadi luar biasa sementara yang kau lakukan adalah hal yang biasa saja,” tutur Guru Besar Ushul Fiqih UIN KHAS Jember itu.

Waktu dua bulan liburan mulai Desember-Januari, Kiai Haris berharap para santri dapat kembali ke pondok dengan tambahan ilmu. Caranya dengan mengisi waktu liburan untuk menambah kompetensi terutama kemampuan berbahasa asing (Arab dan Inggris) dan membaca kitab kuning.

“Jika lemah pada satu bidang, maka ambil di bidang lain. Kemudian tambahkan kemampuan itu hingga menjadi ahli. Saya yakin semua santri memiliki kelebihan di setiap bidang, hanya saja belum diasah. Fokus pada kelebihan, jangan fokus pada kekurangan. Dijaga semangatnya dan jadilah luar biasa,” tambah Kiai Haris yang sekaligus Wakil Ketua Pengurus Wilayah Lembaga Dakwah NU Jawa Timur.

Acara dilanjutkan dengan pembagian hadiah lomba kepada pemenang lomba cerdas cermat. Juara 1 dimenangkan oleh tim santri putra atas nama, Ainur Rofikil A’la, Lutvi Hendrawan dan M. Zulkarnain FIkri. Juara 2 dimenangkan oleh tim santri putri pusat atas nama, Nur Azizah, Muti’ah Rahman dan Sri Wahyuni. Dan juara 3 dimenangkan oleh tim santri putra atas nama, Rizki Fadil Hamzah, Agif Akmal Maulana dan Ekik Filang Pradana.

“Untuk para juara, jangan merasa cukup dengan pencapaian ini. Jangan menyerah untuk terus belajar untuk meraih prestasi yang lebih tinggi. Untuk yang belum juara, jangan berputus asa dan terus semangat. Karena orang bodoh yang rajin akan lebih cepat meraih kesuksesan dibandingkan orang pintar yang malas,” terang Kiai Haris saat memberikan wejangan kepada para santri.

Di akhir acara, Nyai Robiatul Adawiyah juga memberikan pesan kepada mahasantri putra dan putri untuk mengisi waktu liburan dengan ikut kegiatan sosial keagamaan di masyarakat.

“Isilah waktu dengan menjadi bagian dari masyarakat dengan terlibat di organisasi di dalamnya, dengan itu kalian bisa menyiapkan bekal apa saja yang harus dimiliki ketika kelak telah terjun di masyarakat,”pungkasnya yang juga Dosen Fakultas Syariah UIN KHAS Jember itu.

Acara berlangsung khidmat ditutup dengan pembacaan doa oleh Pengasuh PP Darul Hikam.

Reporter : Siti Junita

Editor : M. Irwan Zamroni Ali

Categories
Keislaman

Menyoroti Implementasi Fiqihdi Selandia Baru, KBRI Wellington Undang Pengasuh Ponpes Darul Hikam

Media Center Darul Hikam- Kerap kali berbagai isu terkait implementasi fiqih di negara mayoritas non-muslim menjadi pertanyaan di masyarakat. Maka dari itu Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Wellington menjawab tantangan tersebut dengan menyelenggarakan Webinar Nasional bertajuk, “Implementasi Fiqih Di Negara Mayoritas Non-Muslim”, secara virtual melalui aplikasi Zoom Meeting dan Live Youtube pada Senin (13/12) pukul 12.00 WIB-selesai.

Acara diawali dengan Keynote Speech dari Duta Besar (Dubes) RI Wellington New Zealand, H.E. Tantowi Yahya menyoroti kondisi beragama kaum muslim sebagai kaum minoritas.

“Selandia Baru ini negara dengan mayoritas non-muslim, namun kehidupan beragama di sini cukup menarik,” ujar Tantowi Yahya.

Berdasarkan data sensus terakhir, jumlah kaum muslim di Selandia Baru hanya sekitar 1,1% atau dalam angka 57.278 jiwa dari jumlah penduduk negara secara keseluruhan. Meskipun dalam jumlah yang cukup sedikit dibandingkan dengan kaum beragama lainnya, namun Islam mampu memberikan warna sebagai karakter agama yang cinta damai dengan membangun hubungan horizontal dan vertikal melalui organisasi Umat Muslim Indonesia (UMI) dan Himpunan Umat Muslim Indonesia (HUMIA).

“Beberapa kali Selandia Baru dinobatkan oleh Islam Foundation yang ada di Amerika sebagai negara yang paling Islami,” tutur Tantowi Yahya.

Hal tersebut tidak lain disebabkan pengimplementasian prinsip islami dalam kehidupan  sehari-hari oleh semua warga, tanpa terkecuali non-muslim. Warga selandia Baru yang non muslim tidak mengenal konsep rukun Islam sehingga tidak melaksanakan ibadah mahdhah seperti shalat, zakat, puasa, dan haji. Namun prinisp Islam dilaksanakan secara inheren dalam kehidupan sehari hari.

“Selandia Baru ini negara bersih secara harfiah, artinya memang negaranya bersih. Lautnya bersih, airnya bersih, tanahnya bersih. Begitupun dengan pemerintahannya. Tingkat korupsi di sini nol,” jelasnya.

Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi dari narasumber, Pengasuh Ponpes Darul Hikam Mangli Jember, Prof. Dr. Kiai. M. Noor Harisudin, M. Fil. I.,  mengawali penjelasannya dengan QS. Al-Anbiya’: 107 yang artinya, “Dan Kami tidak mengutus engkau Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam”. Ayat tersebut menjelaskan bahwa agama Islam datang dengan syariatnya sebagai rahmat bagi seluruh alam dan tentunya membawa kemaslahatan untuk manusia.

Dijelaskan pula 3 unsur pokok dalam agama Islam terbagi menjadi 3 bagian yaitu aqidah, syariat, dan akhlak.

“Jika diibaratkan dari sebuah pohon Islam. Aqidah itu adalah sebuah kepercayaan, ini sebagai akarnya. Kalau akidahnya sudah tidak kuat, otomatis pasti akan goyah. Bagian batangnya diibaratkan sebagai syariat. Kalau akidah dan syariatnya sudah kuat maka akan menghasilkan buah yang baik yaitu akhlak,” jelas Prof. Harisudin yang juga Dekan Fakultas  Syariah UIN KHAS Jember.

Dalam penuturannya, Wakil Ketua PW LDNU Jatim tersebut menjelaskan jenis-jenis syariat. Syariat terbagi menjadi dua yaitu syariat tetap (tsawabit) dan syariat yang bisa berubah (mutaghayirat), yang kemudian disebut dengan fiqih.

“Perintah shalat itu sudah ada di al-Qur’an, syariat (aturan dari Allah) itu sudah ada. Tapi kalau perintilannya, detail-detailnya, gimana caranya ruku’ dan lain-lain itu nantinya yang akan dibahas dalam fiqih. Misalnya contoh tata cara shalat lima waktu di kutub itu bagaimana, itulah yang masuk di fiqih,” ungkap Prof. Haris yang juga Ketua Komisi Pengkajian, Penelitian dan Pelatihan MUI Jawa Timur.

Implementasi fiqih di negara mayoritas non-muslim memiliki beberapa indikator, diantaranya regulasi dan kebijakan belum berpihak pada kaum muslim, adat istiadat yang berbeda, fasilitas ibadah yang sangat  terbatas, kesulitan mencari makanan halal, dan lain-lain. Hal tersebut seringkali menjadi problematika oleh kaum muslim minoritas negara lain.

“Ada beberapa hal yang membuat hukum itu berubah, berbeda dengan kondisi di negara mayoritas muslim. Karena yang dipertimbangkan adalah kemaslahatan,” pungkas Prof. Haris yang juga sebagai Ketua Asosiasi Penulis dan Peneliti Islam Nusantara Seluruh Indonesia.

Reporter: Lia Amelia Rahmah

Editor: Erni Fitriani

Categories
Kolom Pengasuh Tokoh

Persiapkan Beasiswa Sejak Dini, IKA PMII Launching Kelas Beasiswa

Media Center Darul Hikam – Memiliki keterbatasan biaya bukanlah sebuah penghalang untuk mewujudkan mimpi sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Namun, kini pemerintah dan berbagai lembaga swasta sangat mendukung pendidikan di Indonesia yakni dengan memberikan berbagai macam beasiswa menarik kepada seluruh pemuda di Indonesia. Meraih beasiswa adalah dambaan setiap orang. Namun, persiapannya untuk mendapatkan beasiswa tidak dengan waktu sebentar dan membutuhkan kerja keras.

Bincang mengenai beasiswa Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Jember menggelar talkshow beasiswa dan launching kelas beasiswa PMII Jember dengan tema “Prepare Yourself To Get A Scholarship” bertempat di Aula Ikatan Keluarga Alumni (IKA) PMII Jember, minggu (5/12). Tujuan diadakan acara ini ialah untuk memberikan wadah kepada kader PMII Jember untuk bisa mendapatkan beasiswa sesuai yang diminatinya.

Acara tersebut turut mengundang pemateri hebat dari IKA PMII diantaranya H. Muhammad Nur Purnamasidi, Satya Hangga Yudha W P, B.A. (Hons), Msc, Prof. Dr. M. Noor Harisuddin, M.Fil.I, dan Imam Malik Riduan.

Satya Hangga Yudha W P, B.A. (Hons), Msc, sebagai pemateri pertama yang merupakan Sekretaris Jenderal Asosiasi Penerimaan beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) menyampaikan bahwa bicara beasiswa tentu banyak sekali peluang beasiswa baik ke luar negeri maupun dalam negeri, “Kepada temen-temen tetap semangat, termotivasi dan impelementasi untuk mengeksekusi apa yang sudah disampaikan,” tuturnya pada saat closing statement materi pertama.

 Prof. Dr. M. Noor Harisuddin, M.Fil.I. sangat mengapresiasi acara ini karena merupakan acara keren yang bisa membawa kader-kader PMII mendapatkan beasiswa sesuai yang dimpi-impikannya. Sebagai pemateri kedua Prof Haris menyampaikan mengenai beberapa kualifikasi atau trik-trik untuk bisa mendapatkan beasiswa diantaranya ialah: Pertama, mempunyai intelektual tinggi sebagai modal dasar. Kedua, sejak awal sudah mempersiapkan diri untuk menguasai bahasa Arab, Inggris maupun Cina. Ketiga, menyiapkan bukti bahwa memiliki kompeten dalam bidang yang ingin digeluti dengan IPK yang standar minimal 3 atau 3,5. Keempat, mencari dan membaca website-website informasi terkait beasiswa-beasiswa.

“Adapun trik secara khusus yakni persiapkan diri dan baca peluang,” tambah Ketua Harian ADP PB IKA PMII 2021-2026 tersebut.

Selanjutnya, menyambung dari materi mengenai trik atau kualifikasi dalam mendapatkan beasiswa Imam Malik Riduan sebagai pemateri ketiga pada acara talkshow kali ini menyampaikan mengenai, “Kemana beasiswa membawa anda?” Riduan mengakui bahwa pengalamannya dengan sebagai penerima beasiswa 5000 doctor membawanya menemukan banyak pengalaman baru.

“Pertama, eksposur dari internasional untuk bertemu dengan para ahli. Kedua, menyelami kebudayaan global dan menyuarakan apa yang kita miliki di Indonesia. Selanjutnya yang ketiga, beasiswa membawa kita untuk bersenang-bersenang,” jelasnya.

“Beasiswa ini sesuatu yang susah tapi bisa dijangkau, beasiswa perkara yang sangat menantang tapi bisa diselesaikan tergantung pada upaya serta kemauan keras kita untuk mengejarnya,” tambah Imam Malik Riduan Ph. D Candidat of western Sydney University, Australia.

Kemudian H. Muhammad Nur Purnamasidi sebagai pemateri terakhir menyampaikan mengenai pengelolaan anggaran pendidikan oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sebesar 20%.

“Beasiswa bisa diraih bukan oleh mereka yang memiliki power tetapi oleh mereka yang sadar akan perubahan,” tutur Anggota DPR RI Komisi x tersebut.

Khotijah, S.T. selaku moderator juga menyampaikan harapannya untuk para kader PMII Jember agar serius dalam mengikuti pengawalan kelas beasiswa ini yakni dengan berlari dan berinovasi mengejar ketertinggalan dalam aspek akademik sehingga kader PMII kedepan dapat mendapatkan beasiswa sesuai apa yang sudah menjadi cita-cita dan keinginan para kader-kader PMII Jember.

Reporter: Wartik Murtisari 

Editor : Arinal Haq

Categories
Keislaman

Menjadi Narasumber dalam Webinar Unisda Lamongan, Dekan Syariah Terangkan tentang Good Governance

Media Center Darul Hikam –  Good Governance adalah suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab, sejalan dengan prinsip demokrasi, pencegahan korupsi serta menjalankan disiplin anggaran. Hal ini disampaikan oleh Dekan Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) KH. Achmad Siddiq (KHAS) Jember, Prof. Dr. M. Noor Harisudin, M.Fil.I., saat menjadi narasumber dalam webinar series yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)  Universitas Islam Darul ‘Ulum (UNISDA) Lamongan. Acara berlangsung secara virtual melalui aplikasi Zoom Meeting dan live Youtube pada Rabu pagi pukul 09.00 hingga 12.00 WIB (01/12).

Acara yang bertema “Tata Kelola Pemerintah Daerah di Era Keterbukaan Informasi” juga dihadiri oleh narasumber yang ahli dalam tata kelola Pemerintahan, diantaranya Drs. Muhammad Nalikan, M.M. sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Lamongan dan Imam Fadli, S.IP., M.Si. sebagai Anggota DPRD Kabupaten Lamongan.

Sebagai pembuka materi, Prof. Harisudin yang juga Wakil Ketua PW Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Jawa Timur menjelaskan mengenai tata kelola pemerintahan daerah di era keterbukaan informasi, meliputi pemerintah daerah, tata kelola dan keterbukaan informasi.

“Indonesia government indeks 2012 telah memberikan catatan mengenai tata kelola pemerintahan di 33 provinsi di Indonesia. Hal ini perlu dikaji agar mengetahui perbandingan negara Indonesia dengan negara lain untuk mengambil sisi baiknya agar dipraktekkan di negara kita,” ujar Guru Besar UIN KHAS Jember itu.

Pada kesempatan itu, Prof Haris memaparkan dasar kebijakan tentang tata kelola di era keterbukaan reformasi: UU NRI 1945 Pasal 18 dan 18 A, UU No. 32 tahun 2004 dan UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, UU No 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP), Peraturan Presiden RI No. 82 tahun 2010 tentang grand design reformasi birokrasi 2010-2025, UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan UU No. 9 tahun 2015 tentang perubahan ke dua atas UU No. 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah.

“Seiring dengan masa reformasi yang terkait dengan grand design reformasi birokrasi, pada tahun 2025 diharapkan telah terwujud tata pemerintahan yang baik dengan birokrasi yang profesional, berintegritas tinggi, dan menjadi pelayan masyarakat dan abdi negara. Itulah pentingnya dilakukan good governance,” tuturnya yang juga Ketua Pengurus Pusat Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara-Hukum Administrasi Negara (PP APHTN-HAN)

Selanjutnya ada enam prinsip good governance dalam tata kelola pemerintahan, di antaranya prinsip partisipasi, transparasi, keadilan, akuntanbilitas, efisiensi dan efektivitas. Dalam tata kelola, prinsip transparasi dan akuntabilitas menjadi fokus utama tanpa mengesampingkan prinsip yang lain.

“Prinsip transparansi dan akuntabilitas sudah diijalankan oleh negara maju, misal pembayaran pajak di Australia. Ketika membayar pajak, masyarakat diberikan slip pembayaran yang berisi keterangan alokasi dana pajak itu sesuai dengan uang pajak yang diberikan,” lanjutnya.

Di sisi lain, Drs. Muhammad Nalikan, M.M. menjelaskan mengenai strategi mewujudkan good governance pada Pemerintah Kabupaten Lamongan.

“Fungsi utama pemerintahan adalah melayani masyarakat baik dari sisi kehidupan, sisi kepentingan dan kebutuhan masyarakatnya. Ini yang paling mendasar dari fungsi pemerintah,” ujar Sekretaris Daerah Kabupaten Lamongan itu.

Di sesi terakhir, Imam Fadli, S.IP., M.Si. memaparkan mengenai pengembangan digital government dalam penyusunan regulasi pemerintahan.

“Digitalisasi teknologi infomasi juga membantu pemerintah dalam penyampaian informasi untuk masyarakat. Diharapkan penerapan penyampaian informasi dengan mengandalkan media sosial dapat memberikan kemudahan  serta penyampaian informasi secara merata,” pungkasnya yang juga Anggota DPRD Kabupaten Lamongan.

Acara yang dimoderatori oleh Fahmi Anas, M.Sosio., berjalan secara aktif yang diikuti oleh ratusan akademisi dan masyarakat seluruh Indonesia.

Reporter: Ulfa Miftakhur Rohmah

Editor: Siti Junita

Categories
Sains

Hidayah Masuk Islam Berkat Doa Ibu

Media Center Darul Hikam – Fenomena pindah agama merupakan proses perubahan sosial, spiritual, serta ideologi yang dialami dalam kehidupan seorang mualaf. Banyak faktor yang menjadikan seseorang berpindah agama seperti pernikahan sampai kepada mencari kebenaran karena menemukan kejanggalan pada agama yang dianut sebelumnya.

Kali ini, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Hikam, Prof. Dr. M. Noor Harisudin, M.Fil.I dan Nyai Robiatul Adawiyah, S.H.,M.H. menuntun seorang perempuan non muslim untuk mengucapkan kalimat syahadat (Minggu, 28/11). Perempuan itu bernama Erika yang semula mempertahankan agama neneknya yakni agama Kristen dan tidak rela menjadi muslim sebagaimana keyakinan ayah ibunya.

Erika adalah seorang anak perempuan yang lahir dari perkawinan orang tua dimana ayahnya adalah keturunan China dan ibunya asli Jember. Bapak Lie (ayah Erika) sebelum menikah dengan ibu Lie adalah seorang yang menganut agama Kristen. Namun ia menjadi mualaf ketika akan menjadi suami dari Ibu Lie dan berhijrah ke Jember tempat kelahiran istrinya.

Selang beberapa tahun dari pernikahannya, bapak Lie dan ibu Lie dikaruniai tiga anak dan semuanya itu beragama Kristen.

“Semenjak kecil, ketiga anak pak Lie sudah beragama kristen karena semenjak kecil telah di asuh oleh neneknya yang  beragama Kristen. Suatu ketika pernah ditawarkan oleh Ibu Lie untuk diajak masuk Islam, namun ditolak oleh ketiga anaknya. Dari itu Ibu Lie meminta suatu amalan kepada saya agar dimohonkan doa hidayah kepada ketiga anaknya, “ terang Nyai Robi yang juga Dosen Fakultas Syariah itu.

Dari pertemuan itu, Nyai Robi memberikan amalan kepada Ibu Lie untuk melaksanakan salat tahajud dan mendoakan ketiga anaknya agar diberikan hidayah masuk Islam. Dengan nurani ibu yang begitu kuat, Ibu Lie menjalankan amalan itu dengan istikamah dengan harapan ada hidayah Islam masuk kepada hati ketiga anaknya.

Setelah 7 tahun, Nyai Robi dan Ibu Lie bertemu pada suatu acara, dengan spontan Ibu Lie memeluk dan mengucapkan terimakasih kepada Ibu Nyai.

“Pada kejadian itu saya tidak tahu sebab Ibu Lie memeluk sambil berterimakasih kepada saya. Ternyata ucapan terimakasih itu tertuju karena anaknya Erika berniat untuk  masuk Islam berkat perantara amalan yang saya berikan 7 tahun yang lalu, ”tuturnya.

Pada akhirnya, pada tanggal 25 November 2021, Erika Putri dari Bapak dan Ibu Lie masuk Islam dengan dituntun oleh Kiai Haris tepatnya di kediamannya yaitu Pondok Pesantren Darul Hikam Mangli Jember.

“Alhamdulillah, Inilah bukti keajaiban doa ibu untuk hidayah anaknya sehingga bisa masuk Islam. Kami berupaya membimbing Erika dengan memberikan pemahaman agama secara bertahap. Semoga Allah meridai dan menjadikannya sebagai muslimah yang shalihah, ”pungkas Director of World Moslem Studies Center Bekasi itu.

Reporter: Siti Junita

Editor: Erni Fitriani

Categories
Madrasah Diniyah Awwaliyah

Tangkap Peluang Beasiswa Luar  Negeri, Ponpes Darul Hikam Undang Mahasiswa Ph. D Sidney Australia

Media Center Darul Hikam – Bagi tipe orang yang menyukai tantangan dan hal baru, belajar di luar negeri adalah pilihan yang tepat. Pasalnya, belajar di luar negeri merupakan kesempatan untuk mendapatkan wawasan global sehingga nantinya akan bermanfaat bagi bangsa dan negaranya. Mendukung dari hal itu, Pondok Pesantren Darul Hikam Jember mengadakan Bincang Santai bersama Imam Abdul Malik, Mahasiswa S3 Sydney Australia “Beasiswa, Sistem Pendidikan & Peluang Belajar di Australia” pada Senin (22/11).

Acara yang digelar di PP Darul Hikam Putra Ajung menghadirkan Imam Malik Riduan, Ph.D. sebagai Mahasiswa S3 Program Doktor di School Of Sciences Western Sydney University Australia. Pengasuh PP Darul Hikam, Prof. Dr. Kiai M. Noor Harisudin, M.Fil.I. berharap para santriwan dan santriwati mengambil ibrah bahkan bisa mendapatkan beasiswa di luar negeri.

“Belajar di luar negeri adalah sarana kita untuk mendapatkan ilmu dan pengalaman yang lebih luas. Semoga para santri Darul Hikam berkesempatan menuntut ilmu di berbagai negara di dunia, seperti Australia, Taiwan dan sebagainya, ”terangnya yang juga Dekan Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri KH. Achmad Siddiq Jember itu.

Pada acara itu, Imam Malik berkesempatan membagikan cerita seputar perjuangannya untuk meraih beasiswa di luar negeri di tahun 2018 itu. Menurutnya, kuatnya keinginan dan doa saat di Pesantren yang kini membuatnya sukses meraih beasiswa di Australia.

“Cita-cita untuk kuliah di luar negeri telah ada semenjak saya di Pesantren. Kala itu ada mahasiswa Salafiyah yang dikirim ke Pakistan dan diiringi dengan meriah, saat itulah muncul keinginan saya untuk bisa kuliah di luar negeri, ”ujar Alumni Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo.

Selain itu, Imam Malik juga membagikan strategi agar bisa meraih beasiswa di luar negeri. Salah satunya adalah mengembangkan keuletan diri dan pantang menyerah.

“Jangan takut untuk bercita-cita tinggi, namun juga harus disertai dengan kerja keras dan berani mencoba. Jangan sampai tergoda dengan suatu hal yang tidak berdampak pada target kita, ”ujar Co-Founder Peace Media Lab Mahasiswa Ph.D.

Kemampuan mengembangkan relasi dan teknik pemecahan masalah adalah keterampilan yang harus disiapkan oleh calon penerima beassiwa luar negeri.

“Pastinya kita akan bertemu dengan orang dengan etnis, latar belakang serta kemampuan yang berbeda. Jadi jalinlah relaisi dengan baik serta ceritakanlah dengan argument yang indah dan menarik, ”lanjutnya.

Persyaratan lain yang juga harus dipenuhi adalah nilai akademik harus di atas rata-rata, aktif di kegiatan sosial, kemampuan linguistik serta kesehatan jiwa.

Di sesi akhir, Imam Malik mengatakan bahwa belajar di luar negeri adalah surga bagi para pencari ilmu. Sebab budaya akademik yang dibangun adalah saling menghargai gagasan namun tetap kritis dalam membangun sumber teori yang digunakan.

“Buatlah manajemen waktu dengan baik, manfaatkan sumber belajar yang saat ini sangat mudah diakses. Bacalah dengan teliti persyaratan beasiswa dan jangan lupa berdoa kepada Yang Maha Kuasa, ”pungkas Alumni S2 Universitas Gadjah Mada Yogyakarta itu.

Reporter: Siti Junita

Categories
Keislaman

Pengasuh Darul Hikam Jember: Berdakwah Tidak Harus di Atas Panggung

Jember, NU Online Jatim

KH Ilhamullah Sumarkan, Ketua Pengurus Wilayah Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (PW LDNU) Jawa Timur, menjelaskan bahwa keberlangsungan dakwah harus terus dilakukan meski di tengah pandemi. Karena itu, hal yang memungkinkan untuk digalakkan saat ini ialah berdakwa melalui media sosial.

“Dakwah itu mengajak untuk keimanan, berilmu dan menjadi terbaik. Hikmah itu bisa dilaksanakan di semua lini terutama media sosial. Tetaplah berdakwah dengan media yang ada dengan cara yang terbaik,” kata Kiai Sumarkan dalam webinar bertema Problematika Dakwah bagi Kalangan Milenial di Era Pandemi, Selasa (28/09/2021).

Sementara itu, M Noor Harisudin, Dekan Fakultas Syariah UIN KHAS Jember menuturkan, dakwah kebangsaan memiliki peran penting dalam rangka menguatkan tujuan bersama, yaitu hidup rukun dan damai di bawah Pancasila dan UUD 1945. 

“Dakwah kebangsaan penting dilakukan mengingat masih banyak yang meragukan NKRI, adanya pendangkalan pemahaman keagamaan, dugaan eksklusifisme dan ekstremisme beragama, pudarnya nilai kebangsaan serta percepatan visi baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur,” ujarnya.

Menurut Harisudin, berdakwah tidak harus dilakukan di atas panggung dan perguruan tinggi, tetapi dakwah yang sesungguhnya berada di semua lini kehidupan. Oleh karenanya dakwah perlu dilakukan dengan berbagai sarana dan media.

Akhmad Muzakki, Sekretaris PWNU Jatim, memaparkan tentang pentingnya rumusan dakwah yang tepat di era yang didominasi generasi milenial seperti sekarang.

“Karakter generasi milenial yang lebih menyukai visual dibandingkan tekstual, membuat pentingnya ke depan harus ada proyek visualisasi dari ceramah para dai yang di-convert di media sosial. Atau bisa dengan membentuk dai milenial yang bekerja sama dengan Lakpesdam NU, IPNU, dan IPPNU,” katanya.

Sumber : https://jatim.nu.or.id/read/ketua-ldnu-jatim-minta-dakwah-di-medsos-harus-digalakkan

Categories
Madrasah Diniyah Wusto

Pondok Pesantren Darul Hikam Mangli Jember Cabang Putra Resmi Dibuka

Media Center Darul Hikam – Di penghujung bulan Agustus 2021, Pondok Pesantren Darul Hikam Mangli Jember akhirnya menerima pendaftaran santri baru untuk putra. Sebelumnya Pondok Pesantren yang berdiri pada tahun 2015 ini, telah menerima santri putri yang berada di dua tempat, yaitu pondok pusat dan pondok cabang.

Diketahui pondok pusat bertempat di Perumahan Pesona Surya Milenia C.7 No.6 Mangli Kaliwates Jember. Sedangkan pondok cabang bertempat di Jl. Jumat Karangmluwo Kaliwates Jember. Adapun pondok cabang putra berada di Desa Klanceng, Ajung, Jember.

Pengasuh PP Darul Hikam Mangli Jember, Prof. Dr. Kiai M. Noor Harisudin, M.Fil.I menuturkan, inisiatif lahirnya pondok putra telah muncul sejak tahun 2020 dan baru terealisasi di tahun 2021.

“Darul Hikam putri sudah lama berdiri dan terbukti memberikan tafaqquh fiddin kepada maha santri perempuan. Mengingat banyaknya desakan masyarakat dan kampus untuk mendirikan santri putra, alhamdulillah akhirnya di tahun 2021 ini keinginan tercapai,” ujar Prof. Kiai Harisudin kepada Media Center, Minggu (22/8).

Menurut Prof. Kiai Harisudin yang juga Dekan Fakultas Syariah UIN KHAS Jember ini, upaya pendalaman ilmu agama perlu untuk terus digalakkan, dalam rangka membentuk karakter religius para remaja, bukan hanya untuk kalangan putri, melainkan juga kalangan putra.

Dengan itu, dalam rangka menghadapi tantangan generasi muda di masa depan, Pondok Pesantren Darul Hikam Mangli Jember telah menyusun kurikulum yang terstruktur melalui program-program unggulannya.

“Ada program baca kitab kuning, tahfidz Al-qur’an dan life skill. Selain pintar dalam ilmu agama tapi juga dibutuhkan kemampuan untuk survive di tengah-tengah masyarakat, seperti jurnalistik, entrepreneur dan teknologi,” jelas Prof Kiai Harisudin Guru Besar UIN KHAS Jember itu.

Mekanisme pendaftaran yang harus dipenuhi oleh calon mahasantri baru pun sangat mudah, yaitu dengan hanya mengisi formulir, membayar biaya pendaftaran dan SPP.  Setelah itu, mahasantri diperbolehkan untuk menempati dan belajar di Pondok Pesantren Darul Hikam.

Dalam rangka pengembangan Pondok Pesantren Darul Hikam Mangli Jember, Prof Kiai Harisudin saat ini tengah berupaya untuk meluaskan lahan pesantren untuk meningkatkan fasilitas dan kualitas pesantren.

“Masih terbatasnya lahan di pondok pesantren sekitar kampus, kami merencanakan tanah sebesar 20 Hektar lebih untuk pengembangan pesantren yang lebih luas. Kita harapkan agar Darul Hikam bisa lebih luas lagi dan lebih bermanfaat untuk masyarakat, Indonesia dan dunia,” jelas Prof Kiai Harisudin yang juga Wakil Ketua Pengurus Wilayah Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (PW LDNU) Jatim.

Di samping itu, salah satu pengurus pondok putra, Ustadz M. Irwan Zamroni Ali menjelaskan, adanya pandemi Covid-19 tidak akan menghalangi proses pembelajaran dan kegiatan di pesantren. Menurutnya, fasilitas yang disediakan telah disiapkan untuk proses pembelajaran online.

“Para santri yang sedang kuliah atau pembelajaran secara online, termasuk juga pengajian online, pesantren telah menyediakan fasilitas seperti zoom meeting, Wi-Fi, dan fasilitas pendukung lainnya,” jelas Ustadz Irwan.

Mengingat penerimaan santri bukan hanya diperuntukkan untuk mahasiswa, melainkan non-mahasiswa, saat ini telah terhitung cukup banyak calon mahasantri putra yang mendaftar.

Selain itu, para pengajar yang mumpuni dan berkualitas, jarak yang dekat dengan kampus UIN KHAS Jember ditambah biaya yang terjangkau, cukup menjadi alasan tersendiri bagai calon santri untuk masuk di Pesantren Darul Hikam Mangli Jember.

Reporter: Siti Junita

Editor : Wildan Rofikil Anwar