Oleh: M. Noor Harisudin
Ketika Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Azis mengumumkan undangan haji gratis untuk seribu keluarga Syuhada Palestina (CNN/28/5/2024), maka situasi Palestina masih belum baik-baik saja. Gaza masih terus dibombardir Israel. Genosida manusia masih terus berlangsung di negara yang penduduknya mencapai 5 juta lebih tersebut. Bahkan, Rafah sebagai kota yang menghubungkan ke jalur luar Palestina, juga masih dikepung Israel, meski mereka harus mendapat perlawanan sengit dari pejuang Palestina.
Bagaimana lalu hak beragama rakyat Palestina untuk berhaji di tengah porak-poranda negeri mereka? Jangan samakan mereka dengan penduduk negara Muslim yang damai dan di-support oleh pemerintahnya. Di tengah berkecamuknya perang, tentu tantangan berhaji di Palestina akan sangat berbeda dengan negara yang damai. Sebut misalnya masalah administrasi haji, hingga tantangan hambatan dicegah pasukan Israel menuju baitullah di Makkah.
Tahun 2024 ini, sebanyak 1,650 jemaah haji Palestina berangkat dengan 33 bus pada 2 Juni 2024 melalui jalur darat dari Tepi Barat menuju Makkah Arab Saudi. Gelombang kedua sejumlah 3.350 jemaah haji Palestina akan berangkat dengan 67 bus. Sementara itu, 2.600 jemaah haji asal Gaza tahun 2024 ini tidak dapat melaksanakan kewajiban rukun Islam akibat agresi hebat penjajahan Israel yang terus menerus dilakukan sejak 7 Oktober 2023 yang silam.
Haji tahun ini, jemaah Palestina melalui penyeberangan Karma, sebelah timur Kota Jericho menuju Kerajaan Hashemite Yordania. Dari sini, para jemaah haji Palestina berangkat ke Arab Saudi untuk melaksanakan haji dan umrah. Peraturan perjalanan ini dibuat bersama antara Presiden Palestina (Mahmoud Abas), Raja Jordania dan Raja Arab Saudi dengan tujuan untuk memudahkan jemaah haji Palestina.
Kendatipun keadaan sulit, ghirah berhaji Rakyat Palestina tak pernah padam. Oleh karenanya, undangan haji gratis sebanyak seribu jemaah untuk keluarga Syuhada Palestina bagaikan oase di tengah padang pasir. Undangan ini disambut suka cita Rakyat Palestina di tengah keadaan duka cita mendalam yang tak berkesudahan. Seluruh pembiayaan haji mulai transportasi, konsumsi dan akomodasi diberikan gratis tanpa kecuali. Sebagai tamu undangan, seribu tamu kehormatan ini juga akan menikmati semua fasilitas secara gratis.
Pada tahun-tahun sebelumnya, perjalanan haji rakyat Palestina ditempuh lama sekali, yaitu satu hari satu malam atau 24 jam lebih. Kesulitan ini semakin masyaqqat lagi karena sebagian jemaah haji adalah lanjut usia. Perjalanan haji dari Gaza ke Kairo di tempuh 20 jam perjalanan. Dari Kairo-Jedah-Makkah, perjalanan kurang lebih 4 jam. Tentu perjalanan yang sangat melelahkan bagi jemaah haji Palestina. Apalagi sebagian jemaah Palestina adalah jamaah haji lanjut usia dan penderita penyakit kronis.
Namun, dengan perubahan rute baru yang diajukan oleh Palestina, Kerajaan Yordania dan Kerajaan Arab Saudi, haji rakyat Palestina menjadi lebih mudah dan cepat. Apalagi ditambah transportasi yang lebih baik disediakan oleh Arab Saudi. Raja Arab Saudi sendiri pada tahun 2024 ini —sebagaimana tahun-tahun sebelumnya–menambah jatah haji dengan undangan haji gratis sebanyak seribu orang untuk keluarga korban syuhada Palestina.
Setidaknya, terdapat tiga pesan diplomasi undangan seribu haji gratis pada keluarga Syuhada Palestina, sebagaimana berikut:
Pertama, pesan dukungan Arab Saudi pada kemerdekaan Palestina yang tak pernah henti. Dukungan ini konsisten dilakukan Arab Saudi sejak 22-25 September 1969 ketika Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) berdiri. OKI yang berkedudukan di Jedah didirikan oleh keprihatian untuk mendukung Palestina dan kepentingan Islam dunia khususnya ketika pembakaran sebagian Masjid al-Aqsha pada 21 Agustus 1969. Tidak mungkin, Arab Saudi bertolak belakang dengan cita-cita OKI.
Betapapun kelihatan ‘mendukung’ Israel dan sekutunya (Amerika Serikat), namun secara de facto, Arab Saudi tetap berkomitmen untuk kemerdekaan Palestina sebagaimana ditunjukkan dengan menjadi bagian 144 negara yang mendukung kemerdekaan Palestina dalam sidang PBB pada tahun 2024 ini.
Kedua, pesan bantuan yang bersifat ma la yudraku kulluhu. Dalam sebuah kaidah fiqih dikatakan: ma la yudraku kulluhu, la yutraku kulluhu. Kalau tidak dapat membantu seluruhnya, maka jangan tinggalkan semuanya. Kalau tidak bisa mencegah upaya genoside tantara Israel pada warga Palestina, maka at least Arab Saudi telah memberikan bantuan kemanusiaan yang lain yang sangat berarti: undangan seribu haji. Bantuan yang tidak bisa memberikan kecuali hanya oleh Kerajaan Arab Saudi. Bantuan yang sangat berarti di tengah antrian tahunan berhaji dan biaya yang tak terjangkau oleh umumnya rakyat Palestina.
Bantuan seribu haji gratis ini tidak kalah berartinya dengan bantuan kemanusiaan lain yang lain seperti makanan, obat-obatan, dan pembangunan infrastruktur yang hancur lebur. Juga tidak kalah dengan demonstrasi seluruh dunia melawan genosida oleh Israel. Bantuan haji gratis ini tidak kalah dengan bantuan-bantuan lain yang ‘menenangkan’ dan ‘membuat damai’ hati rakyat Palestina. Memang rakyat Palestina butuh bantuan dalam kehidupan tenang dan damai, sebagaimana warga negara lain di dunia.
Ketiga, pesan agar Israel tidak menghalangi haji rakyat Palestina. Demikian ini karena haji adalah soal hak beragama warga Palestina yang harus dijunjung tinggi Israel. Bukan hanya 1000 hajinya keluarga syuhada haji, namun juga haji reguler lain –yang kurang lebih berjumlah 5000 jemaah haji –pada tahun ini dari Palestina. Dan Kota Rafah yang menjadi pintu Palestina ke negara lain, jangan coba-coba Israel menguasainya dan apalagi jika kota ini digunakan Israel untuk menghambat haji rakyat Palestina. Semoga.
* M. Noor Harisudin adalah Guru Besar UIN Kiai Haji Achmad Sidiq Jember, Direktur World Moslem Studies Center dan Dai Internasional Ramadlan 1445 H di Belanda dan Jerman.
Sumber: https://arina.id/perspektif/ar-c84xc/kesulitan-haji-rakyat-palestina