Categories
Berita

Gus Kikin Bentuk “Kabinet Pelangi” PWNU Jatim 2024-2029

Surabaya Kompas.TV Jawa Timur – Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus KH Kikin A Hakim) membentuk “kabinet pelangi” dalam kepengurusan PWNU Jatim 2024-2029 yang mendapatkan Surat Keputusan (SK) PBNU Nomor 2350/PB.01/A.II.01.44/99/09/2024 pada 9 September 2024.

“Tidak mudah membentuk ‘kabinet’ PWNU Jatim 2024-2029, karena mempertimbangkan kebersamaan sesuai amanah Konferwil PWNU Jatim yang lalu. Kami betul-betul mempertimbangkan regenerasi, kaderisasi, apresiasi, dan akomodasi daerah,” katanya dalam Ta’aruf PWNU Jatim 2024-2029 di Gedung PWNU Jatim, Surabaya, Selasa.

Dalam acara ta’aruf dan penyerahan SK PBNU yang dihadiri Rais Syuriyah PWNU Jatim 2024-2029 KH Anwar Manshur dan sejumlah Wakil Rais Syuriyah itu, Gus Kikin yang merupakan pengasuh Pesantren Tebuireng ke-8 (2020-sekarang) atau cicit “Sang Kiai” itu menjelaskan beberapa pertimbangan yang ada itu dibahas melalui musyawarah yang teliti.

“Ada regenerasi dan kaderisasi, kami pertimbangan beberapa nama baru. Sedangkan untuk apresiasi dan akomodasi daerah dipertimbangkan melalui kebutuhan pembidangan kinerja ke depan,” katanya.

Dalam ta’aruf juga dihadiri beberapa Wakil Rais Syuriyah, seperti KH. Abd. Matin Djawahir, KH Moh Hasan Mutawakkil, dan KH. Agoes Ali Masyhuri.

Menurut Gus Kikin yang pernah menjabat Wakil Ketua PWNU Jatim (2008-2022) itu, nomenklatur pembidangan yang diprioritaskan antara lain keagamaan/dakwah, pendidikan/kebudayaan, organisasi/kelembagaan/ZIS, kaderisasi/SDM, pendampingan ekonomi umat, pemberdayaan pesantren, media/komunikasi, advokasi/HAM, saintek, lingkungan, dan kesehatan.

“Pembidangan yang ada itu bertujuan mengembalikan Jatim sebagai barometer NU dan merancang kerja nyata yang terukur-adaptif-produktif, karena itu saya ucapkan terima kasih atas kesediaan para pengurus syuriyah dan tanfidziyah untuk bergabung. Kita kembalikan NU 1926 yang akomodatif/pelangi, musyawarah/kebersamaan, pendampingan,” katanya.

Sementara itu, Wakil Rais Syuriyah KH. Abd. Matin Djawahir dalam sambutan mewakili Rais Syuriah KH Anwar Manshur menegaskan NU itu bukan sekadar organisasi, tapi karomah dari Allah yang akan menjaga hingga kiamat, namun ikhtiar tetap harus ada.

“Ibarat perang Badar yang tetap harus ada sebagai ikhtiar, tapi kehendak Allah yang membuat jumlah kecil bisa menang, karena itu SK yang kita terima itu bukan anugerah tapi amanah dari Allah, apalagi akhir-akhir ini ada tiga tantangan yakni fitnah NU versus PKB, fitnah NU versus Jatman/intern, dan fitnah NU versus Yaman/Habaib,” katanya.

SK Nomor 2350/PB.01/A.II.01.44/99/09/2024 itu ditandatangani oleh Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Katib Aam PBNU KH Akhmad Said Asrori, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, dan Sekretaris Jenderal PBNU Drs H Saifullah Yusuf, yang tanggal pengesahan pada 9 September 2024 hingga 9 September 2029.

Komposisi dan personalia PWNU Provinsi Jawa Timur masa khidmat 2024-2029, yang terdiri dari Mustasyar (Dewan Penasihat), Syuriyah, A’wan (Dewan Pakar), dan Tanfidziyah atau pengurus harian.

Syuriah :
Rais: KH Anwar Manshur
Wakil Rais: KH Abd Matin Djawahir
Wakil Rais: KH Moh Hasan Mutawakkil Alallah
Wakil Rais: KH Agoes Ali Masyhuri
Wakil Rais: KH Abdul Adzim Kholili
Wakil Rais: KH Ali Maschan Moesa
Wakil Rais: KH Hadi Muhammad Mahfudz
Wakil Rais: KH Ahmad Azaim Ibrahimy Dhofir
Wakil Rais: KH A Jazuli Nur
Wakil Rais: KH Husnan Dimyati
Wakil Rais: KH Mustaqim Basyari
Wakil Rais: KH Romadlon Chotib
Wakil Rais: Habib Achmad Edrus Al-Habsyi
Wakil Rais: KH Ahmad Khoir Zad Maddah

Katib: H Ahsanul Haq
Wakil Katib: KH Mughits Al-Iroqi
Wakil Katib: KH Mas Cholil Nawawi
Wakil Katib: Abdullah Sodiq
Wakil Katib: KH Sholeh Hayat
Wakil Katib: KH Mohammad Shofiyullah
Wakil Katib: Misbahul Munir
Wakil Katib: KH Mohammad Yahya Badrus Sholeh
Wakil Katib: KH M Adibussholeh Anwar
Wakil Katib: KH Iffatul Lathoif Zainuddin
Wakil Katib: KH Ahmad Faris Idrisa
Wakil Katib: KH Ishari Shofwan
Wakil Katib: H Ilhamullah Sumarkan
Wakil Katib: KH Muadz Harist Dimyathi

Tanfidiyah
Ketua: KH Kikin A Hakim
Wakil Ketua: KH Muh Balya Firjaun Barlaman
Wakil Ketua: Akh Muzakki
Wakil Ketua: KH Abdul Hamid Wahid
Wakil Ketua: H Taufiq Djalil
Wakil Ketua: H Noor Shodiq Askandar
Wakil Ketua: KH Taufik
Wakil Ketua: dr Muhammad S Niam
Wakil Ketua: H Ahmad Hakim Jayli
Wakil Ketua: H Kacung Marijan
Wakil Ketua: H Maskuri Bakri
Wakil Ketua: H Suparto Wijoyo
Wakil Ketua: H Mustain

Sekretaris: H Muhammad Faqih
Wakil Sekretaris: KH M Wafiyul Ahdi
Wakil Sekretaris: H Babun Suharto
Wakil Sekretaris: Haikal Atiq Zamzami
Wakil Sekretaris: H Ahmad Fahruddin
Wakil Sekretaris: H Fatchul Aziz
Wakil Sekretaris: H M Noor Harisuddin
Wakil Sekretaris: dr R Hardadi Airlangga
Wakil Sekretaris: H Edy M Ya’kub
Wakil Sekretaris: H M Idham Kholid
Wakil Sekretaris: H Alfian Futuhul Hadi
Wakil Sekretaris: Muhammad Koderi
Wakil Sekretaris: H Moh Nurul Huda
Wakil Sekretaris: H Muhammad Taufik

Bendahara: H Yoke Candra Katon
Wakil Bendahara: H Yahya Taufik Alhabsyi
Wakil Bendahara: Fauzi Priambodo
Wakil Bendahara: H Rasidi
Wakil Bendahara: H Yusuf Adnan
Wakil Bendahara: Ahmad Suroso.

Sumber : https://jatim.kompas.tv/regional/539033/gus-kikin-bentuk-kabinet-pelangi-pwnu-jatim-2024-2029?page=all

Categories
Opini

Segudang Keuntungan Kuliah Sambil Mondok

Menjalani aktivitas kuliah sekaligus sebagai santri di pondok pesantren? Apa untungnya? Jawabannya banyak. Mahasiswa tak hanya mendapatkan ilmu umum tetapi juga ilmu agama yang mumpuni. Selain itu ada banyak lagi keuntungan yang mahasiswa dapatkan dari status ganda antara mahasiswa sekaligus santri yang dijalani.

Beralih status dari pelajar menjadi mahasiswa layaknya masuk pada dunia baru. Lingkungan baru, orang-orang baru, suasana baru, aktivitas baru. Pasti butuh energi dan pemikiran yang lebih ekstra bagi mahasiswa yang kuliah sambil mondok. Tetapi ternyata banyak lho yang menjalani kehidupan mahasiswa sekaligus santri atau beken disebut kuliah sambil mondok. 

Saat ini kesadaran orang tua untuk membekali anak-anaknya dengan ilmu agama semakin meningkat. Pendidikan berbasis pesantren tidak lagi jadi pilihan alternatif melainkan pilihan utama. Maka mondok sambil kuliah pun menjadi keputusan bijaksana. 

Namun demikian masih banyak yang ragu-ragu, apakah nantinya tidak memberatkan. Di sisi lain, apakah hasilnya maksimal mengingat tenaga, waktu, dan pikiran bakal terbagi. 

Berat pasti iya, tapi nyatanya banyak kok yang sukses menjalaninya. Bahkan saat ini banyak lho kampus berbasis pesantren yang mahasiswanya diwajibkan tinggal di pesantren dengan segala aturan dan kegiatannya.

Meskipun demikian, mahasiswa jangan khawatir. Asalkan bisa mengatur waktu dengan baik, serta mematuhi aturan yang ada, pasti keduanya akan berjalan dengan lancer. Di samping itu, mahasiswa akan merasakan keuntungan lebih. Setidaknya ada 9 keuntungan saat kamu kuliah sambil mondok.

1. Membentuk karakter yang kuat

Pondok pesantren secara umum menekankan pendidikan dengan basis mengutamakan kecerdasan spiritual (SQ) di samping kecerdasan intelektual (IQ) dan emosional (EQ) bagi para santri. Hal ini menjadikan para santri memiliki kecerdasan dan karakter yang kuat dan mudah bersosialisasi di masyarakat. 

Pembelajaran yang diterapkan di pondok pesantren sangat menekankan pada nilai-nilai keislaman dan keakhlakan yang tinggi. Selain itu, santri juga diajarkan untuk menghormati orang tua, guru, dan orang yang lebih tua. Dengan demikian, mahasiswa akan terlatih untuk menjadi pribadi yang rendah hati, sabar, dan bertanggung jawab.

2. Ilmu yang didapatkan lebih berkah

Pondok  pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua di bumi nusantara ini yang didirikan oleh para wali, kiai dan penyebar Agama Islam yang melakukan tafaqquh fi Al-Diin dengan Ikhlas. 

Mereka adalah orang-orang yang bersih batinnya dan selalu mendekatkan diri kepada Allah. Hal ini yang menyebabkan Ilmu yang mahasiswa peroleh di Pondok Pesantren menjadi lebih berkah. 

3. Pembinaan dan pengawasan yang totalitas

Ciri-ciri  khas dan kelebihan pesantren adalah mampu memadukan catur pusat pendidikan, yaitu kiai sebagai sentral figure, asrama masjid sebagai tempat ibadah dan tempat belajar secara terpadu. Hal ini dapat menjadikan santri dalam pengawasan dan pembinaan totalitas 24 jam penuh.

Dari sinilah akan tercipta suasana tenang dan kondusif yang akan membantu mahasiswa fokus dalam belajar. Selain itu juga membantu menghindari hal-hal negatf yang bisa berdampak buruk bagi diri.

4. Tumbuhnya kemandirian

Pesantren dapat membangun jiwa karakter generasi muda menumbuhkan ketahanan pribadi santri. Di dalam pesantren, para mahasiswa dibangun jiwa mandirinya, karena kehidupan pesantren memaksa para santri untuk lebih self-help, yaitu segala sesuatu dikerjakan sendiri. Dimulai dari mencuci pakaian, bersih-bersih kamar, belajar dan sebagainya. Hal tersebut akan membantu mahasiswa untuk lebih mandiri dan tidak bergantung pada orang lain dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

5. Mampu mengintegrasikan ilmu formal dan agama 

Santri akan mampu mengintegrasikan ilmu yang didapat melalui madrasah formal di kampus dengan ilmu agama yang didapat melalui pendidikan pesantren dengan kitab kuning-nya dalam kehidupan sehari-hari.

Ilmu inilah yang akan memudahkan mahasiswa memahami makna hidup yang sesungguhnya. Hidup mandiri, terpisah dari orang tua, fasilitas apa adanya, akan membentuk mahasiswa menjadi muslim yang bertanggung jawab dan terbiasa memotivasi dirinya sendiri untuk lebih baik. Baca Juga:

6. Membentuk karakter muslim Nusantara

Sebagai lembaga pendidikan unggulan, pondok pesantren mampu melakukan pembentukan karakter Muslim Nusantara yang sesuai dengan ajaran Islam yang berpadu dengan nilai-nilai tradisi, budaya dan kearifan lokal pada semua sisi kehidupan, sehingga melahirkan Pribadi Muslim Nusantara yang mencintai Islam, berkomitmen penuh pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), bertoleransi dalam keberagaman, menghargai kemajemukan, dan selalu menebarkan perdamaian.

7. Persaudaraan yang Erat

Di pondok pesantren santri akan hidup bersama-sama dalam satu lingkungan yang sama. Mereka akan belajar, beribadah, dan menjalani aktivitas sehari-hari bersama-sama. Hal tersebut akan membantu mahasiswa untuk membangun persaudaraan yang erat dan saling menghargai satu sama lain. 

Persaudaraan yang erat ini akan membantu mahasiswa untuk tumbuh berkembang sebagai manusia yang bertanggung jawab dan peka terhadap kebutuhan orang lain.

8. Pengembangan potensi diri

Pondok pesantren juga memberikan kesempatan kepada santri untuk mengembangkan potensi diri mereka. Misalnya saja melalui kegiatan ekstrakurikuler seperti kajian kitab hadist atau kitab lainnya, pembuatan kerajinan tangan, dan kegiatan olahraga. 

Kegiatan-kegiatan tersebut akan membantu mahasiswa untuk mengeksplorasi bakat dan minat mereka serta membantu mereka untuk memperluas wawasan dan pengetahuan

9. Pengalaman hidup yang berharga

Menjalani pendidikan di pondok pesantren akan memberikan pengalaman hidup yang berharga bagi mahasiswa. Mereka akan belajar untuk hidup mandiri, bertanggung jawab, dan memiliki nilai-nilai keislaman yang kuat.

Selain itu, mereka juga akan belajar untuk menghargai orang lain dan membangun persaudaraan yang erat. Pengalaman hidup yang berharga ini akan membantu mahasiswa untuk tumbuh menjadi pribadi yang berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat.

Editor: Kendi Setiawan

Sumber: https://arina.id/edukasi/ar-4yi6o/segudang-keuntungan-kuliah-sambil-mondok

Categories
Berita

Mengkaji Solusi Fiqih Muslim Indonesia di Luar Negeri

Banyumas, Arina.id – Selama ini praktik pelaksanaan ibadah umat Islam di dalam negeri (Indonesia) hampir tanpa kendala sebab mayoritas warga negara Indonesia beragama Islam. Fasilitas, iklim, lingkungan, waktu bekerja serta banyak aspek lainnya mendukung peribadatan umat Islam di Indonesia.

Namun bagaimana pelaksanaan ibadah umat Islam Indonesia yang tinggal di luar negeri seperti Hong Kong, Korea Selatan, Taiwan, Belanda, Australia dan negara-negara lainnya?

Para peneliti dan penulis dari World Moslem Studies Center (Womester) mencoba mengulas persoalan tersebut dalam buku Pedoman Fikih di Luar Negeri. 

Mematangkan penyajian dan konten buku ini, Womester mengadakan rangkaian Focus Discussion Group (FGD), di antaranya dengan Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri KH Saifuddin Zuhri (UIN SAIZU) Purwokerto di Banyumas Jawa Tengah, Selasa (10/9/2024).

Mohammad Romli, salah satu penulis buku tersebut mengungkapkan FGD penting diadakan untuk menerima masukan perbaikan terhadap draf buku, terkait bagaimana penerapan fiqih bagi Muslim Indonesia berada di luar negeri.

“Mengapa harus ada fikih luar negeri karena ketika mereka (Muslim Indonesia) sampai di luar negeri ada satu kegelisahan yang luar biasa; tidak hanya mereka mencari uang tetapi bagaimana mereka yang biasa menjalankan ibadahnya dengan nyaman di Indonesia. Ketika sampai di sana ada sesuatu yang meragukan (dalam pelaksanaan ibadah). Maka kita mencoba di Womester mengkaji ke arah itu,” ujarnya.

Sementara itu, Prof M Noor Harisudin, penulis lainnya mengungkapkan di beberapa negara yang pernah ia kunjungi dalam kegiatan dakwah, sering ditemukan keadaan toilet kering, sehingga ini menyulitkan umat Islam yang akan berwudlu.

“Akhirnya mereka mengangkat kaki ke wastafel atau ke lubang closet saat berwudlu,” kata Guru Besar UIN KHAS Jember ini. 

Persoalan lainnya di luar negeri misalnya seorang sopir yang tidak bisa menjalankan shalat Jumat karena harus mengikuti peraturan majikan atau perusahannya. 

Guru Besar UIN SAIZU, Prof H Ansori menanggapi positif penulisan buku tersebut. Pihaknya juga mengulas dan memberikan masukan beberapa bab atau kajian dari rancangan buku. Menurutnya fikih di negara-negara yang minoritas Islam dapat memudahkan umat Islam dalam beribadah. 

Dia juga memberikan masukan agar penyertaan dalil-dalil fikih yang diadaptasi dapat disesuaikan agar tidak menimbulkan salah paham.

Sementara Durotun Nafisah, dosen UIN SAIZU yang telah berpengalaman melakukan pendampingan khususnya para buruh migran di Hong Kong, Taiwan dan Singapura menanggapi bahwa dirinya menemukan banyak persoalan lainnya yang dihadapi buruh migran Muslim asal Indonesia, yang belum diulas dalam rancangan buku.

Pada kesempatan tersebut juga dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding kerja sama antara Fakultas Syariah UIN SAIZU dan Womester terkait internasionalisasi perguruan tinggi.

Dekan Fakultas Syariah UIN SAIZU, H Supani menyambut baik FGD dan kerja sama ini.

“Mudah-mudahan silaturahmi Womester dengan Fakultas Syariah UIN SAIZU ini membawa manfaat dan berkah untuk kita sekalian,” harapnya.

Editor: Kendi Setiawan

Sumber: https://arina.id/berita/ar-MGuJS/mengkaji-solusi-fiqih-muslim-indonesia-di-luar-negeri

Categories
Berita

Perkuat Internasionalisasi, Fakultas Syariah UIN Purwokerto Kerjasama Dengan Womester

Media Center Darul Hikam – Zaman sekarang adalah zaman kolaborasi. Kolaborasi merupakan hal yang urgen di masa sekarang. Untuk menopang kemajuan lembaga, maka semua harus dilakukan dengan berkolaborasi bersama pihak lain, termasuk misalnya dalam program internasionalisasi di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN).

Dalam rangka untuk memperkuat program internasionalisasi, Fakultas Syariah UIN Prof KH. Saifudin Zuhri Purwokerto melakukan kerjasama dengan World Moslem Studies Center (Womester) pada Selasa 10 September 2024 di aula UIN Fakultas Syariah SAIZU.

Dekan Fakultas Syariah UIN Purwokerto, Dr. KH. Supani, M.A menerima langsung kedatangan Womester.

“Saya dan civitas akademika UIN SAIZU mengucapkan terima kasih atas acara kerja sama ini. Insyaallah, kerja sama ini sangat bermanfaat bagi kampus kami, khususnya dalam program internasionalisasi,” ujar Dr. KH Supani.

Selama ini, lanjut Dr. Supani, UIN SAIZU sudah melakukan kegiatan internasionalisasi dengan mengirim mahasiswa ke berbagai negara, seperti Thailand dan Malaysia.

“KKN mahasiswa kami sudah ke Thailand dan Malaysia. Ke depan, kegiatan ini terus akan kami lanjutkan dan tingkatkan di masa-masa yang akan datang. Apalagi Womester ini bagian dari jaringan yang kita butuhkan,” ujar Dr. KH Supani yang juga aktif sebagai Badan Wakaf Indonesia Purwokerto.   

Direktur Womester, Prof. Dr. KH. M Noor Harisudin, S.Ag., S.H., M.Fil.I, CLA., CWC. menyampaikan terima kasih atas sambutan hangat dari Fakultas Syariah UIN Prof KH. Saifudin Zuhri Purwokerto.

“Saya atas nama Womester mengucapkan banyak terima kasih. Saya bersama KH. Moh. Romli (Wakil Direktur), Abdul Kamil Rizani, (Sekretaris), dan M. Khanif (Bendahara Womester),” ujar Prof Haris yang juga Guru Besar UIN KHAS Jember.

Womester, lanjut Prof Haris, adalah NGO yang bergerak dalam studi Muslim di berbagai belahan dunia.

“Kami melakukan sejumlah kajian tentang negara-negara di dunia, khususnya bagaimana kehidupan umat Muslim di negara tersebut. Tidak hanya sebatas kajian, kami juga melakukan riset mendalam, pengabdian masyarakat, publikasi dan juga advokasi terhadap muslim dunia,” ujar Prof Haris yang juga Ketua PP Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara-Hukum Administrasi Negara.

Prof. Haris mengajak semua civitas akademika UIN SAIZU untuk senantiasa berkontribusi positif kepada umat atau dunia.

“Ada banyak kontribusi kita. Bisa  mulai dari menyusun buku Pedoman Fikih Luar Negeri. Sebelumnya juga terbit buku Belanda, Negeri yang Islami. Dan bentuk kontribusi lainnya,” ujar Prof haris yang juga Ketua Komisi Pengkajian, Penelitian dan Pelatihan MUI Jawa Timur.

Perjanjian Kerjasama antara World Moslem Studies Center dengan Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri Purwokerto terdokumentasi Dengan Nomor: 091/Womester/IX/2025 Tentang Penguatan Internasionalisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi

Womester sendiri telah melakukan berbagai penelitian dan pengabdian masyarakat di luar negeri seperti  Australia, New Zealand, Taiwan, Singapura, Malaysia, Hongkong, Belanda dan juga Jerman. Demikian juga berbagai kajian tentang muslim dunia dilakukan dalam sesi-sesinya. Harapannya, Fakultas Syariah dapat melakukan kolaborasi dengan kegiatan tersebut.

Reporter: Dwi Agus Prasetyo

Editor: M. Irwan Zamroni Ali

Categories
Berita

Sekolah Manajemen Masjid, Prof. Haris: Perguruan Tinggi Harus Berkontribusi Pada Masyarakat

Media Center Darul Hikam – Perguruan Tinggi harus punya kontribusi pada masyarakat. Kalau perguruan tinggi tidak punya kontribusi pada pengembangan masyarakat (masjid), maka sebaiknya ‘dibubarkan’ saja. Riset-riset (skripsi, tesis dan disertasi) harus diarahkan salah satunya untuk pengembangan kualitas masjid.

Demikian disampaikan Prof. Dr. KH. M. Noor Harisudin, S.Ag, SH., M.Fil.I, CLA, CWC dalam Sekolah Manajemen Masjid yang diselenggarakan oleh Yayasan Dana Sosial al-Falah Jember pada Minggu, 8 September 2024 di Aula Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

Sebaliknya, Prof Haris mengapresiasi Organisasi Filantropi seperti YDSF yang telah menginisiasi pergerakan masjid di daerah Jember khususnya dan Indonesia pada umumnya.

“YDSF sudah mulai inisiasi gerakan masjid. Biasanya kalau sudah bagus, nantinya diambil pemerintah seperti zakat, sertifikat halal, dan sebagainya”, ujar Guru Besar UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember tersebut mengkritik pemerintah.

Sebagaimana kita tahu, masjid secara bahasa berarti tempat sujud. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), masjid adalah rumah atau bangunan tempat umat Islam beribadah. Secara istilah syar’i, masjid adalah tempat yang diwakafkan untuk shalat dengan niat menjadikannya masjid. Ini berbeda dengan musholla yang didefinisikan sebagai tempat shalat secara mutlak, baik berupa wakaf, milik pribadi, hibah, dan lain sebagainya. Dari definisi ini, jelas bahwa masjid sudah pasti wakaf, sedangkan mushala belum tentu wakaf.

Geliat masjid di Indonesia khususnya di Jember ini, menurut Prof. Haris, luar biasa. Setidaknya terdapat empat model atau tipe masjid dilihat dari perspektif kemakmuran masjid.

“Tipe A,B, C dan D. Tipe D itu yang terendah, baru buka menjadi masjid dan memulai ketakmiran. Sebaliknya, Tipe A adalah ideal. Masjid Tipe A sistem dan manajemen sudah berjalan. Memiliki Taman Pendidikan al-Qur’an, Sekolah Dasar, dan usaha bisnis yang mandiri”, ujar Prof. Haris yang juga Wakil Ketua PW Lembaga Dakwah NU masa bakti 2018-2024. 

Dalam sesi dasar-dasar manajemen masjid, Prof Haris menyebut teori lama manajemen yang meliputi planning, organizing, actuating dan controlling.

“Umumnya pakai ini untuk sampai pada tujuan organisasi. Kita patut bertanya pada diri sendiri: apa kita sudah menggunakan ini? Apa ada perencanaan yang matang rencana kerja masjid tiap tahun?,” ujar Prof Haris yang menulis lebih dari tiga puluh buku tersebut.

Kalau menurut standard Kemenag RI, ada tiga bidang manajemen masjid. Pertama, bidang idarah yang meliputi tata administrasi, perkantoran, dan sebagainya. Kedua, bidang imarah yang fokus pada kemakmuran masjid seperti jamaah sholat lima waktu, sholat Idul Fitri dan sholat Idul Adha. Demikian juga pengajian di masjid.

“Kemudian ketiga, bidang riayah dan pengembangan. Bidang ini terkait sarana prasarana dan maintenance-nya serta bagaimana mengembangkannya,” tukas Prof haris yang juga pengasuh Ponpes Darul Hikam Mangli Kaliwates Jember.

Namun, kalau ingin seperti masjid Jogokarian di Yogyakarta, maka bisa dimulai dengan empat tahapan manajemen, yaitu pemetaan, pelayanan, pemberdayaan dan pertanggungjawaban.

“Pemetaan ini berbasis kebutuhan jamaah masjid masing-masing. Semua masjid punya kekhasan yang tidak dimiliki oleh masjid lain. Selain pemetaan masjid juga pemetaan jamaah masjid,” ujar Prof Haris yang juga Ketua PP Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara-Hukum Administrasi Negara.

Sementara, dalam pelayanan, lanjut Prof Haris, takmir selayaknya memperluas cakupan bukan hanya layanan ibadah, melainkan juga dengan layanan kesehatan, layanan sosial, dan sebagainya.

“Jadi tempatkan masjid bukan sebagai tempat ibadah saja, melainkan juga sosial dan kesehatan”, ujar Prof Haris yang sering berdakwah ke luar negeri,

Dalam pemberdayaan, lanjut Prof Haris, Takmir masjid juga dapat melakukan berbagai pelatihan atau training untuk memberdayakan jama’ah masjid. Narasumbernya juga orang-orang berkompeten dari masjid. Misalnya sekolah bisnis UMKM, pelatihan soft skill, dan sebagainya.

“ Terakhir, pertanggungjawaban. Pertanggungjawaban ini bisa dengan dilaporkan di masjid sebelum khutbah Jum’at, atau juga papan pengumuman masjid. Kalau untuk laporan juga bisa menggunakan Buletin,” ujar Prof Haris yang juga Ketua PP Asosiasi Dosen Pergerakan Ikatan Keluarga Alumni PMII.

Dalam penutupnya Prof Haris menyampaikan manajemen baru dari Peter Drucker. “Kalau masjid anda ingin hebat, pakai ini. Yaitu manajemen Peter Drucker: Marketing, speed, dan innovation. Ketiga ini akan membuat perkembangan masjid anda melaju keras,” ujar Prof Haris yang juga Ketua Komisi Pengkajian, Penelitian dan Pelatihan MUI Jawa Timur. 

Acara yang dimoderatori Ust. H. Agus Salim ini berlangsung seru dimulai pagi jam 08.00. Pertanyaan dari peserta terkait dengan permasalahan masjid masing-masing menjadi fokus pembahasan yang menarik. Misalnya saldo nol yang malah menjadi fitnah, dan lain sebagainya, Acara sesi pertama tidak terasa selesai jam 10.00 pagi.

Reporter: Dwi Agus Prasetyo

Editor: M. Irwan Zamroni Ali

Categories
Berita

Pembukaan Pembelajaran Darul Hikam Ganjil 2024, Prof Kiai Haris Ingatkan Pentingnya Ilmu

Media Center Darul Hikam  – Tujuan utama Mahasantri Darul Hikam ke Jember adalah menuntut ilmu. Bukan yang lain. Demikian disampaikan oleh Prof. Dr. KH. M. Noor Harisudin, S.Ag, SH, M. Fil, I, CLA, CWC dalam Pembukaan Pembelajaran Pondok Pesantren Darul Hikam Tahun Akademik 2024/2025 di Aula Pondok Cabang Putra Ajung Jember pada Kamis, 5 September 2024.

“Jangan sampai organisasi mengalahkan ilmu. Jangan sampai bisnis meninggalkan ilmu. Kalian datang ke sini, untuk tujuan ilmu,”  tegas Prof Kiai Haris yang juga Ketua PP Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara-Hukum Administrasi Negara.

Jika orang menggunakan ilmu, lanjut Prof Haris, insyaallah dia akan diangkat derajatnya oleh Allah Swt. “Kalian sebelum ingin menjadi politisi, akademisi, birokrat, pengasuh pesantren (kiai/nyai), yang utama adalah kalian harus punya ilmu dan cinta ilmu dulu,” tandas Prof Kiai Haris yang juga Guru Besar UIN KHAS Jember.

Prof Kiai Haris yang juga Ketua Komisi Pengkajian Penelitian dan Pelatihan MUI Jawa Timur menjelaskan tentang pentingnya ilmu pengetahuan. Misalnya dalam Al-Qur’an, ketika Allah bertanya kepada semua makhluk “Alastu birabbikum?” (Bukankah Aku ini Tuhanmu?), jawabannya adalah “Bala”(Benar).

Menurutnya, kata “Bala” memiliki makna yang lebih tepat dalam konteks ini dibandingkan dengan kata “Naam” (Ya). Jika kita menggunakan “Naam” sebagai pengganti “Bala”, dapat menyebabkan perubahan makna yang serius dan berpotensi membuat seseorang terjerumus dalam kekafiran menurut Ibnu Abbas.

“Oleh karena itu, penting untuk memahami dan menggunakan kata-kata dengan benar dalam teks-teks agama. Dan tentu demikian ini pakai ilmu,” tambah Prof Haris yang juga Direktur Womester.

Sementara itu, Ibu Nyai Hj. Robiatul Adawiyah, SHI, MH menyampaikan pentingnya memiliki kesadaran akan dicintai Nabi Muhammad Saw. Menurutnya, Rasulullah SAW sangat mencintai umatnya.

“Memahami dan merasakan cinta Allah serta Rasul-Nya adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan seorang Muslim, dan kesadaran ini dapat memperdalam hubungan spiritual dan iman kita. Dari sini, kita berniat untuk melaksanan ajaran-ajaran Nabi Muhammad Saw,” ujar Ibu Nyai Robi yang juga Dosen Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri KHAS Jember.

Dalam kegiatan tersebut, Ketua Pondok Pusat, Lum’atul Muniroh, memaparkan sejumlah aturan yang  telah ditetapkan di Pesantren Darul Hikam.

“Aturan yang ada di pesantren ini wajib dipatuhi oleh semua mahasantri. Tentunya, aturan tersebut disusun demi kebaikan seluruh mahasantri,” ujar Lum`ah yang juga mahasiswa Fakultas Ushuludin Adab dan Humaniora  UIN KHAS Jember.

Di tahun ajaran kali, Pesantren Darul Hikam akan melakukan kajian sejumlah kitab kuning dan kegiatan inovatif lainnya. Seperti kajian Kitab Kifayatul Akhyar, Imrithi, Sulamut Taufiq, dan Kitab Ta’limul Muta’allim. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Alifah Rahmah Putri, Ketua Pondok Cabang Putri Darul Hikam.

“Tahun ini Darul Hikam sudah menyusun kurikulum yang akan menjadi pedoman pembelajaran di pesantren ini. Selain kajian kitab kuning, ada juga program tahfidz, jurnalistik, manasik haji/umrah, pelatihan perawatan jenazah dan lain-lain,” jelasnya.

Acara yang dipimpin oleh Agift Akmal Maulana dan Azza Naqdan Mufti yang keduanya merupakan mahasantri putra Darul Hikam ini berjalan dengan khidmah, seru dan lancar. Apalagi diisi ice breaking Siska Dwi Santika dan Siti Faiqatul Janah dan Tim Sholawat Nabi Muhammad Saw. Sebelumnya, acara tersebut dibuka dengan acara buka puasa bersama.

Reporter: Dwi Agus Prasetyo

Editor: M. Irwan Zamroni Ali

Categories
Keislaman

Hukum Shalat Rebo Wekasan dan Tata Caranya

Hukum Shalat Rebo Wekasan dan Tata Caranya,

Jakarta, NU Online

Hari Rabu terakhir pada bulan Safar atau yang dikenal dengan sebutan Rebo Wekasan diyakini sebagian orang sebagai hari turunnya bala. Jika benar demikian, peristiwa tersebut pada tahun 1444 H ini akan jatuh pada Rabu (21/9/2022) besok.

Namun, ulama berbeda pandangan dalam hal ini. Keyakinan akan turunnya bala itu diperoleh dari sufi yang kasyaf, bahwa pada hari Rebo Wekasan itu, ada 320 ribu bala yang turun untuk setahun, sebagaimana ditulis Syekh Abdul Hamid Quds dalam kitabnya Kanzun Najah Was-Surur fi Fadhail Al-Azminah wash-Shuhur. Hal ini dilansir NU Online dalam tulisan Penjelasan Mengenai Rebo Wekasan.

Karenanya, untuk mencegah agar tidak terkena bala itu, sebagian ulama menganjurkan untuk melaksanakan shalat sunnah empat rakaat.

Hukum

Ulama berbeda pendapat dalam menetapkan hukum shalat Rebo Wekasan. Dilansir NU Online dalam tulisan  Hukum Shalat Rebo Wekasan dalam Islam, hukum shalat Rebo Wekasan menurut Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari adalah haram. Sebab, shalat Rebo Wekasan ini tidak ada asalnya dalam syariat.

Namun, Syekh Abdul Hamid bin Muhammad Quds al-Maki dalam Kanz al-Najah wa al-Surur menyebut bahwa Shalat Rebo Wekasan itu boleh dengan syarat bukan niat untuk Rebo Wekasan, melainkan diniatkan sebagai shalat sunnah mutlak. Perbedaan pandangan para ulama di atas mengenai hukum shalat Rebo Wekasan merupakan hal lumrah. Masing-masing memiliki argumentasi yang berdasar sehingga tidak perlu saling dipertentangkan antara satu dan lainnya.

1. Niat shalat sunnah mutlak dua rakaat  

Ushallî sunnatan rak’ataini lillâhi ta’âla

2. Artinya, “Saya niat shalat sunnah dua rakaat karena Allah ta’ala.” 

3. Setelah membaca al-Fatihah, baca Surat Al-Kautsar 17 kali, Al-Ikhlas 5 kali, Al-Falaq dan An-Nas sekali setiap rakaat.

4. Lakukan shalat sebagaimana biasanya dua rakaat.

5. Setelah salam, membaca doa.

6. Shalat sunnah mutlak dua rakaat ini dilakukan dua kali.

Pelaksanaan shalat ini sebagai bentuk taqarrub atau mendekatkan diri kepada Allah swt agar dIjaga dari segala bahaya selama setahun.

Pewarta: Syakir NF

Editor: Kendi Setiawan

*Tulisan ini diterbitkan di NU Online 21 September 2022 dan direpost di website Yayasan Darul Hikam pada tanggal 4 September 2024 tepat saat Rabu Wekasan pada tahun 1446 H.

Categories
Opini

Sejajarkan dengan Lembaga Wakaf Nasional, Darul Hikam Adakan Benchmarking ke Dompet Dluafa Republika Jakarta

Media Center, 28 Agustus 2024
Sebagai Lembaga wakaf yang terus berkembang, Darul Hikam terus menerus berbenah diri. Darul Hikam juga terus meng- update berbagai layanan dan program filantropi untuk masyarakat luas Indonesia. Oleh karena itu, pada tanggal 27 Agustus 2024, Lembaga Wakaf Darul Hikam mengirim dua utusan untuk melakukan benchmarking pada Dompet Dluafa Republika yang berkantor di Jakarta.

Dompet Dluafa Republika sendiri merupakan Lembaga filantropi yang sudah tiga puluh satu tahun berkhidmah untuk Indonesia. Sebagaimana maklum, Dompet Dhuafa Republika merupakan lembaga nirlaba milik masyarakat indonesia yang telah berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa dengan dana ZISWAF (Zakat, Infaq, Shadaqah, dan Wakaf).

Dimulai sejak April 1993, Koran Republika menyelenggarakan promosi untuk surat kabar yang baru terbit tiga bulan itu di stadion Kridosono, Yogyakarta.Acara di stadion itu juga dimaksudkan untuk menarik minat masyarakat Yogya untuk membeli saham koran umum Harian Republika. Hadir dalam acara itu Pemimpin Umum/Pemred Republika Parni Hadi, Dai Sejuta Umat, (alm) Zainuddin MZ dan Raja Penyanyi Dangdut H. Rhoma Irama serta awak pemasaran Republika.

Pada tanggal 2 Juli 1993, sebuah rubrik di halaman muka Harian Umum Republika dengan tajuk Dompet Dhuafa pun dibuka. Kolom kecil tersebut mengundang pembaca untuk turut serta pada gerakan peduli yang diinisiasi Harian Umum Republika. Tanggal ini di kemudian hari ditetapkan sebagai hari jadi Dompet Dhuafa Republika. Rubrik Dompet Dhuafa di Koran Republika mendapat sambutan luar biasa. Hal ini ditandai dengan adanya kemajuan yang signifikan dari pengumpulan dana masyarakat. Oleh karenanya, muncul berbagai kebutuhan untuk memformalkan aktivitas yang dikelola Keluarga Peduli di Republika.

Pada tanggal 4 September 1994, Yayasan Dompet Dhuafa Republika pun didirikan. Profesionalitas Dompet Dhuafa kian terasah seiring meluasnya program kepedulian dari yang semula hanya bersifat lokal menjadi nasional, bahkan internasional. Tidak hanya berkhidmat pada bantuan dana bagi kalangan tak berpunya dalam bentuk tunai, Dompet Dluafa juga mengembangkan bentuk program yang lebih luas seperti bantuan ekonomi, kesehatan, pendidikan dan bantuan bencana.

Pada tanggal 10 Oktober 2001, Dompet Dhuafa Republika oleh pemerintah dikukuhkan untuk pertama kalinya sebagai Lembaga Zakat Nasional (Lembaga Amil Zakat) oleh Departemen Agama RI. Pembentukan yayasan dilakukan di hadapan Notaris H. Abu Yusuf, SH tanggal 14 September 1994, diumumkan dalam Berita Negara RI No. 163/A.YAY.HKM/1996/PNJAKSEL. Melihat besarnya khidmah dan kontribusinya untuk Indonesia, maka Lembaga Wakaf Darul Hikam merasa penting untuk melakukan studi banding ke lembaga bonafid tersebut.

Pada Hari Selasa, tanggal 27 Agustus 2024, Prof. MN. Harisudin bersama Abdul Kamil Rizani ditemui Mbak Fani, bidang komunikasi Dompet Dluafa Republika, berkunjung dalam rangka Benchmarking ke kantor Dompet Dluafa di Jakarta. Acara benchmarking berlangsung secara khidmah, mendalam dan fokus di dalam meeting room yang mewah dan asri milik Dompet Dluafa Republika. Ada empat fokus benchmarking, antara lain: manajemen sumber daya manusia, manajemen fundrising, manajemen program, dan manajemen pengembangan wakaf.

Pada sesi pertama, manajemen Sumber Daya Manusia, Ustadz Widodo mengatakan bahwa perencanaan merupakan hal penting dalam tata Kelola ziswaf di Dompet Dluafa Republika. Dimulai dari perencanaan kebutuhan sumber daya insani Dompet Dluafa menyebutnya—, lalu dianggarkan dan dilaksanakan. Setelah memperoleh sumber daya insani, mereka dilatih secara berjenjang, ujar Ustadz Widodo, Manager Pengembangan Sumber Daya Insani Dompet Dluafa.

Jika sumber daya insani sudah establish, maka yang dilakukan adalah penguatan dan refresh sumber daya insani setiap tahunnya. Selain itu, jenjang karir juga diperhatikan. Ada empat level karir di Dompet Dluafa dibawah Direktur., pungkas alumni Institut Teknologi Surabaya tersebut.

Pada sesi kedua, manajemen fundrising, Ustadzah Utami mengatakan bahwa di bagian ini sangat penting.Jumlah fundriser lebih banyak karena ini pondasi utama filantropi. Rata-fata, kenaikan hasil fundrising per tahun ditargetkan sampai 15 persen (optimis), 10 persen (moderat) dan 7 persen (realistis), ujar Ustadzah Utami yang juga Manager Penghimpunan ZIS Partnership Dompet Dluafa.

Dompet Dluafa sangat memperhatikan trust. Kalau donatur mendapatkan reward, mereka malah tidak mau. Demikian juga, jika acara Dompet Dluafa diadakan di hotel, mereka nanti malah bertanya: uangnya dari mana? Jadi, uang harus digunakan tepat sasaran. Akhirnya, kalau mereka mau evaluasi program ke daerah, ya ikut Dompet Dluafa. Mereka malah untuk ikut senang meskipun harus berbayar sekalian wisata bersama keluarga atau orang terdekat, lanjut Ustadzah Utami. Ustadzah Utami adalah manager fundrising Dompet Dluafa.

Dalam sesi tiga, yaitu manajemen program, Ustadz Udhi Tri Kurniawan meng-highlight program-program yang berdampak luas pada masyarakat Indonesia. Secara umum, program mencakup lima kegiatan, yaitu sosial kemanusiaan, pendidikan, kesehatan. ekonomi dan dakwah budaya. Hanya di disini, kami akan menghighligh program -program yang paling diminati masyarakat, pungkasnya yang juga Deputi Program Ekonomi Dompet Dluafa.

Misalnya Desa Kopi Sinjai, Kopi Solok, Desa Tani, dan program-program lain yang sangat bermanfaat pada masyarakat. Untuk kesuksesan program ini, kami menerjunkan apa yang disebut dengan local leader. Merekalah yang membantu Dompet Dluafa sehingga program bisa sukses dan yang lebih penting berkelanjutan (sustainable) , pungkas Ustadz Udi.

Sustainibilty menjadi hal penting lain dalam setiap program Dompet Dluafa Republika. Kegiatan Dompet Dluafa dianggap sukses kalau terus berlanjut. Kalau hanya setahun hingga dua tahun berjalan, itu namanya masih belum sustainable. Tentu, itu perlu ditinggkatkan lagi, jelas Ustadz Udi panjang lebar dan bersemangat.

Sementara, pada akhir diskusi sesi manajemen pengembangan wakaf, Ustadz Ali Bastoni, General Manajer Penghimpunan dan Literasi Wakaf Dompet Dluafa mengatakan bahwa fundrising wakaf Dompet Dluafa sama dengan manajemen zakat, infak dan sedekah. Hanya conten-nya saja yang berbeda, ujar Ustadz Ali.

Sebagaimana kita ketahui, wakaf Dompet Dluafa telah berhasil membangun sejumlah rumah sakit di Indonesia. Misalnya RS KH. Hasyim Asyari di Tebuireng Jombang, RS Achmad Wardi di Banten, dan sejumlah RS yang lain. Kalau ini, biasanya blended finance. Selain disupport dana wakaf, maka juga dana lain yang halal dan relevan tentunya, kata Ustadz Ali.

Prof. Haris sangat berterima kasih pada Dompet Dluafa Republika yang telah banyak berbagi pengalaman. Dompet Dluafa Republika telah banyak menginspirasi dan memberi kontribusi pada Indonesia. Lembaga Wakaf Darul Hikam harus bisa meniru Dompet Dluafa nantinya. Ini sudah banyak yang dipelajari, namun saya yakin masih lebih banyak lagi yang belum dipelajari, ujar Prof. Haris yang juga Direktur Eksekutif Lembaga Wakaf Darul Hikam.

Benchmarking ke Dompet Dluafa berlangsung serius, namun tetap khidmah. Gelak tawa kadang mengiringi diskusi ziswaf tersebut. Acara benchmarking dimulai jam 09.00 pagi hingga jam 16.30 sore. Tak terasa, dua utusan Darul Hikam harus undur diri setelah menimba banyak ilmu dari Dompet Dluafa di Jakarta.

Reporter: Riko Aldi Munafan

Editor: M. Irwan Zamroni Ali

Categories
Opini

Muhammad Yunus dan Tantangan Perlindungan Hak Kaum Minoritas di Bangladesh

Oleh : M. Noor Harisudin*

Pasca penggulingan Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina pada 5 Agustus 2024 (Media Indomesia, 6/8/2024), Bangladesh menghadapi masalah baru yang pelik. Ratusan umat Hindu Bangladesh mencoba melarikan diri ke India, meski mereka gagal. Dewan Persatuan Hindu Buddha Kristen di Bangladesh menyatakan bahwa 45 dari 64 distrik menjadi sasaran amuk masa kerusuhan baik rumah, tempat bisnis maupun kuil. Perlindungan terhadap minoritas Hindu dan kelompok minoritas lain menjadi isu utama pasca penggulingan perempuan kuat yang berkuasa selama 20 tahun di Bangladesh tersebut.

Sekitar 90 persen dari total 165 juta penduduk Bangladesh (sensus tahun 2022) beragama Islam. Sementara, 8 persennya beragama Hindu dan sisanya beragama Kristen dan Budha. Serangan terhadap minoritas sering terjadi ketika Pemilu Nasional di Bangladesh. Secara faktual, Partai Liga Awami di bawah kepemimpinan Sheikh Hasina (77 tahun)  yang otoriter dan bertangan besi menjadi saluran politik kaum minoritas di Bangladesh. Dalam pandangan kaum minoritas, mereka lebih aman di bawah Partai Liga Awami yang sekuler daripada partai lain di Bangladesh, kendati kenyataannya berbeda dengan apa yang diharapkan.

Tahun 2022 misalnya, sekitar 36.317 hektar tanah milik kaum minoritas yang kebanyakan Hindu dirampas. Lima ratus tujuh puluh dua orang diusir dari rumah mereka. Empat ratus empat puluh lima keluarga dipaksa bermigrasi baik ke dalam maupun keluar negeri. Sementara, pada tahun 2021, terdapat 154 anggota kaum minoritas, termasuk Hindu yang tewas dan 360 terluka dalam serangan terhadap kelompok minoritas. Belum lagi dengan tiga puluh sembilan perempuan dan anak perempuan dari kelompok minoritas diperkosa. Tak hanya itu,  perusakan rumah, tempat ibadah, dan bisnis kelompok minoritas menelan biaya kurang lebih dua ratus dua puluh  juta taka atau 2,15 juta dolar AS. Ini fakta nyata penindasan dan diskriminasi pada kaum minoritas di bawah pemerintahan Hasina.

Kini, Bangladesh yang telah merdeka sejak 25 Maret 1971 ini kembali dihadapkan permasalahan perlindungan kaum minoritas. Presiden Bangladesh Mohammed Shahabudin yang mengusulkan Yunus sebagai Perdana Menteri di masa Transisi. Muhammad Yunus (84 tahun) telah berjanji untuk melindungi kaum minoritas di Bangladesh, khususnya Hindu, Kristen dan Budha. (Media Indonesia, 13/08/2024). Namun, janji ini tidaklah mudah. Apalagi, untuk mengimplementasikan kesepakatan perdamaian Chittagong Hill Tracts 1997 yang memastikan berakhirnya kekerasan dan perlindungan masyarakat suku Jumma –yang beragama Buddha dan Hindu–, suku Chakma, dan suku luar Jalur Bukit Chittagong di Bangladesh.

Muhammad Yunus, penerima Nobel Perdamaian pada tahun 2006 yang didapuk menjadi pemimpin pemerintah transisi pada tahun 2024 ini diharapkan dapat melindungi kaum minoritas. Muhammad Yunus sendiri bukan orang yang dikehendaki Hasina. Ia bahkan juga disingkirkan Hasina dengan berbagai tuduhan tindak pidana. Beruntung, Muhammad Yunus tidak sampai mati sebagaimana para oposisi lain di negara Bangladesh.

Sebelumnya, dalam lima belas tahun terakhir kepemimpinannya, Sheikh Hasina menangkap para oposisi di negara tersebut, khususnya Partai Jemaat el-Islami. Misalnya lima pemimpin Partai Jemaat el-Islami digantung antara tahun 2013 dan 2016 setelah dinyatakan bersalah oleh pengadilan kejahatan perang. Hasina juga tak segan melarang partai yang mengancam kekuasaannya untuk tidak ikut Pemilu seperti Jemaat el-Islami pada tahun 2012. Dan menjelang penggulingan Hasina pada tahun 2024 ini, tokoh seperti Shafiqur Rahman bersama putranya dari Partai Jemaat el-Islami ditangkap polisi atas tuduhan ekstremisme. Mereka juga ditahan dengan Undang-Undang anti-terorisme. Demikian juga pemimpin Bangladesh Nationalist Party (BNP) yang ditangkapi karena dituduh menghasut rakyat melawan pemerintahan.

Setidaknya, terdapat beberapa hal terkait hak asasi manusia kaum minoritas Bangladesh yang perlu mendapat sokongan masyarakat sipil (civil society) dan juga negara (state) dalam pemerintahan Yunus ke depan, sebagaimana berikut:

Pertama, negara dan masyarakat sipil seyogyanya menghormati (to respect) kaum minoritas Bangladesh. Masyarakat sipil, dalam hemat saya, harus memberikan penghormatan terhadap kaum minoritas agama di Bangladesh dengan bersikap toleran dan inklusif dalam memahami kemajemukan dalam masyarakat. Karena, seperti kata Yunus, mereka semua adalah satu keluarga Bangladesh.

Kedua, negara musti juga memenuhi (to fullfill) kebutuhan kaum minoritas agama di Bangladesh. Misalnya kebutuhan kaum minoritas akan tempat ibadah, pendidikan,  pekerjaan dan hak asasi manusia yang lain yang sepadan dengan komunitas agama lain di Bangladesh secara proporsional.

Ketiga, negara musti melindungi (to protect) kaum minoritas agama di Bangladesh. Mereka harus aman ketika beribadah dan bekerja sebagaimana laiknya masyarakat Bangladesh yang lain. Rumah ibadah seperti kuil dan gereja misalnya harus dilindungi negara. Tidak boleh ada perusakan terhadap rumah ibadah, rumah bisnis maupun rumah tinggal mereka. (Pasal 14, Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, 1948)

Tentu, Muhammad Yunus yang berhasil mendirikan Bank Grameen, tidak semudah membalik telapak tangan mengatasi ini. Namun, melihat jejak sang penerima nobel perdamaian yang telah memberikan sembilan juta kredit untuk orang miskin ini, at least ia memiliki komitmen kepada perlindungan kaum minoritas. Kendati disadari bahwa Muhammad Yunus harus berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mewujudkan mimpi tersebut. Ia tidak bisa sendirian membangun Bangladesh yang kini telah porak poranda.

Lebih dari itu, Muhammad Yunus hanya menyiapkan bangunan sistem perlindungan kaum minoritas Hindu, Budha dan Kristen yang sustainable, tidak hanya untuk masa sekarang, namun juga masa-masa yang akan datang. Mempersiapkan regulasi yang kuat, penegakan hukum yang tegas hingga membangun tradisi multi kulturalisme adalah legacy Muhammad Yunus untuk Bangladesh yang modern dan lebih baik di masa-masa yang akan datang. Di sini, Muhammad Yunus akan diuji sejauh mana ia menjadi seorang politisi yang dapat menyelesaikan berbagai problematika rakyat Bangladesh ke depan. Pertanyaannya: beranikah Muhammad Yunus melakukan itu, meski bertentangan kepentingan mayoritas rakyat Bangladesh, demi untuk melindungi minoritas? Wallahu’alam.

*Guru Besar UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember dan Direktur World Moslem Studies Center.

Dimuat di jatim.nu.or.id pada Sabtu, 24 Agustus 2024

Categories
Lembaga Wakaf Tunai

Perluas Manfaat, Lembaga Wakaf Darul Hikam Luncurkan Program Inovatif di Bulan Kemerdekaan RI

Lembaga Wakaf Darul Hikam yang beroperasi di Kabupaten Jember terus menunjukkan perkembangan yang signifikan, setelah kemarin menjalankan sejumlah programnya, seperti doa bersama dan santunan anak yatim, menerima kunjungan dari Yayasan Masjid Baiturrahmah Denpasar Bali, penyerahan dana wakaf ke pesantren senilai Rp 300 juta rupiah, dan kegiatan lainnya.

Kini Lembaga Wakaf Darul Hikam yang telah memiliki sertifikasi Nazhir Wakaf Uang resmi dari Badan Wakaf Indonesia (BWI) dengan Nomor Nazhir: 3.300428, dengan bangga mengumumkan peluncuran tiga program barunya dalam rangka menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Program-program tersebut adalah Wakaf Lembaga Pendidikan Terintegrasi, Wakaf Mobil Operasional, dan Wakaf Sumur.

Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Direktur Lembaga Wakaf Darul Hikam, Prof. Dr. KH. M. Noor Harisudin, S.Ag., S.H., M.Fil.I, CLA, CWC., saat dihubungi oleh tim redaksi di Kantor Lembaga Wakaf Darul Hikam pada Jumat, 23 Agustus 2024.

“Dalam rangka merayakan hari kemerdekaan Republik Indonesia di bulan Agustus ini, Lembaga Wakaf Darul Hikam meluncurkan tiga program inovatif, yaitu Wakaf Lembaga Pendidikan Terintegrasi, Wakaf Mobil Operasional, dan Wakaf Sumur,” ujar Prof Haris.

Menurutnya, ketiga program tersebut merupakan upaya meningkatkan kesejahteraan umat dan memperluas manfaat sosial.

“Program ini dirancang khusus untuk mengoptimalkan penggunaan dana wakaf dalam berbagai sektor penting yang akan memberikan dampak positif langsung kepada masyarakat,” jelas Prof Haris yang juga Guru Besar UIN KHAS Jember

Nazhir Wakaf Darul Hikam, M. Irwan  Zamroni Ali, S.H., M.H., CWC. menjelaskan,  Program Wakaf Lembaga Pendidikan Terintegrasi merupakan sebuah program yang dirancang untuk memperkuat dan memperluas fasilitas pendidikan mulai dari TK hingga Perguruan Tinggi.

“Program ini bertujuan untuk membangun dan mengembangkan lembaga pendidikan yang menyatukan kurikulum akademik dengan pendidikan karakter dan keterampilan hidup, sehingga nantinya diharapkan dapat menciptakan peluang pendidikan yang lebih baik dan menyeluruh untuk generasi mendatang,” jelasnya.

Sementara itu, lanjut Irwan, Wakaf Mobil Operasional dirancang untuk mendukung mobilitas dan efisiensi operasional lembaga dan kegiatan sosial lainnya.

“Dengan adanya kendaraan operasional, diharapkan dapat mempermudah akses ke daerah-daerah yang sulit dijangkau dan memperlancar distribusi bantuan serta pelaksanaan berbagai program sosial. Kendaraan ini juga akan digunakan untuk kegiatan pengumpulan dana, penyuluhan, dan kegiatan lainnya yang mendukung tujuan sosial Lembaga Wakaf Darul Hikam,” ucap Irwan.

Begitu juga dengan Wakaf Sumur, menurut Irwan, program tersebut dirancang untuk mendirikan sumur-sumur baru di daerah-daerah yang mengalami kekurangan air bersih.

“Krisis air bersih masih menjadi tantangan besar bagi banyak komunitas, terutama di daerah-daerah terpencil. Dengan wakaf sumur ini, kami berharap dapat memberikan solusi jangka panjang yang akan membawa perubahan signifikan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat,” ujar Irwan yang juga Dosen Fakultas Syariah UIN KHAS Jember.

Lembaga Wakaf Darul Hikam mengundang seluruh elemen masyarakat, baik individu maupun perusahaan, untuk berpartisipasi dalam mendukung ketiga program ini melalui donasi. Dukungan dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk memastikan keberhasilan dan keberlanjutan program-program ini.

“Program-program ini merupakan bagian dari komitmen kami untuk terus meningkatkan dampak sosial dan pendidikan yang kami berikan kepada masyarakat, kami percaya bahwa dengan dukungan dari semua pihak, kita dapat bersama-sama menciptakan perubahan positif yang signifikan,” tambah Irwan.

Donasi dapat disalurkan melalui transfer ke Nomor Rekening BSI 4467764444 an Yayasan Pendidikan Islam Darul Hikam atau ke Nomor Rekening Bank Jatim 0032804357 an YPI Darul Hikam MKJ. Adapun konfirmasi donasi bisa menghubungi No. WhatsApp 081455045941. Informasi lebih lanjut bisa mengunjungi situs web resmi Lembaga Wakaf Darul Hikam www.wakafdarulhikam.org.

Kontributor : Rico Aldy Munafan

Editor : Akhmal Duta Bagaskara