Categories
Opini

Tragedi Los Angeles, Hoaks Dan Islam

Oleh: M. Noor Harisudin*

Kebakaran yang melanda Los Angeles mulai 7 Januari 2025 adalah tragedi lingkungan terbesar tahun ini. Kebakaran dipicu oleh Badai Santa Ana, yang baru mereda tanggal 9 Januari 2025. Kebakaran mencakup tiga distrik utama, yaitu Hollywood Hills, Pacivic Palisades dan bagian Barat Antelope Valley. Luas wilayah yang terbakar mencapai 8700 hektar. Lebih dari 10.000 bangunan yang hangus dimakan si jago merah termasuk rumah milik beberapa selibriti Hollywood. Sebanyak 179.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka dan dilaporkan 11 orang yang meninggal dunia. Kerugiaan ekonomi diperkirakan mencapai 2400 triliun atau dua pertiga lebih  APBN negara Indonesia (Rp. 3.300 trilun).

Di tengah pemerintah Amerika Serikat melakukan pemulihan kebakaran, berita hoaks merebak di berbagai media massa  dan media online. Hoaks dalam bentuk dramatisasi kebakaran hebat tersebut, apalagi dengan teknologi AI (Artificial Intelegence) yang menjadikan hoaks semakin mendapatkan tempatnya. Hoaks semakin menjadi-jadi dengan pembenaran agama-agama, salah satunya Islam. Donald Trump juga semakin tertuduh sebagai biang kerok bencana ini karena mengaitkan ucapan Presiden terpilih Amerika Serikat tersebut dengan Gaza yang akan menjadi ‘neraka’.

Sebagaimana dilansir Jawa Pos (7/1/2025), Donald Trump sempat mengancam Hamas bahwa neraka akan hadir di Gaza Palestina jika kelompok bersenjata Palestina Hamas tidak membebaskan tawanan (orang Israel) di Jalur Gaza. Hal tersebut disampaikan Trump saat membahas kebijakan luar negeri Amerika Serikat di negara bagian Florida. Satu hari setelah ucapannya, kebakaran hebat terjadi di Los Angeles. Fakta ini menjadikan persepsi orang yang menghubungkan (sebab akibat) antara pernyataan neraka Gaza Donald Trump dengan Los Angeles yang dilanda bencana kebakaran hebat tersebut.

Antara Fakta dan Hoaks

Adalah mensimple-kan masalah ketika mengaitkan pernyataan Donald Trump tentang neraka Gaza dengan kebakaran di Los Angeles, California. Karena negara bagian (state) California memang dikenal dengan kebakaran yang hampir setiap tahun. Demikian ini karena wilayah ini merupakan wilayah tropis, kering dan berangin kencang. Beberapa tahun lau, California –dimana Los Angeles adalah bagiannya—pernah mengalami kebakaran yang lebih luas dan lama serta menyebabkan lebih banyak rumah warga yang terbakar. Hanya ini tidak terekspos karena hanya perkampungan penduduk biasa yang miskin dari kalangan Hispanic.

Sebagaimana maklum, kebakaran di Los Angeles California kali ini mencakup tiga lokasi. Sebagian lokasi dihuni oleh bintang Hollywood. Wajar jika diekspos masif dan bahkan didramatisir sedemikian rupa. Korban kebakaran ini adalah kalangan high class dan mayoritas warga kulit putih. Tentu ini adalah bentuk racism system yang hanya ‘menyuruh’ kita untuk memedulikan orang kaya dan berkelas daripada warga Los Angeles pada umumnya. Padahal, empati sesungguhnya harus diberikan pada semua korban manusia tanpa membeda-bedakan kelas manusia. 

Los Angeles sendiri adalah kota besar yang berada di tenggara California. Ada 25 kota lain yang berada di Los Angeles seperti San Fransico, Manhatan Beach, San Diego, Santa Ana, Santa Clara, dan lain sebagainya. Los Angeles terkenal dengan industri televisi dan  film nasional dengan penduduk 9.663.345 pada tahun 2023. Kini kota yang indah di bawah state California ini sudah hangus terbakar oleh Badai Santa Ana yang meluluhlantakkan bangunan gedung dan rumah penduduknya.  Badai Santa Ana mempercepat penyebaran api hingga melahap ribuan hektar dalam hitungan jam.            

Sikap Empati Islam

Saya tidak setuju dengan viral media massa yang menyebut tragedi Los Angeles dengan azab Tuhan. Ini adalah bentuk penghakiman yang tidak boleh terjadi. Apalagi yang digunakan adalah QS. Al-Baqarah ayat 266 sebagai berikut:

“Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya”.

Kalimat  “ fa ashabaha  i’sharun fihi narun fahtaraqat” (Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah)  tidak bisa diartikan azab kebakaran di sebuah tempat (Los Angeles). Sesungguhnya ayat ini hanya berbicara tentang perumpamaan orang yang beramal, namun tidak disertai keikhlasan (riya), maka itu seperti ibarat kebun yang di dalamnya terdapat pohon kurma dan pohon anggur serta berbagai macam buah-buahan. Namun di masa tuanya, kebun ini ditiup angin yang keras dan lalu terbakar. Sehingga, amal seorang yang riya ini ludes di akhirat nanti. Oleh karena itu, sangat naif jika mengaitkan ayat ini dengan tragedi kebakaran di Los Angeles.

Bencana adalah hal yang wajar dalam kehidupan. Allah Swt berfirman: “Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad,) kabar gembira kepada orang-orang sabar” (QS. Al-Baqarah: 155). Bencana ini juga terjadi juga atas izin Allah Swt. sebagaimana firman-Nya : “Dan tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah.” (QS. At-Taghabun: 11). Penghakiman terhadap suatu musibah merupakan hal yang tidak etis dan justru dapat menciptakan kesalahpahaman.

Ketika menghadapi berbagai bencana, umat Islam diperintahkan untuk bersabar sebagaimana sabda Rasulullah Saw: Idza ashabathu dlarraa, shabara. Sebaliknya, ketika melihat teman yang terkena bencana, kita harus ikut berempati dan bersedih atas bencana tersebut. Kita tidak boleh bertepuk dada atas kesedihan manusia yang lain. Bahkan, sebagai umat Islam, kiat harus membantu mereka. Rasulullah Saw bersabda: “Allah Swt, senantisaa akan membantu hambanya selama hamba tersebut membantu saudaranya” (HARI. Bukhori).  

Walhasil, soal hubungan tragedi kebakaran Los Angeles dan Gaza Palestina, biarlah tetap menjadi rahasia Tuhan. Demikian juga, tentang AS dan Donald Trump yang membela Israel, biarlah Tuhan yang kelak menghukumnya. Karena Gaza Palestina dan Los Angeles adalah dua hal yang berbeda.

Wallahu’alam. ***   

*M. Noor Harisudin adalah Wakil Sekretaris PWNU Jawa Timur  dan Guru Besar UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

*Artikel ini telah dimuat di Jawa Pos, 15 Januari 2025.

Categories
Berita Lembaga Wakaf Tunai

Public Expose 2024, LW Darul Hikam Peroleh Wakaf Uang 417 Juta dan Tanah 1861 Meter Persegi

Media Center Darul Hikam – Lembaga Wakaf Darul Hikam untuk pertama kalinya menggelar Public Expose Pencapaian Kinerja Tahun 2024 pada Jumat, 17 Januari 2025 di Cafe Rollas Jember dengan mengundang sejumlah awak jurnalis media massa, media online dan tokoh masyarakat.

Direktur Lembaga Wakaf Darul Hikam Jember, Prof. Dr. KH. M. Noor Harisudin, S.Ag., S.H., M.Fil.I., CLA, CWC,  menyampaikan bahwa kegiatan tersebut digelar dalam rangka Harlah ke-1 Lembaga Wakaf Darul Hikam yang jatuh pada 24 Januari.

“Kami baru satu tahun berdiri terhitung sejak dikeluarkannya SK Nazhir Wakaf dari Badan Wakaf Indonesia (BWI) tahun lalu, hari ini kami mengadakan Public Expose sebagai bentuk transparansi dan tanggung jawab kami khususnya pada para donatur dan masyarakat Indonesia pada umumnya,” ujar Prof Haris yang juga Guru Besar UIN KHAS Jember.

Prof Haris menjelaskan, Lembaga Wakaf Darul Hikam yang berada di Perum Pesona Surya Milenia C7 No. 8 Mangli Kaliwates Jember tersebut, di tahun 2024 berhasil menghimpun dana wakaf uang sebesar Rp 417,12 juta dan Tanah 1.861 Meter Persegi yang berada di Galis, Bangkalan.

Adapun rincian perolehan wakaf uang tersebut, meliputi Wakaf Tanah Pesantren Rp 350,3 Juta, Infaq Buka Bersama Rp 15,5 Juta, Qurban Rp 12 Juta, Infaq Pengembangan Lembaga Rp 11,8 Juta, Infaq Dakwah Islam Rp 11,6 Juta, Wakaf Kursi Sholat Difabel Rp 5,1 Juta, Zakat Mal Rp 5 Juta, dan Infaq Anak Yatim Rp 4,4 Juta.

“Selebihnya terkumpul di sejumlah program dengan perolehan masing-masing di bawah 1 persen dari total dana yang terhimpun, seperti Wakaf Pembangunan Ponpes, Sumur, Infaq Palestina, Infaq Kesejahteraan Guru Ngaji, Wakaf Sawah, dan lainnya,” imbuhnya.

Prof Haris menambahkan, dari dana yang terhimpun telah berhasil disalurkan sebesar Rp 360,31 juta (86,3 persen). Rinciannya, untuk Wakaf Tanah Pesantren Tahap 1, Rp 300 Juta, Qurban Rp 12 Juta, Pengembangan Lembaga Wakaf Rp 11,8 Juta, Dakwah Ke Belanda Dan Hongkong Rp 11,6 Juta, Buka Bersama Santri Rp 10,3 Juta, Wakaf Kursi Sholat Difabel Rp 5,1 Juta, Zakat Rp 5 Juta, Dan Santunan Anak Yatim Rp 4,4 Juta.

“Kurang lebih sekitar 3.025 jiwa penerima manfaat yang mencakup para santri, anak yatim, kaum miskin dan dhuafa, para jamaah masjid dan lansia, kaum muslimin sekitar dan luar negeri. Saat ini masih terdapat sejumlah yang belum terserap dari beberapa program sebesar Rp 56,8 Juta,” jelas Prof Haris yang Wakil Sekretaris PWNU Jawa Timur.

Nazhir Wakaf Darul Hikam, M. Irwan Zamroni Ali, S.H., M.H juga menjelaskan, di tahun 2024 pihaknya berhasil melakukan capaian krusial, seperti diraihnya sertifikat Nazhir Wakaf untuk Nazhir dan Lembaga Wakaf Darul Hikam oleh BWI, mendapat ijin UPZ dari Baznas Jember, Penyaluran Wakaf Uang sebesar 300 Juta untuk tanah pesantren, serah terima wakaf tanah di Galis, Bangkalan, hingga Kerjasama Internasional.

“Karenanya ke depan kami juga mulai menyiapkan sejumlah program inovatif yang akan kami tawarkan kepada para calon donatur, khususnya melalui Lembaga Zakat Darul Hikam,” ujar Irwan yang juga Dosen Fakultas Syariah UIN KHAS Jember.

Ia menambahkan, tujuan dari dibentuknya UPZ Darul Hikam tersebut karena tingginya permintaan masyarakat agar Darul Hikam bisa memperluas manfaatnya untuk umat.

“Program yang telah kami siapkan misalnya, Program Senyum Tukang Becak, Pemulung Berdaya, Janda Miskin Bahagia, Green Mosque, UMKM Unggul, Baju Lebaran Yatim, Muallaf Mengaji dan sebagainnya,”

Pada kesempatan ini pula, Lembaga Wakaf Darul Hikam melaunching website Lembaga Zakat Darul Hikam www.zakatdarulhikam.org yang nantinya akan fokus pada pengelolaan dana zakat. Kegiatan berlangsung meriah dan khidmah yang juga dihadiri oleh para staf lembaga wakaf Mas Wildan, Mas Ravi, Mas Muthi.

Reporter : Ravi Maulana, S.T

Editor : Wildan Rofikil Anwar, S.H., M.H