Categories
Berita

Prof. Haris: Tolak Pemukim Israel di Gaza, Pendudukan Israel Harus Dihentikan

Media Center Darul Hikam – Direktur World Moslem Studies Center Prof. Dr. KH. M. Noor Harisudin, S.Ag., S.H., M.Fili., CLA., CWC. menanggapi keinginan pemukim Israel yang akan pindah ke Gaza. Menurutnya, perang yang terjadi antara Israel dengan Palestina telah menunjukkan keinginan Israel yang sesungguhnya untuk menduduki dan menguasai Palestina, bukan hanya sekedar melawan Hamas.

“Kelihatan sekali bahwa tujuan Israel genosida Israel adalah menguasai Gaza dan Palestina, sehingga mereka berencana bermukim di sana,” ujar Prof Haris yang juga Guru Besar UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember,.

Serangan teroris Israel di Gaza yang semakin merajalela, telah menggambarkan tujuan pemerintah sayap kanannya untuk merebut tanah Palestina yang diklaim sebagai tanah orang Yahudi berdasarkan sejarah mereka.

“Mereka ingin menguasai Gaza tanpa peduli dengan komunitas internasional, karena mereka menganggap bahwa ini adalah tugas ilahi mereka. Fakta ini bisa kita lihat dari suara-suara di Israel,” tutur Wakil Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur.

Karena itu, lanjut Prof Haris, apapun alasan mereka untuk menduduki tanah Gaza, merupakan perbuatan ilegal yang melanggar hukum internasional.

 “Kita semua warga dunia menolak pandangan itu dan mendorong Perserikatan Bangsa-Bangga untuk bersikap lebih tegas kepada Israel. Pendudukan atas Palestina adalah ilegal. Kalau mereka mau pindah dan mukim ke Gaza, perbuatan  ilegal mana lagi yang diinginkan teroris Israel ,” jelas Prof Haris yang juga Direktur World Moslem Studies Center.

Pandangan Prof Haris selaras dengan putusan Mahkamah Internasional alias International Court Justice di Den Haag, Jumat (19/7/2024) beberapa bulan yang silam, yang menyebut pendudukan Israel di wilayah Palestina selama puluhan tahun sebagai perbuatan ilegal, karenanya mesti diakhiri.

Indonesia, sebagai negara yang mendukung kemerdekaan Palestina menyambut baik keputusan ini. Menurutnya keputusan ICJ yang menyatakan pendudukan Israel ilegal telah mewujudkan keadilan bagi rakyat Palestina.

“Fatwa hukum tersebut telah memenuhi aspirasi Indonesia dan masyarakat internasional untuk mewujudkan keadilan bagi Palestina,” kata Kementerian Luar Negeri RI dalam pernyataannya di platform X, Sabtu.

Sebagaimana dilansir berbagai media, keinginan pemukim Israel untuk menduduki Gaza ini disampaikan dalam konferensi tentang perbatasan Israel dengan Gaza yang disebut oleh penyelenggara sebagai “perayaan untuk persiapan penyelesaian Gaza”. Konferensi berlangsung di dekat Reim kibbutz, dengan suara pemboman Israel yang sedang berlangsung di Gaza utara terdengar di latar belakang dan dengan asap membubung di cakrawala beberapa kilometer ke arah barat.

Dilansir dari https://aceh.tribunnews.com, Daniella Weiss yang merupakan pemimpin pemukim Israel mengatakan pada konferensi tersebut bahwa Palestinians akan “menghilang” dari wilayah tersebut dan mengatakan bahwa ribuan orang siap pindah ke sana “dari utara ke selatan”

“Kami datang ke sini dengan satu tujuan yang jelas: tujuannya adalah untuk menetap di seluruh Jalur Gaza, bukan hanya sebagian saja, bukan hanya beberapa pemukiman, seluruh Jalur Gaza dari utara ke selatan,” kata Weiss Menteri Keamanan Israel Itamar Ben Gvir dan anggota Knesset dari partai Likud Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Reporter : Rico Aldy Munafan

Editor : M. Irwan Zamroni Ali

Categories
Lembaga Wakaf Tunai

Lembaga Wakaf Darul Hikam Dukung Masjid Ramah Lansia dan Difabel melalui Wakaf Kursi Sholat

Media Center Darul Hikam – Lembaga Wakaf Darul Hikam Indonesia yang mengunjungi Masjid KH Hasyim Asyari, Bondowoso. Acara kunjungan tersebut dalam rangka penyerahan Wakaf Kursi Sholat untuk Jamaah Masjid Lansia dan Difabel.

Para pengurus Lembaga Wakaf Darul Hikam Indonesia yang terdiri dari Prof. Dr. KH. M. Noor Harisudin, S.Ag., S.H., M.Fil.I., CLA., CWC, M. Irwan Zamroni Ali., S.H., M.H., CWC., Rico Aldy Munafan, S.H. dan Moh Alif Syaihoni, disambut langsung oleh Ketua Takmir Masjid KH Hasyim Asyari, Dr. KH. Mas`ud Ali, M.H.I bersama Sekretarisnya, Bapak Mukid, pada Senin, 21 Oktober 2024.

Diketahui, Wakaf Kursi Sholat untuk Jamaah Masjid Lansia dan Difabel berjumlah 10 kursi yang diperoleh dari hasil fundrising selama kurang lebih 1 minggu sejak diluncurkan. Penyerahan dilaksanakan setelah sholat jamaah ashar yang dihadiri oleh ratusan jamaah.

Prof Haris yang juga Direktur Lembaga Wakaf Darul Hikam berharap dengan adanya Wakaf Kursi Sholat, Masjid KH Hasyim Asyari tambah berkah dan makmur, serta lebih ramah lansia dan difabel.

“Kalau hari ini kami masih hadir di Masjid KH Hasyim Asyari Bondowoso, semoga dengan bertambahnya para donatur di Lembaga Wakaf Darul Hikam, kami bisa menyalurkannya ke sejumlah daerah, di jawa atau luar jawa, dan semakin luas manfaatnya,” ujar Prof Haris di sela-sela kegiatan.

Dalam kesempatan itu Prof Haris juga menjelaskan, banyak umat fokus melaksanakan sedekah dan zakat, padahal terdapat amal yang juga tidak kalah penting, yaitu wakaf, di mana pahalanya tetap abadi selama hartanya masih bermanfaat.

“Misalnya kita sedekah uang seratus ribu, maka pahalanya akan habis ketika uang tersebut sudah terpakai. Kalau uang seratus ribu kita wakafkan dalam bentuk kursi sholat, maka pahalanya akan terus mengalir selama masih dipakai,” jelas Prof Haris yang juga Guru Besar UIN KHAS Jember.

Karena itu, lanjut Prof. Haris, kami mengajak para jamaah Masjid KH Hasyim Asyari untuk berlomba-lomba berwakaf, tanpa meninggalkan amalan sedekah dan zakat, khususnya untuk Masjid KH Hasyim Asyari.

“Bisa digunakan untuk perluasan tanah, pembangunan dan semacamnya. Apalagi berwakaf sekarang sudah lebih mudah dibolehkannya berwakaf dengan dibatasi oleh waktu tertentu atau disebut mu’aqqat,” tambah Prof Haris Pengasuh Pondok Pesantren Darul Hikam Mangli Kaliwates Jember.

Ketua Takmir Masjid KH Hasyim Asyari, Dr. KH. Mas`ud Ali, M.H.I. mengaku sangat bersyukur dengan datangnya wakaf kursi untuk jamaah masjid lansia dan difabel. Menurutnya, kursi lipat tersebut sangat meringankan bagi mereka yang memiliki keterbatasan untuk melaksanakan sholat lima waktu.

“Saya sangat berterima kasih kepada Lembaga Wakaf Darul Hikam Indonesia, khususnya para donatur yang juga ikut memikirkan para jamaah yang ada di Bondowoso,” tutur Dr. KH. Mas`ud Ali.

Dari sini, lanjut Dr. KH. Mas`ud Ali, berharap agar Lembaga Wakaf Darul Hikam Indonesia dapat semakin luas manfaatnya, tidak hanya masjid yang ada di Bondowoso melainkan juga di kota-kota besar lainnya, sehingga bisa terlayani dan terbantu.

“Mudah-mudahan Lembaga Wakaf Darul Hikam Indonesia ini terus dipercaya oleh masyarakat luas, sehingga dapat berkontribusi untuk kepada para jamaah, baik berupa wakaf kursi, atau bentuk lainnya. Semoga Allah membalas kebaikan bapak-ibu semuanya,” pungkasnya.

Reporter : Lum`atul Muniroh

Editor : Agift Akmal Maulana

Categories
Berita

Masjid dan Pasar di Lebanon Hancur Diserang Israel

Jakarta, NU Online

Sebuah masjid tua di Lebanon bagian selatan hancur akibat serangan udara Israel yang dibombardir di area tersebut pada Ahad (13/10/2024). Masjid tersebut terletak di sebuah desa di Kfar Tebnit.

Kabar tersebut dilansir Al Jazeera mengutip Kantor Berita Lebanon. Tidak ada laporan kematian atas serangan tersebut.

Sementara itu, serangan Israel lainnya juga menghancurkan sebuah pasar di selatan Kota Nabatieh pada Sabtu (12/10/2024) malam. Menurut informasi dari Palang Merah Lebanon, serangan tersebut mengakibatkan sejumlah korban meninggal dan kebakaran hebat. Pasar pun dikabarkan hancur total.

Adapun berkaitan dengan jumlah korban, belum ada informasi lebih lanjut. “Kebakaran itu sangat parah sehingga layanan darurat tidak dapat masuk dan melihat apakah ada mayat di reruntuhan,” kata Imran Khan dari Al Jazeera, melaporkan dari Hasbaiyya di provinsi Nabatieh.

Laura Khan dari Al Jazeera, melaporkan dari ibu kota Beirut, mengatakan bahwa Palang Merah Lebanon masih berusaha mencari orang yang selamat dan berusaha menyelamatkan mereka yang terluka.

“Banyak orang telah menggunakan media sosial. Mereka telah mengirim video yang hampir tampak seperti pemandangan apokaliptik – seluruh jalan hancur,” katanya.

Sedikitnya, 15 orang tewas dan 37 orang terluka dalam serangan di Lebanon tengah dan utara saat pasukan Israel menyerang sedikitnya tiga wilayah di luar benteng tradisional kelompok Lebanon, Hizbullah.

Fuad Yassin, kepala desa setempat yang terletak 8 km dari perbatasan, mengaku kehilangan sebuah tempat yang menyatukan masyarakat. “Itu sebuah tempat penting karena keluarga-keluarga menggunakannya untuk berkumpul di alun-alun, tepat di sebelahnya digelar acara khusus,” ujarnya sebagaimana dilansir Al Arabiya mengutip AFP. Editor: Patoni Penulis: Muhammad Syakir NF

Sumber: https://nu.or.id/internasional/masjid-dan-pasar-di-lebanon-hancur-diserang-israel-GLiv6

Categories
Berita

Halaqah di PP Nurul Jadid Probolinggo, Prof Haris Jelaskan Urgensi Pesantren Ramah Anak

Media Center Darul Hikam – Penguatan pesantren ramah anak menjadi penting dan strategis dalam menunjang peningkatan pendidikan dan pengembangan profesionalisme bagi para pembimbing dan atau pengurus dalam memberikan layanan terbaik untuk para santri, terkhusus layanan psikologis dan pendampingan psikis, psikososial dan pembentukan lingkungan.

Demikian disampaikan oleh Prof. Dr. KH. M. Noor Harisudin, S.Ag., S.H., M.Fil.I., CLA., CWC. dalam acara Halaqah Pesantren Ramah Santrioleh oleh Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur yang bekerjasama dengan Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo di Aula I Pondok Pesantren Nurul Jadi pada Senin, 14 Oktober 2024.

“Berdasarkan laporan Kementerian Agama tahun 2021, jumlah pesantren di seluruh Indonesia mencapai 32.208 Pesantren dengan jumlah santri 4.353.982 santri. Rata-rata yang menjadi santri adalah rentang usia anak-anak, yakni di bawah 18 tahun,” jelas Prof Haris yang juga Guru Besar UIN KHAS Jember.

Prof Haris juga mengutip salah satu rumusan pasal yang terdapat dalam UUD 1945 tepatnya pada Pasal 28B Ayat 2 yang menjelaskan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

“Kalau sudah disebut di dalam UUD 1945, artinya negara memberikan perhatian yang besar. Tidak semua diatur dalam UUD, hanya hal-hal yang besar dan penting yang dibahas di dalamnya, termasuk hak anak yang dilindungi oleh negara,” ujar Prof Haris yang Wakil Sekretaris PWNU Jawa Timur.

Dalam kesempatan tersebut Prof Haris yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Darul Hikam Mangli Kaliwates Jember menjelaskan, dalam mewujudkan pesantren ramah anak, pesantren juga menghadapi sejumlah tantangan, termasuk pesantren yang masih belum terbuka atau tertutup tentang pentingnya pesantren ramah anak.

“Selain itu, pesantren masih takut dan terbuka menyampaikan kepada publik, ditambah kesadaran yang masih rendah serta penegakan hukum yang masih lemah,” tambahnya.

Karena itu ke depan, lanjut Prof Haris, pesantren dapat melakukan sejumlah hal untuk mewujudkan pesantren ramah anak di Indonesia, mulai dari membuat regulasi yang lebih efesien dan efektif, serta membangun awarness dengan kampanye anti bullying dan anti kekerasan seksual di pesantren.

“Pesantren juga bisa menyediakan tempat pelaporan dan penanganan terhadap tindakan bullying dan kekerasan seksual, serta menyelenggarakan penegakan hukum yang tegas dan tanpa pandang bulu,” tutur Prof Haris yang juga Ketua KP3 MUI Jatim

Sebagaimana diketahui acara tersebut merupakan bagian dari rangkaian Hari Santri Nasional 2024. Halaqah Pesantren Ramah Santri ini, akan digelar di banyak pesantren di Jawa Timur.

Menurut Wakil Ketua PWNU Jatim, KH Abdul Hamid Wahid, bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan komunitas pesantren yang bebas dari bullying dan perundungan, serta membangun lingkungan ramah bagi seluruh santri.

KH Abd Hamid Wahid, selaku penanggung jawab kegiatan, menyampaikan bahwa Halaqah ini dilaksanakan di lima titik pesantren besar di Jawa Timur. Diantaranya, di PP Nurul Jadid (Probolinggo), PP Lirboyo (Kediri), PP Syaikhona Kholil (Bangkalan), PP Darul Musthofa (Malang), dan PP Matholiul Anwar (Lamongan). 

“Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya kita merespon isu bullying dan perundungan di lingkungan pesantren dan menjadikannya sebagai tempat yang aman dan nyaman bagi santri,” jelas pria yang populer disapa Gud Hamid ini.

Selain Prof. Haris, narasumber lainnya meliputi Prof. Dr. Rifa Hidayah, M.Si (Psikolog anak dan remaja – UIN Maliki Malang); Ny. Hj. Khodijaatul Qodriyah, A.P., S.Ag., M.M.Pub. M.Si (Ahli Pendidikan pesantren – PP. Nurul Jadid); AKB Imam Munadi, S.Sos, M.S.I  Kanit Renakta (Remaja, anak dan Wanita)

Reporter : Rico Aldy Munafan

Editor : M. Irwan Zamroni Ali

Categories
Berita Lembaga Wakaf Tunai

Menjadi Nara Sumber di UiTM Malaysia, Prof. Haris Serukan Inovasi Wakaf Global

Media Center Darul Hikam – Dalam rangka pengembangan wakaf, Indonesia telah memiliki sejumlah regulasi khusus yang mengatur tentang wakaf seperti Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf, Peraturan Badan Wakaf Indonesia dan sebagainya.

Demikian disampaikan oleh Direktur Lembaga Wakaf Darul Hikam, Prof. Dr. KH. M. Noor Harisudin, S.Ag., S.H., M.Fil.I., CLA., CWC. dalam Forum Antarbangsa Wakaf Pendidikan Tinggi  Malaysia-Indonesia bertajuk “Peranan Wakaf dalam Memperkasa Institusi Pendidikan Tinggi: Perspektif Malaysia & Indonesia” pada Kamis, 10 Oktober 2024 di Studio TV, Fakulti Komunikasi dan Pengajian Media, UiTM CNS Kampus Rembau Negeri Sembilan Malaysia.

Regulasi tersebut dikeluarkan oleh pemerintah untuk mempermudah praktik wakaf di Indonesia. Misalnya kebolehan wakif berwakaf dengan dibatasi oleh waktu tertentu atau disebut mu’aqqat, kebolehan wakaf uang, sehingga orang mudah tidak harus berwakaf dengan dana yang besar.

“Berdasarkan UU No. 41 tahun 2004, wakif boleh berwakaf sawah atau tanah dengan rentang waktu tertentu, sehingga nanti bisa diambil lagi jika sudah jatuh tempo. Wakif juga tidak perlu berwakaf dengan barang atau dana yang besar, seperti sawah, masjid dan sebagainya, namun wakif bisa mulai dengan barang yang sederhana atau uang,” jelas Prof Haris yang juga Guru Besar UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

Dalam UU. Wakaf di Indonesia, Nazhir memiliki posisi yang sangat penting, bahkan menjadi rukun wakaf.

“Nazhir inilah nanti yang akan mengelola dana wakaf. Demikian sejumlah regulasi yang diatur di negeri kami, Indonesia,” tambah Prof Haris Pengasuh Pondok Pesantren Darul Hikam Mangli Kaliwates Jember.

Ia berharap agar wakaf produktif di Indonesia semakin berkembang, sehingga dapat membantu pengentasan kemiskinan, peningkatan akses pendidikan dan kesehatan, termasuk pemberdayaan ekonomi umat, dan sebagainya.

“Saya kira perguruan tinggi bisa syiar wakaf, meneliti tentang inovasi dan bisnis-bisnis apa yang memiliki potensi untuk pengembangan wakaf produktif,” jelas Prof Haris yang juga Wakil Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur.  

Sebelumnya, dalam sambutannya, Prof. Madya Dr. Siti Sara Ibrahim, Timbalan Rektor III UiTM Cawangan Negeri Sembilan pada saat membuka acara sebelumnya menyampaikan, kegiatan ini akan memberi impact pengayaan kajian wakaf dari dua negara, Indonesia dan Malaysia.

“Indonesia dengan mayoritas muslim, tentu ada hal yang tidak dimiliki Malaysia dan begitu sebaliknya, karenanya kegiatan ini sangat penting dan sangat bermanfaat sekali”, tutur Siti Sara.

Nara sumber pertama, Dr. Mohd Asyran Safwan Kamaruzaman (UiTM CNS, Malaysia) menjelaskan, dalam sejarahnya, wakaf telah memiliki peranan penting dalam keberlangsungan institusi pendidikan, sebagaimana terjadi pada Kampus Al Azhar Kairo, Mesir.

Di era 80-90 an, biaya pendidikan di Kampus Al Azhar Kairo, Mesir sangatlah kecil, para mahasiswa hanya cukup menyiapkan untuk biaya hidup saja, biaya pendidikan boleh sekedarnya saja.

“Hal ini disebabkan kemanfaatan dari dana wakaf yang disumbangkan untuk pendidikan di Mesir sangatlah besar, sehingga pada masa itu tidak lagi membutuhkan bantuan dari kerajaan Mesir,” ujar Dr. Mohd Asyran Safwan Kamaruzaman.

Selain itu, Dr. Mohd Asyran Safwan Kamaruzaman juga menjelaskan perbedaan dan persamaan dari wakaf, zakat, infak, dan sedekah. Menurutnya, dari perspektif hukum, wakaf, infak, dan sedekah adalah hukum sunnah yang jumlah, waktu, dan penerimanya tidak ditentukan. Sebaliknya, zakat adalah hukum wajib yang jumlah, waktu, dan penerimanya sudah ditentukan.

Dari segi objek pemberian, zakat, infak, dan sedekah harus diberikan langsung kepada masyarakat yang berhak (mustahiq). Di sisi lain, harta wakaf harus dijaga, dipelihara, diabadikan, dan dikelola dengan cara yang akan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat secara keseluruhan.

“Wakaf, zakat, infak, dan sedekah sama-sama merupakan pemberian (tabarru’) dengan harapan mendapatkan pahala dan ridha Allah,” tuturnya.

Rektor Institut Agama Islam Miftahul Ulum Lumajang, Indonesia, Mochammad Hisan,  S.Ps.I,. M.Sos menjelaskan, sejauh ini wakaf memiliki peran penting dalam pengembangan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya di Kabupaten Lumajang.

Hal ini disebabkan Kabupaten Lumajang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi dan  dikelilingi oleh kabupaten-kabupaten dengan tingkat pendapatan daerah yang lebih besar daripada Lumajang, sehingga menjadi potensi tersendiri untuk mengembangkan wakaf di kabupaten tersebut.

“Sayangnya, perhatian umat terhadap wakaf masih sangat kecil, masyarakat lebih memilih untuk berinfak atau bersedekah, karenanya literasi wakaf harus kami sosialisasikan sebagai bagian dari perguruan tinggi yang ada di Lumajang,” ujar Mochammad Hisan.

Di samping para narasumber dan Timbalan Rektor III, kegiatan ini dihadiri oleh para pejabat UiTM Cawangan Negeri Sembilan diantaranya Timbalan Rektor I UiTM Cawangan Negeri Sembilan, Penolong Rektor UiTM Kampus Rembau dan para pejabat lainnya. Forum Antar Bangsa Waqaf Pendidikan Tinggi Malaysia-Indonesia ini dipandu moderator, Dr. Mohd Kamel Mat Saleh, Lecture UiTM Cawangan Negeri Sembilan Malaysia.

Reporter : Rico Aldy Munafan

Editor : M. Irwan Zamroni Ali

Categories
Berita

Kenalkan Skripsi Sejak Dini, Darul Hikam Tambah Kegiatan Literasi

Media Center Darul Hikam – Dalam menempuh jenjang pendidikan tingkat perguruan tinggi atau perkuliahan, mahasiswa dituntut untuk mengerjakan berbagai hal. Tentunya skripsi menjadi tuntutan bagi mahasiswa sebagai syarat kelulusan gelar sarjana. Oleh karena itu, mahasiswa perlu adanya program bimbingan atau kegiatan yang mendukung mahasiswa dalam mengerjakan atau memulai tulisan skripsi mereka.

Pondok Pesantren Darul Hikam merupakan salah satu pondok literasi yang memiliki kegiatan jurnalistik. Guna mendukung kebutuhan mahasiswa dalam mengerjakan skripsi, pondok pesantren Darul Hikam menggelar bimbingan skripsi kepada para mahasiswa yang juga sebagai santri (mahasantri). Acara tersebut digelar pada Jum’at, 04 September 2024 secara offline. Acara tersebut berlokasi di Pondok Darul Hikam cabang putra, Ajung, Jember.

Tentunya dalam kegiatan bimbingan skripsi tersebut mengundang narasumber yang ahli di bidangnya, Wildan Rofikil Anwar, S.H., M.H. sebagai narasumber pada kegiatan bimbingan skripsi tersebut. Dengan membawa materi “pengenalan skripsi” acara tersebut tentu dihadiri belasan mahasantri Cabang Putra.

Dalam materinya, Wildan (sapaan akrabnya) menjelaskan bahwa di bangku perkuliahan terdapat di berbagai macam tugas menulis. Di antaranya skripsi untuk mahasiswa sarjana, tesis untuk mahasiswa magister, dan disertasi untuk mahasiswa doktor.

“Bedanya 3 tulisan ini terletak pada tujuannya. Skripsi bertujuan untuk mendeskripsikan, tesis untuk menganalisis, dan disertasi untuk menemukan,” jelas Wildan.

Adapun Wildan menjelaskan bahwa skripsi memiliki 5 bab serta memiliki isi tersendiri. “Dalam bab pertama atau pendahuluan memuat tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan masalah, definisi istilah, dan sistematika pembahasan.” Jelas Wildan yang merupakan mahasiswa lulusan S2 itu.

Menurut Wildan dalam menulis bab pertama atau pendahuluan, latar belakang penelitian menjadi bagian penting pada bab tersebut. Menyadari hal tersebut, Wildan menjelaskan bahwa dalam menulis latar belakang dapat menggunakan sistematika penulisan piramida terbalik.

“Kalau mau nulis latar belakang, bisa menggunakan piramida terbalik atau penulisan masalah dari yang umum ke khusus. Terlebih untuk mahasiswa di UIN KHAS Jember. Jadi membahas masalah atau hal yang umum terlebih dulu sebelum pada akhirnya menuju pada masalah yang lebih khusus.” Ujar Wildan yang juga merupakan salah satu musyrif Pondok Pesantren Darul Hikam.

Terakhir, dalam sesi tanya jawab dengan mahasantri Wildan memberi saran kepada para mahasantri bahwa dalam menentukan judul penelitian perlu adanya beberapa hal sebagai kunci. Hal tersebut ialah, banyaknya literatur atau referensi bacaan dan contoh permasalahan yang diangkat banyak. “Selain hal tersebut, dalam menentukan judul tentu kita harus menentukan melalui materi apa yang kita sukai atau materi apa yang kita kuasai.” ucap Wildan.

Salah satu mahasantri Darul Hikam, Agift mengatakan bahwa kegiatan ini tentunya sangat bermanfaat dan dapat mendidik baik untuk semester muda dan tua. “Intinya belajar terus aja dan punya kemauan, seperti melalui kegiatan-kegiatan seperti ini. Insyaallah cepat lulus.” ujar Agift yang juga PIC (Person In Charge) kegiatan bimbingan skripsi itu.

Acara berlangsung dengan banyaknya antusias dari mahasantri. Acara tersebut juga berjalan dengan lancar.

Reporter: Agift Akmal Maulana

Editor: M. Alif Syaihoni

Categories
Berita

Dorong Internasionalisasi Dosen, WOMESTER Undang Prof. Imam Suprayogo

Media Center, 2 Oktober 2024

World Moslem Studies Center atau yang dikenal dengan WOMESTER, kembali menggelar kegiatan ilmiah, yaitu Discussion Talk dengan tema ‘Peluang & Tantangan Penelitian Serta Pengabdian Masyarakat Muslim Dunia’ pada Selasa, 01 Oktober 2024 secara daring.

Diskusi kali ini mengundang salah satu Guru Besar UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Prof. Dr. KH. Imam Suprayogo. Dosen UIN SAIZU Purwokerto, Muchimah, M.H yang juga pengurus WOMESTER turut serta sebagai MC bersama Muhammat Taufik, Ph.D sebagai moderator.

Dalam sambutannya, Direktur WOMESTER, Prof. Dr. KH. M. Noor Harisudin, S.Ag., S.H., M.Fil.I., CLA., CWC. mengenalkan sejumlah program WOMESTER sebagai salah satu lembaga NGO yang bergerak di bidang penelitian, pengabdian, publikasi, hingga kerjasama internasional, telah sukses dijalankan.

“Sebagai pusat studi, maka WOMESTER ini berfokus pada kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat luar negeri,” ujar Prof Haris UIN KHAS Jember tersebut.

Sebagaimana diketahui, lanjut Prof Haris, WOMESTER telah melakukan berbagai serangkaian acara ke luar negeri. Misalnya Australia, New Zealand, Belanda, Jerman dan Hongkong.

“Ini dilakukan WOMESTER bekerja sama dengan berbagai pihak untuk pengabdian masyarakat di berbagai negara mulai tahun 2019,” ujar Prof Haris yang juga Wakil Sekretaris PWNU Jawa Timur tersebut.

Sementara, berbagai penelitian juga dilakukan di berbagai negara. Misalnya Malaysia, Brunei, Australia, Taiwan, dan sebagainya. “Ke depan, penelitian ini akan lebih masif lagi,” ujar Prof Haris yang juga Ketua PP APHTN-HAN tersebut.

Sementara itu, Prof. Dr. KH. Imam Suprayogo mendorong para dosen PTKIN/PTKIS untuk berani mengambil langkah berani dan keluar dari zona nyaman mereka.

“Para dosen PTKIS harus memiliki keberanian untuk menjelajahi peluang di luar negeri. Dengan begitu, mereka dapat mengembangkan potensi diri, memperluas wawasan, dan bersaing secara sehat dengan dosen-dosen dari berbagai belahan dunia,” ujar Prof. KH. Imam Suprayogo yang juga Rektor UIN Malang 1997-2013.

Prof. KH. Imam Suprayogo mengingatkan bahwa penting bagi setiap peneliti atau dosen untuk membuka diri dan menjalin hubungan dengan berbagai kalangan, baik di dalam maupun di luar negeri. Dengan bergaul dengan beragam komunitas, para akademisi dapat memperluas wawasan dan memperkaya pengalaman mereka.

“Keterlibatan dalam komunitas internasional dapat memberikan akses kepada kolaborasi penelitian yang lebih luas, serta membuka jalan untuk pengabdian masyarakat yang lebih berdampak,” jelasnya

Namun, sebelum pengabdian di luar negeri, ada alur yang harus dilalui. “Dimulai dari ta`aruf (perkenalan), kemudian lalu ke tafahum (saling memahami antara satu dengan lainnya), kemudian, setelah proses tadlamun (saling menghargai) terjalin, akan muncul hubungan yang lebih mendalam, yaitu tarahum (saling menyayangi).

“Ketika kita sudah mencapai level tarahum, hubungan kita akan semakin erat. Dari ikatan hati ini, akan muncul taawun, yaitu saling tolong-menolong dalam berbagai aspek kehidupan,” kata Prof. KH. Imam Suprayogo yang juga Ketua Jamiyatul Islamiyah yang beranggotakan lima benua.

Kalau sudah pada level taawun, maka apa yang tidak akan diberikan oleh masyarakat dunia. “Semua akan diberikan, namun ya itu. Semu itu ada prosesnya. Kuncinya ada pada komunikasi dan diplomasi,” tegas Prof. KH. Imam Suprayogo

Menurut Prof. KH. Imam Suprayogo, jikalau sudah terjalin ini, maka mereka akan membutuhkan kita. “WOMESTER ini sudah bagus, Prof Haris sudah keluar dari sangkarnya. Mengundang Dubes Colombia dan Dubes Havana Cuba,” kata Prof. KH. Imam Suprayogo.

Menurut Prof. KH. Imam Suprayogo, kita jangan sampai sarangnya terlalu kecil. NU, Muhammadiyah, Al-Washliyah, dan sebagainya. “Mestinya para doktor dan guru besar PTKIS sudah melampaui ini semua. Untuk memberikan kontribusi pada masyarakat,” tegas Prof. KH. Imam Suprayogo.

Acara Discussion Talk ini berlangsung gayeng mulai jam 19.30 hingga 21.30 WIB diikuti ratusan peserta dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Reporter : M. Irwan Zamroni Ali

Editor : Ahmad Kamil Rizani