Categories
Opini

Segudang Keuntungan Kuliah Sambil Mondok

Menjalani aktivitas kuliah sekaligus sebagai santri di pondok pesantren? Apa untungnya? Jawabannya banyak. Mahasiswa tak hanya mendapatkan ilmu umum tetapi juga ilmu agama yang mumpuni. Selain itu ada banyak lagi keuntungan yang mahasiswa dapatkan dari status ganda antara mahasiswa sekaligus santri yang dijalani.

Beralih status dari pelajar menjadi mahasiswa layaknya masuk pada dunia baru. Lingkungan baru, orang-orang baru, suasana baru, aktivitas baru. Pasti butuh energi dan pemikiran yang lebih ekstra bagi mahasiswa yang kuliah sambil mondok. Tetapi ternyata banyak lho yang menjalani kehidupan mahasiswa sekaligus santri atau beken disebut kuliah sambil mondok. 

Saat ini kesadaran orang tua untuk membekali anak-anaknya dengan ilmu agama semakin meningkat. Pendidikan berbasis pesantren tidak lagi jadi pilihan alternatif melainkan pilihan utama. Maka mondok sambil kuliah pun menjadi keputusan bijaksana. 

Namun demikian masih banyak yang ragu-ragu, apakah nantinya tidak memberatkan. Di sisi lain, apakah hasilnya maksimal mengingat tenaga, waktu, dan pikiran bakal terbagi. 

Berat pasti iya, tapi nyatanya banyak kok yang sukses menjalaninya. Bahkan saat ini banyak lho kampus berbasis pesantren yang mahasiswanya diwajibkan tinggal di pesantren dengan segala aturan dan kegiatannya.

Meskipun demikian, mahasiswa jangan khawatir. Asalkan bisa mengatur waktu dengan baik, serta mematuhi aturan yang ada, pasti keduanya akan berjalan dengan lancer. Di samping itu, mahasiswa akan merasakan keuntungan lebih. Setidaknya ada 9 keuntungan saat kamu kuliah sambil mondok.

1. Membentuk karakter yang kuat

Pondok pesantren secara umum menekankan pendidikan dengan basis mengutamakan kecerdasan spiritual (SQ) di samping kecerdasan intelektual (IQ) dan emosional (EQ) bagi para santri. Hal ini menjadikan para santri memiliki kecerdasan dan karakter yang kuat dan mudah bersosialisasi di masyarakat. 

Pembelajaran yang diterapkan di pondok pesantren sangat menekankan pada nilai-nilai keislaman dan keakhlakan yang tinggi. Selain itu, santri juga diajarkan untuk menghormati orang tua, guru, dan orang yang lebih tua. Dengan demikian, mahasiswa akan terlatih untuk menjadi pribadi yang rendah hati, sabar, dan bertanggung jawab.

2. Ilmu yang didapatkan lebih berkah

Pondok  pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua di bumi nusantara ini yang didirikan oleh para wali, kiai dan penyebar Agama Islam yang melakukan tafaqquh fi Al-Diin dengan Ikhlas. 

Mereka adalah orang-orang yang bersih batinnya dan selalu mendekatkan diri kepada Allah. Hal ini yang menyebabkan Ilmu yang mahasiswa peroleh di Pondok Pesantren menjadi lebih berkah. 

3. Pembinaan dan pengawasan yang totalitas

Ciri-ciri  khas dan kelebihan pesantren adalah mampu memadukan catur pusat pendidikan, yaitu kiai sebagai sentral figure, asrama masjid sebagai tempat ibadah dan tempat belajar secara terpadu. Hal ini dapat menjadikan santri dalam pengawasan dan pembinaan totalitas 24 jam penuh.

Dari sinilah akan tercipta suasana tenang dan kondusif yang akan membantu mahasiswa fokus dalam belajar. Selain itu juga membantu menghindari hal-hal negatf yang bisa berdampak buruk bagi diri.

4. Tumbuhnya kemandirian

Pesantren dapat membangun jiwa karakter generasi muda menumbuhkan ketahanan pribadi santri. Di dalam pesantren, para mahasiswa dibangun jiwa mandirinya, karena kehidupan pesantren memaksa para santri untuk lebih self-help, yaitu segala sesuatu dikerjakan sendiri. Dimulai dari mencuci pakaian, bersih-bersih kamar, belajar dan sebagainya. Hal tersebut akan membantu mahasiswa untuk lebih mandiri dan tidak bergantung pada orang lain dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

5. Mampu mengintegrasikan ilmu formal dan agama 

Santri akan mampu mengintegrasikan ilmu yang didapat melalui madrasah formal di kampus dengan ilmu agama yang didapat melalui pendidikan pesantren dengan kitab kuning-nya dalam kehidupan sehari-hari.

Ilmu inilah yang akan memudahkan mahasiswa memahami makna hidup yang sesungguhnya. Hidup mandiri, terpisah dari orang tua, fasilitas apa adanya, akan membentuk mahasiswa menjadi muslim yang bertanggung jawab dan terbiasa memotivasi dirinya sendiri untuk lebih baik. Baca Juga:

6. Membentuk karakter muslim Nusantara

Sebagai lembaga pendidikan unggulan, pondok pesantren mampu melakukan pembentukan karakter Muslim Nusantara yang sesuai dengan ajaran Islam yang berpadu dengan nilai-nilai tradisi, budaya dan kearifan lokal pada semua sisi kehidupan, sehingga melahirkan Pribadi Muslim Nusantara yang mencintai Islam, berkomitmen penuh pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), bertoleransi dalam keberagaman, menghargai kemajemukan, dan selalu menebarkan perdamaian.

7. Persaudaraan yang Erat

Di pondok pesantren santri akan hidup bersama-sama dalam satu lingkungan yang sama. Mereka akan belajar, beribadah, dan menjalani aktivitas sehari-hari bersama-sama. Hal tersebut akan membantu mahasiswa untuk membangun persaudaraan yang erat dan saling menghargai satu sama lain. 

Persaudaraan yang erat ini akan membantu mahasiswa untuk tumbuh berkembang sebagai manusia yang bertanggung jawab dan peka terhadap kebutuhan orang lain.

8. Pengembangan potensi diri

Pondok pesantren juga memberikan kesempatan kepada santri untuk mengembangkan potensi diri mereka. Misalnya saja melalui kegiatan ekstrakurikuler seperti kajian kitab hadist atau kitab lainnya, pembuatan kerajinan tangan, dan kegiatan olahraga. 

Kegiatan-kegiatan tersebut akan membantu mahasiswa untuk mengeksplorasi bakat dan minat mereka serta membantu mereka untuk memperluas wawasan dan pengetahuan

9. Pengalaman hidup yang berharga

Menjalani pendidikan di pondok pesantren akan memberikan pengalaman hidup yang berharga bagi mahasiswa. Mereka akan belajar untuk hidup mandiri, bertanggung jawab, dan memiliki nilai-nilai keislaman yang kuat.

Selain itu, mereka juga akan belajar untuk menghargai orang lain dan membangun persaudaraan yang erat. Pengalaman hidup yang berharga ini akan membantu mahasiswa untuk tumbuh menjadi pribadi yang berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat.

Editor: Kendi Setiawan

Sumber: https://arina.id/edukasi/ar-4yi6o/segudang-keuntungan-kuliah-sambil-mondok

Categories
Berita

Mengkaji Solusi Fiqih Muslim Indonesia di Luar Negeri

Banyumas, Arina.id – Selama ini praktik pelaksanaan ibadah umat Islam di dalam negeri (Indonesia) hampir tanpa kendala sebab mayoritas warga negara Indonesia beragama Islam. Fasilitas, iklim, lingkungan, waktu bekerja serta banyak aspek lainnya mendukung peribadatan umat Islam di Indonesia.

Namun bagaimana pelaksanaan ibadah umat Islam Indonesia yang tinggal di luar negeri seperti Hong Kong, Korea Selatan, Taiwan, Belanda, Australia dan negara-negara lainnya?

Para peneliti dan penulis dari World Moslem Studies Center (Womester) mencoba mengulas persoalan tersebut dalam buku Pedoman Fikih di Luar Negeri. 

Mematangkan penyajian dan konten buku ini, Womester mengadakan rangkaian Focus Discussion Group (FGD), di antaranya dengan Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri KH Saifuddin Zuhri (UIN SAIZU) Purwokerto di Banyumas Jawa Tengah, Selasa (10/9/2024).

Mohammad Romli, salah satu penulis buku tersebut mengungkapkan FGD penting diadakan untuk menerima masukan perbaikan terhadap draf buku, terkait bagaimana penerapan fiqih bagi Muslim Indonesia berada di luar negeri.

“Mengapa harus ada fikih luar negeri karena ketika mereka (Muslim Indonesia) sampai di luar negeri ada satu kegelisahan yang luar biasa; tidak hanya mereka mencari uang tetapi bagaimana mereka yang biasa menjalankan ibadahnya dengan nyaman di Indonesia. Ketika sampai di sana ada sesuatu yang meragukan (dalam pelaksanaan ibadah). Maka kita mencoba di Womester mengkaji ke arah itu,” ujarnya.

Sementara itu, Prof M Noor Harisudin, penulis lainnya mengungkapkan di beberapa negara yang pernah ia kunjungi dalam kegiatan dakwah, sering ditemukan keadaan toilet kering, sehingga ini menyulitkan umat Islam yang akan berwudlu.

“Akhirnya mereka mengangkat kaki ke wastafel atau ke lubang closet saat berwudlu,” kata Guru Besar UIN KHAS Jember ini. 

Persoalan lainnya di luar negeri misalnya seorang sopir yang tidak bisa menjalankan shalat Jumat karena harus mengikuti peraturan majikan atau perusahannya. 

Guru Besar UIN SAIZU, Prof H Ansori menanggapi positif penulisan buku tersebut. Pihaknya juga mengulas dan memberikan masukan beberapa bab atau kajian dari rancangan buku. Menurutnya fikih di negara-negara yang minoritas Islam dapat memudahkan umat Islam dalam beribadah. 

Dia juga memberikan masukan agar penyertaan dalil-dalil fikih yang diadaptasi dapat disesuaikan agar tidak menimbulkan salah paham.

Sementara Durotun Nafisah, dosen UIN SAIZU yang telah berpengalaman melakukan pendampingan khususnya para buruh migran di Hong Kong, Taiwan dan Singapura menanggapi bahwa dirinya menemukan banyak persoalan lainnya yang dihadapi buruh migran Muslim asal Indonesia, yang belum diulas dalam rancangan buku.

Pada kesempatan tersebut juga dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding kerja sama antara Fakultas Syariah UIN SAIZU dan Womester terkait internasionalisasi perguruan tinggi.

Dekan Fakultas Syariah UIN SAIZU, H Supani menyambut baik FGD dan kerja sama ini.

“Mudah-mudahan silaturahmi Womester dengan Fakultas Syariah UIN SAIZU ini membawa manfaat dan berkah untuk kita sekalian,” harapnya.

Editor: Kendi Setiawan

Sumber: https://arina.id/berita/ar-MGuJS/mengkaji-solusi-fiqih-muslim-indonesia-di-luar-negeri