Jember, NU Online
Katib Syuriyah NU Jember, Dr. Kiai MN. Harisudin, M.Fil.I, menyatakan pentingnya generasi qur’ani di tengah-tengah masyarakat. Demikian disampaikan oleh Kiai M.N. Harisudin di hadapan peserta Haflatul Imtihan, TPQ al-Hamid Tanggul Wetan Jember, Sabtu, 28 Mei 2016 tepatnya malam ahad jam 21.00 Wib. Hadir dalam kesempatan itu, Habib Hadi (Wakil Rois Syuriyah MWC NU Tanggul), Ust. Muhammad Maki (Wakil Ketua Tanfidziyah MWCNU Tanggul), jajaran Muspika, dan pengasuh TPQ al-Hamid, Ustadz H. Muhammad Saturi. Tak kurang 300 orang hadir dalam pengajian akbar tersebut. Sementara, peserta didik TPQ ini mencapai 200 anak.
Menurut kiai muda yang juga Dosen Pasca Sarjana IAIN Jember tersebut, umat Islam perlu menyiapkan generasi qur’ani, yaitu generasi anak-anak yang mencintai al-Qur’an. “ Kita ini diperintahkan untuk mendidik anak-anak kita dengan membaca al-Qur’an (tilawatul qur’an). Membaca al-Qur’an ini akan lebih cepat dilakukan jika anak-anak sudah mencintai al-Qur’an. Karena kita dukung syiar Islam dalam bentuk apapun agar anak-anak kita menjadi senang dan cinta pada kitab suci al-Qur’an ini”.
Kiai MN Harisudin juga menekankan bahwa anak-anak yang bisa membaca al-Qur’an ini akan menjadi aset seorang muslim. “ Anak-anak ini adalah aset kita. Nanti kelak di hari kiamat, anak-anak ini akan menyelamatkan orang tuanya jika orangtuanya berada di neraka. Maka, kita sebagai orang tua, jangan pernah berhitung dengan pengeluaran untuk mendidik agama anak-anak tersebut. Jangan sampai modal untuk sekolah umum lebih mahal daripada modal untuk pendidikan agama anak”, tukas Kiai MN Harisudin yang juga Wakil Ketua PW LTN NU Jawa Timur tersebut.
Lebih lanjut, Kiai MN Harisudin juga memotivasi anak-anak TPQ al-Hamid untuk terus belajar agama.”Anak-anak kita harus dididik lebih tinggi. Jangan kalau sudah selesai belajar al-Qur’an terus berhenti, tapi harus ditindak lanjuti dengan belajar agama Islam yang lain. Membaca al-Qur’an harus diteruskan belajar ilmu tafsir, ilmu asbabun nuzul, ilmu balaghah, ilmu bayan, dan sebagainya. Karena itu, aak-anak kita ini harus terus belajar. Syukur-syukur diteruskan ke pondok pesantren ”, kata Pengasuh Ponpes Darul Hikam Mangli Jember ini mengakhiri ceramahnya.
(Kontributor NU Online/Anwari)