Media Center Darul Hikam – Bagi tipe orang yang menyukai tantangan dan hal baru, belajar di luar negeri adalah pilihan yang tepat. Pasalnya, belajar di luar negeri merupakan kesempatan untuk mendapatkan wawasan global sehingga nantinya akan bermanfaat bagi bangsa dan negaranya. Mendukung dari hal itu, Pondok Pesantren Darul Hikam Jember mengadakan Bincang Santai bersama Imam Abdul Malik, Mahasiswa S3 Sydney Australia “Beasiswa, Sistem Pendidikan & Peluang Belajar di Australia” pada Senin (22/11).
Acara yang digelar di PP Darul Hikam Putra Ajung menghadirkan Imam Malik Riduan, Ph.D. sebagai Mahasiswa S3 Program Doktor di School Of Sciences Western Sydney University Australia. Pengasuh PP Darul Hikam, Prof. Dr. Kiai M. Noor Harisudin, M.Fil.I. berharap para santriwan dan santriwati mengambil ibrah bahkan bisa mendapatkan beasiswa di luar negeri.
“Belajar di luar negeri adalah sarana kita untuk mendapatkan ilmu dan pengalaman yang lebih luas. Semoga para santri Darul Hikam berkesempatan menuntut ilmu di berbagai negara di dunia, seperti Australia, Taiwan dan sebagainya, ”terangnya yang juga Dekan Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri KH. Achmad Siddiq Jember itu.
Pada acara itu, Imam Malik berkesempatan membagikan cerita seputar perjuangannya untuk meraih beasiswa di luar negeri di tahun 2018 itu. Menurutnya, kuatnya keinginan dan doa saat di Pesantren yang kini membuatnya sukses meraih beasiswa di Australia.
“Cita-cita untuk kuliah di luar negeri telah ada semenjak saya di Pesantren. Kala itu ada mahasiswa Salafiyah yang dikirim ke Pakistan dan diiringi dengan meriah, saat itulah muncul keinginan saya untuk bisa kuliah di luar negeri, ”ujar Alumni Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo.
Selain itu, Imam Malik juga membagikan strategi agar bisa meraih beasiswa di luar negeri. Salah satunya adalah mengembangkan keuletan diri dan pantang menyerah.
“Jangan takut untuk bercita-cita tinggi, namun juga harus disertai dengan kerja keras dan berani mencoba. Jangan sampai tergoda dengan suatu hal yang tidak berdampak pada target kita, ”ujar Co-Founder Peace Media Lab Mahasiswa Ph.D.
Kemampuan mengembangkan relasi dan teknik pemecahan masalah adalah keterampilan yang harus disiapkan oleh calon penerima beassiwa luar negeri.
“Pastinya kita akan bertemu dengan orang dengan etnis, latar belakang serta kemampuan yang berbeda. Jadi jalinlah relaisi dengan baik serta ceritakanlah dengan argument yang indah dan menarik, ”lanjutnya.
Persyaratan lain yang juga harus dipenuhi adalah nilai akademik harus di atas rata-rata, aktif di kegiatan sosial, kemampuan linguistik serta kesehatan jiwa.
Di sesi akhir, Imam Malik mengatakan bahwa belajar di luar negeri adalah surga bagi para pencari ilmu. Sebab budaya akademik yang dibangun adalah saling menghargai gagasan namun tetap kritis dalam membangun sumber teori yang digunakan.
“Buatlah manajemen waktu dengan baik, manfaatkan sumber belajar yang saat ini sangat mudah diakses. Bacalah dengan teliti persyaratan beasiswa dan jangan lupa berdoa kepada Yang Maha Kuasa, ”pungkas Alumni S2 Universitas Gadjah Mada Yogyakarta itu.
Reporter: Siti Junita