Media Center Darul Hikam – Situasi di kawasan Timur Tengah semakin memanas seiring dengan eskalasi besar-besaran yang dilakukan oleh kelompok Hamas Palestina ke Israel pada Sabtu (07/10/2023).
Sementara itu, merespon serangan Hamas, Israel meluncurkan Operation Swords of Iron dan membombardir jalur Gaza. Warga yang meninggal akibat gempuran Israel mencapai 687 jiwa, termasuk 140 anak-anak dj dalamnya. Sementara yang luka-luka mencapai 2900 orang.
Kondisi tersebut memicu reaksi beragam dari berbagai pihak terhadap konflik yang semakin memanas hingga saat ini. Salah satunya Direktur World Moslem Studies Center (Womester), Prof. Dr. H M. Noor Harisudin, S.Ag., S.H., M.Fil.I., yang turut menunjukkan keprihatinannya atas konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel.
“Dalam situasi seperti ini, kepedulian kita sebagai masyarakat dunia sangatlah penting,” tegas Prof Kiai Haris saat dihubungi oleh reporter di kediamannya pada Jumat (13/10/2023).
Prof Haris yang juga Ketua Komisi Pengkajian, Penelitian, dan Pelatihan MUI Jawa Timur mendorong, agar kedua belah pihak dapat menahan diri demi menghindari bertambahnya korban jiwa. “Kemanusiaan haruslah menjadi pertimbangan utama di atas segalanya,” tambahnya.
“Kita ingin dunia ini dibangun di atas perdamaian dan kemanusiaan. Saya berharap agar kedua belah pihak, Palestina dan Israel dapat menahan diri demi mencegah bertambahnya korban jiwa,” lanjutnya.
Selain itu, Prof Haris juga berharap kepada PBB agar dapat berlaku secara adil dalam rangka menyelesaikan perang di Palestina dan Israel.
“Tidak memihak dan juga tidak menggunakan hartanya untuk mendukung salah satunya, melainkan untuk mendukung perdamaian dunia yang abadi untuk selama-lamanya,” tutur Prof Kiai Haris yang juga sebagai Ketua PP Asosiasi Dosen Pergerakan.
Ketua PP Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara – Hukum Administrasi Negara (APHTN-HAN), Prof Kiai Haris, turut mendorong masyarakat dunia agar menyerukan gencatan senjata atau perang dapat segera diakhiri.
“Dalam situasi ini, kolaborasi global dan komitmen bersama untuk mencari jalan keluar damai adalah kunci untuk mengakhiri konflik yang telah merenggut banyak nyawa dan menimbulkan kerusakan besar,” tegasnya.
“Masyarakat dapat ikut serta mencari solusi, menemukan alternatif-alternatif yang lebih elegan, dan menghindari dampak peningkatan korban yang lebih besar,” tambah Prof Haris.
Tak hanya itu, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Yahya Cholil Tsaquf juga ikut menyerukan aksi perdamaian agar perang dapat dihentikan.
Gus Yahya menekankan perlunya tindakan konkret dan bijaksana dari seluruh masyarakat internasional. Dia mendesak agar langkah-langkah yang diambil dapat mengarah pada penyelesaian yang adil antara Palestina dan Israel, sesuai dengan ketentuan hukum internasional yang berlaku.
“Masyarakat internasional harus mengambil langkah yang tegas dan berdaya menuju penyelesaian yang adil terkait isu Israel dan Palestina, dengan merujuk pada landasan hukum dan kesepakatan internasional yang telah ada,” ungkap Gus Yahya.
Penulis: Akhmal Duta Basgakara
Editor: M. Irwan Zamroni Ali