Keteladanan Nabi Ibrahim dalam Mendidik Anak

Anak yang shaleh merupakan idaman dari seluruh keluarga. Sebab, keshalehan seorang anak merupakan  kunci menjadi orang sukses dunia-akhirat. Demikian diungkapkan Katib Syuriyah PCNU Jember, Dr. Kiai MN Harisudin, M. Fil. I saat menyampaikan khotbahnya dalam shalat Idul Adha di Masjid Al-Hikmah Universitas Jember, Kamis (24/9).

Dosen Pasca Sarjana IAIN Jember itu mengatakan, sejarah perjalanan Nabi Ibrahim dan Ismail  sesungguhnya telah memberikan teladan tentang bagaimana menjadikan anaknya sebagai anak shaleh. Menurut Haris, sapaan akrabnya, untuk mewujudkan anak yang shaleh, diantaranya adalah menjadikan keluarga sebagai lembaga pendidikan yang utama dan pertama.

“Inilah yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan istrinya, Siti Hajar terhadap Ismail. Jadi mereka sejak dini sudah memposisikan keluarga sebagai lembaga pendidikan bagi anaknya,” jelasnya.

Selain itu, lanjut Haris, orang tua wajib memberi  uswah (teladan) kepada anak-anaknya. Dengan keteladanan yang ditampakkan sehari-hari, maka akan mempengaruhi pembentukan pribadi anak.  Orang tua yang mempertontonkan kejujuran dan kedermawanan, itu artinya telah melatih anak untuk menjadi orang jujur dan punya jiwa sosial.

Haris juga menyatakan, untuk menjadikan anak shaleh, maka anak tersebut perlu dikumpulkan dengan orang-orang yang shaleh. Sebab, dengan berkumpul dengan anak atau orang yang shaleh, maka si anak akan terbiasa berlaku shaleh.

“Saya teringat pesan almarhum KH. Muchit Muzadi, lebih baik anak kita disekolahkan di lembaga yang berakhlaqul karimah walaupun tidak bermutu, daripada bersekolah di lembaga yang bermutu tapi tidak berakhlaqul karimah,” tukas Kiai Harisudin yang juga Pengasuh Ponpes Darul Hikam Mangli Kaliwates Jember. (Aryudi/Fathoni)

Bagikan :

Facebook
WhatsApp
Telegram

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Postingan Terkait

Segudang Keuntungan Kuliah Sambil Mondok

Menjalani aktivitas kuliah sekaligus sebagai santri di pondok pesantren? Apa untungnya? Jawabannya banyak. Mahasiswa tak hanya mendapatkan ilmu umum tetapi juga ilmu agama yang mumpuni.