
Oleh : M. Noor Harisudin
Direktur Womester, Guru Besar UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember dan Dai Internasional Jepang Tahun 2025
Salju di musim dingin adalah destinasi menarik yang tak boleh dilewatkan di Jepang. Meski akhir musim dingin, saya mendapati salju sepanjang perjalanan menuju prefektur Nigata. Hujan salju di Nigata juga lumayan besar sehingga kita juga ‘main-main’ dengan salju tersebut. Perjalanan dari lokasi pengajian ke stasiun menggunakan mobil juga sering terhambat salju. Di Koga, saya juga sempat mendapati hujan salju yang dingin kendati tidak sedingin di Nigata.
Selain salju, destinasi menarik lainnya adalah bunga sakura. Dalam bahasa Inggris, bunga sakura juga sering disebut cherry blossoms. Warna bunga sakura bermacam-macam; ada yang putih dengan sedikit warna merah jambu, kuning muda dan merah jambu. Warna lainnya adalah hijau muda dan merah menyala.
Ketika ke Kota Mito Prefektur Ibaraki Jepang, Cak Anas –petani sukses asal Indonesia di Jepang– mencoba mengajak kami ke destinasi wisata bunga sakura. Namun, nihil. Bunga sakura belum muncul. Baru ketika di Tokyo, kami mendapati bunga sakura yang baru mekar. Kita bisa mendapati Sakura di beberapa tempat. Mulai dari Okinawa, pulau Hunshu, Tokyo, Osaka dan Kyoto. Demikian juga bisa melihat bunga Sakura di Prefektur Hokkaido Jepang.
Bagi orang Jepang, sakura merupakan simbol penting. Sakura sering diasosiasikan dengan perempuan, kehidupan dan kematian. Sakura juga sering diekspresikan dalam ikatan antar manusia, keberanian, kesedihan, dan kegembiraan. Lebih dari itu, Sakura adalah simbol kehidupan yang tidak kekal.
Sebagaimana maklum, pohon sakura menghasilkan buah Cheri –atau bahasa Jepangnya sakuranbo. Meskipun bunga ceri sama dengan buah kemasan kalenf, buah ceri pohon sakura berukuran kecil. Selain itu, rasanya tidak enak sehingga tidak dikonsumsi. Ada pohon sakura khusus yang diambil buah cerinya. Hanya jenis ini tidak dapat dimanfaatkan bunga sakuranya. Buah ceri seperti ini dikembangkan di prefektur Yamagata dengan harga mahal. Pada umumnya, orang Jepang makan buah ceri impor dari negara lain misalnya Amerika Serikat.
Munculya bunga sakura juga menandai mulainya tahun pelajaran baru untuk sekolah. Demikian juga menjadi penanda berakhirnya tahun fiskal yang lama dan mulainya tahun fiskal yang baru. Khususnya bagi dunia keuangan dan dunia usaha. Tanggal 31 Maret adalah tutup buku fiskal. Mulai lagi tanggal 1 April setiap tahunnya. Bagi orang jepang, mekarnya bunga sakura membawa semangat baru untuk menggapai harapan yang lebih baik di masa depan.

Ketika muncul Sakura, orang Jepang merayakannya dengan hanami. Hanami adalah moment membahagiakan orang-orang tersayang untuk menikmati indahnya bunga sakura yang mekar. Hanami berarti piknik menggelar tikar untuk pesta makan di bawah pohon sakura. Mereka duduk duduk di bawah pohon sakura bergembira sembari makan makanan khas Jepang. Tak lupa, mereka juga minum sake.
Dulu Hanami hanya dilakukan di acara jamuan kerajaan. Kebiasaan ini lalu meluas dari kalangan istana ke kalangan samurai dan rakyat biasa, Selanjutnya, hanami tersebar di kota kerajaan ke berbagai daerah di Jepang.
Tempat paling baik di Jepang untuk menikmati Hanami adalah Nagoya Castle, Kumamoto Castle, taman Shinjuku Gyoen, Hirosaki Castle,Osaka Castle, taman Ueno, taman Inogashira, Kamagatani, Pinggir sungai Shinsakai, Pegunungan Yoshino dan masih banyak lainnya.
Selain Hanami, orang Jepang juga mengadakan berbagai festival perayaan besar-besaran menyambut bunga sakura. Misalnya festival bunga Sakura di Benteng Himeji. Demikian juga festival Bunga Sakura di Kitakami Tenshochi Prefektur Iwate, utara Pulau Honshu Jepang. Kita juga bisa mendapati festival Bunga Sakura di Matsumae Koen Festival bunga sakura ini diadakan di Kota Matsumae, Prefektur Hokkaido, Jepang.
Wallahu’alam. *