Konflik Israel dengan Lebanon memasuki babak baru. Israel setidaknya telah melancarkan sejumlah serangan Udara ke Lebanon dalam 24 jam terakhir. Kejadian ini mengakibatkan tewasnya 558 warga Lebanon. Menurut Kementerian Kesehatan Masyarakat Lebanon, di antara korban tewas ditemukan 50 anak-anak dan 94 wanita, sementara sekitar 2.000 orang terluka. Lebih dari 10.000 orang telah dipaksa meninggalkan rumah mereka dalam serangan paling ganas yang pernah dialami Lebanon sejak perang saudara tahun 1975-1990.
Serangan Israel pertama di Lebanon dilaporkan pada Senin, 23 September pukul 6:30 pagi, menghantam daerah tak berpenghuni dekat Byblos, sebelah utara Beirut. Serangan tersebut kini masih terus berlangsung.
Dilansir dari cnbcindonesia.com, Israel mengatakan bahwa mereka menyerang Hizbullah agar dapat mengembalikan warganya yang mengungsi ke utara. Pada Rabu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengumumkan pengerahan kembali “pasukan, sumber daya, dan energi” ke wilayah utara dan Hizbullah saat perang memasuki “fase baru”, yang tampaknya menyiratkan bahwa perang di Gaza telah berakhir.
Menurut Gallant, ini adalah bagian dari upaya untuk memulangkan 65.000 warga Israel yang telah diperintahkannya untuk dievakuasi pada hari-hari awal konflik untuk mengantisipasi serangan Hizbullah terhadap rumah-rumah mereka di dekat perbatasan Lebanon.
Saling serang ini sangat berbahaya karena aliansi Israel dan Hizbullah dapat membawa negara lain ke dalam pusaran konflik. China sendiri berjanji akan membela Beirut dari Israel yang dimulai dengan langkah-langkah diplomatik. China lalu menyerukan gencatan senjata permanen segera dan penarikan pasukan Israel sepenuhnya dari wilayah Palestina.
Di sisi lain, Amerika Serikat, sekutu Israel, mengumumkan akan mengirimkan tentara tambahan ke wilayah tersebut, tetapi tidak menyebutkan jumlah atau tujuan mereka. Saat ini, AS menempatkan sekitar 40.000 tentara di daerah tersebut.
Sebagaiman diketahui, Hizbullah dan Iran telah bekerja sama sejak berdirinya Hizbullah sebagai respons terhadap invasi Israel ke Lebanon pada tahun 1982. Israel telah melancarkan pertempurannya dengan kelompok-kelompok seperti Hamas dan Hizbullah sebagai bagian dari pertempuran yang lebih luas melawan Iran.
Direktur World Moslem Studies Center (Womester), Prof. Dr. K.H. M. Noor Harisudin, S.Ag., S.H., M.Fil.I., CLA., CWC yang mengutuk keras serangan Israel ke Libanon tersebut. Menurutnya, tindakan Israel dapat membahayakan perdamaian dunia karena telah memperluas zona konfliknya bersama Palestina.
“Kami mendorong agar komunitas internasional seperti PBB untuk memberikan langkah-langkah yang konkret dan cepat untuk perdamaian di Timur Tengah,” ujar Prof. Haris yang juga Wakil Sekretaris PW NU Jawa Timur Periode 2024-2029 tersebut.
Selain itu, Prof. Kiai Haris yang juga Ketua Pengurus Pusat (PP) Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara-Hukum Administrasi Negara menyerukan partisipasi lebih luas untuk mendorong perdamaian Palestina – Israel dan sejumlah negara yang terlibat.
“Sebagai langkah kongkret, saya mengajak masyarakat dunia, baik Muslim maupun non-Muslim, untuk terus berjuang menyerukan perdamaian di Timur Tengah,” tambah Guru Besar yang juga Dekan Fakultas Syariah UIN KHAS Jember Periode 2019-2023 tersebut.
Reporter: Agift Akmal Maulana
Editor : M. Irwan Zamroni Ali