Oleh: M. Noor Harisudin
“Belanda dikenal sebagai negara rawan banjir”, kata Syahril Imron, mahasiswa Wageningen University and Research, Belanda pada saya suatu ketika dalam perjalanan mengelilingi kampus terbaik dunia bidang pertanian tersebut.
Mengapa? Saya mengejar penjelasan Syaril Imron. Karena, lanjut Syahril Imron, Belanda adalah negeri yang sepertiga wilayahnya di bawah permukaan laut dan dua pertiganya rentan banjir. Jika satu kota banjir, maka bisa dipastikan kota-kota yang lain akan banjir. Tentu ini lebih riskan daripada Indonesia yang beberapa kota bisa saja banjir, namun tidak dengan kota-kota lainnya.
Ketika saya di Belanda dalam acara safari dakwah Ramadlan 1445 H pada 12-26 Maret 2024, beberapa kota di Indonesia sedang dilanda banjir seperti Demak, Kudus dan Pati. Rumah-rumah terendam karena banjir mencapai satu hingga satu setengah meter lebih. Saya ikut check keadaan keluarga saya di Demak Jawa Tengah yang juga terkena banjir. Masyaallah. Banjir meluber bukan hanya di kota, namun juga ke desa-desa. Tahun 1993 yang silam, Demak pernah banjir. Tapi tidak separah tahun 2024 ini.
Ini tentu tidak terjadi di Belanda. Karena Belanda telah membangun proyek Delta Works, rantai besar struktur penahan banjir Sungai Rhine. Proyek Delta Works terdiri dari 13 bendungan, termasuk penghalang, pintu air, pengunci, dan tanggul untuk melindungi daerah di dalam dan sekitar delta sungai Rhine, Meuse, serta Scheldt dari banjir Laut Utara. Proyek yang dikerjakan Dinas Perairan dan Pekerjaan Umum ini akhirnya selesai pada 1997 dengan biaya 5 miliar dollar AS.
Selain melindungi dari banjir, Delta Works juga berfungsi menyediakan air minum segar dan irigasi. Dan yang keren, risiko banjir negeri ini berkurang menjadi satu dalam 4.000 tahun.
Sebelum memiliki Delta Works, Belanda mengatasi banjir dengan aliran air kincir angin yang menjadi ikon negara tersebut. Kincir angin memompa air dari rawa dan menciptakan petak lahan kering (polder). Ada sekitar 3 ribu polder yang dikelilingi tanggul saat itu. Pada tahun 1953, datang banjir besar akibat terjangan Laut Utara yang menerobos dinding penahan banjir. Akibatnya, 8.361 korban jiwa dan menggenangi 9 persen lahan pertanian di Belanda. Belajar dari ini, Belanda lalu membangun Delta Works. Delta Works ini masuk dalam tujuh keajaiban dunia versi American Society of Civil Engineers.
Tentu penjelasan saya tentang Delta Works hanya garis besarnya saja. Sesungguhnya Delta Works lebih rumit dan lebih detail. Dan satu hal, pembangunannya tidak satu dua tiga kali, melainkan berkali-kali selama berpuluh tahun dengan biaya yang tidak murah. Artinya, Belanda mengeluarkan investasi besar untuk proyek Delta Works yang hasilnya bisa dirasakan seluruh warga Belanda.
Delta Works pun kini memiliki banyak kegunaan. Misalnya Delta Works memberikan pengairan pada seluruh pertanian di negeri Belanda. Nyaris, tidak ada lahan pertanian yang kekurangan air. Pertanian menjadi simbol kemakmuran di Belanda. “Ini rumah pada petani bagus-bagus, Prof”, kata Parjo ketika dalam perjalanan Masjid al-Ikhlas Amsterdam menuju ke tempat tinggal kami di Amsterdam. Petani di Belanda merasakan kemakmuran dan kesejahteraan.
Bukan hanya pertanian, kanal-kanal di Belanda juga mendapat suplai air yang memadai. Jika air surut, maka Delta Works menambahkan air. Sebaliknya, jika air terlalu banyak, maka Delwa Works mengambil air agar genangan air di kanal menjadi normal. Itulah makanya kanal-kanal di Belanda terlihat indah dan bersih. Kanal ini juga ‘menjadi hidup’ karena dilewati perahu, kapal dan speed boot yang lalu lalang menjadi destinasi wisata kanal yang menawan di negeri kincir angin tersebut.
Bahkan, sebagian kanal diisi rumah-rumah penduduk. “Di Amsterdam, prof bisa lihat kapal yang di pinggir kanal, itu rumah penduduk”, kata Kiai Nur Ahmad, Ketua PCI NU Belanda, dalam perjalanan keliling kota Leiden saat itu. Mereka, lanjut Kiai Nur Ahmad, ijin pada pemerintah untuk bisa menempati rumah tersebut. Rumah ini layaknya rumah di daratan yang dilengkapi berbagai alat-alat rumah tangga. Bedanya, rumah ini berada di pinggi kanal-kanal Belanda.
Dus, air minum penduduk juga berasal dari Delta Works. Kita mendapatkan minum air segar di seluruh kota di Belanda tanpa harus membeli. Beli air botolan justru sulit di negeri ini. Sebaliknya, minuman segar gratis kita dapatkan dimana-mana. Di semua kota yang dikunjungi, saya minum dari kran hotel atau rumah-rumah warga Belanda. Airnya pun segar, bersih dan jernih. Mak nyus.
Lebih dari itu, kesadaran untuk bersama-sama membangun sistem air yang nyaman untuk warga Belanda benar-benar. Selain infrastruktur yang memadai, kesadaran ini menjadi penting dalam mewujudkan negeri Belanda yang tidak banjir. Misalnya dengan kesadaran tidak membuang sampah di kanal-kanal Belanda. Tanpa kesadaran ini, saya kira, jauh sekali kiranya mewujudkan negeri kincir angin tersebut menjadi ramah lingkungan dan tidak banjir. Wallahu’alam***
* M. Noor Harisudin adalah Direktur World Moslem Studies Center (Womester), Pengasuh Ponpes Darul Hikam Mangli Kaliwates Jember, Wakil Ketua PW Lembaga Dakwah NU Jawa Timur, Dewan Pakar PW Lembaga Ta’lif wa an-Nasyr NU Jawa Timur, Ketua Komisi Pengkajian, Penelitian dan Pelatihan MUI Jawa Timur, Ketua PP APHTN-HAN dan Guru Besar UIN KHAS Jember.