Media Center Darul Hikam- Selain menjadi mahasiswa yang hebat dalam ilmu pengetahuan umum, seorang mahasantri juga harus mantap dalam ilmu agamanya. Itulah yang dirasakan oleh mahasantri berprestasi Pondok Darul Hikam Jember, Ekik Filang Pradana.
Ekik (sapaan akrabnya) adalah putra sulung dari pasangan Bapak Mulyadi dan Ibu Zubaidah. Sebagai seorang kakak, tentu Ekik memiliki kewajiban memberikan contoh yang baik bagi adik-adiknya, yaitu Nadia Amanda Putri dan Najwa Khairun Nisa. Ekik tumbuh dari sebuah keluarga sederhana yang berada di Kabupaten Jombang.
Ekik yang juga mahasiswa Program Studi Hukum Keluarga Fakultas Syariah itu memulai pendidikannya dengan bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Darul Faizin As-Salafiyah (tahun 2007-2014), kemudian melanjutkan di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Darul Faizin As-Salafiyah (tahun 2014-2017), dan kembali melanjutkan di Madrasah Aliyah (MA) Darul Faizin As-Salafiyah (tahun 2017-2020).
Perjalanan Ekik dimulai ketika ia memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di Perguruan Tinggi. Singkat cerita, Ekik berhasil diterima di kampus Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember dengan jalur SPAN-PTKIN. Ekik yang sebelumnya belum pernah pergi ke tempat jauh pun memberanikan diri. Kebetulan Ekik merupakan Angkatan yang lahir dari pandemi Covid-19 sehingga dirinya tidak menjalani masa orientasi di kampus hijau ini. Ekik Pertama kali datang ke kampus dengan menaiki sepeda motor bersama kawan karibnya.
Awal kisah Ekik menjadi seorang santri di Pondok Darul Hikam memang cukup unik. Waktu itu, ketika Ekik semester 3, ia bertemu dengan Prof. Dr. Kiai M. Noor Harisudin, M. Fil.I. yang merupakan dosen pengampu mata kuliah Peradaban Islam & Islam Nusantara (PI-IN) mengirimkan pamflet Pendaftaran Pondok Pesantren Darul Hikam melalui grup WhatsApp. Karena sedari awal Ekik memang tertarik dengan pondok pesantren, akhirnya Ekik berusaha mencari informasi terkait pondok Darul Hikam tersebut. Setelah merasa mantap dengan pilihannya, Ekik pun memutuskan untuk menghubungi contact person yang ada di pamflet tersebut.
“Alasan saya memilih tinggal di pondok karena dari dulu memang saya basic sekolahnya di agama. Saya suka dengan lingkungan pondok. Selain itu, dengan memilih mondok saya bisa imbang antara ilmu agama dan dunia,” kata Ekik yang juga Aktif dalam kegiatan Pramuka,di sekolahnya.
Selain memilih untuk tinggal di pondok, Ekik juga aktif sebagai mahasiswa organisatoris. Ia mengikuti beberapa organisasi diantaranya sebagai Pengurus Media Center Fakultas Syariah, dan Pengurus Media Center Pondok Darul Hikam periode 2023-2024. Dalam hal ini Ekik menyampaikan bahwa dengan mondok di Darul Hikam tidak sedikit pun mengganggu aktivitasnya untuk berorganisasi.
“Selain bisa belajar agama, saya juga tetap bisa ikut organisasi. Ini enaknya mondok di Darul Hikam. Jam diniahnya sudah disesuaikan dengan kebutuhan santri,” Ujar Ekik yang juga bekerja di CV Pena Salsabila.
Kisah menarik yang pernah dialami Ekik selama mondok di Darul Hikam yakni tiada hari tanpa kisah seru. Selama di pondok, tak jarang ia mengukir kenangan bersama santri putra lainnya yaitu memasak bersama, atau hanya sekedar bergurau penuh canda tawa sambil mengerjakan tugas.
“Saya selalu berusaha bersyukur atas segala episode dalam hidup saya. Yang paling seru ketika kita bakar-bakar di depan pondok, dan kemudian kami makan bersama dengan pengasuh. Itu sungguh luar biasa nikmatnya,” Ucap Ekik yang juga dulunya Ketua Osim Angkatan 2018/2019.
Dalam Ujian Akhir Semester pada (3-4/6/2023) dan Akhirussanah pada (7/6/2023) yang diadakan oleh Pondok Darul Hikam kemarin, Ekik terpilih sebagai Juara 1 Tingkat Madin Awwaliyah. Perlu diketahui bahwa di Pondok Darul Hikam terdapat dua kelas diniyah yakni Madin Awwaliyah dan Madin Wustho. Ini merupakan salah satu pencapaian terbesar dalam hidup Ekik. Meski ia bukan dari lulusan Pondok Pesantren, namun Ekik tetap bersemangat mengikuti diniyah dan akhirnya bisa mendapatkan juara satu. Selain itu, Ekik juga dikenal sebagai pribadi yang sopan dan takdim kepada Guru. Keberkahan inilah yang membuat Ekik pantas menyandang sebagai juara 1.
“Alhamdulillah, saya senang sekali bisa mencapai ini semua. Semua ini berkat dari doa kedua orang tua dan guru-guru saya,” ungkap Ekik yang juga alumni Darul Faizin As-Salafiyah.
Ekik juga menceritakan suka dukanya selama mondok di Darul Hikam, termasuk kendala yang dialami selama mengikuti diniyah.
“Karena sistem ngajinya hybrid ya, jadi kadang suara ustadznya nggak begitu jelas. Sebenarnya di pondok sudah ada wifi, tapi ya kadang sinyal memang nggak mendukung,” tukas Ekik yang juga Mahasantri Putra di Pondok Cabang Klanceng-Ajung.
Meski begitu, semangat Ekik tidak berhenti disitu, ia biasanya mencoba menghubungi teman-teman yang lain untuk menanyakan kekurangan dalam kitabnya.
Pesan dari Pengasuh yang selalu diingat dalam benaknya yaitu untuk tidak mengesampingkan kuliah dan ngaji di pondok.
“Pesan yang selalu saya ingat, kata beliau, jangan karena mengikuti organisasi, pembelajaran di kampus atau pondok menjadi terganggu,” ujarnya.
Menurut Ekik, salah satu kelebihan di Pondok Darul Hikam lainnya yaitu ada program life skill yang bisa diikuti oleh mahasantri yaitu berupa Jurnalistik dan Info beasiswa khususnya LPDP.
“Tahun ini Tagline Pondok kami yaitu Pondok Literasi dan Scholarship. Sehingga para mahasantri juga dibekali dengan ilmu seputar kepenulisan yang insyaallah berguna untuk menunjang skripsi mahasiswa semester akhir,” Katanya.
Terakhir, Ekik berpesan kepada seluruh mahasantri yang ada di pondok agar tetap semangat dalam mengikuti kuliah dan mondok di Darul Hikam.
“Mumpung masih muda mari gunakan waktu untuk mengerjakan hal-hal positif. Karena dengan membangun kebiasaan baik tersebut, kita akan menolong diri kita di masa depan. Jangan pernah takut mencoba segala hal, jadilah orang yang jujur dan bertanggung jawab,” ungkapnya.
Penulis: Apriliyatus Sholichah
Editor: Erni Fitriani