Jember, NU Online.
Maraknya berbagai organisasi yang menyerang NU, menjadikan jam’iyyah diniyah ijtimaiyyah ini harus berbenah diri. Serangan yang berasal dari mana-mana itu seperti Wahabi, Syi’ah, HTI, dan sebagainya itu harus disikapi dengan arif dan bijaksana serta menjauhi sikap emosional. Demikian siaran pers Katib Syuriyah PCNU Jember, Dr. Kiai MN. Harisudin, M. Fil. I di kantor PCNU Jember, Jl. Imam Bonjol 41 A Jember, Rabu, 19/8/2015 menanggapi semakin maraknya gerakan-gerakan yang menyerang NU tersebut. Salah satu caranya adalah dengan gerakan NU sehat, seperi digagas M.N. Harisudin yang juga Dosen Pasca Sarjana IAIN Jember tersebut.
“Ya itu. Cara melawannya adalah dengan gerakan “NU Sehat”. NU harus sehat secara ekonomi. Kalo ekonomi sudah sehat, tidak mungkin gerakan yang lain akan bisa masuk. NU juga harus sehat secara budaya. Kalo sdh sehat secara budaya, budaya lain pasti tidak bisa masuk. Demikian juga, NU harus sehat secara akidah. Kalo akidah tidak sehat, ya mudah orang NU dibujuki menjadi anggota ormas lain yang bertentangan dengan NU tersebut”, pungkas Kiai M.N. Harisudin yang juga pengasuh Ponpes Darul Hikam Mangli Kaliwates Tersebut.
Namun jika NU sakit, misalnya karena banyaknya konflik antar pengurus, koordinasi yang lemah, program yang tidak jalan, tidak pernah silaturahim (turba) ke bawah, lailatul ijtima’ tidak ada, warga NU banyak yang miskin, pendidikan yang rendah, dan sebagainya, maka yang demikian ini akan menyebabkan NU mudah terserang banyak penyakit dari luar. Ibarat tubuh, dia tidak memiliki anti bodi untuk kekebalan tubuhnya. Akhirnya ia jatuh sakit. Tapi kalo tubuh sehat, dia punya kekebalan tubuh dan penyakit tidak bisa masuk.
“Karena itu, kita jangan menyalahkan orang lain. Tapi, kita harus lihat dan evaluasi diri kita sendiri. Sudah sehat belum NU kita ini? Insya’allah, kalau sudah sehat, sampai kapanpun NU tetap jaya dan tidak mudah dimasuki orang lain”, kata kiai muda yang juga Ketua Puan Amal Hayati PP Nuris Jember.
Gerakan NU Sehat ini diharapkan masuk setiap desa di Jember. Pengurus NU di tiap ranting harus mengimplementasikan dalam kerja nyata di wilayahnya masing-masing. Pengurus NU juga harus mengurus masjid dan musholla di sekitarnya. Demikian juga, lembaga pendidikan anak-anak NU terus menjadi perhatian utama. (Anwari/Kontributor NU Online).